JASA KONSULTANSI :
DED PENATAAN KAWASAN BENDUNGAN TAPIN
I. Pendahuluan
Bendungan dengan tipe Timbunan Batu Zonal Inti Tegak yang membendung sungai
Tapin ini berfungsi untuk mengurangi debit banjir sebesar 107 m3/det, persediaan
air baku sebesar 0,5 m3/detik dan pembangkit listrik sebesar 3,3 MW.
1. Latar Belakang
• Maksud dari studi ini adalah adalah untuk menentukan Grand Desain
Penataan Kawasan Bendungan Tapin sehingga diharapkan dapat
terhindar dari adanya kerusakan lingkungan serta terjaganya kelestarian
sumber air untuk dapat dimanfaatkan sampai dengan beberapa tahun
kedepan.
• Tujuan dari studi ini adalah untuk penatagunaan lahan di sekitar kawasan
genangan Bendungn Tapin sesuai dengan daya dukung lahan dan jenis
peruntukan yang sesuai dengan kemampuan lahan, sekaligus untuk
memberikan kepastian pemanfaatan ruang yang sesuai dengan peran dan
fungsi waduk dengan memperhatikan karateristik masyarakat dan
lingkungan.
3. Sasaran
4. Lokasi Pekerjaan
7. Data Dasar
Adapun data Bendungan Tapin adalah sebagai berikut :
2. Rencana Manfaat
a. Daerah Irigasi (DI) : 5.472 Ha
b. Air Baku : 0,50 m3/det
c. Energi Listrik : 3,3 MW
d. Reduksi Banjir : 107 m3/det
4. Sungai
a. Wilayah Sungai : S. Negara, Anak S. Barito
b. Sungai : Sungai Tapin
c. Panjang Sungai : 38 Km
5. Hidrologi
a. Daerah Tangkapan Air : 141 km2
(DTA)
b. Station Klimatologi : Kahakan dan Banjarbaru
c. Suhu Udara : 25,7o
d. Kelembaban Udara : 79,62 %
e. Penyinaran Matahari : 29,58 %
f. Kecepatan Angin : 0,4 m/dt
g. Station Hujan : Telaga Langsat, Miawa,
Balimau, Lokpaikat, Binuang,
Tapin Utara
h. Curah Hujan (tahunan) : 1.806 mm
i. Station Debit : Kuranji
j. Debit Banjir Rancangan
- Q25 th : 252 m3/dt
- Q100 th : 341 m3/dt
- Q1000 th : 502 m3/dt
- PMF : 1.491 m3/dt
k. Sedimentasi : 1,62 mm/km2/th
11,41 ('10^6 m3)
6. Waduk
a. Elevasi Muka Air Banjir : EL. + 149,14 m
(PMF)
b. Elevasi Muka Air Banjir : EL. + 146,89 m
(FWL,Q1000)
c. Elevasi Muka Air Normal : EL. + 145,50 m
(NWL)
d. Elevasi Muka Air Minimum : EL. + 116,00 m
(LWL)
e. Luas Muka Air Banjir : 4,11 km2
(PMF)
f. Luas Muka Air Banjir : 3,70 km2
(FWL,Q1000)
g. Luas Muka Air Banjir : 3,40 km2
(NWL)
h. Luas Muka Air Minimum : 0,65 km2
(LWL)
i. Volume Muka Air Banjir : 70,52 juta m3
(PMF)
j. Volume Waduk Pada : 61,74 juta m3
Muka Air Banjir
(FWL,Q1000)
k. Volume Waduk Pada : 56,77 juta m3
Muka Air Normal (NWL)
l. Volume Waduk Mati : 6,51 juta m3 (el. 116,00)
(LWL)
m. Volume Waduk Effektif : 50,26 juta m3
7. Bendungan
Bendungan Utama
a. Tipe : Timbunan Batu Zonal Inti Tegak
b. Tinggi Bendungan (incl. : 70,00 m
galian)
c. Elevasi Puncak : EL. +151,00 m
d. Elevasi Dasar Sungai : EL. +81,00 m
(incl. galian)
e. Panjang Puncak : 262,70 m
f. Lebar Puncak : 12,00 m
g. Kemiringan Bendungan : 1 ; 2,0 (Hulu); 1 : 1,8 (Hilir)
h. Volume Tubuh : 1.134.800 m3
Bendungan
Bendungan Penahan
(Saddle Dam)
a. Tipe : Timbunan Batu Zonal Inti Tegak
