Anda di halaman 1dari 4

Supervisi Pembangunan Bendungan Titab

Di Kabupeten Buleleng

BAB II
DESKRIPSI PROYEK

2.1 UMUM
Tukad Saba merupakan salah satu sungai terbesar di wilayah Bali utara dan termasuk
dalam wilayah Sub SWS 03.01.09 masih belum dimanfaatkan semaksimal mungkin
dan termasuk sungai yang mempunyai aliran sepanjang tahun.
Kondisi saat ini disepanjang sungai terdapat dua bendung yaitu Bendung saba dan
bendung Paluran disamping dimanfaatkan untuk pengairan sawah dipinggir sungai
Saba.
Disamping itu terdapat juga pitensi yang membahayakan masyarakat, yaitu terjadinya
banjir dimusim penghujan. Banjir tersebut menyebabkan kerusakan didesa Lokapaksa
serta kecamatan Seririt dibagian hilir sungai Saba.
Oleh karena itu terdapat gagasan untuk memanfaatkan air disungai Saba dengan cara
membangun satu waduk yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku serta
air untuk pengairan.
Bendungan Titab yang dibangun di perbatasan desa ularan dan Busungbiu, dimulai
pembangunannya dari tahun 2011 sampai dengan 2015.

2.2 DATA TEKNIS BENDUNGAN TITAB


2.2.1 Gambaran Umum Waduk Bendungan Titab
a) Waduk
a. Waduk
1. Luas Genangan : 68,83 Ha
2. Volume Tampungan Total : 12,80 x 106 m3
3. Volume Tampungan efektif : 10,08 x 106 m3
4. Volume Tampungan Minimum Operasi: 2,72 x 106 m3
5. Volume Tampungan mati : 2,19 x 106 m3
6. Debit Banjir (Q1000th) : 676,31 m3
7. Debit Banjir (QPMF) : 1.174,30 m3
8. Debit rerata tahunan : 3,058 m3/dt

RENCANA TINDAK DARURAT II - 1


Supervisi Pembangunan Bendungan Titab
Di Kabupeten Buleleng

9. El Muka Air Banjir : El. 160,00


10. El Muka Air PMF : El. 161,65
11. El Muka Air Normal : El 156,00
12. El Muka Air Rendah : El. 131,20

b. Bendungan Utama
1. Tipe Bendungan : Urugan batu random dengan inti tegak
2. Elevasi Puncak : El. 162,30 m3/dt
3. Lebar Puncak : 12,00 m
4. Kemiringan Hulu : 1 : 2,25
5. Kemiringan Hilir : 1 : 2,00
6. Panjang Tubuh Bendungan : 210,00 m
7. Elevasi Dasar Sungai : 102,50

c. Bendungan Pengelak (Coffer Dam)


1. Type Bendungan : Urugan batu random dengan inti miring
2. Debit banjir rencana (Q25th) : 411,29 m3/dt
3. Debit banjir rencana (Q50th) : 459,22 m3/dt
4. Elevasi Puncak : El . 122,00
5. Lebar Puncak : 8,00 m
6. Kemiringan Hulu : 1 : 2,25
7. Kemiringan Hilir : 1 : 2,00
8. Panjang Timbunan : 135,10 m
9. Dasar Sungai : El. 103,50
10. Muka Air Banjir : El. 121,71
11. Tinggi dari dasar sungai : 18,50 m

d. Saluran Pengelak
1. Tipe : Konduit
2. Dimensi : 3,20 m lebar x 5,50 m tinggi
3,00 m lebar x 5,50 m tinggi
3. Debit banjir rencana (Q25th) : 411,29 m3/dt
4. Debit banjir rencana (Q50th) : 459,22 m3/dt

RENCANA TINDAK DARURAT II - 2


Supervisi Pembangunan Bendungan Titab
Di Kabupeten Buleleng

5. Elevasi Inlet Konduit : El. 103,00


6. Panjang Konduit : 391,80 m
7. Debit maksimum (Q25 th out) : 374,27 m3/dt
8. Debit maksimum (Q50 th out) : 385,09 m3/dt

b) Instrumentasi yang dipasang di bendungan Titab

No Instrument Satuan Jumlah Kegunaan

1 Piezometer Pondasi Bh 12 memonitor respon


tekanan air di tubuh
bendungan dan pondasi
selama pelaksanaan
2 Piezometer Timbunan Bh 34
pembangunan dan
pengoprasian waduk.
Untuk memonitor kondisi
4 Observation Well Set 7 air tanah yang berasal
dari tebing
Untuk memonitor
Inclinometer/Multi layer pergerakan vertikal dan
5 Set 3
Settlement lateral timbunan
bendungan
Untuk memonitor
6 Surface Setlement Point Bh 17 pergerakan permukaan
bendungan.
Untuk memonitor
7 Crest Setlemen point Bh 10 penurunan tubuh
bendungan
Untuk memonitor
8 Automatic Water Level Bh 1 pergerakan ketinggian
muka air di waduk
Untuk mengukur jumlah
aliran rembesan yang
9 Seepage Measuring Device Set 2
keluar melalui timbunan
bendungan
Untuk memonitor
10 Total Strees Bh 7
tegangan tanah
Untuk memonitor respon
11 Strong Motion Seismograph Set 3 seismic timbunan
bendungan.

2.2.2. Manfaat Waduk


a.Pembukaan Areal Pertanian
Dengan dibangunnya Bendungan Titab ini pada awalnya direncanakan akan
mampu mengairi areal pertanian seluas ± 17.904 Ha.
b. Pengendalian Banjir

RENCANA TINDAK DARURAT II - 3


Supervisi Pembangunan Bendungan Titab
Di Kabupeten Buleleng

Bendungan Titab selain berfungsi untuk menampung air juga sebagai pengendali
banjir di bagian hilir. Banjir yang terjadi tidak bisa dihindari namun hanya dapat
mengurangi ketinggian banjir yang terjadi.
c. Pariwisata
Bendungan Titab juga berfungsi sebagai sarana wisata air yang masih perlu
dikembangkan dan sudah ada saat ini adalah tranportasi air, mengangkut hasil
bumi : kopi, lada, padi dan jagung.
d. Perikanan
Bendungan Titab juga sebagai pelestari ikan air tawar alam lokal dan ditambah
ikan Nila yang hidup secara alami berkembang sangat cepat sehingga dapat
meningkatkan gizi dan taraf hidup masyarakat nelayan sekitar bendungan.
Budi daya ikan air tawar juga telah dikembangkan dengan jumlah yang terkendali
sehingga masih menjaga kualitas air.

2.3 DAERAH TERDAMPAK AKIBAT KERUNTUHAN BENDUNGAN TITAB


Daerah yang diperkirakan terkena dampak awal dari banjir akibat runtuhnya
bendungan Titab berada di Kecamatan Seririt meliputi :

Tabel II – 1 : Daerah yang terkena Dampak

No Desa Jarak dari No Desa Jarak dari


Bendungan Bendungan
(Km) (Km)
1 Ringdikit 1,75 8 Tangguwisia 6,31
2. Patemon 4,53 9 Kalianget 6,80
3. Bubunan 5,29 10 Uweanyar 7,41
4. Lokapaksa 5,05 11 Banjar Asem 7,99
5. Seririt 5,75 12 Kalisada 8,33
6. Sulanyah 6,27 13 Banjar 7,19
7. Pangastula 6,65 14 Dencarik 7,50
n

RENCANA TINDAK DARURAT II - 4

Anda mungkin juga menyukai