com
Kumpulan Soal Lengkap Pembahasan, LKPD, RPP, Administrasi Guru, Soal CPNS, Soal PPPK, Soal PPG
BAB I PENDAHULUAN
Selanjutnya melihat kondisi curah hujan di Aceh yang tidak menentu sehingga
debit aliran air sungai juga tidak menentu besarannya. Ketika musim hujan kondisi
aliran sungai memiliki debit air yang sangat besar. Besarnya debit air ini terkadang
tidak memberi manfaat tetapi malah menambah masalah bagi masyarakat yaitu
menyebabkan kebanjiran sehingga lahan persawahan masyarakat banyak yang mati
terendam banjir. Begitu pula sebaliknya saat musim kemarau kondisi aliran sungai
memiliki debit air yang sedikit yang menyebabkan lahan persawahan menjadi
kekeringan. Untuk mengatasi masalah ini Pemerintah juga telah membuat sebuah
konstruksi bangunan yang di buat untuk menampung sejumlah air yang berlebihan
dan juga memberikan air ke lahan persawahan jika mengalami kekeringan yang di
sebut bendungan atau waduk.
Dalam pembangunan Bendung Krueng Aceh dan Waduk Keuliling sangatlah
perlu diperhatikan pembangunan, pemeliharaan serta penjagaan nya. Agar tidak
terjadi masalah-masalah lainnyaatau bahkan bencana seperti yang terjadi di kota-kota
besar yang mungkin diperkirakan muncul akibat kelalaian dalam proses
pengoperasiannya. Untuk itu pemerintah diharapkan sangatlah waspada dan dapat
memastikan bisa mengendalikan masalah-masalah yang terjadi seperti misalnya pada
bangunan bendung atau bendungannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan
untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian dan penggunaannya. Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan
utama dan jaringan tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan
saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang
berada dalam petak tersier. Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu
jaringan irigasi disebut dengan Daerah Irigasi (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).
Bendung ditempatkan melintang sungai, guna mengatur aliran air sungai yang
melalui bendung tersebut. Berdasarkan fungsinya bendung dapat diklasifikasikan
dalam bendung pembagi banjir, bendung air pasang dan bendung penyadap. Selain itu
tergantung dari konstruksinya bendung dapat diklasifikaskan dalam bendung tetap dan
bendung bergerak (Suyono dan Masateru, 1984).
Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai phenomena
hidrologi (hydrologic phenomena), seperti besarnya : curah hujan, temperatur,
penguapan, lamanya penyinaran matahari, kecepatan angin, debit sungai, tinggi muka
air sungai, kecepatan aliran, konsentrasi sedimen sungai akan selalu berubah terhadap
waktu. Adapun langkah-langkah dalam analisis debit andalan adalah sebagai berikut
(Soewarno, 1995) :
· Menentukan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) beserta luasnya.
· Menentukan luas pengaruh daerah stasiun-stasiun penakar hujan.
· Menentukan curah hujan maksimum tiap tahunnya dari data curah hujan yang ada.
· Menganalisis curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Hasil
1. Data Teknis Bendung Krueng Aceh
a. Hidrologi
Kedalaman air : ± 0,50 m
Kecepatan air : ± 2 m/detik
Lebar sungai : ± 150 m
Info lainnya di https://www.masbabal.com
Kumpulan Soal Lengkap Pembahasan, LKPD, RPP, Administrasi Guru, Soal CPNS, Soal PPPK, Soal PPG
b. Bendung utama
Kebutuhan air irigasi : 1 liter/detik
Air yang masuk ke pintu irigasi : 150 liter/detik/pintu
Jumlah pintu pembilas : 3 unit
Jumlah pintu intake : 6 unit
c. Jaringan utama
Saluran primer : 37.082,47 m
Saluran sekunder : 58.388,50 m
Bangunan bagi : 7 unit
Bangunan sadap : 57 unit
Bangunan pelengkap : 153 unit
d. Jaringan tersier
Luas area kanan : 6.640,80 Ha
Luas area perluasan irigasi : 809,00 Ha
Luas area kiri : 256,00 Ha
b. Genangan
Tampungan total (MAN, EL + 45,80 M : 18,359 x 106m³
Tampungan efektif (Efekif storage) : 12,992 x 106m³
Tampungan mati (MAR, EL + 37,50 M) : 4,232 x 106m³
Luas genangan pada MAN : 259,95 Ha
Luas genangan pada MAR : 97,26 Ha
Usia guna waduk : 50 tahun
c. Bendungan utama
Tipe bendungan : Zonal dengan inti vertical
Info lainnya di https://www.masbabal.com
Kumpulan Soal Lengkap Pembahasan, LKPD, RPP, Administrasi Guru, Soal CPNS, Soal PPPK, Soal PPG
d. Bangunan elak
v Conduit
Konstruksi : Beton bertulang
Tampang saluran : Bujur sangkar
Dimensi (tinggi x lebar) : 2,20 m x 2,20 m
Panjang conduit hulu : 151,20 m
Panjang conduit hilir : 88,50 m
Kemiringan dasar : 0,009
· Terowongan
Tipe : Tapal kuda
Konstruksi : Linning beton bertulang
Debit rencana : 39,20 m3/detik
Panjang terowongan : 67,00 m
Diameter dalam : 2,20 m
e. Pelimpah
Tipe : Pelimpah samping ganda tak berpintu
Konstruksi : Beton bertulang
Qpmf (in) : 725,00m3/detik
Elevasi puncak : 45,80 m
Panjang saluran utama : 131,00 m
Lebar saluran utama : 20,00 m
Panjang saluran peluncur : 60,88 m
Lebar saluran peluncur : 20,00 m
Panjang saluran kolam olakan : 27 m
Lebar saluran kolam olakan : 20 m
2.2. Pembahasan
A. Bendung Krueng Aceh
Bendung adalah pembatas yang dibangun melintasi sungai yang dibangun untk
mengubah karakteristik aliran sungai. Bendung merupakan sebuah konstruksi yang
jauh lebih kecil dari bendungan yang menyebabkan air menggenang membentuk
kolam tetapi mampu melewati bagian atas bendung. Air meluap melewati bagian
atasnya sehingga aliran air tetap ada dan dalam debit yang sama bahkan sebelum
sungai dibendung.
Bendung irigasi Krueng Aceh terletak di Desa Kayee Adang Kecamatan
Seulimum Kabupten Aceh Besar Provinsi Aceh. Bendung Krueng Aceh berjarak 40
Km kearah timur dari kota Banda Aceh dan dapat ditempuh dengan menggunakan
kendaraan roda 4 dalam waktu ±1,5 jam perjalanan. Krueng Aceh terletak di dua
Kabupaten, yaitu Kotamadya Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Tempat
pertemuannya dua buah sungai, yaitu Krueng Inong dan Krueng Boga. Dari
pertemuan kedua sungai tersebut, sampai kemuara (Laut) disebut Krueng Aceh.
Bendung irigasi Krueng Aceh merupakan irigasi teknis yaitu irigasi yang dapat
diatur dan dapat diukur. Diatas badan bendung ini dibuat jembatan inspeksi yang
dibuat untuk melintasi bendung. Bendung irigasi Krueng Aceh ini selesai dibuat pada
tahun 1992 yang dibangun di Krueng Aceh untuk untuk mengairi daerah irigasi
disebelah kanan Krueng Aceh seluas 7000 Ha. Irigasi ini juga mengairi sebelah kiri
Krueng Aceh seluas 200 Ha. Irigasi Krueng Aceh juga mensuplai air ke skema irigasi
Krueng Jreue seluas 800 Ha melalui talang (aquaduct) di Indrapuri melintasi Krueng
Aceh. Untuk mengaliri areal disebelah kiri banjir kanal, air dialirkan melalui sipon.
Jenis bendung Kreung Aceh terbagi dua, yakni bendung tetap (fixed weir,
uncontroller weir) dan bendung bergerak/bendung berpintu (gated weir, barrage).
Bendung tetap (fixed weir, uncontroller weir) adalah jenis bendung yang tinggi
pembendungannya tidak dapat diubah, sehingga muka air hulu bendung tidak dapat
diatur sesuai yang dikehendaki. Pada bendung tetap elevasi muka air hulu bendung
berubah sesuai dengan debit sungai yang sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur
naik atau turun). Sedangkan bendung bergerak/bendung berpintu (gated weir, barrage)
adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya dapat diubah sesuai yang
dikehendaki. Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu dapat dikendalikan naik
atau turun dengan membuka pintu air (gate).
Jaringan irigasi terdiri dari saluran dan bangunan. Bangunannya terdiri dari
bangunan utama dan bangunan pelengkap. Bangunan-bangunan bendung Kreuang
Aceh terdiri dari :
1. Bendung.
Info lainnya di https://www.masbabal.com
Kumpulan Soal Lengkap Pembahasan, LKPD, RPP, Administrasi Guru, Soal CPNS, Soal PPPK, Soal PPG
8. Bangunan ukur.
Bangunan ukur diperlukan untuk mengetahui/mengukur besarnya debit yang
masuk ke saluran primer. Fungsi mengatur dan mengatur debit yang lewat bisa
dilakukan oleh pintu sorong yang ada dipengambilan utama, pengambilan saluran
primer maupun di nagunan pembilas.
9. Bangunan bagi.
Bangunan bagi berfungsi untuk membagi air.
10. Bangunan sadap.
Bangunan yang langsung di sadap ke sawah melalui saluran primer maupun
sekunder.
Bendung memiliki beberapa persyaratan lokasi dalam pembuatan
pembangunannya, yaitu :
· Elevasi muka air menjamin dapat menjangkau seluruh jaringan irigasi yang
direncanakan.
· Aliran di dekat intake harus stabil.
· Fruktuasi muka air sungai du hulu dan hilir sungai harus kecil.
· Pelaksanaan pekerjaan pembangunan bendung mudah.
· Bangunan stabil dan biaya murah (ekonomis).
Adapun manfaat yang diharapkan dari bendung Krueng Aceh ini diantaranya
adalah sebagai berikut :
B. Waduk Keuliling
Bendungan adalah bangunan untuk menampung air pada waktu surplus di
sumber air agar dapat dipakai sewaktu-waktu terjadi kekurangan air pada areal
pertanain. Bendungan sudah dapat dikatakan wadku apabila kedalamannya sudah
mencapai 15 m.
Waduk keuliling adalah merupakan waduk pertama di Provinsi Aceh,
dilaksanakan oleh putra dan putri Indonesia mulai dari investigasi, desain, maupun
konstruksi. Pembangunan waduk keuliling telah mendapat penghargaan karya
kontruksi tahun 2008 kategori Teknologi Kontruksi dan Karya Ilmiah internal
Kementrian Pekerjaan Umum. Pembangunan waduk keuliling dimulai pada tahun
Info lainnya di https://www.masbabal.com
Kumpulan Soal Lengkap Pembahasan, LKPD, RPP, Administrasi Guru, Soal CPNS, Soal PPPK, Soal PPG
2000 dan selsesai keseluruhannya pada tahun 2008 yang dibiayai oleh APBN murni.
Waduk keuliling merupakan salah satu sub-basin DPS Krueng Aceh.
Waduk ini disebut waduk keuliling karena tujuh alur waduk tersebut
mengelilingi waduk. Waduk keuliling terletak di Desa Bak Sukon Kecamatan Kuta
Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh yang berjarak 35 Km kearah timur
dari kota Banda Aceh. Dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda 4 dalam
waktu tempuh ±1 jam perjalanan.
Bedasarkan elevasinya, areal pengairan Waduk Keuliling berada pada
ketinggian 4-12 m dpl, sedangkan areal pengairan hulu berada pada ketingggian 22-43
m dpl. Kemiringan rata-rata 0,01 m dan lebar sungai rata-rata ±7 m. Sumber air utama
Waduk Keuliling adalah Alur Keuliling dengan luas DAS 38,2 Km2 dan panjang
sungai 12,3 Km. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kesatuan wilayah tata air
yang terbentuk secara alamiah dimana air resapan dan atau mengalir melalui sungai
dan anak-anak sungai yang bersangkutan.
Pada waduk ini terdapat satu bangunan intek yang berfungsi untuk irigasi yang
diatur dengan sistem pola tanam. Apabila bangunan waduk mengalami masalah maka
muka air diturunkan. Bila areal persawahan kekurangan air pada musim kemarau,
Waduk Keuliling ini masih mampu mengalirkan air 16 juta kubik dengan luas areal
persawahan 4.000 Ha dalam dua kali musim tanam. Waduk Keuliling juga
mempunyai bangunan pelimpah (spillway) yaitu bangunan air yang terletak di hulu
bangunan talang, siphon dan lain-lain, untuk keamanan jaringan yang bekerja
otomatis dengan naiknya muka air, kemudian air akan menuju ke Krueng Keumireu.
Bangunan-bangunan yang ada pada Waduk Keuliling adalah sebagai berikut :
1. Bangunan utama.
Dapat didefinisikan sebagai kompleks bangunan yang direncanakan di
sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air kedalam jaringan saluran agar
dapat untuk keperluan irigasi.
2. Bangunan pengelak dengan perendam energi.
Pada dasarnya setiap waduk terdiri atas bangunan elak dengan berbagai
macam tipe perendam energi, namun pada pembangunan waduk keuliling bangunan
pengelaknya dibuat berdasarkan perendam energi tipe kolam olakan (stilling basin).
3. Bangunan pelimpah (spillway).
Merupakan bangunan pelengkap waduk yang berfungsi mengalirkan debit
banjir dari hulu ke hilir waduk, sehingga air di hulu tidak melebihi tinggi tertentu
yang berbahaya terhadap mercu dan tubuh waduk.
4. Bangunan pengambilan utama (intake).
Bangunan intake dilengkapi dengan pintu efisiensi pengoperasian debit. Pada
bagian depan dilengkapi pula dengan bangunan pembilas utama yang juga diberi pintu
guna mencegah terjadinya sedimentasi di depan pintu pengambilan utama.
5. Bangunan sadap irigasi.
Info lainnya di https://www.masbabal.com
Kumpulan Soal Lengkap Pembahasan, LKPD, RPP, Administrasi Guru, Soal CPNS, Soal PPPK, Soal PPG
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapat beberapa kesimpulan
yaitu sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA