Anda di halaman 1dari 6

PROYEK PHARMACEUTICAL CARE 3

PENYULUHAN KEBERSIHAN DIRI PADA ANAK DESA KEPUHSARI

Oleh :
Sofia Agustina Wea 148114155
Resti Rona Alfialini 148114156
Avilla C.I Ragha 148114157
Sara Septi Widayani 148114160
Maria Euprasia Yolanda 148114161
Leona Wong 148114162
Melviya 148114163
Novika Bernadelpin 148114165
Dismas Adi Prabowo 148114166
Nur Amalia Perwitasari 148114167

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
A. LATAR BELAKANG
Personal higiene merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama
pada masa perkembangan anak-anak (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Personal
higiene adalah suatu usaha pemeliharaan kesehatan diri seseorang yang bertujuan
mencegah terjangkitnya penyakit serta untuk memperbaiki status kesehatannya.
(Perry & Potter, 2005). Langkah-langkah dalam pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan antara lain dengan mandi yang teratur, menjaga kerapian, menggosok
dan merawat gigi, berganti pakaian secara teratur dan mencuci tangan
(Timmreck, 2004).
Kaki, tangan dan kuku membutuhkan perhatian khusus dalam perawatan
kebersihan diri seseorang karena rentan terhadap infeksi. Setiap kondisi yang
mengenai tangan dan kaki secara otomatis akan mempengaruhi kemampuan
dalam hal perawatan kebersihan diri seseorang (Isro’in & Andarmoyo, 2012).
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman (Kementrian
Kesehatan RI, 2014). Merawat kuku juga merupakan hal yang penting untuk
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dampak yang dapat terjadi apabila kuku
tidak dirawat diantaranya kecacingan dan diare (Siswanto, 2010).
Selain itu, mandi penting dilakukan setidaknya dua kali sehari. Selain
membuat badan lebih segar, mandi dapat membuat lebih tenang dan baik untuk
kesehatan, seperti mengurangi timbulnya bakteri pada kulit dan risiko terkena
jamuran (Lov, 2015). Hal-hal yang disebutkan diatas merupakan dasar-dasar
penting untuk diajarkan sejak usia dini kepada anak-anak agar anak dapat
terhindar dari penyakit dan tetap bisa menjaga kesehatan tubuh.
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan diatas membawa kami untuk
mengajarkan serta mengajak anak-anak di sekitar tempat tinggal kami yaitu
daerah Kepuhsari RT 07 untuk bersama-sama meningkatkan perhatian terhadap
kebersihan diri masing-masing dengan memberi pengajaran dan pemahaman
mengenai bagaimana cara mencuci tangan, pentingnya merawat kebersihan kuku,
tangan, dan kaki, serta mandi dua kali sehari.

B. TUJUAN
Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Menyadarkan pada anak akan pentingnya kebersihan diri.
2. Menanamkan kebiasaan menjaga kebersihan diri sejak dini kepada anak-
anak Desa Kepuhsari RT 07.
3. Memberikan informasi mengenai cara untuk menjaga kebersihan diri
sedini mungkin.
C. METODE
Penyuluhan mengenai Kebersihan Diri pada Anak Desa Kepuhsari RT 07
dilaksanakan dalam beberapa bentuk kegiatan, yaitu pre-tes untuk menggali
seberapa jauh pengetahuan anak-anak akan kebersihan diri sebelum dilakukannya
pemberian materi, dilanjutkan pemberian materi mengenai kebersihan diri, dan
diakhiri dengan evaluasi melalui praktek dan post test untuk mengetahui seberapa
jauh anak-anak dapat menerima materi yang disampaikan. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan pada tanggal 14 dan 16 November 2017
pukul 16.00 WIB. Adapun rincian uraian kegiatannya adalah :
1. Tahap persiapan
Tahap pertama ini meliputi survey mengenai tempat sasaran diadakannya
kegiatan, pengurusan perijinan kepada Kepala RT Desa Kepuhsari RT 07,
dan penyusunan materi yang akan disampaikan.
2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama
diawali dengan kegiatan pre-tes untuk menggali seberapa jauh
pengetahuan anak-anak akan kebersihan diri. Kegiatan dilanjutkan dengan
pemberian materi mengenai kebersihan diri, diantaranya kebersihan badan,
kuku, tangan, mata, gigi, dan rambut. Pemberian materi disampaikan
secara lisan dan dilakukan demo mengenai materi yang disampaikan.
Selanjutnya pertemuan kedua diisi dengan review mengenai materi yang
sudah diberikan kepada anak-anak, meminta anak-anak mempraktekkan
cara mencuci tangan dan diakhiri dengan kegiatan post-tes.
3. Evaluasi kegiatan
Kegiatan ini dievaluasi dengan merekap data hasil pre-tes dan post-tes
yang diberikan kepada anak-anak. Evaluasi ini dilakukan sebagai indikator
keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan oleh tim.

D. HASIL
Berikut adalah data responden untuk pelaksanaan kegiatan:
Jumlah responden
Usia (tahun) Jumlah
5 2
6 1
8 3
10 1
11 1
12 1
Total 9
Pertemuan I
Personal Jumlah
Skor Presentase (%)
Hygiene responden
Buruk 1,00-4,332 1 11,11111
Baik 4,333-7,666 7 77,77778
Sangat baik 7,667-10 1 11,11111

PERSONAL HYGIENE PERTEMUAN I


Buruk Baik Sangat baik

Sangat baikBuruk
11% 11%

Baik
78%

Pertemuan II
Personal Jumlah
Skor Presentase (%)
Hygiene responden
Buruk 1,00-4,332 0 0
Baik 4,333-7,666 5 55,55556
Sangat baik 7,667-10 4 44,44444

PERSONAL HYGIENE PERTEMUAN II


Buruk Baik Sangat baik

Buruk
0%

Sangat baik
44% Baik
56%
E. PEMBAHASAN
Melibatkan 9 orang anak sebagai responden dalam proyek ini. Terdiri dari 2
orang anak berusia 5 tahun, 1 orang anak berusia 6 tahun, 3 orang anak berusia 8
tahun, 1 orang anak berusia 10 tahun, 1orang anak berusia 11 tahun, dan 1 orang
anak berusia 12 tahun. Responden adalah anak-anak yang bermukim di Desa
Kepuhsari RT 07, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Pada pertemuan pertama dilakukan pre-test untuk mengetahui sejauhmana
pemahaman responden mengenai kebersihan dirinya. Didapatkan hasil pretest 1
responden (11,11111%) memiliki pemahaman yang buruk, 7 responden
(77,77778%) memiliki pemahaman yang baik, dan 1 responden (11,11111%)
memiliki pemahaman yang sangat baik. Selanjutnya, dilakukan pemberian materi
mengenai kebersihan diri, diantaranya kebersihan badan, kuku, tangan, mata, gigi,
dan rambut. Pemberian materi disampaikan secara lisan dan dilakukan demo
mengenai materi yang disampaikan.
Pertemuan kedua diisi dengan review mengenai materi yang sudah
diberikan kepada anak-anak, meminta anak-anak mempraktekkan cara mencuci
tangan dan diakhiri dengan kegiatan post-test. Hasil dari post-test adalah tidak
terdapat lagi responden yang memiliki pemahaman buruk mengenai kebersihan
dirinya atau sebesar 0%. Terdapat 5 responden yang memiliki pemahaman yang
baik tentang kebersihan dirinya (55,55556%) dan 4 responden yang memiliki
pemahaman yang sangat baik mengenai kebersihan dirinya (44,44444%). Terjadi
peningkatan pemahaman tentang kebersihan diri dari responden yang terlihat dari
post-testnya. Terjadi peningkatan jumlah responden yang memiliki pemahaman
sangat baik dan tidak terdapat lagi responden yang memiliki pengetahuan buruk
mengenai kebersihan dirinya.

F. KESIMPULAN
Program mengajarkan kebersihan diri terhadap sasaran menghasilkan
perbaikan yang ditunjukkan melalui data yang ada disimpulkan terjadi
peningkatan pemahaman tentang kebersihan diri dari responden. Diharapkan
peningkatan pengetahuan ini juga akan berdampak terhadap sikap dan perilaku
sehari-hari untuk menjaga kebersihan diri sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
Isro’in, L. dan Andarmoyo, S. 2012. Personal Hygiene Konsep, Proses dan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Perry & Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta :
EGC.
Siswanto, H., 2010, Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Yoyakarta : Pustaka
Rihama.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
ctps.pdf diakses pada 18 November 2017 pukul 23:38 WIB
Thomas C. Timmreck, . 2004. Epidemiologi Suatu Pengantar (An Introduction to
Epidemiology) Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC

Anda mungkin juga menyukai