Anda di halaman 1dari 9

1

HOT SPOTS BIODIVERSITAS INDONESIA


SPESIES HEWAN DAN TUMBUHAN ENDEMIK DI SEKITAR
HOT SPOTS PULAU SUMATRA

Oleh:
Nurlida Tri Apria Putri
1413024059

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
2

A. Hotspot Biodiversity

Keanekaragaman hayati di bumi tersebar tidak merata. Keanekaragaman


tertinggi terdapat di daerah tropis. Beberapa daerah disebut sebagai daerah hot
spot biodiversitas, karena di daerah tersebut memiliki keanekaragaman hayati
tinggi dengan tingkat kepunahan spesies dan kerusakan habitat yang besar.
Daerah hotspot biodiversitas dunia antara lain Indonesia, great barrier reef di
Australia, Madagascar dan Semenanjung California.
Indikator keanekaragaman hayati dapat diketahui melalui data rinci yang
menggambarkan suatu komunitas. Akan tetapi, jika data tersebut tidak
tersedia dapat digunakan data beberapa spesies tertentu. Keragaman jenis
tumbuhan dan burung merupakan contoh yang dapat digunakan sebagai
indikator yang baik bagi keragaman komunitas.
Plant Conservation Office IUCN di Inggris menggunakan pendekatan indikator
spesies tersebut sehingga berhasil mengidentifikasi dan mendokumentasikan
sekitar 250 pusat keanekaragaman hayati tumbuhan dunia, yang memiliki
konsentrasi spesies yang besar. Pendekatan serupa juga dilakukan oleh World
Conservation Monitoring Centre, Birdlife International, Conservation
International, dan World Wildlife Fund dalam menetapkan wilayah- wilayah
penting di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati dan tingkat endemisme
tinggi.
Hall (1998: 91-133) menemukan bahwa terdapat 25 hotspot yang mampu
mewakili 44% spesies tumbuhan, 28% spesies burung, 30% spesies mamalia,
38% spesies reptil, dan 54% spesies ampfibi yang ada di dunia. Sebagian besar
daerah hotspot terletak di hutan tropika humida dan sebagian lagi di daerah
Mediterania yang hangat dan kering pada musim tertentu. Daerah hotspot
yang lain terdapat pada hutan kering dan savana pada ekosistem cerrado di
Brazil, sisi timur pegunungan Kenya danTanzania, dan sisi selatan Cina
tengah. Salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia adalah wilayah tropika
Andes, yang memiliki 45.000 spesies tumbuhan berbunga, 1.666 spesies
burung, 414 spesies mamalia, 479 spesies reptil, dan 830 spesies amfibi.
Kawasan hotspot biodiversity di Indonesia diwakili oleh Kawasan Sunda dan
Kawasan Wallacea. Kawasan Sunda meliputi daerah lembah dan pegunungan
yang ada di Sumatera dan Kalimantan sampai gunung berapi yang ada di Jawa
dan Bali. Ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah mendominasi Kawasan
Sunda dengan pohon-pohon tinggi dari suku Dipterocarpaceae. Kawasan
Sunda memiliki 25.000 spesies tumbuhan vaskular dengan 15.000 spesies
merupakan endemik. Satu suku yaitu Scyphostegiaceae hanya diwakili oleh
spesies Scyphostegia borneensis dari Kalimantan yang hanya ada di daerah
tersebut. Kalimantan memiliki keragaman jenis pohon yang tinggi, yaitu 265
3

spesies dari suku Dipterocarpaceae dan 155 spesies merupakan endemik.


