Anda di halaman 1dari 2

Mamalia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, hal ini menunjukkan

fleksibilitas ekstrim dalam ekomorfologi, fisiologi, sejarah kehidupan dan perilaku


mamalia di sepanjang sejarah evolusi mereka. Tidak diragukan lagi, mamalia memainkan
peran penting dalam ekosistem dengan menyediakan layanan penting seperti mengatur
populasi serangga, penyebaran benih dan penyerbukan serta bertindak sebagai indikator
kesehatan bagi ekosistem secara umum. Akan tetapi, proses makroekologi dan
makroevolusi yang mendasari pola keanekaragaman hayati di masa lalu dan saat ini baru
mulai dieksplorasi pada skala global.
Hal penting lainnya dalam menghadapi krisis kepunahan global ialah untuk memahami
proses-proses ini agar dapat menggunakan pengetahuan tersebut dalam upaya mencegah
hilangnya keanekaragaman hayati dan hilangnya jasa ekosistem di masa depan.
Sayangnya, upaya untuk memahami keanekaragaman hayati mamalia terhambat oleh
kurangnya data. Kompilasi data terbaru tentang distribusi spesies, ekologi dan sejarah
evolusi saat ini memungkinkan pendekatan terpadu untuk memahami keanekaragaman
hayati ini. Studi baru menegenai mamalia akan ditinjau dan dieksplorasi mulai dari
ekologi masa lalu dan sekarang serta evolusi keanekaragaman hayati mamalia, sehingga
temuan ini dapat digunakan untuk berspekulasi tentang mamalia masa depan kita.
Mamalia adalah kelompok yang sangat besar, hal ini menunjukkan keanekaragaman
spesies, bentuk, ekologi, fisiologi, sejarah kehidupan, dan perilaku yang menakjubkan.
Keragaman taksonomi mereka yakni terdiri atas 5.416 spesies yang masih ada saat ini.
Jumlah spesies ini meningkat setiap tahun dengan adanya penemuan yang baru, bahkan
dalam kelompok kelompok terkenal seperti primata. Jumlah spesies terbesar yang masih
ada (99%) berada di subkelas Theria yang terdiri dari 5.136 spesies mamalia eutherian
(yaitu spesies berplasenta seperti tikus, kelelawar, karnivora, primata, sapi, paus, gajah),
dan proporsi yang lebih kecil (346 spesies) dari spesies metatherian (yaitu mamalia
berkantung seperti kanguru dan oposum). Secara tradisional, sisa kelas Mammalia telah
diklasifikasikan ke dalam subclass 'Prototheria', yang sepenuhnya punah selain dari lima
spesies mamalia bertelur yaitu platypus dan echidnas (Monotremata). Namun, validitas
Prototheria telah dipertanyakan dan pengaturan lainnya telah diusulkan, misalnya,
mengelompokkan monotremata dengan bentuk fosil yang baru ditemukan menjadi sebuh
klad baru yaitu Australosphenida.
Mamalia terpecah dari reptil mirip mamalia di Mesozoikum (Trias Akhir) sekitar 210
Masehi dan diperkirakan telah berevolusi dalam gelombang diversifikasi berturut-turut,
yang melibatkan banyak garis keturunan klad yang berumur pendek dan spesialisasi
ekologi yang konvergen. Sebagai contoh, sebagian besar spesies mamalia berplasenta dan
marsupial Cretaceous yang sekarang punah secara filogenetis jauh dari bentuk mamalia
marsupial dan mamalia berplasenta Cenozoik karena kedua kelompok tersebut mengalami
gelombang diversifikasi yang independen.
Mamalia menunjukkan keanekaragaman morfologi yang ekstrem, misalnya, mulai dari
ukuran salah satu spesies terkecil yang masih ada, kelelawar lebah (Craseonycteris
thonglongyai) di bawah 2 gram hingga yang terbesar diketahui pernah hidup yaitu paus
biru (Balaenoptera musculus) dengan berat lebih dari 154.000 kg. Lidah, gigi, jari, wajah
dan kaki (di antara banyak bagian tubuh lainnya) menunjukkan adaptasi ekstrem yang
serupa. Sebagai contoh, kelelawar nektar berbibir tabung (Anoura fistulata) memiliki
lidah yang sangat panjang untuk mencari nektar.
Secara ekologis, mamalia telah menjajah semua benua termasuk lingkungan yang
ekstrem di bumi. Sebagai contoh, Jerboas (tikus kecil dari famili Dipodidae) yang
mendiami lingkungan gurun, beruang kutub (Ursus maritimus) be radaptasi dengan
lapisan es di kutub, beberapa karnivora dan Cetartodactyla hidup dengan sukses di
ekosistem laut dan air tawar, dan kelelawar berbagi udara dengan burung dan serangga.
Secara fisiologis dan neurologis, mamalia juga telah mengembangkan adaptasi yang
sangat beragam. Misalnya, penggunaan elektroreseptor untuk orientasi (petunjuk arah),
elektrolokasi misalnya platypus (Ornithorhynchus anatinus) dan evolusi berulang dari
ekolokasi sebagai sarana untuk mengarahkan tanpa adanya isyarat visual (pada banyak
kelelawar dan cetacea, dan beberapa tikus)Mamalia juga menunjukkan sejarah hidup dan
perilaku yang ekstrem di sepanjang kontinuitas yang cepat-lambat, di mana beberapa
kelompok hidup lebih cepat dan mati jauh lebih muda (misalnya kelinci dan betina, tikus)
daripada yang lain (misalnya gajah, primata, paus, kelelawar). Mamalia jelas memainkan
peran penting dalam ekosistem dengan menyediakan layanan penting seperti penyebaran
benih, penyerbukan dan pengaturan populasi serangga, mengurangi penularan penyakit
serta ada beberapa bukti bahwa beberapa kelompok mamalia bertindak sebagai indikator
kesehatan ekosistem umum.

Anda mungkin juga menyukai