b. Tinggi Bendungan (incl. : 9,00 m
galian)
c. Elevasi Puncak : EL. +151,00 m
d. Elevasi Dasar Sungai : EL. + 142,00 m
(incl. galian)
e. Panjang Puncak : 38,00 m
f. Lebar Puncak : 7,00 m
g. Kemiringan Bendungan : 1 ; 2,0 (Hulu); 1 : 2,0 (Hilir)
h. Volume Tubuh : 15.448 m3
Bendungan
Instrumentasi Tubuh
Bendungan
a. Pore Water Pressure : 18 buah (Main Dam) + 2 buah
Meter (Saddle Dam)
b. Crest Settlement Survey : 11 buah
Point
c. Surface Settlement : 37 buah
Survey Point
d. Multilayer Settlement : 1 buah
e. Seepage Measuring : 2 set (Main Dam) + 1 set
Device (v-notch) (Saddle dam)
f. Observation Well : 2 buah
g. Automatic Water Level : 1 buah
Recorder
h. Klimatologi Stations : 1 set
i. Inklinometer : 3 Pipa (1 data logger dan probe)
dan dummy
8. Pelimpah (Spillway)
Mercu Pelimpah (Weir)
a. Tipe Pelimpah : Pelimpah Samping Tanpa Pintu
b. Debit Banjir Rencana
- Debit Banjir Rencana : 1.491 m3/dt
(Q PMF)
- Debit Banjir Rencana : 502 m3/dt
(Q 1000 thn)
- Debit Banjir Rencana : 341 m3/dt
(Q 100 thn)
- Debit Banjir Outflow (Q : 174 m3/dt
1000 thn)
c. Lebar Pelimpah : 52,0 m
d. Elevasi Mercu : EL. +145,50 m
e. Elevasi Banjir (Q PMF) : EL. + 149,14 m
f. Tinggi Air Banjir : EL. + 3,64
g. Lebar Dasar : 10 - 19 m
h. Elevasi Dasar : 138,00-135,50 m
i. Kemiringan Dasar : 1 : 20,80
Peluncur (Chuteway)
a. Tipe : Saluran terbuka
b. Panjang Datar : 46,8 m
c. Panjang Miring : 139,70 m
d. Elevasi Mercu Chute : EL. + 138,66 m
e. Lebar Chute : 19,0 m
f. Kemiringan : 1 : 2,392 m
g. Tinggi Dinding Chute : 5,42 m
9. Bangunan Pengelak
Terowongan Pengelak
(Tunnel)
a. Tipe : Tapal Kuda
b. Debit Banir Rencana (Q : 252 m3/dt
25 thn)
c. Debit Outflow : 171 m3/dt
d. Panjang : 430 m
e. Lebar : 4,60 m
f. Tinggi : 2,30 m + ½ , R= 2,30 m
g. Elevasi Terowongan : EL. + 90,00 m
h. Tebal Beton : 1,0 m
i. Pintu Pengelak : 1 x 4,50 x 4,50 m
Bendungan Pengelak
(Cofferdam)
a. Tipe : Timbunan Batu Zonal Inti Miring
b. Tinggi Bendungan : 29,0 m
c. Elevasi Puncak Cofferdam : EL. + 110,00 m
d. Elevasi Muka Air Banjir : EL. + 105,58 m
e. Elevasi Dasar Sungai : EL. + 81,0 m
f. Lebar Puncak : 8,00 m
g. Kemiringan Bendungan : 1 ; 2,0 (Hulu); 1 : 2,0 (Hilir)
8. Standar Teknis
9. Studi-Studi Terdahulu :
1. Review Sertifikasi Bendungan Tapin oleh BWS Kalimantan II pada Tahun
2012
2. Review Sertifikasi Bendungan tapin Tahap II, oleh BWS Kalimantan II pada
tahun 2013
3. LARAP Bendungan Tapin Tahap II oleh BWS Kalimantan II pada Tahun
2012
B. Uraian Kegiatan
Berdasarkan lingkup pekerjaan diatas dapat diuraikan secara detail sebagai
berikut:
1. Survei Lokasi dan Pendataan
Data-data yang dikumpulkan adalah segala jenis informasi yang
diperlukan untuk melakukan analisis kawasan dan wilayah sekitar
bendungan. Dari hasil pendataan akan diperoleh identifikasi kawasan
waduk dari segi fisik, sosial, budaya, dan ekonomi, serta identifikasi atas
kondisi di wilayah waduk dan sekitarnya.
Data yang dibutuhkan meliputi:
a. Data hidrologi
b. Data geologi setempat
c. Peta Regional skala 1 : 10.000
d. Peta kawasan Bendungan Tapin dengan skala 1 : 1.000 yang
memperlihatkan kondisi topografi/garis kontur)
e. Foto-foto meliputi : foto udara/citra satelit dan foto kawasan Bendungan
Tapin
f. Peraturan dan rencana-rencana terkait penataan kawasan Bendungan
Tapin
g. Sejarah dan histori kawasan Bendungan Tapin
h. Kondisi kependudukan dan sosial-budaya kawasan Bendungan Tapin
i. Kondisi perekonomian masyarakat sekitar bendungan
j. Kondisi fisik dan lingkungan serta kepemilikan lahan di sekitar bendungan
k. Kondisi prasarana dan sarana di sekitar bendungan
l. Kondisi DAS Tapin
m. Kualitas dan kuantitas air sungai Tapin
n. Kondisi kelembagaan terkait dengan bentuk peran serta dan kerjasama
masyarakat dan pihak-pihak terkait dalam upaya konservasi di kawasan
bendungan dan sekitarnya.
2. Pengukuran Topografi
a. Pengukuran topografi dilakukan disepanjang zona Greenbelt dengan
batas elevasi terendah pada muka air banjir dan elevasi tertinggi sesuai
dengan batas penetapan lahan.
b. Pengukuran topografi meliputi pembuatan poligon dan penampang
melintang (cross section) dengan jarak antar cross 25 m.
c. Penggambaran Layout (area greenbelt) dibuat dengan skala 1 : 1000.
d. Hasil pengukuran dibuat dalam bentuk laporan.
3. Pemeriksaan kualitas air
Pemeriksaan kualitas air dilakukan dengan cara pengambilan sampel dan
pemeriksaan laboratorium.
4. Pemeriksaan sedimen
Pemeriksaan sedimen dilakukan dengan cara pengambilan sampel pada
sungai dan anak sungai yang masuk ke waduk yang kemudian diuji di
laboratorium.
5. Analisis kawasan dan wilayah pada lokasi studi (Bendungan Tapin)
Analisis adalah penguraian atau pengkajian atas data yang telah
dikumpulkan. Analisis yang dilakukan pada kawasan Bendungan Tapin
antara lain :
a. Analisis sosial kependudukan
b. Prospek pertumbuhan ekonomi
c. Daya dukung fisik dan lingkungan
d. Aspek legal konsolidasi lahan
e. Daya dukung prasarana dan fasilitas
f. Kajian aspek historis
Dari hasil analisis akan diperoleh arahan solusi atau konsep perencanaan
atas permasalahan yang telah diidentifikasi pada tahap pendataan.
6. Penyusunan konsep program penataan dan pemanfaatan ruang kawasan
Bendungan Tapin
Hasil tahapan analisis program penataan dan pemanfaatan kawasan waduk
akan memuat gambaran dasar penataan pada kawasan Bendungan Tapin
yang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan konsep dasar perancangan
tata wilayah yang merupakan visi pengembangan kawasan. Penetapan
konsep disesuikan dengan karakter wilayah studi dan hasil analisis.
7. Penyusunan rencana umum dan panduan rancangan
Rencana umum dan panduan rancangan merupakan ketentuan tata
bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan yang bersifat lebih detail dan
bersifat sebagai panduan atau arahan pengembangan. Panduan rancangan
bersifat melengkapi dan menjelasakan secara lebih rinci rencana umum
yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi ketentuan dasar implementasi
rancangan dan prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan. Adapun
komponen rancangan meliputi :
a. Struktur peruntukan lahan
b. Intensitas pemanfaatan lahan
c. Tata bangunan
d. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung
e. Sistem ruang terbuka dan tata hijau
f. Tata kualitas lingkungan
g. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan
Ketentuan dasar implementasi rancangan dapat diatur melalui aturan wajib,
aturan anjuran utama, dan aturan anjuran pada kawasan perencanaan
dimaksud.
8. Penyusunan rencana investasi untuk investor dan usaha masyarakat
(pemulihan pendapatan warga masyarakat terkena dampak)
Rencana investasi disusun berdasarkan dokumen RTBL (Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan) yang memperhitungkan kebutuhan nyata para
pemangku kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan
pembiayaan dalam penataan lingkungan/ kawasan.
Rencana ini menjadi rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk
menghitung kelayakan investasi dan besaran biaya suatu program
penataan, ataupun sekaligus menjadi tolak ukur keberhasilan investasi.
Secara umum rencana investasi mengatur tentang:
a. Besaran biaya yang dikeluarkan dalam satu program penataan kawasan
dalam suatu kurun waktu tertentu
b. Tahapan pengembangan kegiatan dan nilai investasi
c. Peran dari masing-masing pemangku kepentingan
9. Penyusunan ketentuan pengendalian rencana
Ketentuan Pengendalian Rencana bertujuan untuk mengendalikan berbagai
rencana kerja, program kerja maupun kelembagaan kerja pada masa
pemberlakukan aturan dalam RTBL dan pelaksanaan penataan suatu
kawasan, dan mengatur pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat
dalam mewujudkan RTBL pada tahap pelaksanaan penataan bangunan dan
lingkungan. Ketentuan pengendalian rencana disusun sebagai bagian
proses penyusunan RTBL yang melibatkan masyarakat, baik secara
langsung (individu) maupun secara tidak langsung melalui pihak yang
dianggap dapat mewakili (misalnya Kelurahan, Badan Keswadayaan
Masyarakat/ BKM dan Forum Rembug Desa). Ketentuan Pengendalian
Rencana menjadi alat mobilisasi peran masing-masing pemangku
kepentingan pada masa pelaksanaan atau masa pemberlakuan RTBL
sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu sistem yang disepakati bersama,
dan berlaku sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk
mengukur tingkat keberhasilan kesinambungan pentahapan pelaksanaan
pembangunan.
10.Penyusunan rencana usulan kelembagaan
Kajian ini memuat tentang pembagian kewenangan antar instansi terkait dan
stakeholder (pemangku kebijakan) dalam upaya penataan kawasan
Bendungan Tapin termasuk pengelolaan nya.
11.Penyusunan kajian rencana pengembangan ekonomi untuk potensi wisata
Kajian ini memuat tentang konsep pengembangan kawasan waduk untuk
wisata yang disesuaikan dengan RTRW Kabupaten Tapin yang merupakan
salah satu bagian dari upaya pemulihan pendapatan warga yang terkena
dampak.
12.Penyusunan Detail Desain Greenbelt Kawasan Bendungan Tapin
Detail desain greenbelt berisi tentang pembagian zonasi sebagai berikut:
Arboretum: areal konservasi (in situ maupun ex situ) dan koleksi hidup
jenis tanaman untuk tujuan ilmu pengetahuan, pendidikan/laboratorium
alam dan estetika.
Agroforestry (Tumpangsari): Pola dan sistem usaha tani yang
memadukan jenis tanaman tahunan (pohon) dengan tanaman musiman.
Ecotourism (Agrowisata): obyek wisata yang menitikberatkan pada
keindahan alam dan kegiatan pertanian.
Bufferzone (Daerah penyangga): areal yang berfungsi untuk
menetralisir limbah agar kualitas air dan lingkungan tetap terjaga dengan
baik.
Pada tiap-tiap zona dilengkapi dengan struktur pendukung diantaranya
meliputi: sumur, rumah pompa, bak-bak penampungan, saluran drainase,
jalan akses, sistem pengolahan limbah dan sistem pengendalian sedimen
yang masuk ke waduk disertai spesifikasi teknis pelaksanaan.
13.Penyusunan pedoman pemeliharaan
Pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam upaya pemeliharaan kawasan
konservasi di area Greenbelt dan di sekitar Bendungan Tapin.
14.Penyusunan dokumen pengadaan pembangunan Greenbelt Bendungan
Tapin
15.Penyusunan Laporan Akhir memuat :
- Data dan Informasi terkait lokasi studi disertai gambar dan foto lokasi
studi.
- Survei Pengukuran Topografi
- Survei dan Investigasi meliputi : saluran air, vegetasi, dan area kosong
atau tidak termanfaatkan.
- Detail Desain Kawasan Greenbelt
- Pengembangan Tata Kawasan Bendungan Tapin
- Bentuk Partisipasi Masyarakat
- Rencana Pengembangan Ekonomi
- Pedoman Pemeliharaan
- Manajemen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
- Dokumen Pengadaan
12. Keluaran
Hasil diharapkan dari pekerjaan ini adalah :
1. Detail desain Greenbelt dan area pengembangan Bendungan Tapin
2. Kajian tentang bentuk peran serta dan kerjasama masyarakat dan pihak-pihak
terkait dalam upaya konservasi di area Greenbelt dan sekitarnya.
3. Kajian terkait rencana pengembangan ekonomi termasuk potensi wisata
4. Pedoman Pemeliharaan Kawasan Hijau Bendungan Tapin
5. Pembelajaran Pengelolaan DAS berbasis Konservasi
6. Dokumen Pengadaan
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat
digunakan dan harus dipelihara :
- Kumpulan laporan dan data dari hasil studi terdahulu.
- Staf Pengawas/Pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
bertindak sebagai pengawas atau pendamping dalam rangka pengawasan
pekerjaan.
Posisi Status
Tingkat
Jurusan Keahlian Pengalaman Tenaga
Pendidikan
Ahli
Tenaga Ahli:
Ketua Team
Planologi/
(Ahli Ahli Madya
Perencanaan
Perencanaan S1 Perencanaan Wilayah 6 Tahun
Wilayah dan
Wilayah dan dan Kota
Kota
Kota)
Ahli Struktur Ahli Muda Teknik
Bangunan Sipil S1 Teknik Sipil 4 Tahun
Bangunan Gedung
Ahli Teknik Teknik Ahli MudaTeknik
Lingkungan S1 4 Tahun
Lingkungan Lingkungan
Ahli Geodesi Geodesi/ Minimal
S1 Ahli Geodesi Muda 4 Tahun
Teknik Sipil 2 Orang
Ahli Tenaga
Manajemen Ahli
Ahli Muda Sumber
dan Kontrak Tetap
S1 Teknik Sipil Daya Air/ Ahli 4 Tahun
Konstruksi
Konstruksi
(Cost
Estimator)
Ahli Kehutanan S1 Kehutanan 4 Tahun
Ahli S1
Ilmu
Komunikasi
Komunikasi/So 4 Tahun
Publik (Sosial
siologi
Masyarakat)
Ahli GIS S1 Sipil/ Ahli Muda Sumber
4 Tahun
Pengairan Daya Air
Tenaga Pendukung (jika ada):
Asisten Ahli Geodesi/
Geodesi S1 Ahli Geodesi Muda 2 Tahun
Teknik Sipil
Adminitrasi 2 (dua) tahun
dan keuangan di bidang
Ekonomi/
S1/D3 administrasi
Akuntansi
dan
keuangan
Operator D3 Ilmu Komputer 2 (dua) tahun
Komputer di bidang
korespodensi
administrasi
dan
keuangan
dan
administrasi
pelaporan
Drafter D3 Teknik 2 (dua) tahun
Sipil/Pengairan dalam
menggambar
Auto CAD
dibidang
pekerjaan
sumber daya
air.
Office boy SD/SMP/
SMU
Tenaga lokal
SD/SMP/
SMU
A. Ketua Team (Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota)
Seorang Tenaga Ahli Tata Ruang berpendidikan minimal Sarjana S1
Planologi/Perencanaan Wilayah dan Kota, dengan pengalaman minimal 6
(enam) tahun di bidang penataan kawasan waduk dan Landscaping serta
pernah memegang jabatan ketua tim dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis
dan harus memiliki Sertifikat Keahlian di bidang Perencanaan Wilayah dan
Kota paling rendah tingkat Keahlian Madya.
D. Ahli Geodesi
Seorang ahli geodesi berpendidikan minimal Sarjana S1 Geodesi/Teknik
Sipil, dengan pengalaman minimal 4 (empat) tahun di bidang survey
pengukuran untuk pemetaan topografi. Memiliki Sertifikasi Keahlian sebagai
Ahli Geodesi paling rendah tingkat Keahlian Muda.
F. Ahli Kehutanan
Seorang ahli kehutanan berpendidikan minimal Sarjana S1 Kehutanan,
dengan pengalaman minimal 4 (empat) tahun di bidang pertanian atau
pekerjaan sejenis.
H. Ahli GIS
Seorang ahli GIS berpendidikan minimal Sarjana S1 Sipil/Pengairan, dengan
pengalaman minimal 4 (empat) tahun di bidang GIS untuk bidang SDA,
memiliki Sertifikat Keahlian di Bidang Sumber Daya Air paling rendah tingkat
Keahlian Muda dan disahkan oleh LPJK.
IV. Laporan
V. Hal-Hal Lain
Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi :
Jika diperlukan adanya kerja sama dengan instansi lain, konsultan harus
menguraikan kerja sama tersebut dalam usaha serta segala akibat dari kerja
tersebut.
32. Lain-Lain
Penjelasan Umum :
A. Satuan ukuran yang digunakan adalah Satuan ukuran metrik (meter, kilogram,
detik).
B. Apabila pada tahap pelaksanaan perlu perubahan kerangka acuan
kerja/kontrak, maka perubahan ini dapat dilakukan sebagaimana yang
ditetapkan dalam bagian Syarat Umum Kontrak.
C. Jika diperlukan adanya kerja sama dengan instansi lain, konsultan harus
menguraikan kerja sama tersebut dalam usaha serta segala akibat dari kerja
tersebut.
D. Direksi pekerjaan terdiri dari Direksi yang merupakan wakil dari pemilik
pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen.
Hal-hal yang tidak disebutkan dalam KAK ini perlu dilaksanakan sesuai dengan
SNI/SK-SNI yang berkaitan serta berpedoman pada persyaratan yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan persyaratan teknis
yang umum berlaku di Indonesia saat ini.
Hal-hal lain menyangkut pekerjaan ini adalah :
A. Konsultan harus menunjuk seorang wakilnya sewaktu-waktu dapat dihubungi
dalam rangka pelaksanaan pekerjaan tersebut dan mempunyai kuasa penuh
untuk bertindak dan mengambil keputusan atas nama konsultan.
B. Konsultan dalam melakukan survey data kedaerah maupun ketempat instansi
lain harus membawa surat pengantar dari kepala BWS kalimantan II.
C. Konsultan diharuskan untuk mendiskusikan substansi pekerjaan ini selain
dengan direksi pekerjaan juga dengan pihak pembina.
D. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan harus
disediakan oleh konsultan.
E. Pembahasan/diskusi hasil laporan konsultan dilaksanakan di lokasi yang
ditentukan oleh direksi/PPK/Kepala SNVT dengan melibatkan instansi terkait.
Hak cipta dan perbanyakan hasil pekerjaan ini menjadi milik SNVT
Pembangunan Bendungan BWS Kalimantan II, dan setiap
pengcopyan/penggandaan dalam bentuk dan untuk maksud apapun harus
dengan izin tertulis dari Satker tersebut.
Banjarmasin, Desember 2018