MAKALAH
ZOOLOGI VERTEBRATA
“ANATOMI DAN FISIOLOGI MAMALIA”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Agung Stiawan 2184205007
Leony Amanda 2184205020
Muhammad Randy Brilian Saputra 2184205024
DAFTAR ISI
3
BAB I
KAJIAN TEORI
3
4
disebut true ribs bersambungan langsung dengan sternum (tulang dada) (Sukiya,
2001).
Sukiya (2001) menyatakan bahwa biasanya mamalia pada dasarnya
memiliki 4 tungkai berjari lima namun pada beberapa mamalia terjadi modifikasi.
Reduksi sering terjadi dalam jumlah kaki namun pada Cetacea (paus dan sirenia)
bagian distal dari kaki belakang telah hilang. Kelompok mamalia di atas
Monotremata mengalami reduksi korakoid pada bagian gelang bahu,
interklavikula juga mengalami reduksi pada Marsupilia dan Plasentalia. Tulang
selangka berkembang baik pada beberapa mamal tetapi mereduksi atau sama
sekali tidak ada pada mamalia yang lainnya. Pengecualian pada kelompok paus
dan sirenia, gelang pinggul terdiri dari 3 elemen tulang pada masing-masing sisi
yang pada umumnya digabungkan membentuk tulang innominate. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.1.
berkembang meliputi otot wajah, otot kelopak mata, otot hidung dan otot bibir
yang mana otot tersebut mampu bergerak atau menggerakkan kulit ataupun
rambut (Sukiya, 2001). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 2.2.
kantung udara seperti pada aves. Di depan celah pada dasar faring terdapat katup
tulang rawan yang dikenal sebagai epiglotis. Udara masui melewati glotis ke
laring dan kemudian masuk dalam trakea. Gerakan udara di dalam trakea
didorong masuk oleh cincin tulang rawan. Udara dari trakea melewati pasangan
bronkus utama kemudian ke dalam cabang bronkhus dan bronkeolus yang lebih
kecil, dan akhirnya berhenti dalam alveoli dimana terjadi pertukaran gas.
Beberapa mamal yang hidup di perairan terjadi modifikasi pada bagian tertentu
pada sistem pernafasannya. Modifikasi ini terjadi akibat adanya adaptasi dari
sistem respirasinya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan perairan,
terutama berupa perkembangan katup untuk menutup lubang saluran pernafasan di
dinding luar tubuh. Ephiglotis pada paus berfungsi untuk menyalurkan udara ke
dalam nasofaring sehingga dapat ditutup rapat dengan jaringan otot penutup
(Sukiya, 2001). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut.
Saat penyelaman, detak jantung rata-rata berkurang sekitar 10 kali per menit
dan darah secara otomatis akan berhenti dari kulit. Darah dari otot tubuh dan
daerah ekor dialirkan untuk menyuplai ke bagian otak dan jantung. Mamal
penyelam memiliki sejumlah mioglobin berwarna merah gelap yang terletak di
jaingan otot, fungsinya menyerupai hemoglobin yaitu untuk melayani penyediaan
oksigen otot (Sukiya, 2001).
6. Sistem Urogenital
Organ reproduksi pada betina terdiri dari ovaria dan sistem saluran
reproduksi. Saluran reproduksi yang berfungsi untuk mengovulasikan sel telur dan
menyalurkannya ke tempat implantasi yaitu uterus. Saluran reproduksi yang sama
juga menerima sperma dan meyalurkannya ke tempat terjadinya fertilisasi, yaitu
oviduk (Gunderson, 1976).
Kedua ovarium pada mamalia biasanya fungsional dalam menghasilkan
ovum, ada sepasang oviduk (tuba falopii). Ovarium pada mamalia memiliki 2
fungsi yaitu memproduksi hormon reproduksi betina yaitu estrogen dan
memproduksi gamet betina yaitu ovum (Gunderson, 1976). Saluran oviduk pada
monotremata, hanya bagian kiri saja yang berfungsi kemudian telur masuk ke
kloaka. Bagian distal tuba falopii pada hewan marsupialia dan plasentalia,
diperluas ampai uterus menjadi tempat perkembangan embrio.
Uterus hewan marsupialia tinggal sebagian, tetapi hewan plasentalia ada
bermacam macam tingkat penggabungan dari uterus rangkap sampai sederhana.
Embrio mamal dilindungi oleh membran fetal yang disebut amnion. Uterus
mamalia memiliki dinding otot yang tebal, mengandung banyak pembuluh darah
yaitu endometrium, tempat berkembangnya embrio.
Testis mamalia terletak jauh di posterior tubuh. Testis tersebut ada yang
berada di dalam rongga tubuh atau di luar rongga tubuh yaitu di dalam kantung
yang disebut dengan skrotum. Testis pada spesies mamal tertentu, turun dalam
kantung skrotal hanya selama musim breeding (kawin). Mamal jantan hanya
memiliki satu penis. Pada beberapa mamalia memiliki bentuk penis S yang
disebut dengan sigmoid flexure dimana bagian pangkal penis dibalut dengan
kelenjar penis (glans penis), yang mana memiliki banyak bentuk. Contohnya pada
Opossum (Didelphis marsupialis) 2 cm dari ujung tampak bifida begitu juga pada
14
Platypus (Ornithorynchus) dan pada babi (Sus), yang berbentuk spiral atau
berbentuk seperti sekrup (Gunderson, 1976). Penis pada monotremata terletak di
dasar kloaka, tetapi pada mamal tingkat tinggi terletak dalam sarung yang di
bagian eksternalnya membuka ke luar. Mamal dewasa seperti amnioat lainnya,
memiliki jenis ginjal metanefros dan mempunyai kantong kemih. Ginjal mamal
tidak hanya berhubungan dengan eliminasi sisa nitrogen dalam bentuk urea hasil
metabolisme protein, tetapi juga untuk mengatur keseimbangan air tubuh. Fungsi
lain dari ginjal bergantung pada lingkungan, habitat dan tingkah laku hewan. Hal
ini dapat ditunjukkan pada gambar 2.7 berikut.
pituitaria di ventral otak, chiasma nervi opticii dimana syaraf optik sebelah kiri
dan kanan bersilang menuju otak, cinereum diyakini menjadi pusat
parasimpatikus dan mammiliary bodies merupakan pusat impuls olfaktor.
Hipotalamus mengontrol sebagian besar fungsi dalam tubuh termasuk tekanan
darah ketika tidur, kandungan air, lemak dan metabolisme karbohidrat, temperatur
tubuh, dan aktivitas ritmis seperti mengganti rambut dan kulit dan sekresi kelenjar
pituitaria. Fungsi dari otak tengah pada mamal kurang begitu penting bila
dibandingkan vertebrata lain yang lebih rendah, sehingga yang lebih berperan
adalah cerebrum. Otak tengah dibagi menjadi 4 bagian disebut korpora
quadrigemina. 2 lobus superior berhubungan dengan penglihatan dan 2 lobus
inferior berhubungan dengan pendengaran. Cerebellum, sangat baik
perkembangannya pada mamal sebagai pusat kontrol gerakan tubuh. Persyarafan
cerebellum mamal merupakan struktur khusus dinamakan pons. Pons pada mamal
merupakan ciri yang menclok bila dilihat dari ventral metencefalon. Terdapat
tendensi terhadap pendeknya medulla spinalis (spinal cord) atau sumsum tulang
tulang belakang pada mamal. Sistem syaraf pusat dikelilingi oleh 3 lapisan
pelindung atau meninges. Bagian yang paling dalam berhubungan dengan sistem
syaraf itu sendiri, dinamakan piamater (selaput otak lunak). Di luar piamater
adalah arachnoidea. Diantara keduanya ada celah sub arachnoid yang diisi dengan
cairan cerebrospinal. Lapisan paling luar adalah duramater (selaput otak)
(Sukiya, 2001).
Mamal seperti amniota lainnya memiliki 12 saraf kranialis (nervi cranialis).
Saraf spinal (nervi spinalis) pada tulang belakang memiliki radik dorsal dan radik
ventral yang bersatu membentuk saraf spinal utama sebelum muncul pada setiap
invertebrata. Beberapa pleksus dapat ditemukan pada hewan mamal. Pleksus
adalah kompleks saraf yang membentuk bangunan seperti jala yang merupakan
hasil dari penggabungan cabang saraf di ventral tulang belakang. Pleksus yang
lain dapat ditemukan pada bagian servik, brakhial, lumbar dan sakral. Untuk lebih
lengkap mengenai sistem saraf pada mamalia dapat dilihat pada gambar 2.8.
16
peran dari mata menjadi kurang penting, seperti halnya pada Dolphin (Palanista
gangetcka) dari India dan Pakistan yang hidup di air keruh.
Indera pendengaran yang paling berkembang dengan baik adalah pada
mamalia. Hanya mamalia yang memiliki struktur eksternal (Gunderson, 1976).
Telinga mamal memiliki cupping dengan corong suara memancar ke kanal luar
auditori. Di akhir kanal tersebut gelombang suara menyentuh gendang
pendengaran atau membran timpani kemudian di transmisikan menyeberang ke
telinga tengah atau ruang timpani yang dihubungkan oleh tulang kecil ke kohlea
atau telinga dalam. Selanjutnya impuls menuju ke otak melalui saraf auditori.
Bagian dorsal telinga dalam mamal terutama berisi tiga kanal semisirkular
merupakan organ sangat esensial untuk keseimbangan atau orientasi kedudukan.
Kohlea umumnya bergulung untuk mengakomodasi peningkatan panjang,
tidak lurus seperti pada reptil dan aves. Telingan bagian tengah berisi 3 osikula
yang menstransmisikan vibrasi dari membran timpani ke telinga bagian dalam.
Alat auditori beberapa mamal menunjukkan spesialisasi. Kelelawar, pausm dan
pinniped mampu mendeteksi suara gema yang dihasilkan sendiri untuk
mendeteksi adanya obyek di lingkungannya saat hewan itu bergerak. Kelelawar
menghasilkan suara berfrekuensi tinggi saat terbang. Navigasi kelelawar
menggunakan alat echolocation. Suara tersebut direfleksikan kembali dari obyek
di sekitar berdasar gema dan refleksi yang diterima berupa keberadaan obyek,
ukuran dan bentuknya. Hal ini dapat ditunjukkan pada gambar 2.9 berikut.
dikenal dengan goiter (gondok). Tiroksin sangat penting dalam metabolisme dan
regulasi.
Kelenjar paratiroid sangat dekat dengan kelenjar tiroid, sangat esensial
dalam kehidupan karena berperan utama dalam metabolisme kalsium. Kelenjar
timus, paratiroid, dan tiroid berasal dari foregut saat embrio, berarti seasal dengan
sistem pencernaan yang merupakan perkembangan dari lapisan mesoderm.
Ukuran kelenjar timus pada usia muda lebih besar dibandingkan mamal dewasa.
Kelenjar timus berhubungan dengan sistem limfatik dalam membentuk antibodi
dan menolak okulasi jaringan. Tikus percobaan yang diambil kelenjar timusnya
pada saat lahir menunjukkan pengurangan kemampuan mensintesis antibodi,
tetapi setelah dilakukan okulasi kemampuan ini menjadi pulih kembali.
D. Ciri Khusus Mamalia
Spesialisasi mamal berhubungan dengan sistem integumen. Kelenjar susu,
kulit dan kelenjar kulit, rambut dan kelenjar rambut, tanduk, kuku, cakar dan
kelenjar kuku pada dasarnya merupakan bagian dari integumentum atau
asesorisnya. Integumentum berupa kulit yang tersusun atas lapisan luar yang tipis
disebut epidermis dan lapisan lebih tebal di dalam dinamakan dermis. Secara
embriologis, integumentum berasal dari lapisan ektoderm. Sistem integumentum
berfungsi untuk melindungi tubuh terutama agar tidak terjadi infeksi. Rambut juga
membantu memberikan keamanan bagi tubuh. Berkurangnya rambut pada mamal
terestrial biasanya akibat dari tebalnya kulit. Fungsi paling penting dari sistem
integumentum mamal adalah membantu pengaturan suhu tubuh oleh karena
fungsi dari kelenjar keringat. Kulit juga berperan dalam perlindungan tubuh dari
temperatur tinggi dan radiasi sinar matahari.
1. Kelenjar susu
Kelenjar susu terbentuk dari gabungan kelenjar keringat dan kelenjar
minyak yang keduanya berkembang dari derivat epidermis. Secara embriologis,
kelenjar susu muncul dari penebalan epidermis yang meluas pada sisi tubuh yang
berbentuk garis. Pada titik tertentu sepanjang garis susu ini akan muncul kelenjar
susu. Kelenjar susu akan tampak berkembang dan ini akan menjadi pertanda seks
sekunder tetapi secara normal hanya pada hewan betina yang fungsional.
Perkembangan kelenjar susu ini di bawah kontrol hormonal.
20
Letak kelenjar susu bermacam macam pada spesies yang berbeda, ada yang
pektoral, abdominal atau inguinal. Sebagian besar mamal bangun kelenjar ini
dinamakan nipple atau mamae. Pada kelompok monotremata, tidak ada nipple
sehingga saluran terbuka pada permukaan kulit dan anak-anaknya pada waktu
masih muda menjilati susu yang keluar pada permukaan ventral tubuh induknya.
Pada hewan marsupialia dan plasentalia, saluran dari kelenjar susu tersebut
terbuka pada nipple yang umumnya terletak lebih kranial. Kelenjar susu pada
kelompok primata, saluran ini membuka pada ujung nipple, sedangkan pada
artiodactyla ada nipple palsu dan saluran tersebut membuja pada pangkal saluran
susu. Kelenjar susu dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut.
suhu akibat evaporasi keringat. Kelenjar keringat pada mamal memiliki jumlah
yang berbeda dan tidak terdistribusi merata di seluruh tubuhnya. Sedangkan
kelenjar minyak berhubungan dengan folikel rambut dan ekskresinya untuk
meminyaki rambut dan kulit. Ada beberapa jenis kelenjar bau pada mamal,
diantaranya muncul dari modifikasi kelenjar sebasea atau kelenjar sudorifera.
Fungsi kelenjar ini berbeda, diantaranya untuk mempertahankan diri dari musuh,
untuk memperingatkan anggota kelompok yang lain dari spesies yang sama atau
untuk menarik individu yang berlainan jenis kelamin. Cairan yang dihasilkan
kelenjar bau juga dapat menjadi senjata ampuh pengusir musuh. Glandula perianal
dari Sigung (skunk) menghasilkan metil mercaptan, racun potensial yang sangat
berbau dan dapat menyebabkan kebutaan kontemporer atau bahkan permanen jika
terkena mata (Sukiya, 2001).
3. Rambut
Secara embriologis, rambut merupakan struktur ektodermal yang berasal
dari lapisan malphigi epidermis. Secara struktural dari sayatan melintang batang
rambut, tersusun atas 3 lapisan utama yaitu lapisan inti disebut medulla yang
tersusun oleh sel kuboid, longgar dan berpigmen atau tidak. Bagian luar medula
adalah seperti kulit disebut lapisan korteks, sel sel yang fusiformis tersusun sangat
kuat, ada yang mengandung pigmen dan ada yang tidak dan tebal lapisan ini
berbeda untuk tiap spesies. Lapisan luar batang rambut berupa kutikula, tersusun
dari sel yang rata dan menyerupai sisik, biasanya tidak berpigmen, bentuk dan
susunannya berbeda untuk setiap spesies, tetapi sisik umumnya terbagi dalam dua
kelompok yaitu imbrikate (imbricate scale) dan koronal (coronal scale). Sisik
imbrikate tersusun saling tumpang tindih satu sama lain seperti sirap, sedangkan
sisik koronal mengelilingi batang rambut dan menyerupai tudung bertumpul.
Rambut yang dibelah melintang tampak sirkuler rata.
Rambut mamal umumnya terbagi menjadi 2 kategori yaitu rambut kasar
(guard hair) dan rambut halus (under hair atau under fur). Rambut kasar lebih
besar dan mudah dilihat sedangkan rambut halus biasanya lebih halus, pendek,
dan tidak tampak jelas kecuali rambut itu dipisah. Rambut kasar lebih dominan
dibandingkan rambut halus. Oleh karena rambut terbentuk dari zat tidak hidup
yaitu unsur keratin, maka keberadaannya hanya bersifat sementara sehingga perlu
22
pergantian secara periodik. Pergantian rambut terjadi setiap tahun untuk spesies di
musin gugur, tetapi ada spesies tertentu pergantian rambut terjadi tidak teratur.
Pergantian rambut berlangsung dalam beberapa minggu, secara berangsur-angsur
rambut tua lepas sampai rambut baru tumbuh sempurna. