Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan (INFAK)

Volume 3 Nomor 1, Desember 2016


http://jurnal.poliupg.ac.id/index.php/infak

Desain Model Matris Penilaian Risiko (Risk Assessment)


dalam Perencanaan Audit Umum
(Studi pada Satuan Pengawas Internal (SPI), Bagian Keuangan
dan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Politeknik Negeri Ujung Pandang)

Hasiah
Politeknik Negeri Ujung Pandang
hasiahmunir@yahoo.com
Muhammad Arsyad
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Sukriah
Politeknik Negeri Ujung Pandang

(Diterima: 00-Bulan-2016; direvisi: 00-Bulan-2016; dipublikasikan: 00-Desember-2016)

Abstract
The objective of this research was to produced the matrics model of risk at Financial and Procurement
of Good and Services division of PNUP. The matrics model of risk assesment can be used as a guideline
of internal control at Financial and Procurement of Goods and Services division of PNUP. The method
used in collecting the data were interview, observation, and questioner distribution. Guidence to assest
risk used model of BPKP (2010).
The results of this research are matrics of risk mapping at Financial and Procurement of Good and Ser-
vices division of PNUP, which was gained from three phases. The first, activities and risks identification
at Financial and Procurement of Goods and Services unit of PNUP. The second, risk identification and
risk assesment of the activities. The third, doing impact analysis and its likelihood in each activity to
produce the matrics model of risk priority map at Financial and Procurement of Goods and Services
division of PNUP.

Keyword: Internal Auditor Unit, Risk assesment, Financial division, Procurement of Goods and Ser-
vices division, Audit Plan.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model matriks penilaian risiko pada Bagian Keuangan dan
Bagian Pengadaan Barang dan Jasa PNUP. Model matriks penilaian risiko dapat digunakan sebagai
pedoman dalam membuat perencanaan audit umum di Bagian SPI PNUP dan sebagai pedoman
pengendalian internal untuk Bagian Keuangan dan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa PNUP. Metode
pengumpulan data dengan menggunakan tehnik wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner.
Panduan Penilaian risiko menggunakan model dari BPKP (2010).
Penelitian ini menghasilkan matriks pemetaan risiko pada bagain keuangan dan bagian pengadaan
barang dan jasa PNUP, yang diperoleh dari tiga tahapan. Pertama, mengidentifikasi aktivitas-aktivitas
dan risiko pada unit keuangan dan unit pengadaan barang dan jasa PNUP. Kedua, mengidentifikasi
risiko dan penilaian risiko aktivitas-aktivitas. Ketiga dilakukan analisis dampak dan kecenderungan
terjadi disetiap aktivitas untuk menghasilkan model matris pemetaaan prioritas risiko pada Bagian
Keuangan dan Bagian Pengadaan barang dan Jasa PNUP.

Kata Kunci: Satuan Pengawas Internal, Penilaian risiko, bagian keuangan, bagian pengadaan barang
dan jasa, Perencanaan Audit

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


Hasiah, Desain Model Matris Penilaian Risiko (Risk Assessment)... 43

PENDAHULUAN merupakan cara untuk mengalokasikan sum-


ber daya audit (tim audit) dan mengidentifi-
Latar Belakang Masalah
kasi area terpenting dalam cakupan audit. Hal
Haryono Umar (2012) menyatakan ini memungkinkan auditor untuk mendesain
Inspektorat Jenderal Kementrian pendidikan program audit untuk menguji pengendalian
dan kebudayaan telah membuat beberapa kunci dengan lebih mendalam. Auditor SPI
program untuk pengawasan keuangan dalam melakukan penilaian risiko harus
perguruan tinggi. Salah satunya dengan melakukan pemahaman secara mendalam
memberdayakan Satuan Pengawas Intern mengenai proses bisnis organisasi, termasuk
(SPI) untuk bersama-sama dengan Inspektorat pemahaman atas risiko dan pengendalian
Jenderal Kementrian Pendidikan dan untuk mencapai tujuan organisasi. Rencana
Kebudayaan mengawal penggunaan anggaran audit didesain untuk mengalokasikan waktu
pemerintah di lingkungan perguruan tinggi. (lamanya audit) lebih banyak pada area yang
Namun, peran SPI di beberapa perguruan berisiko tinggi dan mempunyai skala
tinggi dipandang masih kurang, hal ini kepentingan yang tinggi bagi tujuan
dibuktikan dengan kualitas audit SPI yang organisasi. Waktu lebih sedikit akan
belum memadai serta masih banyaknya dialokasikan pada area yang mempunyai skala
temuan audit oleh Badan Pemeriksa kepentingan yang rendah dan berisiko rendah.
Keuangan di lingkungan perguruan tinggi. Bagi auditee, tahapan penilaian risiko akan
Keberhasilan kegiatan SPI sebagai audit berguna untuk mendapatkan gambaran mana
intern perguruan tinggi banyak bergantung risko minor dan mayor serta mengidentifikasi
kepada ketepatan dan kesesuaian perencanaan pengendalian interen yang ada untuk
audit dalam mengantisipasi dan mencegah terjadinya risiko. Jadi dengan
mempertimbangkan kebutuhan untuk adanya penilaian risiko, efisiensi dan
menentukan pemilihan objek audit, jenis, keefektifan dalam memberikan pelayanan
cakupan, dan tujuan audit yang dilakukan, akan meningkat sehingga instansi pendidikan
perkiraan kebutuhan sumber daya audit dan dapat memberikan pelayanan yang
pengalokasian sumber daya audit yang berkesinambungan kepada stakeholders.
tersedia. Penilaian risiko dilakukan dengan beberapa
Internal Audit dalam melakukan proses, yaitu mulai dari proses penetapan
aktivitasnya mengalami keterbatasan dan tujuan strategik dan operasional institusi,
kendala. Keterbatasan yang dialami antara identifikasi resiko bertujuan untuk
lain anggaran biaya, waktu kerja maupun menyatakan dan mengkategorikan, membuat
sumber daya auditor (SDM). Kondisi yang daftar resiko dan membuat peta atau profil
demikian memerlukan metode audit efektif resiko (BPKP, 2010). Penelitian sebelumnya
dan efisien yang dapat melaksanakan aktivitas tentang risk assessment dilakukan oleh Yayon
pemeriksaan/audit internal dengan segala (2006) yakni penilaian risiko dilaksanakan
keterbatasan sumber daya yang ada. dengan mengukur tingkat risiko berdasarkan
Berdasarkan hal tersebut, Internal Audit perlu dampak (impact) dan kecenderungan
merubah pendekatan dalam melakukan audit (likelihood) yang dijabarkan dalam suatu
yaitu dari pendekatan tradisional menuju risk matriks risiko, yang menggambarkan tingkat
based audit. risiko kantor cabang. Pengumpulan data untuk
Menurut Yayon (2006) tahapan-tahapan “dampak” diperoleh dari identifikasi 29
dalam risk based audit yang dilakukan oleh indikator faktor risiko, sedangkan untuk
auditor adalah: (a) mengidentifikasi tujuan “kecenderungan” diperoleh dari hasil
organisasi; (b) menilai risiko dengan cara kuesioner dengan responden terdiri dari
mengidentifikasi risiko dan mengukur risiko; beberapa seksi/unit kerja dan pimpinan salah
dan (c) Menetapkan prioritas dalam usaha satu kantor cabang. Berdasarkan hasil
untuk meminimalisasi risiko. pengujian penilaian risiko yang telah
Menurut Adam (2009), penilaian risiko dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa hasil

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


44 INFAK, Vol 3, No 1, Desember 2016
penilaian risiko cukup mendekati dengan Tujuan Penulisan
kondisi tingkat risiko kantor cabang yang Berdasarkan pada permasalahan yang
sebenarnya. telah dikemukana pada bab 1, maka penelitian
Satuan Pengawas Intern (SPI) PNUP ini bertujuan untuk mendesain model matris
terbentuk secara resmi dengan terbitnya Surat prioritas risiko pada Bagian Keuangan dan
Keputusan Direktur PNUP. Sejalan dengan Bagian Pengadaan Barang dan Jasa.
itu Pembentukan SPI sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 jo. TINJAUAN PUSTAKA
Permendiknas Nomor 47 Tahun 2011, yang
menyatakan bahwa salah satu organ Pengertian Risiko
Perguruan Tinggi adalah Satuan Pengawas Menurut Kloman (2000), kata "risk" dalam
Intern, yang secara struktur berada secara bahasa Inggris berasal dari bahasa Italia kuno
langsung di bawah pinpinan perguruan tinggi. yaitu "riscare". Risiko mempunyai definisi
SPI PNUP sebagai internal auditor yang begitu beragam dengan begitu banyak
bertanggung jawab langsung kepada Direktur pengertian dan interpretasi, tergantung dari
PNUP. Tugas pokok dan fungsi SPI cara orang memandangnya. Risiko dapat
ditegaskan dengan ditandatanganinya Audit dipandang sebagai:
Charter SPI pada bulan Maret 2012 oleh a. Sesuatu yang merugikan terjadi (risk of
Direktur PNUP. Audit charter mengatur tugas loss)
dan tanggung jawab SPI. b. Suatu ketidakpastian (risk of volatility)
Berdasarkan hasil survei awal, ditemukan c. Sesuatu yang menguntungkan tidak terjadi
bahwa sejak SPI PNUP dibentuk tahun 2012 (risk of lost opportunity).
baru 6 unit kerja yang sudah diaudit di PNUP. Risiko merupakan konsep yang digunakan
Hal ini berarti bahwa rata-rata unit kerja yang oleh auditor dan manajemen untuk
diaudit pertahun adalah 2 unit. Setelah menyatakan perhatian mereka tentang dampak
dilakukan wawancara, bahwa ada beberapa yang mungkin terjadi atas lingkungan yang
faktor yang menyebabkan kurang efektif dan penuh dengan ketidakpastian. Setiap peristiwa
efisennya tugas audit, yaitu (1) kurangnya yang terjadi dapat mempunyai dampak yang
tenaga auditor; (2) auditor SPI PNUP yang material atau konsekuensi yang signifikan
ada semuanya memiliki tugas pokok sebagai bagi organisasi dan tujuan organisasi. Akibat
dosen PNUP; (3) kurang kompetennya tenaga yang bersifat negatif disebut dengan risiko
auditor SPI (belum memiliki sertifikat internal (risk) dan akibat yang bersifat positif disebut
auditor); (4) belum menerapkan audit berbasis dengan kesempatan (opportunities).
risiko. Salah satu tahapan audit berbasis risiko BPKP (2010) menyimpulkan bahwa risiko
adalah melakukan penilaian risiko. Penentuan bisa timbul dari sumber internal dan sumber
prioritas audit dalam perencanaan audit umum eksternal dari suatu instansi pendidikan.
berdasarkan analisis risiko dianggap paling Risiko yang berasal dari sumber eksternal
tepat dalam upaya mengalokasikan waktu dan mencakup munculnya peraturan perundang-
staf auditor yang terbatas. Hal ini tentunya undangan baru, perkembangan teknologi, ben-
sesuai dengan kondisi jumlah staf audit SPI cana alam dan gangguan keamanan. Semen-
PNUP yang terbatas, sehingga diharapkan tara itu sumber internal risiko terdiri atas
nantinya kinerja dari unit SPI PNUP akan keterbatasan dana operasional, sumber daya
lebih baik jika menerapkan audit berbasis manusia yang tidak kompeten, peralatan yang
risiko. tidak memadai, kebijakan prosedur yang tidak
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan jelas dan suasana kerja yang tidak kondusif.
masalah dalam penelitian ini adalah Selain kedua risiko tersebut, risiko juga bisa
bagaimana desain model penilaian risiko pada disebabkan oleh pengeluaran program yang
Bagian Keuangan dan Bagian Pengadaan tidak tepat, pelanggaran terhadap pengenda-
barang dan Jasa PNUP dalam perencanaan lian dana.
audit umum.

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


Hasiah, Desain Model Matris Penilaian Risiko (Risk Assessment)... 45

Mengidentifikasi Risiko Ada dua pilihan model pernyataan risiko


yang dikembangkan oleh BPKP (20100,
Identifikasi risiko adalah proses menetap-
yaitu:
kan apa, dimana, kapan, mengapa dan bagai-
mana sesuatu dapat terjadi sehingga dapat Konsekuensi
berdampak negatif terhadap pencapaian tu-
juan (PP No. 60 Tahun 2008). Likelihood

Tujuan Gambar 1 Model Pernyataan Risiko 1


Tujuan merupakan tahapan yang sangat
kritikal dalam proses manajemen risiko yaitu Atau
merekam semua risiko baik yang sudah
maupun belum dikendalikan melalui
pengendalian inten. Proses yang dilakukan
dalam tahap identifikasi risiko adalah:
1) Menginventarisasi data kejadian/peristiwa Gambar 2 Model Pernyataan Risiko 2
komprehensif yang mempengaruhi organisasi
2) Menentukan sumber-sumber risiko, antara Tahapan-tahap proses identifikasi risiko
lain hubungan bisnis dan hukum, lingkungan sebagai berikut: (i) penetapan unit risiko,
ekonomi, perilaku manusia, kejadian alam, yaitu penetapan organisasi atau unit mana
lingkungan politik, isu teknologi, aktivitas yang akan diidentifikasi risikonya dan tingka-
manajemen dan aktivitas individu. tan risikonya, (ii) pemahaman terhadap tu-
3) Menentukan area yang terkena pengaruh poksi organisasi/unit yang bersangkutan, (iii)
risiko, antara lain aset dan sumber daya, pemahaman terhadap aktivitas utama dari or-
pendapatan, biaya, pegawai, masyarakat, ganisasi, (iv) reviu atas kriteria risiko yang
kinerja, waktu dan jadual aktivitas, ada, mencakup tingkat tolerasi risiko, kriteria
lingkungan. dampak, kriteria kemungkinan, dan kriteria
4) Menentukan penyebab dan skenario risiko. tingkat keefektifan pengendalian yang sudah
ada, (v) pembuatan daftar risiko, dan (vi)
Teknik pembuatan peta atau profil risiko (BPKP,
Teknik dan alat bantu yang dapat 2010)
digunakan untuk mengidentifikasi risiko Menganalisis/Mengukur Risiko
antara lain adalah checklist, justifikasi
berdasarkan pengalaman dan catatan historis, Tujuan
flowchart, brainstorming, analisis sistem, dan Merupakan tahapan untuk memisahkan
analisis skenario. risiko minor dan risiko mayor serta
Model Risiko mengidentifikasi pengendalian intern yang
ada (melalui inspeksi dan control self
Sebagai bagian dari tahapan identifikasi assessment) serta menentukan konsekuensi
risiko, dibuat model risiko untuk memberi dan likelihood. Sumber data dan informasi
gambaran secara komprehensif mengenai yang digunakan untuk menentukan
peristiwa dan kondisi yang mungkin terjadi, konsekuensi dan likelihood adalah catatan
baik yang bersumber dari perubahan di dalam masa lalu, justifikasi berdasarkan pengalaman
lingkungan eksternal maupun dari unsur yang relevan, praktik dan pengalaman
proses bisnis internal organisasi. Model risiko industri, literatur-literatur, riset pasar,
dibuat dengan tujuan untuk memberi acuan pengujian dan prototype, model ekonomi,
mengenai peristiwa dan kondisi yang pertimbangan ahli dan spesialis.
mungkin terjadi serta bagaimana dan
mengapa terjadi yang selanjutnya akan Teknik
digunakan sebagai bahan Analisis. Teknik yang digunakan untuk
menentukan konsekuensi dan likelihood

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


46 INFAK, Vol 3, No 1, Desember 2016
adalah wawancara dengan ahli pada area menilai dan mengintegrasikan pertimbangan
terkait, memperkerjakan kelompok ahli profesional mengenai kemungkinan kondisi
dengan multi disiplin ilmu, dan penilaian yang buruk. Dari definisi tersebut, bahwa
individu menggunakan kuesioner. audit internal harus melaksanakan
perencanaan audit dengan seksama yang
Metode mempertimbangkan faktor-faktor risiko pada
Analisis risiko terbagi menjadi beberapa suatu unit yang akan diperiksa berdasarkan
jenis, yaitu: pertimbangan profesional.

Analisis Kualitatif, digunakan: Metode Penilaian Risiko


Untuk memperoleh indikasi umum atas Ada 3 (tiga) pendekatan yang dapat
suatu risiko sebelum dilakukan Analisis lebih digunakan dan masing masing dengan
rinci. kelebihan dan kekurangannya, yaitu: (1)
Apabila waktu dan usaha tidak Pendekatan Database; (2) Pendekatan
memungkinkan untuk dilakukan Analisis Algoritma; (3) Pendekatan Matriks
lebih rinci. Pendekatan matriks dilakukan dengan
Apabila data numerik tidak memadai menyusun unit-unit bisnis organisasi dan
untuk dilakukan Analisis kuantitatif. risiko ke dalam baris horisontal dan vertikal.
Yang perlu diperhatikan dalam Selanjutnya dilakukan penilaian risiko
melakukan Analisis dan mengukur risiko terhadap setiap jenis risiko bagi setiap unit
adalah faktor-faktor risiko, pengaruhnya serta bisnis dan hasilnya akan tertuang dalam cell,
pemicu (driver) dari masing -masing risiko. misalnya warna hijau untuk risiko rendah,
kuning untuk risiko menengah dan merah
Analisis Semi Kuantitatif untuk risiko tinggi serta putih (kosong) untuk
Dalam Analisis semi kuantitatif, skala jenis risiko yang tidak dapat diaplikasikan
kualitatif diberi nilai dan angka. bagi unit bisnis tertentu.
Sebagai pedoman dalam menentukan
Analisis Kuantitatif pendekatan yang akan digunakan dalam
Dalam Analisis kuantitatif, digunakan menilai risiko, dapat digambarkan dalam tabel
angka yang didasarkan pada data dari sebagai berikut:
berbagai macam sumber dan Analisis yang
dilakukan tergantung pada tingkat keakuratan Tabel 1 Jenis Pendekatan dalam Menilai
data. Risiko
Konsekuensi diekspresikan dalam nilai Jenis Kemudahan Kemudahan Paling Baik
uang/kriteria teknis/kriteria manusia, Pendekatan Implementasi Pemeliharaan Digunakan
sedangkan likelihood diekspresikan dalam Database Sulit Sulit Pedoman
probabilitas/ frekuensi/kombinasi antara Rinci
probabilitas dan frekuensi. Algoritma Sedang Mudah Manajemen
Operasi
Definisi Penilaian Risiko (Risk Assesment) Matriks Mudah Sedang Rencana
Definisi penilaian risiko (risk assesment) Strategis
dalam buku pegangan bagi anggota IIA Sumber : Audittindo Education, 2006
sebagai berikut: “Risk assesment is a
systematic process for assesing and METODE PENELITIAN
integrating professional judgment about
Tahapan Penelitian
probable adverse condition and/or events”.
Maksudnya penilaian risiko (risk assesment) Tahapan penelitian yang akan dilakukan
adalah suatu proses yang sistematik untuk ditunjukkan dengan skema berikut ini:

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


Hasiah, Desain Model Matris Penilaian Risiko (Risk Assessment)... 47

SKEMA TAHAPAN PENELITIAN

1. Identifikasi aktivitas

2. Identifikasi risiko dan


penilaian risiko aktivitas

b. Analisis a. Analisis c. Penentuan matris


dampak kecenderungan prioritas risiko &
aktivitas

Skema 1 Tahapan Penelitian (Sumber: Yayon, 2006)

Berdasarkan skema tersebut, penelitian Populasi dan Sampel Penelitian


dilakukan melalui 2 tahapan yaitu: Populasi dan sampel dalam penelitian ini
a. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas dan menggunakan seluruh aktivitas di bagian
risiko-risko yang dihadapi pada unit keuangan dan bagian pengadaan barang dan
keuangan dan unit pengadaan barang dan jasa.
jasa PNUP. Hasil identifikasi di tahap
Jenis dan Sumber data
pertama menjadi data untuk menghasilkan
model matris prioritas aktivitas di tahap Data yang digunakan adalah data primer,
kedua. yaitu data yang diperoleh dari:
b. Menyebarkan kusioner kepada pihak- a. Hasil Kusioner
pihak yang menjalankan aktivitas di b. Hasil wawancara
bagian keuangan dan bagian pengadaan c. Observasi pada aktivitas di bagian
barang dan jasa untuk melihat frekuensi keuangan dan pengadaan barang dan jasa.
dan dampak dari setiap risiko. Data sekunder berupa aturan, kebijakan,
Berdasarkan hasil kusioner tersebut dibuat standar operasional prosedur dan laporan
pemetaan risiko di kedua bagian tersebut, keuangan.
sehingga menghasilkan output dalam Metode Pengumpulan Data
bentuk model matris prioritas risiko.
1. Wawancara
Jenis Penelitian Wawancara dilakukan terhadap pimpinan
Jenis penelitian yang dilakukan adalah dan staf PNUP di unit yang terkait
1. Penelitian Kepustakaan dalam bentuk langsung dengan aktifitas penilaian risiko
kajian literatur, peraturan dan kebijakan dalam perencanaan audit umum.
keuangan pemerintah. 2. Kusioner
2. Penelitian Lapangan dengan mengamati Kusioner dibagi menjadi 2 katagori yaitu
seluruh aktivitas yang ada di bagian kuesioner berdasarkan aktivitas dan
keuangan dan pengandaan barang dan kuesioner berdasarkan jenis risiko.
jasa. Kuesioner berdasarkan aktivitas
dikelompokkan sesuai dengan jumlah
Subyek dan Lokasi Penelitian aktivitas di bagian keuangan dan
Adapun subyek penelitian adalah aktivitas- pengadaan barang dan jasa.
aktivitas di bagian keuangan dan pengadaan Pengukuran dari pernyataan/pertanyaan
barang dan jasa yang berlokasi di Politeknik dalam kuesioner dituangkan dalam skala
Negeri Ujung Pandang. nilai, yaitu nilai 1 jika menurut responden
kondisi pernyataan/pertanyaan tersebut

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


48 INFAK, Vol 3, No 1, Desember 2016
“Selalu” (selalu terjadi atau selalu Tabel 3 Ukuran Kualitatif Kemungkinan/
dilakukan), nilai 2 jika menurut responden Frekuensi
kondisi pernyataan/pertanyaan tersebut
Level Deskriptor Contoh Deskripsi Rinci Frekuensi
“Sering” (sering terjadi atau sering 1 Sangat Kejadiannya muncul Kurang dari
dilakukan), nilai 3 jika menurut responden jarang hanya dalam sekali dalam 10
kondisi pernyataan/pertanyaan tersebut keadaan tertentu tahun
“Pernah” (pernah terjadi atau pernah 2 Jarang Kejadiannya muncul Paling sedikit
dilakukan tetapi tidak sering), nilai 4 jika hanya pada saat sekali dalam 10
menurut responden kondisi pernyataan/ sama tahun
3 Moderat Kejadiannya seharusnya Paling sedikit
pertanyaan tersebut “Tidak Pernah” (tidak
muncul pada saat yang sekalli dalam 5
pernah terjadi atau tidak pernah sama tahun
dilakukan). 4 Sering Kejadiannya muncul Paling sedikit
3. Observasi pada kebanyakan situasi sekali dalam 1
Observasi dilakukan langsung terhadap tahun
obyek penelitian untuk melengkapi data 5 Hampir Kejadiannya diharapkan Lebih dari satu
yang diperlukan. pasti/ muncul pada kebanyakan kali dalam
sangat situasi setahun
4. Dokumentasi, berupa studi kepustakaan,
sering
jurnal, laporan keuangan, peraturan dan
kebijakan terkait dengan pengelolaan Sumber: BPKP, 2010.
keuangan pemerintah.
2. Menentukan dampak dan besaran dari
Metode Analisis Data setiap risiko
Penelitian ini menggunakan penelitian
deskripsi kuantitatif yang dilakukan dengan Tabel 4 Kerangka pengukuran Dampak
tujuan untuk mendisain model penilaian risiko Level Rating Dampak Keterangan
berupa matris prioritas aktivitas dan matris
5 Sangat tinggi/ Mengancam program dan
prioritas risiko. Model yang digunakan untuk katastropik organisasi serta stakeholders,
penilaian risiko adalah model matris dengan Kerugian sangat besar bagi
pertimbangan mudah diimplementasikan organisasi dari segi keuangan
terutama untuk tahap awal penilaian resiko. maupun politik
BPKP (2010) memberikan panduan 4 Besar Mengancam fungsi program yang
efektif dan organisasi. Kerugian
bagaimana intansi pemerintah melakukan
cukup besar bagi organisasi dari
analisis risiko. Langkah-langkah analisis segi keuangan maupun politis.
risiko adalah sebagai berikut: 3 Menengah/ Mengganggu adminstrasi program.
1. Menetapkan kemungkinan/probabilitas/ medium Kerugian keuangan dan politis
frekuensi terjadinya risiko. cukup besar.
2 Kecil Mengancam efisiensi dan
Tabel 2 Kerangka pengukuran probabilitas/ keefektifan beberapa aspek
frekuensi program. Kerugian kurang
material dan sedikit
Probabilitas mempengaruhi stakeholders.
Rating % Kriteria 1 Sangat rendah/ Dampaknya dapat ditangani pada
tidak signifikan tahap kegiatan rutin. Kerugian
1 0 -10 Sangat tidak mungkin/
kurang material dan tidak
hampir mustahil
mempengaruhi stakeholders.
2 10 – 30 Kecil kemungkinan tapi
tidak mustahil Sumber: BPKP, 2010
3 30 – 50 Kemungkinan terjadi
3. Menetapkan status risiko dan peta risiko
4 50 – 90 Sering terjadi
Formula untuk menghitung status risiko
5 90 Hampir pasti terjadi menurut BPKP (2010) adalah sebagai berikut:
Sumber: BPKP, 2010 Status Risiko = Probabilitas x Dampak

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


Hasiah, Desain Model Matris Penilaian Risiko (Risk Assessment)... 49

Berikut adalah tabel untuk menentukan peta risiko.

Tabel 5 Peta Risiko

Matriks Analisis Risiko Dampak


1 2 3 4 5
Deskripsi Prob Frek Tidak Kecil Medium Besar Katastropik
Signifikan
Hampir pasti 90% 5 Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim Ekstrim
Kemungkinan 70% 4 Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
Besar
Mungkin 50% 3 Rendah Moderat Moderat Tinggi Ekstrim
Kemungkinan kecil 30% 2 Sangat Rendah Moderat Moderat Tinggi
Rendah
Sangat jarang 10% 1 Sangat rendah Sangat Rendah Rendah Moderat
rendah

Sumber: BPKP, 2010

Tabel 6 Rating Risiko

Desripsi Level Level dimulai dari status


Ekstrim 5 15
Tinggi 4 10
Moderat 3 5
Rendah 2 3
Sangat rendah 1 1

Sumber: BPKP, 2010.

4. Menetukan respon terhadap risiko

Tabel 7 Kriteria Respon Risiko

Status Risiko Kriteria untuk Manajemen Risiko Yang Bertanggungjawab

1–3 Dapat Diterima Dengan pengendalian yang cukup Manajer Operasi


4–5 Dipantau Dengan pengendalian yang cukup Manajer Operasi
6–9 Diperlukan pengendalian Dengan pengendalian yang cukup Manajer Operasi
Manajemen
10 – 14 Harus menjadi perhatian Dapat diterima hanya dengan CEO
manajemen (urgent) pengendalian yang sangat baik
15 – 25 Tidak dapat diterima Dapat diterima hanya dengan Komisaris
pengendalian yang sangat baik

Sumber: BPKP, 2010

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


50 INFAK, Vol 3, No 1, Desember 2016
5. Memberi informasi kepada pimpinan

Tabel 8 Informasi Pengelolaan Risiko

Status Apa yang Terjadi Apa yang harus dilakukan


Risko
Ekstrim  Tujuan dan hasil tidak tercapai  Pengelolaan bersifat urgen dan aktif
 Mengakibatkan kerugian keuangan yang yang melibatkan pimpinan tingkat
besar tinggi.
 Mengurangi kapabilitas instansi  Strategi risiko wajib dilaksanakan
 Reputasi instansi sangat menurun secepatnya
 Pendekatan yang segera dan tepat
serta pelaporan secara rutin.
Tinggi  Beberapa tujuan dan hasil tercapai  Perlu pengelolaan aktif dan reviu rutin
 Mengakibatkan kerugian keuangan yang  Strategi harus dilaksanakan terutama
cukup besar difokuskan pada pemeliharaan kendali
 Mengurangi kapabilitas instansi yang sudah baik.
 Cukup menurunkan reputasi.  Pendekatan yang tepat.

Medium  Mengganggu kualoitas atau ketepatan  Perlu pengelolaan dan reviu secara
waktu dari tujuan dan hasil. rutin.
 Mengakibatkan kerugian keuangan yang  Perlu pengendalian intern yang efektif
dapat diterima dengan wajar. dan pemantauan.
 Mengurangi kapabilitas dalam tingkatan  Strategi risiko harus dilaksanakan.
normal
 Menurunkan reputasi dalamn tingkat wajar

Rendah  Mengganggu kualitas, kuantitas dan  Prosedur rutin yang cukup untuk
ketepatan waktu dari tujuan dan hasil menanggung dampak.
 Mengakibatkan kerugian keuangan,  Perlu pengendalian intern yang
penurunan kapabilitas dan reputasi tidak efektif.
besar.  Strategi yang fokus pada pemantauan
dan reviu terhadap prosedur
pengendalian yang sudah ada.

Sangat  Dampak terhadap pencapaian tujuan sangat  Hanya perlu pemantauan singkat.
Rendah kecil.  Pengendalian normal sudah
 Kerugian keuangan, penurunan kapabilitas, mencukupi.
dan reputasi adalah sangat kecil  Jika sama sekali tidak diperhatikan,
risiko-risiko ini dapat meningkatkan
statusnya/prioritasnya.
Sumber: BPKP, 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN adalah sebanyak 24 (dua puluh empat)


pertanyaan.
Hasil Penelitian
Responden dari kuesioner tersebut
Pengumpulan data dalam penelitian ini
terdiri dari 2 bagian/unit kerja, yaitu bagian
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
keuangan yang terdiri dari aktivitas bendahara
berdasarkan aktivitas dan risiko yang terjadi
pengeluaran pembantu peningkatan
sesuai dengan jumlah tugas pokok bendahara
pendidikan tinggi (BPP-P2T); aktivitas
di bagian keuangan dan di bagian pengadaan
bendahara pengeluaran pembantu – PDD dan
barang dan jasa dengan total pertanyaan
BOPTN (program studi diluar domisili dan

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


Hasiah, Desain Model Matris Penilaian Risiko (Risk Assessment)... 51

bantuan operasional perguruan tinggi); Identifikasi aktivitas dan risiko di bagian


akivitas bendahara penerimaan; aktivitas keuangan dan bagian pengadaan barang dan
bendahara pengelola adminstrasi belanja jasa dilakukan dengan memberikan formulir
pegawai dan aktivitas bagian pengadaan daftar isian kepada setiap staf yang
barang dan jasa. Jenis kuesioner terdiri dari menangani aktivitas keuangan dan pengadaan
dua, yaitu kuesioner kecenderungan barang dan jasa di PNUP. Hasil identifikasi
keterjadian risiko dan kuesioner dampak aktivitas dan risiko menghasilkan daftar
terjadinya risiko. Setiap bagian (bendahara di aktivitas dan daftar risiko di kedua bagian
bagian keuangan dan kepala unit pengadaan tersebut.
barang dan jasa) diberikan kuesioner sesuai
dengan aktivitas yang dilakukan dan jenis Identifikasi aktivitas dan risiko pada
risiko. bagian keuangan untuk ke 4 bendara,
yaitu:
Identifikasi Aktivitas dan risiko pada
Bagian Keuangan dan Bagian Pengadaan
Barang dan Jasa PNUP

Tabel 9 Identifikasi aktivitas (A) dan risiko (R)pada Administrasi Belanja Pegawai Bendahara
Kod Jenis Aktivitas Kode Jenis Risiko
e
A1. Menginput data mutasi pegawai. R1 Adanya komplain dari pegawai terkait
A2. Membuat daftar gaji dengan perbedaan antara data dengan
A3. Membuat daftar kekurangan gaji jumlah uang yang diterima.
pegawai. R2 Kesalahan pengiputan data mutasi
A4. Membuat daftar uang makan pegawai.
pegawai. R3 Keterlambatan pembuatan daftar gaji
A5. Membuat daftar sertifikasi dosen. pegawai
A6. Membuat daftar pemotongan R4 Kesalahan penginputan daftar gaji.
pegawai. R5 Lambatnya pembuatan daftar kekurangan
A7. Membuat daftar pemindahbukuan gaji pegawai
dan pengantar ke bank. R6 Kesalahan penginputan daftar kekurangan
A8. Perincian gaji pegawai gaji.
A9. Mengantar berkas SPM ke KPPN. R7 Lambatnya pembuatan daftar uang makan
pegawai
R8 Kesalahan penginputan daftar UMP.
R9 Lambatnya pembuatan daftar sertifikasi
dosen
R10 Kesalahan penginputan daftar sertifikasi
dosen
R11 Lambatnya pembuatan daftar pemotongan
pegawai
R12 Kesalahan penginputan daftar pemotongan
pegawai.
R13 Lambatnya pembuatan daftar
pemindahbukuan.
R14 Kesalahan pengimputan, pembuatan daftar
pemindahbukuan
R15 Lambatnya perincian gaji pegawai
R16 Kesalahan penginputan daftar perincian
gaji pegawai.
R17 Lambatnya pengantaran berkas ke KPPN
Sumber: Data diolah

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


52 INFAK, Vol 3, No 1, Desember 2016
Tabel 10 Identifikasi aktivitas (A) dan risiko (R) pada Bendahara Penerimaan

Kode Jenis Aktivitas Kode Jenis Risiko

A1. Menerima dan menyimpan dana R1 Kesalahan dalam menghitung jumlah


PNBP yang bersumber dari penerimaan
pendapatan uang pendidikan R2 Kehilangan uang
(SPP), pendapatan ujian masuk, R3 Ketidak cocokan antara jumlah uang
dan pendapatan pendidikan dengan bukti pembayaran
lainnya. R4 Tidak lengkapnya bukti penerimaan PNBP.
A2. Menerima dan menyimpan dana R5 Terlambatnya penyetoran PNBP ke kas
titipan dari unit lain seperti dari negara.
Hubungan Industri dll. R6 Kesalahan dalam menginput jenis transaksi
A3. Menerima dan memeriksa dan jumlahnya
keabsahan bukti-bukti R7 Keterlambatan pembuatan BKU
penerimaan PNBP yang dibayar R8 Kesalahan dalam pengklasifikasian
oleh wajib bayar seperti transaksi
pembayaran SPP. R9 Kesalahan dalam penginputan
A4. Menerima dan memeriksa R10 Keterlambatan pembuatan buku pembantu
keabsahan bukti-bukti R11 Keterlambatan dalam pembuatan laporan
penerimaan dana titipan realisasi.
A5. Melakukan penyetoran PNBP ke R12 Kesalahan dalam penetuan nilai mutasi dan
kas negara LPJ
A6. Membuat Buku Kas UMUM R13 Kesalahan dalam penetuan jenis-jenis
secara bulanan. penerimaan PNBP
A7. Membuat buku pembantu PNBP R14 Keterlambatan dalam pembuatan laporan.
fungsional dan buku pembantu R15 Perbedaan antara bank dan catatan
dana titipan secara bulanan. R16 Perbedaan antara data akademik dengan
A8. Membuat laporan realisasi catatan
penerimaan negara bukan pajak R17 Ketidaklengkapan dokumen.
(PNBP) secara bulanan
A9. Membuat laporan
pertanggungjawaban bendahara
penerimaan (LPJ).
A10. Membuat laporan inventarisasi
sumber-sumber PNBP instansi
secara bulanan.
A11. Membuat register penutupan kas
bendahara penerimaan secara
bulanan.
A12 Melakukan rekonsiliasi dengan
bank yang terkait dengan
penerimaan PNBP.
A13 Melakukan rekonsilliasi dengan
bagian akademik terkait dengan
pembayaran mahasiswa.
A14 Melakukan rekonsiliasi laporan
manual PNBP dengan unit
akuntansi.
A15 Melakukan persiapan dokumen
yang terkait dengan PNBP.
Sumber: Data diolah

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


Hasiah, Desain Model Matris Penilaian Risiko (Risk Assessment)... 53

Tabel 11 Identifikasi aktivitas (A) dan risiko (R) Bendahara pengeluaran pembantu-PDD &
BOPTN

Kode Jenis Aktivitas Kode Jenis Risiko


A1. Menatausahakan penerimaan dan R1 Kesalahan Pendistribusian pembayaran tunai
pengeluaran uang persediaan R2 Kesalahan pencatatan transaksi
A2. Pengajuan pertanggungjawaban atas R3 Keterlambatan pengajuan pertanggungjawaban.
pengeluaran belanja R4 Ketidak lengkapan bukti pengeluaran belanja
A3. Membuat kuitansi (SPB) atas Pengeluaran R5 Kesalahan pencatatan nilai dan transaksi
A4. Uang Persediaan (UP) R6 Salah pembebanan mata anggaran dan nilai
A5. Melakukan pemotongan dan penyetoran kuitansi
pajak ke kas negara R7 Keterlambatan pengetoran pajak
A6. Membuat laporan atas penyetoran pajak R8 Salah pemotongan
A7. Mengajukan usulan pertanggungjawaban R9 Kesalahan pembebanan jenis dan kode
atas uang persediaan R10 Keterlambatan membuat penetoran pajak
A8. Membuat pembukuan berupa buku kas R11 Kesalahan pencatatan NTPN, tanggal dan tempat
harian, buku kas umum dan lain-lain atas penyetoran pajak
penerimaa dan pengeluaran belanja R12 Keterlambatan penyetoran kelengkapan berkas.
A9. Mendokumentasikan seluruh tanda bukti R13 Kesalahan menginput data
penerimaan dan pengeluaran serta dokumen R14 Keterlambatan penyelesaian pencatatan
lainnya R15 Ketidak lengkapan bukti
A10. Membuat laporan realisasi penggunaan R16 Keterbatasan waktu penyelesaian
anggaran R17 Keterlambatan membuat laporan.
Sumber: Data diolah