Pulau Sumatera memiliki jenis yang lebih sedikit dibandingkan Kalimantan,
yaitu 100 spesies, dengan 12 spesies merupakan endemik. Pulau Jawa
memiliki lebih dari 270 spesies anggrek endemik. Kawasan Sunda juga
memiliki marga Rafflesia dengan 16 spesies yang memiliki bunga dengan
diameter terbesar di dunia, hampir 1 meter, yaitu Rafflesia arnoldii.
Kawasan Sunda memiliki sekitar 770 spesies burung, dengan 150 spesies
merupakan endemik, dan sekitar 40 spesies terancam punah. Kalimantan
memiliki 30 spesies endemik, yang sebagian besar merupakan burung
pegunungan. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) merupakan spesies endemik
Bali dengan jumlah 6 individu pada tahun 2001. Hal tersebut disebabkan
maraknya perdagangan ilegal terhadap burung tersebut. Elang Jawa (Spizaetus
bartelsi) merupakan elang endemik Jawa yang terancam punah dengan
perkiraan individu tinggal 300--400 pasang yang masih bertahan.Terdapat
lebih dari 380 spesies mamalia di Kawasan Sunda, lebih dari 170 spesies
merupakan endemik, dan 17 dari 136 marga adalah endemik. Kalimantan
memiliki jumlah spesies endemik terbanyak dibandingkan pulau lain di
Kawasan Sunda, yaitu 25 spesies.
Kepulauan Mentawai merupakan daerah yang memiliki 4 spesies primata
endemik, meskipun dengan luas hanya 5,951 km2. Salah satu spesies primata
endemik tersebut merupakan marga Simias. Sebagian besar mamalia yang ada
di Kawasan Sunda merupakan spesies yang terancam punah. Orang utan
sumatera (Pongo abelii) dan orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus)
merupakan contoh mamalia besar yang terancam punah. Mamalia besar
lainnya yang terancam punah adalah Nasalis larvatus, Rhinoceros sondaicus,
dan Dicerorhinos sumatrensis. Ancaman kepunahan tersebut disebabkan oleh
kerusakan habitat karena kebakaran, konversi hutan, dan pembalakan liar.
Tingkat endemisitas reptil di Kawasan Sunda sangat tinggi. Terdapat 450
spesies reptil. Kawasan Sunda memiliki 3 suku reptil yang endemik, yaitu 2
suku dari ular, Anomochilidae dan Xenophiliidae, dan suku Lanthanotidae,
sejenis biawak, dengan spesies Lanthanotus borneensis. Selain itu juga
terdapat beberapa spesies kura-kura air tawar yang terancam punah. Kawasan
Sunda memilki lebih dari 240 spesies amfibi, dengan 200 spesies dari 7 marga
merupakan endemik. Beberapa spesies endemik tersebut adalah Leptophryne,
Pseudobufo, Phrynella, dan Gastrophrynoides. Informasi mengenai amfibi di
Kawasan Sunda masih sangat minim sehingga diperlukan prioritas untuk
penelitian di kawasan tersebut. Sekitar 1000 spesies ikan air tawar telah
ditemukan di Kawasan Sunda yang hidup di sungai, danau, dan rawa.
Kalimantan memiliki jumlah spesies paling banyak dibandingkan pulau lain di
Kawasan Sunda dengan 430 spesies, 160 spesies merupakan endemik. Salah
4

satu jenis yang terkenal adalah arwana emas (Scleropagas formosus) yang
memilki harga jual yang tinggi.
Kawasan Wallacea merupakan hotspot biodiversity yang ada di Indonesia
selain Kawasan Sunda. Kawasan tersebut meliputi Sulawesi, Kepulauan
Maluku, dan Lesser Sunda. Kawasan Wallacea dipisahkan dari Kawasan
Sunda melalui Garis Wallacea. Vegetasi yang umum ditemukan adalah hutan
hujan tropis pada Sulawesi dan Maluku, dan padang savana pada daerah Lesser
Sunda. Keanekaragaman flora yang dimiliki Kawasan Wallacea diperkirakan
berjumlah 10.000 spesies tumbuhan vaskular, dengan 1.500 spesies endemik
(15 persen) atau sekitar 12 marga. Walaupun belum diketahui secara pasti,
Sulawesi diperkirakan memiliki 500 spesies endemik, Lesser Sunda memilki
120 spesies endemik, dan Maluku memiliki sekitar 300 spesies endemik.
Tumbuhan yang banyak ditemukan di Kawasan Wallacea dan bernilai
ekonomis tinggi antara lain Agathis spp., Pterocarpus indicus, dan Eucalyptus
deglupta.
Kawasan Wallacea memilki sekitar 650 spesies burung, dengan 265 spesies
dari 29 marga merupakan endemik. Sulawesi merupakan pulau dengan
keanekaragaman burung yang tinggi yaitu 356 spesies, dengan 96 spesies
merupakan endemik. Salah satu spesies burung endemik adalah maleo
(Macroceplaus maleo). Burung tersebut merupakan satu dari lima puluh
spesies burung yang terancam punah di Kawasan Wallacea. Berdasarkan
keragaman jenis dan tingkat endemisitas, Birdlife International membagi
Kawasan Wallacea menjadi 10 daerah endemik burung. Mamalia di Kawasan
Wallacea diperkirakan berjumlah 220 spesies, dengan 125 spesies merupakan
endemik. Beberapa mamalia endemik adalah babirusa (Babyrousa babyrussa),
anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis), dan anoa dataran tinggi
(Bubulus quarlesi). Sulawesi juga memilki 7 spesies endemik monyet dan 5
spesies endemik tarsius. Akan tetapi, sepertiga spesies mamalia endemik yang
ada di Kawasan Wallacea terancam punah. Keanekaragaman reptil di Kawasan
Wallacea terdiri atas 220 spesies. Terdapat 3 marga ular endemik, yaitu
Calomorhabdium, Rabdion, dan Cyclotyphlops. Salah satu spesies reptil yang
terkenal dan terdapat di Kawasan Wallacea adalah komodo (Varanus
komodoensis). Komodo merupakan kadal terbesar di bumi. Spesies tersebut
hanya dapat ditemukan di Pulau Komodo, Padar, Rinca, dan Flores. Kawasan
Wallacea juga memiliki spesies kura-kura (Chelodina mccordi) yang hanya
dapat ditemukan di Pulau Roti.
Kawasan Wallacea memiliki 50 spesies amfibi, dengan 30 spesies merupakan
endemik. Bufo celebensis merupakan salah satu spesies amfibi endemik yang
ada di Kawasan Wallacea. Terdapat 8 spesies amfibi endemik yang terancam
punah, yaitu Oreophryne monticola, Oreophryne celebensis, Oreophryne
5

variabilis, Nyctimystes heinrichi, dan Limnonectes microtympanum. Hampir


300 spesies ikan tawar ditemukan di Kawasan Wallacea, dengan sekitar 75
spesies merupakan endemik. Sulawesi merupakan pulau yang memilki 70
spesies dari total yang ada di Kawasan Wallacea. Ekosistem danau, rawa, dan
sungai yang ada di Danau Malili memiliki sekitar 15 spesies endemik, 2 marga
endemik, 3 marga Oryzias endemik, dan 7 spesies endemik ikan gobi.
B. Biodiversitas Sumatra
Pulau Sumatera merupakan salah satu hotspot keanekaragaman hayati Paparan
Sunda dan menjadi satu dari 34 wilayah di dunia yang memiliki tingkat
keanekaragaman hayati dengan endemisitas tinggi. Pulau ini menjadi tempat
hidup bagi lebih dari 10.000 spesies tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar
berada di hutan-hutan dataran rendah. Juga merupakan satu-satunya tempat di
dunia dimana gajah, badak, harimau, macan tutul, dan orangutan dapat
ditemukan di tempat yang sama. Enam belas dari 210 spesies mamalia bersifat
unik pada pulau ini, termasuk orangutan Sumatra, badak Sumatra, dan harimau
Sumatra.
Indonesia berada di episenter krisis penggundulan hutan global. Indonesia telah
kehilangan sekitar 20 juta hektar hutan dari tahun 1985 sampai 1997. Sejak itu,
para pakar yakin bahwa 5 juta hektar lainnya juga telah punah, akibat
merajalelanya penebangan kayu ilegal bahkan di daerah-daerah yang
terlindungi. Ancaman lainnya mencakup desentralisasi; perkebunan kelapa
sawit; perburuan dan perdagangan satwa liar ilegal; pembangunan jalan;
pertambangan; dan konflik sipil. (CPEF 2002).
Hotspot Sundaland meliputi setengah bagian barat dari kepulauan Indonesia,
yaitu suatu kelompok 17.000 pulau terhampar sepanjang 5.000 kilometer di
katulistiwa dan terletak di antara benua Asia dan Australia. Hotspot ini
mencakup beberapa pulau-pulau terbesar di dunia dan berbatasan dengan tiga
hotspot lainnya: Wallacea di bagian timur, Indo-Burma di bagian barat, dan
Filipina di bagian utara. Secara keseluruhan, keempat pusat lokasi ini
merupakan satu dari dua konsentrasi terbesar keanekaragaman spesies darat
dan air tawar di Bumi sedangkan satu lagi terdapat di sebelah utara Amerika
Selatan. Sundaland memiliki luas sekitar 1,6 juta kilometer persegi, didominasi
oleh pulau Kalimantan dan Sumatera. Topografinya mencakup pegunungan
tinggi, pegunungan berapi, daratan endapan, danau, rawa, dan pesisir pantai
yang dangkal. Indonesia sendiri merupakan rumah bagi 10% jumlah spesies
tumbuhan dunia, 12% dari semua mamalia, 17% dari semua burung, 16% dari
semua reptil dan amfibia, dan 25% dari semua jenis ikan. Sundaland
mempunyai enam daerah burung endemis, bersamaan dengan 15.000 spesies
tumbuhan endemis, 139 spesies burung endemis, 115 spesies mamalia
6

endemis, 268 spesies reptil endemis, dan 280 spesies ikan air tawar endemis.
(CPEF 2001).

C. Daftar Nama Hewan Endemik Pulau Sumatra


Daftar nama hewan yang secara alami hanya hidup di pulau Sumatera.
Binatang-binatang tersebut tidak dijumpai hidup di pulau-pulau lain. Hewan
endemik pulau Sumatera meliputi hewan di pulau Sumatera dan pulau-pulau
kecil yang ada di sekitarnya. Keanekaragaman hayati pulau Sumatera tidak
diragukan lagi. Pulau Sumatera merupakan bagian dari Sundaland Hotspot
dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi. Pulau Sumatera dihuni oleh
200-an mammalia yang belasan diantaranya merupakan hewan endemik
Sumatera. Sumatera juga memiliki sedikitnya 8 primata endemik. Pulau
Sumatera tercatat sebagai pulau dengan jumlah burung terbanyak kedua setelah
pulau Papua. Sedikitnya 582 spesies burung mendiami pulau ini dan belasan
diantaranya merupakan burung endemik. Sumatera pun dihuni oleh 300-an
spesies ampibi dan reptil yang seperlimanya bersifat endemik. Di tambah lagi
dari sekitar 270 spesies ikan air tawar Sumatera, 42 diantaranya merupakan
ikan endemik. Sayangnya, tingkat keanekaragaman hayati tertinggi tersebut
dihantui oleh tingkat keterancaman yang tertinggi juga (Indrawan, 2007: 625).

Bajing Terbang Sumatera (Hylopetes winstoni); Mendiami wilayah


Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara.
Burung Beo Nias (Gracula religiosa robusta); Merupakan anakspesies
(subspesies) dari burung beo, mendiami pulau Nias.
Burung Cica Daun Sumatera (Chloropsis venusta)
Burung Ciung-Mungkal Sumatera (Cochoa beccarii); Hidup di
Pegunungan Barisan.
Burung Kuau-kerdil Sumatera (Polyplectron chalcurum)
Burung Pelanduk Buttikofer (Trichastoma buettikoferi)
Burung Poksai Jambul (Garrulax bicolor);
Burung Puyuh Bukit Sumatera (Arborophila sumatrana)
Burung Puyuh Gonggong Sumatera (Arborophila rubrirostris)
Burung Srigunting Sumatera (Dicrurus sumatranus); Endemik Kepulauan
Mentawai.
Burung Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis); Mendiami Pegunungan
Barisan.
Celurut Air Sumatera (Chimarrogale sumatrana); Endemik Sumatera
Selatan.
Celurut Besar Sumatera (Crocidura lepidura); Mendiami Sumatera
Selatan hingga Sumatera Barat.
Celurut Ekor Panjang Sumatera (Crocidura paradoxura); Endemik
Sumatera bagian utara dan barat.
7

Fire Red Licorice Gourami (Parosphromenus sumatranus); Sejenis ikan


gurami
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae); Subspesies Harimau
Ikan bettah (Betta falx); Sejenis ikan gurami
Ikan Paedocypris progenetica
Kelelawar Mastiff Sumatera (Mormopterus doriae); Sumatera Utara.
Kelinci Belang Sumatera (Nesolagus netscheri)
Kupu-kupu Gagak Sumatran (Euploea martinii)
Landak Sumatera (Hystrix sumatrae)
Orangutan Sumatera (Pongo abelii)
Rungka atau Thomass Langur (Presbytis thomasi); Aceh dan Sumatera
Utara

Burung Kuau-kerdil Sumatera Burung Srigunting Sumatera

Ikan Betta falx Rungka atau Thomass Langur

D. Daftar Nama Tumbuhan Endemik Pulau Sumatra

Dalam daftar flora endemik Indonesia kali ini berisi aneka aneka tumbuhan
merupakan tumbuhan asli Indonesia yang hanya bisa ditemukan di wilayah
tertentu sehingga flora ini tidak ditemukan di wilayah lain di luar Indonesia
(Supriatna, 2008: 482).
Nepenthes adnata (kantong semar); Endemik Sumatera Barat dengan status
IUCN Redlist Data Deficient.
8

Nepenthes aristolochioides (kantong semar); Endemik Sumatera dengan


status IUCN Redlist Critically Endangered.
Nepenthes bongso (kantong semar); Endemik Sumatera dengan status IUCN
Redlist Vulnerable.
Nepenthes diatas (kantong semar); Endemik Sumatera dengan status IUCN
Redlist Lower Risk.
Nepenthes dubia (kantong semar); Endemik Sumatera dengan status IUCN
Redlist Critically Endangered.
Nepenthes inermis (kantong semar); Endemik Sumatera dengan status
IUCN Redlist Vulnerable.
Nepenthes lavicola (kantong semar); Endemik Sumatera dengan status
IUCN Redlist Critically Endangered.
Nepenthes mikei (kantong semar); Endemik Sumatera dengan status IUCN
Redlist Vulnerable.
Nepenthes ovata (kantong semar); Endemik Sumatera dengan status IUCN
Redlist Vulnerable.
Nepenthes sumatrana(kantong semar); Endemik Sumatera dengan status
IUCN Redlist Least Concern.
Parashorea aptera (sejenis meranti); Endemik Sumatera dengan status
IUCN Redlist Critically Endangered.
Rafflesia arnoldii (Rafflesiaatau Patma Raksasa); Endemik Sumatera.
Rafflesia micropylora (Rafflesia); Endemik Sumatera.

Nepenthes sumatrana endemik Bunga Rafflesia Arnoldi


DAFTAR PUSTAKA

Hall, R. 1998. The plate tectonics of Cenozoics SE Asia and the distribution of
land and sea. Dalam: Hall, R. & J.D. Holloway (eds.). 1998. Biogeography
and geological evolution of SE Asia. Backbuys Publishers, Leiden: 99-131.

Indrawan, M., R.B. Primack & J. Supriatna. 2007. Biologi konservasi. Edisi
Revisi. Terj. dari A primer conservation biology. 3rd Ed., oleh Primack,
R.B. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Supriatna, J. 2008. Melestarikan alam Indonesia. Yayasan Obor Indonesia,


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai