Teknik Digital Register
Teknik Digital Register
REGISTER BUFFER
Register buffer adalah jenis register yang paling sederhana, yang hanya
berfungsi untuk menyimpan kata digital. 4 D-FF yang tersambung dalam sebuah
rangkaian serial in, serial out shift register
1
maka pada pulsa berikutnya 1 akan di transfer ke output FF1 dan sekaligus
menjadi input FF2
REGISTER GESER
Register ini mempunyai banyak pemakaian dalam perencanaan sistem
digital dan tersedia dalam bentuk IC sebagai fungsi MSI. Diagram logika suatu
register geser empat bit ditunjukkan pada gambar, terdiri dari empat flip-flop
menurut waktu dengan masukan D. Register ini digunakan untuk menyimpanan
sementara suatu data sebesar empat bit. Data dapat dipindahkan ke dalam atau ke
luar register dengan cara yang berlainan yang diatur oleh sinyal pengatur P, SR
dan SL. Register geser dapat dibedakan atas 5 jenis yaitu:
Q Q Q Q 1
Q 0
4 3 2
Pr 4
Pr 3 Pr 2 Pr 1 Pr 0
Preset
enable
seri
S Q S Q S Q S Q S Q
FF4 FF3 FF2 FF1 FF0
R CLR
Q R CLR
Q R CLR
Q R CLR
Q R CLR
Q
Reset
Clk
2
D-FFA, dengan memberikan satu pulsa Clock, maka data tersebut akan muncul
pada keluaran Q0, sedangkan keluaran Q1 datanya sama dengan data pada keluaran
Q0 sebelumnya, keluaran Q2 datanya sama dengan data pada keluaran Q1
sebelumnya dan keluaran Q3 datanya sama dengan data pada keluaran Q2
sebelumnya. Data kedua diberikan lagi pada masukan D-FF A, lalu dengan
pemberian pulsa Clock kedua menyebabkan data di masukan D-FF A muncul di
keluaran Q0, sedangkan data dari keluaran Q0 sebelumnya sebagai data masukan
FFB muncul pada keluaran Q1, sedangkan keluaran Q2 datanya sama dengan data
pada keluaran Q1 sebelumnya dan keluaran Q3 datanya sama dengan data pada
keluaran Q2 sebelumnya. Data ketiga diberikan lagi pada masukan D-FFA, lalu
dengan pemberian pulsa Clock ketiga menyebabkan data di masukan D-FF A
muncul di keluaran Q0, sedangkan data dari keluaran Q0 sebelumnya sebagai data
masukan D-FFB muncul pada keluaran Q1 dan data dari keluaran Q1 sebelumnya
sebagai data masukan D-FFB muncul pada keluaran Q2, sedangkan keluaran Q3
datanya sama dengan data pada keluaran Q2 sebelumnya. Data keempat diberikan
lagi pada masukan D-FFA, lalu dengan pemberian pulsa Clock keempat
menyebabkan data di masukan D-FFA muncul di keluaran Q0, sedangkan data dari
keluaran Q0 sebelumnya sebagai data masukan D-FFB muncul pada keluaran Q1
dan data dari keluaran Q1 sebelumnya sebagai data masukan D-FFC sebelumnya
sebagai data masukan D-FFC muncul pada keluaran Q2 serta data dari keluaran Q2
sebelumnya sebagai data masukan D-FFB muncul pada keluaran Q3. Transfer data
paralel lebih cepat daripada serial, jadi untuk register SIPO dengan empat FF
membutuhkan satu pulsa Clock untuk mengeluarkan 4 data pada 4 keluaran
paralel, sedangkan waktu untuk memasukkan data pada semua FF memerlukan 4
pulsa Clock.
3
Keluaran
Data
D 0
D 1
D 2
D 3
Masukan
Data SET SET SET SET
D Q D Q D Q D Q
CLR
Q CLR
Q CLR
Q CLR
Q
Clock
Untuk lebih jelasnya dalam mengetahui cara kerja dari Register SISO
perhatikanlah tabel dibawah ini.
Tabel Register SIPO 4 Bit
Masukan Keluaran Data
Clock Q0 Q1 Q2 Q3
Data
0 1 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0
2 1 0 1 0 0
3 1 1 0 1 0
4 0 1 1 0 1
V CC Q H Q G Q F Q E Clea r Clo ck
14 13 12 11 10 9 8
74164
1 2 3 4 5 6 7
A B Q A Q B Q C Q D GND
Input Output
Seria l
4
Q A Q B Q C Q D Q E Q F Q G Q H
Clock
Clear
Masukan Keluaran
Clear Clock A B QA QB ..... QH
L X X X L L L
H L X X QA0 QB0 QH0
H H H H QAn QGn
H L X L QAn QGn
H X L L QAn QGn
(c) Tabel Fungsi
Gambar Register SIPO 8-Bit 74164
Dari lembaran data ditunjukkan bahwa nilai minimum dari frekuensi
Clock maksimum fMAX adalah 10 MHz, sehingga IC tersebut tidak bisa bekerja
pada frekuensi lebih besar dari 10 MHz. Untuk itu IC 74164 memerlukan waktu
1/(10 X 106) = 0,1 mdetik untuk keluaran, sedangkan untuk masukan adalah 8 X
0,1 mdetik = 0,8 mdetik.
5
Untuk mengetahui proses penyimpanan dan pengambilan data pada Register SISO
maka semua FF harus di reset dahulu lalu data pertama masuk dari masukan D-
FFA, dengan memberikan satu pulsa Clock, maka data pertama tersebut akan
muncul pada keluaran Q-FFA, sedangkan keluaran FF lainnya tetap. Data kedua
diberikan lagi pada masukan D-FFA, lalu dengan pemberian pulsa Clock kedua
menyebabkan data di masukan D-FFA muncul di keluaran Q- FFA, sedangkan data
dari keluaran Q FFA (sebagai data masukan FFB) muncul pada keluaran Q FFB.
Data ketiga diberikan lagi pada masukan D-FFA, lalu dengan pemberian pulsa
Clock ketiga menyebabkan data di masukan D-FF A muncul di keluaran Q-FFA,
sedangkan data dari keluaran Q-FFA muncul pada keluaran Q-FFB dan data dari
keluaran Q FFB muncul pada keluaran Q-FFC. Data keempat diberikan lagi pada
masukan D-FFA, lalu dengan pemberian pulsa Clock keempat menyebabkan data
dimasukan D-FFA muncul di keluaran Q-FFA, sedangkan data dari keluaran Q-FFA
muncul pada keluaran Q-FFB dan data dari keluaran Q-FFB muncul pada keluaran
Q FFC serta data dari keluaran Q FFC muncul pada keluaran Q-FFD. Jadi untuk
register SISO dengan empat FF membutuhkan empat FF. Untuk lebih jelasnya
mengetahui cara kerja dari Register SISO perhatikanlah tabel berikut.
Keluaran
Masukan Keluaran FF
Clock Data
Data
QA QB QC QD
0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0
2 1 0 1 0 0 0
3 1 1 0 1 0 0
4 0 1 1 0 1 1
Contoh IC Register SISO adalah 7491, Register geser 8 bit yang menggunakan
FF-RS Master Slave dengan dua masukan A dan B. Jika masukan data serial
6
dihubungkan ke masukan A, maka masukan B dibuat tinggi atau sebaliknya,
sedangkan keluaran data pada keluaran QH.
Output Input Input
Q H Q H A B GND Clo ck NC
14 13 12 11 10 9 8
7491
1 2 3 4 5 6 7
NC NC NC NC V CC NC NC
Clock
Untuk itu IC 7491 terbebani penuh setelah 8 pulsa Clock dan waktu
maksimum yang diperlukan adalah 8 T = 0,8 mdetik. Apabila IC 7491 menyimpan
data awal biner 21310 (dalam bilangan desimal) dengan masukan bit MSB pada FF
7
sebelah kiri, lalu masukan data serial 8310 diberikan ke masukan data, maka
Register akan menyimpan data 15810 setelah 5 pulsa Clock terjadi.
Masukan
Data 1
Keluaran
SET SET SET SET Data
D Q D Q D Q D Q
CLR
Q CLR
Q CLR
Q CLR
Q
Masukan
Clock Data 0
8
menjadi 0), data dari keluaran QB sebagai data masukan FFC muncul pada
keluaran QC (data di keluaran QB menjadi 0), data dari keluaran QC sebagai data
masukan FFD muncul pada keluaran QD yang digunakan sebagai keluaran data.
Pemberian pulsa Clock ketiga menyebabkan data bergeser dari keluaran Q A
sebagai data masukan FFB muncul pada keluaran QB (data di keluaran QA menjadi
0), data dari keluaran QB sebagai data masukan FFC muncul pada keluaran QC
(data di keluaran QB menjadi 0), data dari keluaran QC sebagai data masukan FFD
muncul pada keluaran QD yang digunakan sebagai keluaran data QC (data di
keluaran QC menjadi 0). Pemberian pulsa Clock keempat menyebabkan data
bergeser dari keluaran QA sebagai data masukan FFB muncul pada keluaran QB
(data di keluaran QA menjadi 0), data dari keluaran QB sebagai data masukan FFC
muncul pada keluaran QC (data di keluaran QB menjadi 0), data dari keluaran QC
sebagai data masukan FFD muncul pada keluaran QD yang digunakan sebagai
keluaran data, jadi memerlukan 4 pulsa Clock untuk mengeluarkan 4 bit data pada
Register PISO, untuk lebih jelasnya mengetahui cara kerja dari Register PISO
perhatikanlah tabel dibawah ini.
Contoh IC Register PISO adalah 74165 dengan 8 masukan / bit paralel dan
masukan serial SER, sehingga data Register bisa diisikan paralel atau serial pada
FF-D yang diatur melalui masukan shift/load; yaitu apabila tinggi (1), maka data
diberikan pada masukan serial SER dan bit data digeser saat transisi naik dari
Clock dengan syarat masukan CLK INH berlogika 0 (jika masukan CLK INH
berlogika 1, maka tidak akan pernah terjadi adanya pulsa Clock), sedangkan
9
apabila masukan shift/load berlogika rendah (0), maka data paralel diisikan pada
Register melalui masukan A sampai H, yang tidak memerlukan pulsa Clock dan
masukan SER.
PARALELINPUT
CLOCK SERIAL OUTPUT
V CC INHIBIT D C B A INPUT Q H
16 15 14 13 12 11 10 9
74165
1 2 3 4 5 6 7 8
SHIFT/ OUTPUT
CLOCK E F G H GND
LOAD
Q H
PARALELINPUT
10
CLOCK
CLOCK INHIBIT
L
SERIAL INPUT
SHIFT/LOAD
A H
B L
C H
D L
DATA
E H
F L
G H
H H
OUTPUT Q H
H H L H L H L H L
OUTPUT Q H L L H L H L H L H
LOAD
11
Keluaran
Data
O 0 O 1 O 2 O 3
CLR
Q CLR
Q CLR
Q CLR
Q
Clock
I0 I1 I2 I3
Masukan
Data
Untuk lebih jelasnya dalam mengetahui cara kerja dari Register PISO
perhatikanlah tabel dibawah.
12
bersama-sama (masukan K aktif rendah) untuk mengendalikan FF-RS A seperti
ditunjukkan pada tabel dibawah.
Tabel Fungsi Masukan Serial J-K Register PIPO 4 Bit 74195
Masukan Serial
Keluaran QA
Clock
J K (shift/load =1)
0 0 0 (reset)
0 1 QA (tetap)
1 0 QA (toggle)
1 1 1 (set)
SHIFT/
V CC Q A Q B Q C Q D Q D CLOCK LOAD
16 15 14 13 12 11 10 9
74195
1 2 3 4 5 6 7 8
CLEAR J K A B C D GND
SERIALINPUT PARALELINPUT
13
(c) Diagram Waktu
CLOCK
CLEAR
SERIAL J
DATA
INPUT
K
SHIFT/LOAD
A H
L
PARALEL B
DATA
INPUT C H
L
D
Q A
Q B
OUTPUT
Q C
Q D
14
PARALELOUTPUT
V CC Q A Q B Q C Q D CLOCK S 1 S 0
16 15 14 13 12 11 10 9
74194
1 2 3 4 5 6 7 8
15
CLOCK
MODE S0
CONTROL
INPUT S1
CLEAR
SERIAL R
DATA
INPUT L
A H
PARALEL L
B
DATA
INPUT C H
L
D
Q A
Q B
OUTPUT
Q C
Q D
16
Register 74194 mempunyai masukan Clear aktif rendah yang digunakan untuk
mereset semua FF.
Aplikasi Register
a. Penunda Waktu (Time Delay)
Pada beberapa sistem digital, seringkali diperlukan untuk menunda
pemindahan data hingga operasi data lainnya telah lengkap, atau untuk
sinkronisasi data yang datang ke subsistem agar bisa diproses dengan data
lainnya. Register geser dapat digunakan untuk menunda data serial yang datang
oleh sejumlah pulsa Clock tertentu. Jumlah tingkat (FF) sesuai dengan jumlah
pulsa Clock yang diperlukan untuk menggeser tiap bit lengkap pada Register.
Penundaan waktu total dapat diatur oleh frekuensi Clock atau jumlah FF dalam
Register. Pada kenyataannya, frekuensi Clock sudah ditetapkan, sedangkan jumlah
FF (tingkat) yang diatur. Dengan menggunakan Register SIPO atau SISO maka
penundaan keluaran oleh jumlah pulsa Clock sama dengan atau lebih kecil dari
jumlah FF (tingkat) dalam Register.
Contohnya dua IC 74164 dalam bentuk Register SIPO digunakan untuk
menunda data serial 16 bit ke suatu subsistem setelah 4 mdetik dan ke subsistem
lainnya setelah 10 mdetik setelah subsistem pertama, dengan frekuensi operasi
Clock 1 MHz, yang ditunjukkan pada gambar dibawah.
keluaran serial tertunda 4 u detik
Masukan
Data Serial A B C D E F G H
74164
74164
CLOCK A B C D E F G H
1 MHz
17
Pemrosesan data dalam operasi aritmatika pda mikroprosesor dan
komputer menggunakan transfer data paralel, sehingga lebih cepat operasinya.
Tetapi seringkali data ditransmisikan ke atau menerima dari suatu sistem tertentu
yang lokasinya jauh, untuk itu lebih efisien menggunakan transmisi serial,
akibatnya diperlukan konversi dari bentuk paralel ke serial dan sebaliknya. Untuk
penerapan itu bisa menggunakan Register SIPO dan PISO atau universal.
Data serial harus dicacah pada interval waktu tertentu untuk mendapatkan
tiap bit dalam urutan, format konversi dan sinkronisasi yang sesuai. Misalnya bit
tertentu harus ditambahkan ke data serial untuk menandai awal dan akhir kata, dan
bit ini harus tidak muncul apabila kata tersebut dikonversikan lagi ke bentuk
paralel. IC yang melakukan fungsi tersebut dinamakan Universal Asynchronous
Receiver Transmitter (UART), yang berisi Register dan rangkian sinkronisasi
untuk menerima data dalam bentuk serial dan mentransmisikannya dalam bentuk
paralel, dan sebaliknya. Hal ini seringkali dilakukan untuk teknik antar muka
sistem mikroprosesor dengan komponen periferal (pendukung) yang mengirim
dan menerima data dalam bentuk serial seperti ditunjukkan pada gambar
Antarmuka Sistem Mikroprosesor. Dua tanda panah menunjukkan bahwa
transmisi data dapat terjadi dalam dua arah.
transfer data bus data
serial paralel
UART
Periferal Sistem
Mik ro pro sesor
18
SET SET SET SET
D Q D Q D Q D Q
A B C D
CLR
Q CLR
Q CLR
Q CLR
Q
Clock
C lo ck
Q A
Q B
Q C
Q D
19
SET SET SET SET
D Q D Q D Q D Q
A B C D
CLR
Q CLR
Q CLR
Q CLR
Q
Clock
20
SET SET SET SET
D Q D Q D Q D Q
A B C D
CLR
Q CLR
Q CLR
Q CLR
Q
Clock
8T
Q A
Q B
Q C
Q D
Clock
COUNTER
21
Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika
sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada
bagian masukan. Counter digunakan untuk berbagai operasi aritmatika, pembagi
frekuensi, penghitung jarak (odometer), penghitung kecepatan (spedometer), yang
pengembangannya digunakan luas dalam aplikasi perhitungan pada instrumen
ilmiah, kontrol industri, komputer, perlengkapan komunikasi, dan sebagainya.
Counter tersusun atas sederetan flip-flop yang dimanipulasi sedemikian
rupa dengan menggunakan peta Karnough sehingga pulsa yang masuk dapat
dihitung sesuai rancangan. Dalam perancangannya counter dapat tersusun atas
semua jenis flip-flop, tergantung karakteristik masing-masing flip-flop tersebut.
Dilihat dari arah cacahan, rangkaian pencacah dibedakan atas pencacah
naik (Up Counter) dan pencacah turun (Down Counter). Pencacah naik
melakukan cacahan dari kecil ke arah besar, kemudian kembali ke cacahan awal
secara otomatis. Pada pencacah menurun, pencacahan dari besar ke arah kecil
hingga cacahan terakhir kemudian kembali ke cacahan awal.
Tiga faktor yang harus diperhatikan untuk membangun pencacah naik atau
turun yaitu (1) pada transisi mana Flip-flop tersebut aktif. Transisi pulsa dari
positif ke negatif atau sebaliknya, (2) output Flip-flop yang diumpankan ke Flip-
flop berikutnya diambilkan dari mana. Dari output Q atau Q, (3) indikator hasil
cacahan dinyatakan sebagai output yang mana. Output Q atau Q. ketiga faktor
tersebut di atas dapat dinyatakan dalam persamaan EX-OR.
Secara global counter terbagi atas 2 jenis, yaitu: Syncronus Counter dan
Asyncronous counter. Perbedaan kedua jenis counter ini adalah pada
pemicuannya. Pada Syncronous counter pemicuan flip-flop dilakukan serentak
(dipicu oleh satu sumber clock) susunan flip-flopnya paralel. Sedangkan
pada Asyncronous counter, minimal ada salah satu flip-flop yang clock-nya dipicu
oleh keluaran flip-flop lain atau dari sumber clock lain, dan susunan flip-flopnya
seri. Dengan memanipulasi koneksi flip-flop berdasarkan peta karnough
atau timing diagram dapat dihasilkancounter acak, shift counter (counter sebagai
fungsi register) atau juga up-down counter.
22
1). Synchronous Counter
Syncronous counter memiliki pemicuan dari sumber clock yang sama dan
susunan flip-flopnya adalah paralel. Dalam Syncronous counter ini sendiri
terdapat perbedaan penempatan atau manipulasi gerbang dasarnya yang
menyebabkan perbedaan waktu tunda yang di sebut carry propagation delay.
23
Gambar rangkaian Up Counter Sinkron 3 bit
24
Gambar rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit :
25
sinyal input dengan faktor 2 (dua). Jadi Counter dapat menghitung dari 0 sampai
2” = 1 (dengan n sama dengan banyaknya Flip-flop dalam deretan itu).
26
Berdasarkan bentuk timing diagram di atas, output dari flip-flop C menjadi
clock dari flip-flop B, sedangkan output dari flip-flop B menjadi clock dari flip-
flop A. Perubahan pada negatif edge di masing-masing clock flip-flop sebelumnya
menyebabkan flip-flop sesudahnya berganti kondisi (toggle), sehingga input-input
J dan K di masing-masing flip-flop diberi nilai ”1” (sifat toggle dari JK flip-flop).
27
ke-6, maka counter akan reset kembali ke 0. Untuk itu masing-masing Flip-flop
perlu di-reset ke nilai ”0” dengan memanfaatkan input-input Asinkron-nya (
28
DAFTAR PUSTAKA
URL: http://tech-mienowuna.blogspot.co.id/2015/03/modul-iii-register.html,
diakses pada 4 juni 2017
URL: http://unhas.ac.id/tahir/BAHAN-KULIAH/R-LOGIKA-2007/Bab5-
register.dot, diakses pada 4 juni 2017
URL: http://www.adityarizki.net/tutorial-teknik-digital-rangkaian-pencacah-
counter/, diakses pada 4 juni 2017
29