Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

IDENTIFIKASI LAHAN AREAL GENANGAN TAMBAHAN PASCA IMPOUNDING


BENDUNGAN TAPIN

1. LATAR BELAKANG Bendungan merupakan salah satu bentuk bangunan dalam upaya
melakukan konervasi sumber daya air. Dengan menahan air
lebih lama di darat sebelum mengalir kembali ke laut akan
memberikan waktu untuk meresap dan memberikan kontribusi
terhadap pengisian kembali air tanah. Selain fungsi tersebut,
bendungan sebagai sarana dalam melakukan menajemen
pengelolaan air sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah-
masalah banjir, kekurangan air irigasi dan peningkatan supplay air
baku. Dalam rangka pengelolaan sumberdaya air yang makin hari
dirasakan menjadi suatu persoalan, Pemerintah Pusat dalam hal ini
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Wilayah Sungai Kalimantan
II membangun Bendungan Tapin di Kabupaten Tapin. Bendungan
tersebut masuk kedalam 65 Bendungan prioritas dalam NAWACITA.
Dari hasil kajian yang telah dilakukan, bendungan yang dibangun
antara lain akan berfungsi untuk :
A. Mereduksi debit banjir;
B. Penyediaan air untuk irigasi (D.I. Tapin)
C. Penyediaan air baku;
D. Pembangkit listrik;
E. Parwisata.

Proses konstruksi Bendungan Tapin dimulai pada tahun anggaran


2015 dan direncanakan selesai pada tahun anggaran 2020, kegiatan
pembebasan tanah sudah dilaksanakan untuk areal genangan seluas
623 Ha. Dalam proses konstruksi dan pembebasan tanah ini muncul
laporan-laporan yang mengindentifikasi lahan-lahan penduduk yang
berada di luar areal pembebasan tanah namun memiliki elevasi di
bawah muka air banjir (Q PMF) yaitu elevasi + 149,14 m yang tidak
dibebaskan namun berpotensi tergenang ketika proses impounding
dilaksanakan. Dengan adanya kondisi tersebut maka dinilai perlu
adanya pembebasan tanah tambahan untuk areal tersebut. Sebagai
langkah awal dari proses pembebasan tanah tambahan tersebut maka
pada tahun anggaran 2020 dilaksanakan proses perencanaan
pembebasan tanah tambahan untuk Benudngan Tapin melalui
kegiatan jasa konsultasi Identifikasi Lahan Areal Genangan
Tambahan Pasca Impounding Bendungan Tapin.

2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan Tujuan dari kegiatan ini adalah melaksanakan kegiatan
perencanaan pengadaan tanah tambahan untuk Bendungan Tapin
yang lingkup kegiatannya meliputi :

a. Maksud dan tujuan rcncana pembangunan;


b. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Prioritas
Pembangunan;
c. Letak tanah;
d. Luas tanah yang dibutuhkan;
e. Gambaran umum status tanah;
f. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah;
g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
h. Perkiraan nilai tanah; dan
i. Rencana penganggaran.

3. SASARAN Sasaran dari pekerjaan adalah tersedianya dokumen perencanaan


pengadaan tanah tambahan Bendungan Tapin melalui proses
Identifikasi Lahan Areal Genangan Tambahan Pasca Impounding
Bendungan Tapin.

4. LOKASI PEKERJAAN Kegiatan jasa konsultansi ini dilaksanakan di Kabupaten Tapin.

5. SUMBER PENDANAAN Kegiatan ini dibiayai dari sumber Pendanaan :


APBN Tahun Anggaran 2020, yang tercantum dalam DIPA SNVT
Pembangunan Bendungan Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, PPK
Perencanaan Bendungan dengan pagu dana sebesar Rp.
1.394.376.000,- (Satu Milyar Tiga Ratus Sembilan Puluh Empat Juta
Tiga Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Rupiah) termasuk PPN 10%

6. NAMA ORGANISASI PPK Perencanaan Bendungan


SNVT Pembangunan Bendungan Balai Wilayah Sungai Kalimantan II
PENGADAAN
Alamat: Jl. Yos Sudarso No. 01 Banjarmasin
BARANG/ JASA
DATA PENUNJANG
1. Lokasi : Desa Pipitak Jaya, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin,
7. DATA TEKNIS Propinsi Kalimantan Selatan, Koordinat 115°20'14,6" BT dan
BENDUNGAN TAPIN '02°56'31" LS

2. Rencana Manfaat
a. Daerah Irigasi (DI) : 5.472 Ha
b. Air Baku : 0,50 m3/det
c. Energi Listrik : 3,3 MW
d. Reduksi Banjir : 107 m3/det

3. Daerah Irigasi (DI)


a. Luas Baku sawah : 3.055 Ha
b. Luas Potensial sawah : 5.472 Ha
c. Luas Fungsional Sawah : 1.606 Ha

4. Sungai
a. Wilayah Sungai : S. Negara, Anak S. Barito
b. Sungai : Sungai Tapin
c. Panjang Sungai : 38 Km

5. Hidrologi
a. Daerah Tangkapan Air (DTA) : 141 km2
b. Station Klimatologi : Kahakan dan Banjarbaru
c. Suhu Udara : 25,7o
d. Kelembaban Udara : 79,62 %
e. Penyinaran Matahari : 29,58 %
f. Kecepatan Angin : 0,4 m/dt
g. Station Hujan : Telaga Langsat, Miawa,
Balimau, Lokpaikat, Binuang, Tapin Utara
h. Curah Hujan (tahunan) : 1.806 mm
i. Station Debit : Kuranji
j. Debit Banjir Rancangan
- Q25 th : 252 m3/dt
- Q100 th : 341 m3/dt
- Q1000 th : 502 m3/dt
- PMF : 1.491 m3/dt
- Sedimentasi : 1,62 mm/km2/th
11,41 ('10^6 m3)

6. Waduk
a. Elevasi Muka Air Banjir (PMF) : EL. + 149,14 m
b. Elevasi Muka Air Banjir (FWL,Q1000) : EL. + 146,89 m
c. Elevasi Muka Air Normal (NWL) : EL. + 145,50 m
d. Elevasi Muka Air Minimum (LWL) : EL. + 116,00 m
e. Luas Muka Air Banjir (PMF) : 4,11 km2
f. Luas Muka Air Banjir (FWL,Q1000) : 3,70 km2
g. Luas Muka Air Banjir (NWL) : 3,40 km2
h. Luas Muka Air Minimum (LWL) : 0,65 km2
i. Volume Muka Air Banjir (PMF) : 70,52 juta m3
j. Volume Waduk Pada Muka Air Banjir (FWL,Q1000) : 61,74
juta m3
k. Volume Waduk Pada Muka Air Normal (NWL) : 56,77 juta m3
l. Volume Waduk Mati (LWL) : 6,51 juta m3 (el. 116,00)
m. Volume Waduk Effektif : 0,26 juta m3

7. Bendungan
Bendungan Utama
a. Tipe : Timbunan Batu Zonal Inti Tegak
b. Tinggi Bendungan (incl. galian) : 70,00 m
c. Elevasi Puncak : EL. +151,00 m
d. Elevasi Dasar Sungai (incl. galian) : EL. +81,00 m
e. Panjang Puncak : 262,70 m
f. Lebar Puncak : 12,00 m
g. Kemiringan Bendungan : 1 ; 2,0 (Hulu); 1 : 1,8 (Hilir)
h. Volume Tubuh Bendungan : 1.134.800 m3

Bendungan Penahan (Saddle Dam)


a. Tipe : Timbunan Batu Zonal Inti Tegak
b. Tinggi Bendungan (incl. galian) : 9,00 m
c. Elevasi Puncak : EL. +151,00 m
d. Elevasi Dasar Sungai (incl. galian) : EL. + 142,00 m
e. Panjang Puncak : 38,00 m
f. Lebar Puncak : 7,00 m
g. Kemiringan Bendunga : 1 : 2,0 (Hulu); 1 : 2,0 (Hilir)
h. Volume Tubuh Bendungan : 15.448 m3

Instrumentasi Tubuh Bendungan


a. Pore Water Pressure Meter : 18 buah (Main Dam) + 2 buah
(Saddle Dam)
b. Crest Settlement Survey Point : 11 buah
c. Surface Settlement Survey Point : 37 buah
d. Multilayer Settlement : 1 buah
e. Seepage Measuring Device (v-notch) : 2 set (Main Dam) +
1 set (Saddle dam)
f. Observation Well : 2 buah
g. Automatic Water Level Recorder : 1 buah
h. Klimatologi Stations : 1 set
i. Inklinometer : 3 Pipa (1 data logger dan
probe) dan dummy

8. Pelimpah (Spillway)
Mercu Pelimpah (Weir)
a. Tipe Pelimpah : Pelimpah Samping Tanpa Pintu
b. Debit Banjir Rencana
- Debit Banjir Rencana (Q PMF) : 1.491 m3/dt
- Debit Banjir Rencana (Q 1000 thn) : 502 m3/dt
- Debit Banjir Rencana (Q 100 thn) : 341 m3/dt
- Debit Banjir Outflow (Q 1000 thn) : 174 m3/dt
c. Lebar Pelimpah : 52,0 m
d. Elevasi Mercu : EL. +145,50 m
e. Elevasi Banjir (Q PMF) : EL. + 149,14 m
f. Tinggi Air Banjir : EL. + 3,64
g. Lebar Dasar : 10 - 19 m
h. Elevasi Dasar : 138,00-135,50 m
i. Kemiringan Dasar : 1 : 20,80

Peluncur (Chuteway)
a. Tipe : Saluran terbuka
b. Panjang Datar : 46,8 m
c. Panjang Miring : 139,70 m
d. Elevasi Mercu Chute : EL. + 138,66 m
e. Lebar Chute : 19,0 m
f. Kemiringan : 1 : 2,392 m
g. Tinggi Dinding Chute : 5,42 m

Peredam Energy (Stilling Basin)


a. Tipe : Kolam Olak Datar Tipe II
b. Debit Rencana (Q 100 thn) : 174 m3/dt (Outflow)
c. Panjang Datar : 35 m
d. Lebar : 19,0 m
e. Elevasi Dasar : EL. + 80,00 m
f. Tinggi Dinding Peredam Energy : 13,00 m