Tabel 12 Identifikasi aktivitas (A) dan risiko (R) Bendahara pengeluaran pembantu
Peningkatan Pendidikan Tinggi (BPP-P2T)

Kode Jenis Aktivitas Kode Jenis Risiko

A1. Menerima dan mencermati keabsahan R1 Ketidak lengkapan bukti


kelengkapan bukti-bukti dan surat-surat R2 Kesalahan pembebanan dan nilai kuitansi
pertanggungjawaban yang masuk sebagai R3 Ketidak cukupan uang persediaan
bahan pembayaran R4 Keterlambatan penyetoran pajak
A2. Membuat kuitansi uang persediaan (UP) R5 Kesalahan pemotongan , salah jenis dan kode
berdasarkan bukti-bukti dan surat-surat pajak.
pertanggungjawaban yang masuk R6 Kesalahan pembebanan dan nilai kuitansi
A3. Menatausahakan penerimaan dan R7 Keterlambatan penyelesaian laporan
pengeluaran UP R8 Kesalahan pencatatan/penginputan.
A4. Melakukan pemotongan dan penyetoran R9 Kesalahan pengidentifikasian SK
pajak ke kas negara atas belanja UP R10 Kesalahan penginputan.
A5. Mengajukan usulan GUP atas
pertanggungjawaban belanja UP
A6. Membuat pembukuan berupa buku kas
umum dan buku pembantu atas penerimaan
dan pengeluaran belanja
A7. Membuat laporan pertanggungjawaban
belanja
A8. Mendokumentasikan seluruh bukti
penerimaan dan pengeluaran UP serta
dokumen lainnya secara tertib dan teratur.
A9. Menerima dan mencermati keabsahan surat
tugas/SK sebagai dasar pembuatan daftar
honorarium.
A10. Membuat daftar honorarium

Sumber: Data diolah

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


54 INFAK, Vol 3, No 1, Desember 2016
Tabel 13 Identifikasi aktivitas (A) dan risiko (R) Bagian Pengadaan Barang dan jasa

Kode Jenis Aktivitas Kode Jenis Risiko


A1 Memonitoring Perkembangan R1 Adanya pengaduan dari calon penyedia atas
pendaftar lambatnya koneksi ke LPSE karena terjadi
Calon penyedia mendowload masalah pada server.
pengadaan yang telah diupload panitia R2 Adanya pengaduan/protes dari calon
melalui LPSE penyedia atas spesifikasi yang dilelangkan
A2 Memberi penjelasan kepada calon karena kadang-kadang panitia mengupload
penyedia yang bertanya secara online spesifikasi barang ada yang mengarah ke
dan melibatkan user. produk/merek tertentu tanpa disengaja.
A3 Calon penyedia mengupload R3 Kadang-kadang panitia kewalahan untuk
dokumen pengadaan. menjawab pertanyaan yang masuk karena
A4 Panitia mendowload dokumen usernya tidak sempat hadir.
pengadaan kemudian melakukan R4 Melakukan perpanjangan jadwal akibat
Apendo dokumen penawaran tersebut. lambatnya koneksi ke LPSE karena terjadi
A5 Mengevaluasi dokumen penawaran masalah pada server.
yang telah diuploadnoleh calon R5 Banyaknya merk atau produk yang
penyedia melalui LPSE yang telah ditawarkan oleh masing-masing calon
diapendo, antara lain: (a) evaluasi penyedia dan berbeda dengan usulan user.
dokumen adminstrasi dan kualifikasi R6 Gagalnya pelelangan apabila calon penyedia
(Lengkap: Lanjut ke evaluasi tehnis) tidak ada yang hadir pembuktian kualifikasi
dan tidak lengkap gugur; (b) evaluasi dan apabila calon penyedia hadir namun
domune teknis (sesuai dengan yang tidak dapat memperlihatkan dokumen asli
dipersyaratkan: lanjut ke evaluasi yang dipersyaratkan sehingga panitia harus
harga) dan tidak sesuai/lengkap melakukan Pelelangan ulang
gugur; (c) evaluasi dokumen harga R7 Adanya tuntutan dari calon penyedia
melakukan koreksi aritmatik apabila hasil pelengan tidak diupload dan
kemudian mengundang 3 (tiga) calon dianggap ada terjadi KKN antar pemenag
penyedia untuk penawaran terendah dengan panitia.
untuk melakukan pembuktian R8 Adanya tekanan dari intern PNUP apabila
kualifikasi. yang kami tetapkan sebagai pemenang,
A6 Mengevaluasi dan melakukan produk/merk yang ditawarkan berbeda
pembuktian kualifikasi kepada calon dengan merk/produk yang ditawarkan oleh
penyedia yang lulus adminstrasi, pemenang.
teknis dan harga. R9 Terhambatnya proses penandatanganan
A7 Mengupload Berita acara hasil kontrak kepada pemenang apabila calon
pelelangan tujuannya untuk diketahui penyedia yang menyanggah mengajukan
oleh calon penyedia yang mengikuti sanggah banding ke kementrian pendidikan,
pelengan. serta ditembuskan ke BPK, kepolisian dll.
A8 Menetapkan pemenang pelelangan R10 Audit khusus oleh ispektorat atas sanggahan
yang memnuhi syarat. banding yang telah dilakukan oleh calon
A9 Mengumumkan pemenang pelelangan penyedia.
yang memenuhi syarat. R11 Audit investigasi atas sanggahan banding
A10 Menjawab sanggahan dari calon yang telah dilakukan oleh calon penyedia
penyedia yang masuk secara online R12 Sering didatangani oleh pihak LSM dengan
melalui LPSE ancaman tertentu.
A11 Panitia menyerahkan dokumen
penawaran bagi pemenang pelelangan
kepada pejabat pembuat komitmen
(PPK) untuk dibuatkan SPPBJ,
SPMK, dan Kontrak.

Sumber: Data diolah

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


Hasiah, Desain Model Matris Penilaian Risiko (Risk Assessment)... 55

Desain Penilaian Risiko pada Bagian Desain Penilaian Risiko pada Bagian
Keuangan PNUP Pengadaan Barang dan Jasa
Berdasarkan hasil perhitungan level
Penilaian risiko didesain dengan
risiko pada bagian Keuangan dan bagian
menggunakan model matris dari BPKP tahun
pengadaan barang dan jasa di tabel 6, maka
2010. Desain model penilaian risiko dapat
penilaian risiko didesain dengan model matris
memperlihatkan peta risiko yang telah
yang menggambarkan letak posisi masing-
teridentifikasi, apakah risiko tersebut berada
masing peristiwa risiko dengan keterangan
pada level ekstrim, tinggi, moderat, rendah
dan sangat rendah. Besarnya nilai level risiko kode risiko yang telah ditentukan.
atau risk exposure ditentukan dari hasil
perkalian antara frekuensi (F) dengan dampak
risko (D).

L 5 5 10 15 20 25
I
K 4 4 8 12 16 20
E
L 3 3 6 9 12 15
I
H 2 2 4 6 8 10
O R1,R2,R6,R7,R9
4
R3,R4, R6,R8,R10,R1
O 1 1 2 3 R5 1 5
R1
D R8,R10,R11 S/D R16 7
1 2 3 4 5
C O N S E Q U E N C E
Gambar 3 Matris Pemetaan Risiko pada Bendahara Administrasi Belanja Pegawai

L 5 5 10 15 20 25
I
K 4 4 8 12 16 20
E
L 3 3 6 9 12 R3,R9 15 R1

I R10 R8, R9, R15, R16 R2, R14, R17

H 2 2 4 6 8 R6 10 R4, R5

O R11,R13 R12
O 1 1 2 3 4 5
D
1 2 3 4 5
C O N S E Q U E N C E

Gambar 4 Matris Pemetaan Risiko pada Bendahara Penerimaan

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


56 INFAK, Vol 3, No 1, Desember 2016

L 5 5 10 15 20 25
I
K 4 4 8 12 16 20
E
L 3 3 6 9 12 R5 15
I
6 8 10 R1,
H 2 2 4 R16 R4,R9 R6, R7, R8
R10,R12 S/D
R15
O
O 1 1 2 3 4 5
D R2 R3
1 2 3 4 5
C O N S E Q U E N C E
Gambar 5 Matris Pemetaan Risiko pada Bendahara Pengeluaran Pembantu PDD & BOPTN

L 5 5 10 15 20 25
I
K 4 4 8 12 16 20
E
L 3 3 6 9 12 15
I
H 2 2 4 6 R1,R6 8 R2 10 R3
O R7,R8,R9,R10
O 1 1 2 3 4 5
D
1 2 3 4 5
C O N S E Q U E N C E
Gambar 6 Matris Pemetaan Risiko pada Bendahara Pengeluaran Pembantu Peningkatan
Pendidikan Tinggi (BPP-P2T)

L 5 5 10 15 20 25
I
K 4 4 8 12 16 R8 20
E
L 3 3 6 9 R2 12 15
I
H 2 2 4 6 8 10 R6
O
O 1 1 2 3 4 5 R7
D R9 S/D R12
1 2 3 4 5
C O N S E Q U E N C E
Gambar 7 Matris Pemetaan Risiko Pada Bagian Pengadaan Barang dan Jasa

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


Hasiah, Desain Model Matris Penilaian Risiko (Risk Assessment)... 57

PEMBAHASAN based. Untuk melaksanan audit berbasis


resiko auditor harus menetapkan tingkat
Implementasi Model Matris Prioritas
prioritas berdasarkan risiko. Untuk itu
Risiko dalam Perencanaan Audit Umum
berdasarkan hasil desain matris pemetaan
Unit Satuan Pengawas Internal PNUP risiko pada gambar 1 s/d 5, maka dapat
dalam menyusun rencana audit tahunan, akan diketahui risiko yang perlu mendapat prioritas
mencoba menggunakan penilaian tingkat dan perhatian utama dalam perencanaan audit
risiko (Risk Based Assessment) sebagai dasar umum oleh Satuan Pengawas Internal (SPI)
dalam penentuan objek dan frekuensi audit PNUP dari tingkatan ekstrim sampai dengan
umum dengan harapan dapat meningkatkan sangat rendah.
kinerja SPI PNUP. Berikut ini urutan prioritas risiko pada
Dalam tahap-tahap perencanaan audit, bidang kuangan dan pengadaan barang dan
mencakup beberapa langkah-langkah dimana jasa.
salah satu langkah yaitu pendekatan dalam
pemilihan auditee yaitu pendekatan risk-

Tabel 14 Urutan prioritas risko pada Bagian Keuangan – Bendahara Administrasi belanja
Pegawai

Kode Jenis Risiko Nilai Level Risiko


R1 Adanya komplain dari pegawai terkait dengan perbedaan 8 Moderat
antara data dengan jumlah uang yang diterima.
R2 Kesalahan penginputan data mutasi pegawai 8 Moderat
R5 Lambatnya pembuatan daftar kekurangan gaji pegawai 8 Moderat
R7 Lambatnya pembuatan daftar uang makan pegawai 8 Moderat
R9 Lambatnya pembuatan daftar sertifikasi dosen 8 Moderat
R17 Lambatnya pengantaran berkat ke KPPN 5 Rendah
R3 Keterlambatan pembuatan daftar gaji pegawai 4 Rendah
R4 Kesalahan penginputan daftar gaji 4 Rendah
R6 Kesalahan penginputan daftar kekurangan gaji. 4 Rendah
R8 Kesalahan penginputan daftar UMP. 4 Rendah
R10 Kesalahan penginputan daftar sertifikasi dosen 4 Rendah
R11 Lambatnya pembuatan daftar pemotongan pegawai 4 Rendah
R12 Kesalahan penginputan daftar pemotongan pegawai. 4 Rendah
R13 Lambatnya pembuatan daftar pemindahbukuan 4 Rendah
R14 Kesalahan pengimputan, pembuatan daftar pemindah- 4 Rendah
bukuan
R15 Lambatnya perincian gaji pegawai 4 Rendah
R16 Kesalahan penginputan daftar perincian gaji pegawai. 4 Rendah

Sumber: data diolah

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


58 INFAK, Vol 3, No 1, Desember 2016
Tabel 15 Urutan Prioritas Risko pada Bagian Keuangan – pada Bendahara Penerimaan

Kode Jenis Risiko Nilai Level Risiko


R1 Kesalahan dalam menghitung jumlah penerimaan 15 Ekstrim
R2 Kehilangan uang 15 Ekstrim
R14 Keterlambatan membuat laporan 15 Ekstrim
R17 Ketidak lengkapan dokumen 15 Ekstrim
R3 Ketidak cocokan antara jumlah uang dengan bukti 12 Tinggi
pembayaran
R7 Keterlambatan pembuatan BKU 12 Tinggi
R8 Kesalahan dalam mengklasifikasian transaksi 12 Tinggi
R9 Kesalahan dalam menginputan 12 Tinggi
R15 Perbedaan antara bank dan catatan 12 Tinggi
R16 Perbedaan antara data akademik dengan catatan 12 Tinggi
R4 Tidak lengkapnya bukti penerimaan PNBP 10 Tinggi
R5 Terlambatnya penyetoran PNBP ke kas negara 10 Tinggi
R12 Kesalahan dalam penentuan nilai mutasi dan LPJ 10 Tinggi
R10 Keterlambatan pembuatan buku pembantu 9 Moderat
R6 Kesalahan dalam menginput jenis transaksi dan 8 Moderat
jumlahnya
R11 Keterlambatan dalam pembuatan laporan realisasi 8 Moderat
R13 Kesalahan dalam penetuan jenis-jenis penerimaan PNBP 8 Moderat

Sumber: Data diolah

Tabel 16 Urutan Prioritas Risko pada Bagian Keuangan – pada Bendahara Pengeluaran
Pembantu-PDD & BOPTN

Kode Jenis Risiko Nilai Level Risiko


R1 Kesalahan Pendistribusian pembayaran tunai 10 Tinggi
R3 Keterlambatan pengajuan pertanggungjawaban 10 Tinggi
R6 Salah pembebanan mata anggaran dan nilai kuitansi 10 Tinggi
R7 Keterlambatan pengetoran pajak 10 Tinggi
R8 Salah pemotongan 10 Tinggi
R4 Ketidak lengkapan bukti pengeluaran belanja 8 Moderat
R5 Kesalahan pencatatan nilai dan transaksi 8 Moderat
R9 Kesalahan pembebanan jenis dan kode 8 Moderat
R10 Keterlambatan membuat penyetoran pajak 8 Moderat
R12 Keterlambatan penyetoran kelengkapan berkas. 8 Moderat
R13 Kesalahan menginput data 8 Moderat
R14 Keterlambatan penyelesaian pencatatan 8 Moderat
R15 Ketidak lengkapan bukti 8 Moderat
R11 Kesalahan pencatatan NTPN, tanggal dan tempat 6 Moderat
penyetoran pajak
R16 Keterlambatan membuat laporan 6 Moderat
R4 Kesalahan pencatatan transaksi 4 Rendah

Sumber: Data diolah

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


Hasiah, Desain Model Matris Penilaian Risiko (Risk Assessment)... 59

Tabel 17 Urutan Prioritas Risiko pada Bagian Keuangan – Bendahara Pengeluaran Pembantu
Peningkatan Pendidikan Tinggi (BPP-P2T)

Kode Jenis Risiko Nilai Level Risiko


R3 Ketidak cukupan uang persediaan 10 Tinggi
R2 Kesalahan pembebanan uang persediaan 8 Moderat
R1 Ketidak lengkapan bukti 6 Moderat
R6 Kesalahan pembebanan dan nilai kuitansi 6 Moderat
R7 Keterlambatan penyelesaian laporan 6 Moderat
R8 Kesalahan pencatatan/penginputan. 6 Moderat
R9 Kesalahan pengidentifikasian SK 6 Moderat
R10 Kesalahan penginputan 6 Moderat
R5 Kesalahan pemotongan, salah jenis dan kode pajak 3 Rendah
Sumber: Data diolah

Tabel 18 Urutan Prioritas Risko pada Bagian Keuangan – Bagian Pengadaan Barang dan Jasa
Kode Jenis Risiko Nilai Level Risiko
R8 Adanya tekanan dari intern PNUP apabila yang kami 12 Tinggi
tetapkan sebagai pemenang, produk/merk yang
ditawarkan berbeda dengan merk/produk yang
ditawarkan oleh pemenang.
R10 Gagalnya pelelangan apabila calon penyedia tidak ada 10 Tinggi
yang hadir pembuktian kualifikasi dan apabila calon
penyedia hadir namun tidak dapat memperlihatkan
dokumen asli yang dipersyaratkan sehingga panitia
harus melakukan Pelelangan ulang
R2 Adanya pengaduan/protes dari calon penyedia atas 9 Moderat
spesifikasi yang dilelangkan karena kadang-kadang
panitia mengupload spesifikasi barang ada yang
mengarah ke produk/merek tertentu tanpa disengaja.
R7 Adanya tuntutan dari calon penyedia apabila hasil 5 Moderat
pelengan tidak diupload dan dianggap ada terjadi KKN
antar pemenang dengan panitia.
R10 Audit khusus oleh ispektorat atas sanggahan banding 5 Moderat
yang telah dilakukan oleh calon penyedia
R11 Audit investigasi atas sanggahan banding yang telah 5 Moderat
dilakukan oleh calon penyedia
R12 Sering didatangani oleh pihak LSM dengan ancaman 5 Moderat
tertentu.
R1 Adanya pengaduan dari calon penyedia atas lambatnya 4 Rendah
koneksi ke LPSE karena terjadi masalah pada server.
R4 Melakukan perpanjangan jadwal akibat lambatnya 4 Rendah
koneksi ke LPSE karena terjadi masalah pada server.
R5 Banyaknya merk atau produk yang ditawarkan oleh 4 Rendah
masing-masing calon penyedia dan berbeda dengan
usulan user.
R3 Kadang-kadang panitia kewalahan untuk menjawab 3 Rendah
pertanyaan yang masuk karena usernya tidak sempat
hadir.
Sumber: Data diolah

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482


60 INFAK, Vol 3, No 1, Desember 2016
Berdasarkan tabel di atas semua aktivitas di mempunyai tingkat risiko tinggi harus
bagian keuangan dan pengadaan barang dan dilakukan audit minimal 6 (enam) bulan
jasa memiliki risiko yang beragam. Namun sekali, untuk audit universe yang mempunyai
SPI PNUP sebaiknya dalam membuat peren- risiko sedang harus dilakukan audit minimal
canaan audit umum perlu menetapkan pri- 12 (dua belas) bulan sekali, sedangkan untuk
oritas audit berdasarkan hasil pemetaan risiko audit universe yang mempunyai tingkat risiko
di kedua bagian tersebut. rendah akan dilakukan audit setiap 18 bulan
sekali, sehingga pelaksanaan audit dapat
KESIMPULAN DAN SARAN dilakukan secara optimal dengan tenaga
Auditor yang sangat terbatas; (3) Untuk
Kesimpulan Peneliti selanjutnya, melakukan pengujian
Dari hasil pembahasan di atas dapat kembali atas model dan instrumen-instrumen
disimpulkan sebagai berikut : yang digunakan, karena model yang diajukan
Model/design penilaian risiko dalam masih relatif baru.
penelitian ini dilaksanakan dengan mengukur
tingkat risiko berdasarkan Dampak (Impact) DAFTAR PUSTAKA
dan Kecenderungan (likelihood) yang
dijabarkan dalam suatu matriks risiko, untuk Andian, 2011, Implementasi Penilaian Risiko
menggambarkan tingkat risiko pada bagian dalam Menunjang Pencapaian Tujuan
Keuangan dan bagian Pengadaan Barang dan Instansi pendidikan, Jurnal Pendidikan
jasa. Penilaian risiko dibuat berdasarkan Akuntansi Indonesia, Vol. IX No. 2, Hal
risiko per jenis aktivitas pada Bendahara 16-31.
Adminstrasi Belanja Pegawai, Bendahara Audittindo Education, 2006, An Introductory
Penerimaan, Bendahara Pengeluaran-PDD & Course for Implementing Risk-Based
BOPTN, Bendahara Pengeluaran Pembantu Auditing, PT Audittindo Arin Prima,
Peningkatan pendidikan Tinggi (BPP-P2T), Jakarta.
dan Bagian Pengadaan Barang dan jasa. Badan Pengawasan Keuangan dan Pemban-
Hasil penilaian risiko berdasarkan risiko gunan, 2010, Penilaian Risiko, Pusat
aktivitas dapat diketahui nilai total tingkat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan,
risiko Bendahara Adminstrasi berada pada Jakarta.
level 8 (tinggi), Bendahara penerimaan berada Kloman, H Felix and Seawrack, 2000, Risk
pada level 12 (tinggi), Bendahara Pengeluaran Management Reports., volume 27. Press
pembantu-PDD & BOPTN berada pada level Inc. Review Againt the Gods : The re-
8 (tinggi), Bendahara Pengeluaran pembantu markable Story of risk by Peter Bern-
Peningkatan Pendidikan Tinggi (BPP-P2T) stein.
berada pada level 6 (Moderat), bagian Pemerintah Indonesia, 2008, Peraturan Peme-
Pengadaan barang dan jasa berada pada level rintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
5 (Moderat). Sehingga kedepan SPI PNUP Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,
diharapkan menggunakan matris pemetaan Biro Peraturan Perundang-undangan
prioritas risiko sebagai dasar untuk membuat Bagian Politik dan Kesejahteraan
perencanaan auditnya. Rakyat, Jakarta.
Toky. Y, 2011, Pergeseran Paradigma Audit
Saran Internal Tradisional Menjadi Audit
(1) Institusi PNUP, terutama bagian yang Memberikan Nilai Tambah Bagi
Keuangan, bagian Pengadaan Barang dan Organisasi (Studi Kasus pada PT
jasa, dan Bagian Satuan Pengawas Internal. Telelomunikasi Indonesia, Tbk.)
mendukung penyempurnaan penerapan Risk Umar, Haryono. 2012. Diklat Reviu Laporan
Assessment dalam perencanaan audit umum, Keuangan Pemerintah Pusat. Diklat
yaitu dengan menyediakan program aplikasi pada tanggal 4—10 November 2012,
sebagai alat untuk mempermudah dan Bandung
mempercepat proses penilaian risiko sehingga Yayon, W.S, 2006, Pemodelan Penilaian
dapat meminimalkan tingkat kesalahan dalam Risiko dalam Perencanaan Audit umum
proses pengisian data kedalam indikator risiko pada Divisi Interen (Studi kasus pada
dan proses penilaiannya tidak membutuhkan bank PT ABC Cabang Jakarta).
waktu yang lama; (2) Pelaksanaan audit tidak Yunus, F & Bambang W, 2012, Model Stra-
dilakukan kepada seluruh audit universe tetapi tegi dan Pemetaan Prioritas Program
harus dilakukan secara prioritas berdasarkan Auditable Units Berbasis Resiko Pada
tingkat risiko dari masing-masing audit Politeknik Negeri Media Kreatif,
universe tersebut. Untuk audit universe yang Epigram, Vol. 9 No. 2, hal.150-158.

Copyright © 2016, INFAK, ISSN 2356-4482

Anda mungkin juga menyukai