1. LATAR BELAKANG Bendungan merupakan salah satu bentuk bangunan dalam upaya
melakukan konervasi sumber daya air. Dengan menahan air
lebih lama di darat sebelum mengalir kembali ke laut akan
memberikan waktu untuk meresap dan memberikan kontribusi
terhadap pengisian kembali air tanah. Selain fungsi tersebut,
bendungan sebagai sarana dalam melakukan menajemen
pengelolaan air sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah-
masalah banjir, kekurangan air irigasi dan peningkatan supplay air
baku. Dalam rangka pengelolaan sumberdaya air yang makin hari
dirasakan menjadi suatu persoalan, Pemerintah Pusat dalam hal ini
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Wilayah Sungai Kalimantan
II membangun Bendungan Tapin di Kabupaten Tapin. Bendungan
tersebut masuk kedalam 65 Bendungan prioritas dalam NAWACITA.
Dari hasil kajian yang telah dilakukan, bendungan yang dibangun
antara lain akan berfungsi untuk :
A. Mereduksi debit banjir;
B. Penyediaan air untuk irigasi (D.I. Tapin)
C. Penyediaan air baku;
D. Pembangkit listrik;
E. Parwisata.
2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan Tujuan dari kegiatan ini adalah melaksanakan kegiatan
perencanaan pengadaan tanah tambahan untuk Bendungan Tapin
yang lingkup kegiatannya meliputi :
2. Rencana Manfaat
a. Daerah Irigasi (DI) : 5.472 Ha
b. Air Baku : 0,50 m3/det
c. Energi Listrik : 3,3 MW
d. Reduksi Banjir : 107 m3/det
4. Sungai
a. Wilayah Sungai : S. Negara, Anak S. Barito
b. Sungai : Sungai Tapin
c. Panjang Sungai : 38 Km
5. Hidrologi
a. Daerah Tangkapan Air (DTA) : 141 km2
b. Station Klimatologi : Kahakan dan Banjarbaru
c. Suhu Udara : 25,7o
d. Kelembaban Udara : 79,62 %
e. Penyinaran Matahari : 29,58 %
f. Kecepatan Angin : 0,4 m/dt
g. Station Hujan : Telaga Langsat, Miawa,
Balimau, Lokpaikat, Binuang, Tapin Utara
h. Curah Hujan (tahunan) : 1.806 mm
i. Station Debit : Kuranji
j. Debit Banjir Rancangan
- Q25 th : 252 m3/dt
- Q100 th : 341 m3/dt
- Q1000 th : 502 m3/dt
- PMF : 1.491 m3/dt
- Sedimentasi : 1,62 mm/km2/th
11,41 ('10^6 m3)
6. Waduk
a. Elevasi Muka Air Banjir (PMF) : EL. + 149,14 m
b. Elevasi Muka Air Banjir (FWL,Q1000) : EL. + 146,89 m
c. Elevasi Muka Air Normal (NWL) : EL. + 145,50 m
d. Elevasi Muka Air Minimum (LWL) : EL. + 116,00 m
e. Luas Muka Air Banjir (PMF) : 4,11 km2
f. Luas Muka Air Banjir (FWL,Q1000) : 3,70 km2
g. Luas Muka Air Banjir (NWL) : 3,40 km2
h. Luas Muka Air Minimum (LWL) : 0,65 km2
i. Volume Muka Air Banjir (PMF) : 70,52 juta m3
j. Volume Waduk Pada Muka Air Banjir (FWL,Q1000) : 61,74
juta m3
k. Volume Waduk Pada Muka Air Normal (NWL) : 56,77 juta m3
l. Volume Waduk Mati (LWL) : 6,51 juta m3 (el. 116,00)
m. Volume Waduk Effektif : 0,26 juta m3
7. Bendungan
Bendungan Utama
a. Tipe : Timbunan Batu Zonal Inti Tegak
b. Tinggi Bendungan (incl. galian) : 70,00 m
c. Elevasi Puncak : EL. +151,00 m
d. Elevasi Dasar Sungai (incl. galian) : EL. +81,00 m
e. Panjang Puncak : 262,70 m
f. Lebar Puncak : 12,00 m
g. Kemiringan Bendungan : 1 ; 2,0 (Hulu); 1 : 1,8 (Hilir)
h. Volume Tubuh Bendungan : 1.134.800 m3
8. Pelimpah (Spillway)
Mercu Pelimpah (Weir)
a. Tipe Pelimpah : Pelimpah Samping Tanpa Pintu
b. Debit Banjir Rencana
- Debit Banjir Rencana (Q PMF) : 1.491 m3/dt
- Debit Banjir Rencana (Q 1000 thn) : 502 m3/dt
- Debit Banjir Rencana (Q 100 thn) : 341 m3/dt
- Debit Banjir Outflow (Q 1000 thn) : 174 m3/dt
c. Lebar Pelimpah : 52,0 m
d. Elevasi Mercu : EL. +145,50 m
e. Elevasi Banjir (Q PMF) : EL. + 149,14 m
f. Tinggi Air Banjir : EL. + 3,64
g. Lebar Dasar : 10 - 19 m
h. Elevasi Dasar : 138,00-135,50 m
i. Kemiringan Dasar : 1 : 20,80
Peluncur (Chuteway)
a. Tipe : Saluran terbuka
b. Panjang Datar : 46,8 m
c. Panjang Miring : 139,70 m
d. Elevasi Mercu Chute : EL. + 138,66 m
e. Lebar Chute : 19,0 m
f. Kemiringan : 1 : 2,392 m
g. Tinggi Dinding Chute : 5,42 m
9. Bendungan Pengelak
Terowongan Pengelak (Tunnel)
a. Tipe : Tapal Kuda
b. Debit Banjir Rencana (Q 25 thn) : 252 m3/dt
c. Debit Outflow : 171 m3/dt
d. Panjang : 430 m
e. Lebar : 4,60 m
f. Tinggi : 2,30 m + ½ , R= 2,30 m
g. Elevasi Terowongan : EL. + 90,00 m
h. Tebal Beton : 1,0 m
i. Pintu Pengelak : 1 x 4,50 x 4,50 m
Bendungan Pengelak (Cofferdam)
a. Tipe : Timbunan Batu Zonal Inti
Miring
b. Tinggi Bendungan : 29,0 m
c. Elevasi Puncak Cofferdam : EL. + 110,00 m
d. Elevasi Muka Air Banjir : EL. + 105,58 m
e. Elevasi Dasar Sungai : EL. + 81,0 m
f. Lebar Puncak : 8,00 m
g. Kemiringan Bendungan : 1 ; 2,0 (Hulu); 1 : 2,0 (Hilir)
- Review Desain Bendungan Tapin, Tahun 2008 oleh PT. Indra Karya
8. STUDI TERDAHULU - Penyusunan Land Acquisation Resettlement Action Plan (LARAP) dan
Investigasi Lanjutan Desain Bendungan Tapin, Tahun 2010 oleh PT.
Mitraplan Enviratama
- Penyusunan Land Acquisation Resettlement Action Plan (LARAP)
Bendungan Tapin Tahap II, Tahun 2012 oleh PT. Saka Buana Yasa
Selaras
- Review Sertifikasi Bendungan Tapin, Tahun 2012 oleh PT, Aditya
Engineering Consultant
- Review Sertifikasi Bendungan Tapin Tahap II, Tahun 2013 oleh PT.
Dehas Inframedia Karsa
- Sertifikasi Impounding Bendungan Tapin , Tahun 2019 oleh PT. Ika
Adya Perkasa
- SID Bangunan Pengendali Sedimen Bendungan Tapin, Tahun 2019
oleh PT. Virama Karya
- Rencana Tindak Darurat Bendungan Tapin, Tahun 2019 oleh PT.
Dehas Inframedia Karsa
- DED Penataan Kawasan Bendungan Tapin, Tahun2019 oleh PT.
Teknika Cipta konsultan.
- UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
9. REFERENSI HUKUM Agraria.
- Undang Undang No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air
- UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
- UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman.
- UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum.