9. Bendungan Pengelak
Terowongan Pengelak (Tunnel)
a. Tipe : Tapal Kuda
b. Debit Banjir Rencana (Q 25 thn) : 252 m3/dt
c. Debit Outflow : 171 m3/dt
d. Panjang : 430 m
e. Lebar : 4,60 m
f. Tinggi : 2,30 m + ½ , R= 2,30 m
g. Elevasi Terowongan : EL. + 90,00 m
h. Tebal Beton : 1,0 m
i. Pintu Pengelak : 1 x 4,50 x 4,50 m
Bendungan Pengelak (Cofferdam)
a. Tipe : Timbunan Batu Zonal Inti
Miring
b. Tinggi Bendungan : 29,0 m
c. Elevasi Puncak Cofferdam : EL. + 110,00 m
d. Elevasi Muka Air Banjir : EL. + 105,58 m
e. Elevasi Dasar Sungai : EL. + 81,0 m
f. Lebar Puncak : 8,00 m
g. Kemiringan Bendungan : 1 ; 2,0 (Hulu); 1 : 2,0 (Hilir)

10.Bangunan Pengambilan (Intake)


Bangunan Pengambilan (Intake)
a. Tipe : Sadap Miring (Inclined Shaft Intake)
b. Elevasi Intake
- Irigasi : EL. 116,00 m
- Darurat : El. 102,50 m
c. Pintu Intake : 2 buah x 2,70 x 3,00 m
d. Saringan (Trashrack) : 1 x 5,7 x 31,16 m
e. Kemiringan Pintu : 1 : 1,3 (37o56’05”)
f. Dimensi Rumah Operasi Intake : 4,8m(H) x 8,6m(L) x
13,60m(P)
g. Elevasi Rumah Operasi : EL. + 151,00 m
h. Tipe Beton/Baja : Pipa Tekan Air
i. Diameter : 2,0 m, P = 7,90 m (102,50-94,60)
2,0 m, P = 13,50 m (116,00-102,50)
Panjang Miring 38,55 m

Saluran Pembawa (Steel Conduit)


a. Tipe : Pipa Tekan Air
b. Diameter : 1,80 m
c. Panjang : 220 m
d. Diameter : 1,20 m ke Hollow Cone
e. Panjang : 10,0 m

Pintu dan Katup (Hydromechanical Works)


a. Pintu/ Katup Sluice Pengaman : Hollow Cone Valve - 1
Dimensi : Dia. 1,20 m
b. Katup Kontrol : Hollow Cone Valve - 2
Dimensi : Dia.1,20 m
11.Pembangkit Listrik (Power Station)
Bangunan Pembangkit (Power House)
a. Tipe : Bangunan Diatas Tanah
b. Dimensi Bangunan : 15,0 x 18,10 x 16,25 m
c. Debit Pembangkitan : 8,89 m3/dt
d. Tinggi Jatuh Effektif : 43,86 m

Turbin dan Generator


a. Tipe : Francais
b. Generator : 3,3 MW

12. Hydromechanical Works


a. Intake Trashrack : 5,7 m x 31,16 m (1 buah)
b. Pipa Baja (Irigasi dan Emergency) :
- Dia. 1.800 mm (L= 220 m)
- Dia. 1.800 - 1.200 mm (L = 2,5 m)
- Dia. 1.200 mm (L = 10,0 m)
c. Pintu Intake Miring Irigasi (Atas) : 2,7 m x 3,0 m (1 buah)
d. Pintu Intake Miring Darurat (Bawah) : 2,7 m x 3,0 m (1 buah)
e. Gate Valve : Dia. 1.800 mm (1 buah)
f. Butterfly Valve : Dia. 1.200 mm (2 buah)
g. Hollow Cone Valve : Dia. 1.200 mm (2 buah)
h. Diversion Trashrack : 4,5 m x 4,5 m (1 buah)
i. Diversion Gate : 4,5 m x 4,5 m (1 buah)
j. By Pass Valve : 2 (buah)

13. Lain-Lain (Others)


Jalan Masuk da nJalan Relokasi
a. Jalan Masuk/ Hantar : 1,4 km
b. Jalan Relokasi Kiri : 19,00 km

14. Daerah Genangan (FWL) : 425 Ha

- Review Desain Bendungan Tapin, Tahun 2008 oleh PT. Indra Karya
8. STUDI TERDAHULU - Penyusunan Land Acquisation Resettlement Action Plan (LARAP) dan
Investigasi Lanjutan Desain Bendungan Tapin, Tahun 2010 oleh PT.
Mitraplan Enviratama
- Penyusunan Land Acquisation Resettlement Action Plan (LARAP)
Bendungan Tapin Tahap II, Tahun 2012 oleh PT. Saka Buana Yasa
Selaras
- Review Sertifikasi Bendungan Tapin, Tahun 2012 oleh PT, Aditya
Engineering Consultant
- Review Sertifikasi Bendungan Tapin Tahap II, Tahun 2013 oleh PT.
Dehas Inframedia Karsa
- Sertifikasi Impounding Bendungan Tapin , Tahun 2019 oleh PT. Ika
Adya Perkasa
- SID Bangunan Pengendali Sedimen Bendungan Tapin, Tahun 2019
oleh PT. Virama Karya
- Rencana Tindak Darurat Bendungan Tapin, Tahun 2019 oleh PT.
Dehas Inframedia Karsa
- DED Penataan Kawasan Bendungan Tapin, Tahun2019 oleh PT.
Teknika Cipta konsultan.
- UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
9. REFERENSI HUKUM Agraria.
- Undang Undang No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air
- UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
- UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman.
- UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum.
- UU No. 2 Tahun 2015 tentang Penetapan PP Pengganti UU Nomor 2
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-undang
- Perpres No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2015
tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan
Hutan
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24
tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2015
tentang Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan
Kawasan Pelestarian Alam
- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 148 Tahun 2015
tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum
- Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
- Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 tentang Perubahan Keempat
atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
- Kepres No. 55 tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor : 7/PRT/M/2019 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
- Permen PU No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisa Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
- Referensi hukum lainnya yang terkait.
10. LINGKUP PEKERJAAN Sesuai dengan Perpres 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum,
dokumen perencaaan pengadaan tanah paling sedikit memuat :

a. Maksud dan tujuan rcncana pembangunan;


b. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Prioritas
Pembangunan;
c. Letak tanah;
d. Luas tanah yang dibutuhkan;
e. Gambaran umum status tanah;
f. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah;
g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
h. Perkiraan nilai tanah; dan
i. Rencana penganggaran.

Ruang lingkup pekerjaan terdiri dari:


1. Pekerjaan Persiapan
a) Penyusunan Prosedur Pelaksanaan
b) Usulan dan persetujuan mobilisasi personil / tenaga ahli
dan peralatan.
c) Pengumpulan Data Sekunder
 Peta Topografi
 Data Teknis Bendungan Tapin
 Data RTRW Kabupaten Tapin
 Data Kepemilikan Lahan
2. Melakukan Studi/Identifikasi Pendahuluan untuk memperoleh
informasi tentang:
a. lokasi-lokasi yang terdampak genangan bendungan
namun belum masuk dalam areal yang sudah dilakukan
pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Tapin
b. Melakukan plotting awal areal rencana pengadaan tanah
tambahan dengan membandingkan dengan peta areal
genangan awal
c. Melakukan studi tata ruang terkait status Kawasan untuk
areal tambahan pengadaan tanah untuk genangan
bendungan Tapin
d. Melakukan identifikasi untuk Jumlah dan nama KK yang
terkena pengadaan tanah tambahan untuk genangan
Bendungan Tapin
e. Identifikasi sebaran lokasi pemukiman padat warga.
f. Pendataan fasilitas umum, infrastruktur dan public utilities
yang terdampak.
g. Perkiraan kasar mengenai ganti rugi tanah, bangunan atau
aset yang terdampak menggunakan metode appraisal

3. Pekerjaan Survey dan Investigasi


Survey Pemetaan kepemilikan lahan (Peta Rincian) petak tanah.
Pengukuran survey HARUS dilakukan dengan pendampingan
personil dari Pemerintah Daerah dan Kantor Pertanahan (BPN)
dengan sistem koordinat referensi sesuai standard pada
pemetaan kadastral.
4. Melakukan Survey Sosial Ekonomi dengan cara sensus untuk
memperoleh informasi mengenai:
a) Kecocokan jumlah dan nama warga yang berhak
mendapatkan kompensasi dalam pengadaan tanah
berdasarkan informasi yang diperoleh dari survei
pendahuluan.
b) Jumlah penduduk, rumah tangga yang terkena genangan
tambahan.
c) Umur, pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat
kehidupan dan biaya hidup penduduk.
d) Jumlah, jenis dan besaran usaha informal yang berada di
lokasi.
e) Ketersediaan dan penggunaan prasarana lingkungan dan
utilitas.
f) Jenis, besaran, kondisi dan status nilai tanah serta
bangunan yang akan terkena genangan tambahan.
g) Kemungkinan dampak positif
h) Kepemilikan Harta dan NJOP Berdasarkan Kelas Tanah.
i) Kondisi Sosial Budaya.
j) Masalah Tanah dan Kegiatan Penduduk.
k) Kegiatan pemberdayaan masyarakat.
l) Mengumpulkan data – data pendukung administratif
untuk bidang yang akan dilakukan pengadaan tanah,
meliputi surat bukti kepemilikan, KTP, KK, surat
keterangan ahli waris, dll.
5. Mengadakan Konsultasi Masyarakat Melakukan pendekatan
kepada masyarakat dengan memberikan penjelasan tentang
adanya rencana kegiatan identifikasi lahan areal genangan
tambahan pasca impounding Bendungan Tapin dan
menampung aspirasi yang berkembang di masyarakat guna
kelancaran kegiatan ini.
6. Menyusun Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah dengan
susunan sebagai berikut :
1) Maksud dan tujuan rencana pembangunan;
2) Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Prioritas Pembangunan;
3) Letak tanah;
Berisi uraian wilayah administrasi rencana areal
genangan tambahan, peta rencana lokasi areal genangan
tambahan (skala maksimal 1 : 50.000) dengan bentuk
peta rupa bumi termasuk batas2 administrasinya
4) Luas tanah yang dibutuhkan;
Berisikan perkiraan luas tanah yang dibutuhkan dalam
satuan m2 berdasarkan wilayah administrasi di lokasi
areal genangan tambahan yg meliputi batas wilayah
desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten dan propinsi
5) Gambaran umum status tanah;
Berisi tentang uraian data awal mengenai penguasaan dan
pemilikan tanah, data pemilik yang berhak yang paling
sedikit memuat : Bidang Tanah, Nama Pemilik, Status
Penguasaan, Peruntukan Tanah dan Obyek Pengadaan
Tanah lainnya.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui survey lapangan
dan wawancara langsung dengan masyarakat yang
terindikasi terkena pengadaan tanah.
Data pemilik yang berhak dituangkan dalam bentuk tabel
dan peta data awal yang memuat informasi bidang tanah,
nama pemilik dan obyek pengadaan tanah lainnya.
6) Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah;
Berisi urauan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
masing – masing tahapan pelaksanaan pengadaan tanah.
 Jangka Waktu Persiapan : Sejak pembuatan dokumen
perencanaan pengadaan tanah sampai dengan
penetapan dokumen perencanaan
 Jangka Waktu perencanaan : Sejak diterimanya
dokumen perencanaan pengadaan tanah oleh
gubernur sampai dengan pengumuman penetapan
lokasi
 Jangka Waku pelaksanaan : Sejak diterimanya
permohonan pelaksanaan pengadaan tanah oleh
Kepala Kanwil BPN sampai dengan penyerahan
dokumen pengadaan tanah ke BWS Kalimantan II
 Jangka Waktu penyerahan : Sejak pengajuan
pensertifikantan oleh BWS Kalimantan
II/Kementerian PUPR sampai dengan dikeluarkanya
sertifikat
7) Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
Berisi uraian perkiraan waktu pelaksanaan bangunan
terkait area genangan tambahan (jika ada) disertai
tahapan nya
8) Perkiraan nilai tanah; dan
Berisi uraian perkiraan nilai ganti kerugian obyek
pengadaan sebagai dasar penganggaran.
9) Rencana penganggaran.
Berisi uraian Biaya Operasional dan Biaya Pendukung
yang diperlukan (mengacu pada PMK No.
13/PMK.02/2013 dan PMK No. 10/PMK.02/2016) yang
isinya besaran satuan biaya dalam kegiatan pada tahapan
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penyerahan
hasil.
Disebutkan pula besaran dana, sumber dana dan rincian
alokasi dana untuk perncanaan, persiapan, pelaksanaan,
penyerahan hasil, administrasi dan pengelolaan serta
sosialisasi.

7. Mengkaji dan Merekomendasikan Bentuk dan Kegiatan


Pembebasan Lahan.
1) Prinsip dan metode pembebasan tanah.
2) Alternatif bentuk pembebasan tanah
3) Panitia pengadaan tanah.
4) Ganti kerugian
5) Seleksi dalam Pembebasan lahan
6) Kesesuaian ganti rugi.
7) Pemberian legalitas dan hak
8) Kegiatan pembebasan lahan.
9) Kegiatan pemulihan pendapatan penduduk

8. Menyusun Rencana Monitoring dan Evaluasi


9. Menyusun Kesimpulan dan laporan Identifikasi Lahan Areal
Genangan Tambahan Pasca Impounding Bendungan Tapin

11. KELUARAN Keluaran/produk yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah tersedianya
dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Tambahan berdasarkan kajian
Identifikasi Lahan Areal Genangan Tambahan Pasca Impounding
Bendungan Tapin.

12. PERALATAN MATERIAL, Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat
PERSONIL DAN digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa :
a) Laporan dan Data
FASILITAS DARI Penyedia jasa dapat meminjam dokumen laporan studi terdahulu
PEJABAT PEMBUAT yang berkaitan dengan pekerjaan ini pada BWS Kalimantan II
KOMITMEN maupun pada instansi terkait.
b) Direksi Teknis
Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
bertindak sebagai Direksi Teknis yang bertugas untuk melakukan
pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan jasa
konsultansi.
c) Fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat
digunakan oleh penyedia jasa, adalah ruang pertemuan berikut
audio sistem dan layar (screen) untuk presentasi.

Catatan: Pemilik pekerjaan akan membantu kebutuhan data yang


tersedia bila ada, bila tidak ada dapat mencari sendiri pada
instansi/lembaga terkait.

13. PERALATAN DAN Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
MATERIAL DARI peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
antara lain terdiri dari:
PENYEDIA JASA a) Kantor lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk
KONSULTANSI pelaksanaan pekerjaan seperti : komputer beserta printer, plotter,
scanner, kamera digital, peralatan tulis dan barang-barang yang
habis pakai lainnya. Kantor harus beralamat/berdomisili di kota
Banjarmasin.
b) Peralatan/Instrumen pengukuran yang memenuhi standar presisi
yang diperlukan dan telah direkomendasi oleh Direksi Teknis.
c) Biaya perjalanan Dinas untuk tenaga ahli di lapangan.
d) Fasilitas transportasi termasuk kendaraan bermotor roda 4 (empat)
dan roda 2 (dua) yang layak untuk inspeksi lapangan beserta
pengemudinya.
e) Biaya untuk Tenaga Ahli dan Staff Pendukung.
f) Keperluan biaya sosial dan pengobatan selama pekerjaan lapangan
di lokasi area pekerjaan sudah termasuk di dalam Biaya Langsung
Personil.

14. LINGKUP  Apabila penyedia jasa adalah sebuah joint venture (KSO) yang
KEWENANGAN DAN beranggotakan lebih dari satu penyedia, anggota KSO tersebut
memberi kuasa kepada salah satu anggota KSO untuk bertindak dan
TANGGUNG JAWAB
mewakili hak-hak dan kewajiban anggota penyedia lainnya.
PENYEDIA JASA  Penyedia jasa bertanggung jawab terhadap hasil perencanaan
pengadaan tanah sekurang-kurangnya sampai produk tersebut
selesai dilaksanakan penyerahan sertifikatnya, sepanjang lingkup
dan/atau kondisi lingkungan masih sesuai dengan kriteria awal.
Penyedia jasa yang tidak cermat sehingga hasil perencanaan tidak
dapat dilaksanakan, dikenakan sanksi berupa keharusan menyusun
kembali perencanaan dengan beban biaya dari penyedia jasa yang
bersangkutan, apabila tidak bersedia dikenakan sanksi masuk dalam
daftar hitam atau sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

15. JANGKA WAKTU Jangka Waktu Pelaksanaan kegiatan ini adalah 210 (dua ratus sepuluh)
PENYELESAIAN hari kalender.
KEGIATAN

16. PERSONIL 1. TENAGA AHLI


Tenaga Ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini
adalah yang terdiri sebagai berikut :

a. KETUA TIM ( TEAM LEADER )


Ketua Tim disyaratkan seorang sarjana Teknik Strata 2 (S2) Jurusan
Teknik Sipil atau Teknik Pengairan lulusan universitas/ perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan kegiatan
LARAP/Pengadaan Tanah untuk perencanaan pembangunan di
bidang sumber daya air 2 (dua) tahun dan memiliki Sertifikasi
Keahlian di bidang Sumber Daya Air Tingkat Madya yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi yang telah terakreditasi LPJK.
Sebagai Ketua Tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
melaksanakan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
Kebutuhan Orang Bulan sebagai Ketua Tim adalah 7 OB [1 Orang
x 7 Bulan].

b. TENAGA AHLI GEODESI


Sarjana Teknik Geodesi (S1), Memiliki Sertifikasi Keahlian di
Bidang Geodesi Tingkat Muda yang diterbitkan oleh Asosiasi
Profesi yang telah terakreditasi oleh LPJK.
Berpengalaman profesional dalam pekerjaan Pemetaan
Topografi pada kegiatan LARAP/Pengadaan Tanah di bidang
sumber daya air minimal 4 (empat) tahun.
Kebutuhan Orang Bulan sebagai Tenaga Ahli Geodesi adalah 5
OB [1 Orang x 5 Bulan].

c. TENAGA AHLI EKONOMI DAN SOSIAL


Tenaga ahli disyaratkan seorang sarjana Teknik Strata 1 (S1)
Jurusan Sosiologi/Ekonomi lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
kajian sosial ekonomi serta budaya, kelembagaan dalam
perencanaan LARAP/Pengadaan Tanah minimal 4 (empat)
tahun dan memiliki Sertifikasi Keahlian Tingkat Muda atau
setingkat yang diterbitkan oleh asosiasi profesi yang telah
terakreditasi oleh lembaga yang berwenang.
Kebutuhan Orang Bulan sebagai Tenaga Ahli Ekonomi dan Sosial
adalah 4 OB [1 Orang x 4 Bulan].

d. TENAGA AHLI HUKUM PERTANAHAN


Sarjana Hukum (Perdata) (S1), Memiliki Sertifikasi Keahlian
Tingkat Muda atau setingkat di Bidangnya yang diterbitkan oleh
Asosiasi Profesi yang telah terakreditasi oleh lembaga yang
berwenang.
Berpengalaman profesional dalam pekerjaan kajian hukum
pertanahan dalam kegiatan LARAP/Pengadaan Tanah, minimal
4 (empat) tahun.
Kebutuhan Orang Bulan sebagai Tenaga Ahli Hukum
Pertanahan adalah 3 OB [1 Orang x 3 Bulan].

e. TENAGA AHLI APPRAISAL


Sarjana Ekonomi (S1), Memiliki Sertifikasi Keahlian tingkat
Muda atau setingkat di Bidangnya yang diterbitkan oleh Asosiasi
Profesi yang telah terakreditasi oleh lembaga yang berwenang.
Berpengalaman profesional dalam penilaian tanah, minimal 4
(empat) tahun.
Kebutuhan Orang Bulan sebagai Tenaga Ahli Appraisal adalah 1
OB [1 Orang x 1 Bulan].

2. TENAGA PENDUKUNG
1. Draftman/Juru Gambar
Seorang berpendidikan minimal Sarjana Muda (D3) atau
sederajat dengan pengalaman di bidangnya dan menguasai
Autocad. Mempunyai sertifikat keterampilan kerja (SKT) yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi yang telah terakreditasi oleh
LPJK.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 16 OB [4 Orang x 4 Bulan].
2. Surveyor
Seorang Sarjana Muda (D3) jurusan Teknik Geodesi/Teknik Sipil
dengan pengalaman kerja profesional.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 8 OB [4 Orang x 2 Bulan].
3. Tenaga Lokal
Kebutuhan Orang Bulan adalah 10 OB [5 Orang x 2 Bulan].
4. Surveyor Sosek dan Budaya (Enumerator)
Seorang Sarjana Muda (D3) jurusan Ilmu
Komunikasi/Sosiologi/Ekonomi dengan pengalaman kerja
profesional.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 2 OB [1 Orang x 2 Bulan].
5. Tenaga Pendukung Lainnya :
a) Tenaga Administrasi
Seorang berpendidikan minimal Sarjana Muda (D3)atau
sederajat dengan pengalaman dibidangnya.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 7 OB [1 Orang x 7 Bulan].
b) Tenaga Operator Komputer
Seorang berpendidikan minimal Sarjana Muda (D3)atau
sederajat dengan pengalaman dibidangnya.
Kebutuhan Orang Bulan adalah 7 OB [1 Orang x 7 Bulan].
c) Tenaga Office boy
Kebutuhan Orang Bulanadalah7 OB [1 Orang x 7Bulan].

17. PROGRAM MUTU Penyedia Jasa wajib memahami dan menerapkan Permen No
20/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
serta Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 15/M/2019 tentang Tata Cara
Penjaminan Mutu dan Pengendalian Pekerjaan Konstruksi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Program Mutu
sebagai dokumen Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan yang disusun
oleh penyedia jasa merupakan Jaminan Mutu terhadap proses kegiatan
dan hasil kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Kerangka
Acuan Kerja. Program Mutu WAJIB menjadi acuan pengendalian bagi
Direksi Teknis dan pelaksanaan bagi Penyedia Jasa. Laporan Program
Mutu dibuat rangkap 7 (tujuh) dan diserahkan paling lambat 2 (dua)
minggu setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja dari
Pengguna Jasa.

18. LAPORAN 1. Pendahuluan : Latar Belakang, Maksud dan Tujuan


PENDAHULUAN 2. Kondisi Umum Lokasi Genangan tambahan
3. Pendekatan dan Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan termasuk
Bagan Alir Pelaksanaan, Bagan Alir Metode Pelaksanaan
4. Rencana Kerja Penyedia Jasa: Jadwal Pelaksanaan, Personil dan
Alat
5. Pelaporan dan Diskusi
6. Rencana Kerja Berikutnya
7. Output
Laporan harus diserahkan untuk didiskusikan selambat-lambatnya 1
(satu) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 7 (tujuh) buku laporan.
19. LAPORAN BULANAN Penyedia Jasa diharuskan membuat laporan bulanan dibuat dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Laporan bulanan harus diserahkan dalam rangkap 7 (tujuh)
rangkap, paling lambat pada tanggal 5 (lima) bulan berikutnya.
b. Isi laporan ini merupakan gabungan dari kemajuan pekerjaan
mingguan yang sudah dicapai dalam bulan yang bersangkutan.
c. Laporan ini memuat hal-hal sebagai berikut :
1) Uraian kegiatan.
2) Lingkup kegiatan
3) Program kerja
4) Personil Penyedia Jasa
5) Peralatan yang dipakai oleh Penyedia Jasa
6) Kemajuan pekerjaan yang sudah dicapai sampai dengan
bulan yang bersangkutan
7) Rencana kerja bulan berikutnya dan rencana penyerapan
dananya
8) Jadwal pelaksanaan dalam bentuk Kurva S.
9) Kendala-kendala yang mungkin terjadi dilapangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan.
10) Keterangan-keterangan lainnya yang dianggap perlu untuk
dilaporkan.
11) Dokumentasi hasil pelaksanaan pekerjaan.

20. LAPORAN ANTARA Laporan diserahkan paling lambat 3 (Tiga) bulan setelah dimulainya
pekerjaan ini sebanyak 7 (tujuh) rangkap yang sebelumnya terkonsep
dan sudah melalui proses asistensi, berisikan :
a. Semua aspek pekerjaan termasuk metodologi pelaksanaan
pekerjaan termasuk jika terdapat perubahan-perubahan.
b. Permasalahan baik teknis maupun non-teknis yang muncul serta
alternatif penyelesaiannya.
c. Hasil studi data dan studi terdahulu serta hasil investigasi, sosial
ekonomi.
d. Rencana kegiatan selanjutnya

21. LAPORAN AKHIR DAN Laporan Akhir berisi rangkuman dari seluruh kegiatan survei yang
LAPORAN PENDUKUNG telah dilakukan beserta metode dan hasil-hasil analisis data kepemilikan
lahan, sosial ekonomi, , biaya ganti rugi dan rangkuman dokumen
perencanaan pengadaan tanah. Dalam laporan ini harus pula memuat
daftar-daftar pustaka serta data. Laporan diserahkan paling lambat 2
minggu sebelum berakhirnya jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
Laporan ini dibuat sebanyak 7 (tujuh) buku Laporan.

Laporan Pendukung merupakan lampiran dari laporan akhir yang


terdiri dari :
a. Laporan PKM 7 (tujuh) buku Laporan.
b. Laporan Pengukuran Lahan 7 (tujuh) buku Laporan.
c. Buku Ukur 2 (dua) buku laporan
d. Buku Deskripsi BM 7 (tujuh) buku Laporan
e. Laporan BOQ (Daftar Kuantitas dan Harga) 7 (tujuh) buku
Laporan
f. Laporan Rencana Anggaran Biaya 7 (tujuh) buku Laporan
g. Laporan Kepemilikan Lahan 7 (tujuh) buku Laporan
h. Album Foto Dokumentasi 7 (tujuh) buku Laporan
Dalam Laporan ini berisi seluruh dokumentasi selama pekerjaan
baik dilakukan. Seluruh foto harus mampu menjelaskan proses
pekerjaan dengan ukuran minimum resolusi foto 2 MB atau 200
dpi, diberi tanggal pengambilan gambar, lokasi, nomor urut, dan
keterangan singkat.
i. Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah 7 (tujuh) buku Laporan
lingkup kegiatannya meliputi :
1. Maksud dan tujuan rcncana pembangunan;
2. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Prioritas
Pembangunan;
3. Letak tanah;
4. Luas tanah yang dibutuhkan;
5. Gambaran umum status tanah;
6. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah;
7. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
8. Perkiraan nilai tanah; dan
9. Rencana penganggaran.
j. Ringkasan Laporan dan Executive Summary
Laporan ini memuat ringkasan final dari keseluruhan hasil
pekerjaan yang telah dilaksanakan Konsultan, diserahkan
bersamaan waktunya dengan penyerahan Laporan Akhir masing-
masing sebanyak 7 (tujuh) buku laporan.
k. Album Gambar Peta Rincian:
a. Tabulasi data kepemilikan lahan
b. Gambar Peta Rincian A1 Skala 1 : 50 – 1 : 200
c. Gambar Peta Rincian A3 Skala 1 : 50 – 1 : 200
d. Skema pembiayaan pembebasan lahan
Dibuat masing-masing sebanyak 5 (lima) rangkap
l. Soft Copy
Semua Laporan dan Gambar dibuatkan copy dalam bentuk
harddisk eksternal kapasitas 1 (satu) Terra Byte 2,5” antishock 1
(satu) buah.

22. DISKUSI INTERNAL Penyedia Jasa Wajib melakukan Diskusi Internal dengan Direksi
Teknis minimal 1 (satu) kali dalam sebulan. Dalam Diskusi Internal,
Penyedia Jasa melaporkan progress Kegiatan Sesuai Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan, serta menghadirkan tenaga Ahli yang
bertanggung jawab atas laporan terkait.

23. DISKUSI LAPORAN Diskusi Laporan terdiri dari :


- Diskusi Program Mutu
- Diskusi Laporan Pendahuluan
- Diskusi Antara
- Diskusi Laporan Akhir
- Diskusi Konsultasi Masyarakat (PKM)
- Diskusi Antar Stakeholder
24. PERTEMUAN  PKM I, merupakan pemaparan L aporan Pendahuluan. PKM dihadiri
KONSULTASI oleh pihak yang berkepenting an (stakeholder) dalam kegiatan
MASYARAKAT Identifikasi Lahan Areal Genan gan Tambahan Pasca Impounding
Bendungan Tapin. Tujuan dari p elaksanaan PKM I ini adalah untuk
memperoleh data dan informasi, saran dan masukan tambahan dari
stakeholder mengenai rencana identifikasi yang diperlukan dalam
penyusunan Dokumen Perencana an Pengadaan Tanah, selain itu juga
dilaksanakan untuk memperoleh konfirmasi hasil inventarisasi data
dan temuan masalah yang ada. PKM I dilaksanakan setelah laporan
pendahuluan berakhir.

 PKM II, tujuannya adalah me nyampaikan hasil identifikasi dan


analisa atas areal genangan t ambahan Bendungan Tapin, serta
memperoleh masukan dan usula n atas rumusan tersebut dari para
stakeholder yang menghadiri pe rtemuan konsultasi masyarakat ini.
PKM II dilaksanakan setelah konsep laporan Antara berakhir.

25. PRODUKSI DALAM Semua kegiatan jasa konsultansi be rdasarkan KAK ini harus dilakukan
NEGERI di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
dalam angka 4 KAK dengan perti mbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri.

26. PEDOMAN Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:


PENGUMPULAN DATA a. Data lapangan didapatkan mela lui ijin dari pihak yang berwenang
dan hasil data lapangan yang digunakan dalam laporan harus
LAPANGAN memiliki pengesahan berupa tanda tangan dan cap basah dari
instansi terkait.
b. Seluruh data lapangan, peta, d an gambar yang digunakan dalam
pekerjaan ini, harus diserahkan pada saat penyerahan Laporan
Akhir.

27. ALIH PENGETAHUAN Jika diperlukan, penyedia jasa konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan da n pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen
Perencanaan Bendungan.
Pejabat Pembuat Komitmen
Perencanaan Bendungan
SNVT Pembangunan Bendungan BWS Kalimantan II

Selo Bhuwono Kahar, ST, M.Sc


NIP. 198511162009121001

Anda mungkin juga menyukai