Makalah Biota Tropis: Perbedaan Fauna Ethiopian Dan Neotropic Region
Makalah Biota Tropis: Perbedaan Fauna Ethiopian Dan Neotropic Region
Oleh :
Ethiopia sering dikenal sebagai 'atap Afrika' karena sifatnya yang bergunung
gunung. Berbagai macam habitat di Ethiopia, mulai dari gurun kering, padang
rumput terbuka, dan savana semi-kering hingga dataran tinggi. Topografi Ethiopia
yang tidak merata dan kondisi iklim yang bervariasi telah memberinya spesies
satwa liar Afrika yang mengesankan. Ethiopia adalah rumah bagi berbagai spesies
endemik, terancam punah, rentan, dan langka. Ethiopia adalah salah satu daerah
dengan keanekaragaman hayati terbaik di dunia dalam hal kekayaan dan
endemisme spesies mamalia.
19 spesies mamalia liar telah dicatat dan diidentifikasi. Spesies yang paling
sering terlihat adalah babi liar, babi hutan, monyet Colubus dan monyet Vervet.
Variasi komposisi spesies musiman dan kemelimpahan mamalia liar besar diamati
di habitat yang berbeda. Jumlah spesies tertinggi tercatat di hutan alam selama
musim kemarau. Hutan alam dan habitat padang rumput juga memiliki jumlah
spesies terbanyak selama musim hujan, sedangkan habitat padang rumput memiliki
jumlah spesies terendah selama musim kemarau. Jumlah individu tertinggi pada
mamalia terdapat di habitat hutan alam selama musim kemarau dan yang terendah
terdapat di habitat padang rumput selama musim kemarau. Jumlah rata-rata
kelimpahan mamalia dalam tipe habitat hutan adalah yang tertinggi selama musim
kemarau (191 individu), sedangkan terendah selama musim kemarau di padang
rumput (45 individu). Penelitian ini bertujuan sebagai informasi dasar untuk
mengetahui pola kegiatan, alasan migrasi dan preferensi habitat gajah Afrika,
Lesser kudu, Greater kudu (antelop hutan) dan kerbau.
Distribusi mamalia besar tidak terdistribusi secara merata di musim dan tipe
habitat yang berbeda. Distribusi mamalia di hutan lebih tinggi dari pada di habitat
padang rumput dalam kaitannya dengan jumlah rata-rata mamalia. Sedangkan
distribusi mamalia selama musim kemarau jauh lebih tinggi dari pada musim hujan.
Kepadatan individu pada mamalia liar besar yang tercatat selama musim kemarau
lebih tinggi dari kepadatan selama musim hujan (Tabel 2).
Distribusi mamalia besar tidak merata di musim dan tipe habitat
yang berbeda. Distribusi mamalia didasarkan pada ketersediaan makanan,
tempat tinggal, air dan jarak dari manusia. Hewan yang berbeda memiliki
makanan dan habitat yang berbeda. Oleh karena itu, penyebarannya
bervariasi dari mamalia di seluruh tipe habitat. Distribusi gajah Afrika
sangat rendah dibandingkan dengan mamalia liar besar lainnya. Hal ini
disebabkan oleh migrasi gajah yang disebabkan oleh gangguan manusia
di habitatnya Gajah Afrika dan perburuan ilegal gading gajah. Selain
Leopard itu, Hyena, kucing luwak, Waterbuck, Serigala umum, dan
Kerbau juga memiliki distribusi mamalia yang rendah selama penilaian,
tetapi kerbau disebabkan oleh gangguan manusia terutama pembunuhan
ilegal untuk piala dan perusakan habitat yang tinggi. Babi liar dan babi
hutan adalah istribusi yang relatif tinggi di Suaka Margasatwa Tululujia.
Menurut Tefera, M. (2011), menyatakan bahwa semua mamalia endemik di
Ethiopia termasuk kategori terancam punah. Mamalia endemic tersebut meliputi
Canis simensis Theropithecus gelada gelad, Theropithecus. gelada obscurus,
Capra walie Capra ibex Capra nubiana, Equus assinus somalensis, Equus assinus
africanus, Alcelaphus buselaphus swaynei, Tragelaphus buxtoni, Tragelaphus
scriptus meneliki, Loxodonta africana Knochenhauri, Panthera leo abyssincum.
Diantara kelima mamalia lebih besar terancam punah meliputi Walia Ibex, Capra
walie, Theropithecus gelada, Tragelaphus buxtoni and Ethiopian Wolf (Canis
simensis) dan yang lebih kecil meliputi kelelawar, insectivores, dan rodentia.
Mamalia besar terutama yang terdapat di perbatasan selatan dan barat daya etihiopia
pada kenyataannya, dari 9 taman nasional hanya ada 2 yang tidak berada di lahan
kering. Karena alasan inilah mamalia besar tersebut rentan terhadap kekeringan
yang membuat mereka rentan terhadap migrasi dan kepunahan. Distribusi yang
terbatas dan potensi ukuran populasi yang kecil menyebabkan spesies endemik ini
paling rentan terhadap degradasi lingkungan antropogenik.
Tomas, et al. 2011. Mammals in the Pantanal wetland, Brazil. The Pantanal:
Ecology, biodiversity and sustainable management of a large neotropical
seasonal wetland, pp. 563-595.© Pensoft Publishers, Sofi a–Moscow