- UU No. 2 Tahun 2015 tentang Penetapan PP Pengganti UU Nomor 2
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-undang
- Perpres No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2015
tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan
Hutan
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24
tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2015
tentang Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan
Kawasan Pelestarian Alam
- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 148 Tahun 2015
tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum
- Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
- Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 tentang Perubahan Keempat
atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
- Kepres No. 55 tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor : 7/PRT/M/2019 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
- Permen PU No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisa Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
- Referensi hukum lainnya yang terkait.
10. LINGKUP PEKERJAAN Sesuai dengan Perpres 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum,
dokumen perencaaan pengadaan tanah paling sedikit memuat :
11. KELUARAN Keluaran/produk yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah tersedianya
dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Tambahan berdasarkan kajian
Identifikasi Lahan Areal Genangan Tambahan Pasca Impounding
Bendungan Tapin.
12. PERALATAN MATERIAL, Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat
PERSONIL DAN digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa :
a) Laporan dan Data
FASILITAS DARI Penyedia jasa dapat meminjam dokumen laporan studi terdahulu
PEJABAT PEMBUAT yang berkaitan dengan pekerjaan ini pada BWS Kalimantan II
KOMITMEN maupun pada instansi terkait.
b) Direksi Teknis
Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
bertindak sebagai Direksi Teknis yang bertugas untuk melakukan
pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan jasa
konsultansi.
c) Fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat
digunakan oleh penyedia jasa, adalah ruang pertemuan berikut
audio sistem dan layar (screen) untuk presentasi.
13. PERALATAN DAN Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
MATERIAL DARI peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
antara lain terdiri dari:
PENYEDIA JASA a) Kantor lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk
KONSULTANSI pelaksanaan pekerjaan seperti : komputer beserta printer, plotter,
scanner, kamera digital, peralatan tulis dan barang-barang yang
habis pakai lainnya. Kantor harus beralamat/berdomisili di kota
Banjarmasin.
b) Peralatan/Instrumen pengukuran yang memenuhi standar presisi
yang diperlukan dan telah direkomendasi oleh Direksi Teknis.
c) Biaya perjalanan Dinas untuk tenaga ahli di lapangan.
d) Fasilitas transportasi termasuk kendaraan bermotor roda 4 (empat)
dan roda 2 (dua) yang layak untuk inspeksi lapangan beserta
pengemudinya.
e) Biaya untuk Tenaga Ahli dan Staff Pendukung.
f) Keperluan biaya sosial dan pengobatan selama pekerjaan lapangan
di lokasi area pekerjaan sudah termasuk di dalam Biaya Langsung
Personil.
14. LINGKUP Apabila penyedia jasa adalah sebuah joint venture (KSO) yang
KEWENANGAN DAN beranggotakan lebih dari satu penyedia, anggota KSO tersebut
memberi kuasa kepada salah satu anggota KSO untuk bertindak dan
TANGGUNG JAWAB
mewakili hak-hak dan kewajiban anggota penyedia lainnya.
PENYEDIA JASA Penyedia jasa bertanggung jawab terhadap hasil perencanaan
pengadaan tanah sekurang-kurangnya sampai produk tersebut
selesai dilaksanakan penyerahan sertifikatnya, sepanjang lingkup
dan/atau kondisi lingkungan masih sesuai dengan kriteria awal.
Penyedia jasa yang tidak cermat sehingga hasil perencanaan tidak
dapat dilaksanakan, dikenakan sanksi berupa keharusan menyusun
kembali perencanaan dengan beban biaya dari penyedia jasa yang
bersangkutan, apabila tidak bersedia dikenakan sanksi masuk dalam
daftar hitam atau sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
15. JANGKA WAKTU Jangka Waktu Pelaksanaan kegiatan ini adalah 210 (dua ratus sepuluh)
PENYELESAIAN hari kalender.
KEGIATAN
2. TENAGA PENDUKUNG
1. Draftman/Juru Gambar
Seorang berpendidikan minimal Sarjana Muda (D3) atau
sederajat dengan pengalaman di bidangnya dan menguasai
Autocad. Mempunyai sertifikat keterampilan kerja (SKT) yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi yang telah terakreditasi oleh
LPJK.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 16 OB [4 Orang x 4 Bulan].
2. Surveyor
Seorang Sarjana Muda (D3) jurusan Teknik Geodesi/Teknik Sipil
dengan pengalaman kerja profesional.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 8 OB [4 Orang x 2 Bulan].
3. Tenaga Lokal
Kebutuhan Orang Bulan adalah 10 OB [5 Orang x 2 Bulan].
4. Surveyor Sosek dan Budaya (Enumerator)
Seorang Sarjana Muda (D3) jurusan Ilmu
Komunikasi/Sosiologi/Ekonomi dengan pengalaman kerja
profesional.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 2 OB [1 Orang x 2 Bulan].
5. Tenaga Pendukung Lainnya :
a) Tenaga Administrasi
Seorang berpendidikan minimal Sarjana Muda (D3)atau
sederajat dengan pengalaman dibidangnya.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 7 OB [1 Orang x 7 Bulan].
b) Tenaga Operator Komputer
Seorang berpendidikan minimal Sarjana Muda (D3)atau
sederajat dengan pengalaman dibidangnya.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 7 OB [1 Orang x 7 Bulan].
c) Tenaga Office boy
Kebutuhan Orang Bulanadalah7 OB [1 Orang x 7Bulan].
17. PROGRAM MUTU Penyedia Jasa wajib memahami dan menerapkan Permen No
20/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
serta Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 15/M/2019 tentang Tata Cara
Penjaminan Mutu dan Pengendalian Pekerjaan Konstruksi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Program Mutu
sebagai dokumen Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan yang disusun
oleh penyedia jasa merupakan Jaminan Mutu terhadap proses kegiatan
dan hasil kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Kerangka
Acuan Kerja. Program Mutu WAJIB menjadi acuan pengendalian bagi
Direksi Teknis dan pelaksanaan bagi Penyedia Jasa. Laporan Program
Mutu dibuat rangkap 7 (tujuh) dan diserahkan paling lambat 2 (dua)
minggu setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja dari
Pengguna Jasa.
20. LAPORAN ANTARA Laporan diserahkan paling lambat 3 (Tiga) bulan setelah dimulainya
pekerjaan ini sebanyak 7 (tujuh) rangkap yang sebelumnya terkonsep
dan sudah melalui proses asistensi, berisikan :
a. Semua aspek pekerjaan termasuk metodologi pelaksanaan
pekerjaan termasuk jika terdapat perubahan-perubahan.
b. Permasalahan baik teknis maupun non-teknis yang muncul serta
alternatif penyelesaiannya.
c. Hasil studi data dan studi terdahulu serta hasil investigasi, sosial
ekonomi.
d. Rencana kegiatan selanjutnya
21. LAPORAN AKHIR DAN Laporan Akhir berisi rangkuman dari seluruh kegiatan survei yang
LAPORAN PENDUKUNG telah dilakukan beserta metode dan hasil-hasil analisis data kepemilikan
lahan, sosial ekonomi, , biaya ganti rugi dan rangkuman dokumen
perencanaan pengadaan tanah. Dalam laporan ini harus pula memuat
daftar-daftar pustaka serta data. Laporan diserahkan paling lambat 2
minggu sebelum berakhirnya jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
Laporan ini dibuat sebanyak 7 (tujuh) buku Laporan.
22. DISKUSI INTERNAL Penyedia Jasa Wajib melakukan Diskusi Internal dengan Direksi
Teknis minimal 1 (satu) kali dalam sebulan. Dalam Diskusi Internal,
Penyedia Jasa melaporkan progress Kegiatan Sesuai Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan, serta menghadirkan tenaga Ahli yang
bertanggung jawab atas laporan terkait.
25. PRODUKSI DALAM Semua kegiatan jasa konsultansi be rdasarkan KAK ini harus dilakukan
NEGERI di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
dalam angka 4 KAK dengan perti mbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri.
27. ALIH PENGETAHUAN Jika diperlukan, penyedia jasa konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan da n pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen
Perencanaan Bendungan.
Pejabat Pembuat Komitmen
Perencanaan Bendungan
SNVT Pembangunan Bendungan BWS Kalimantan II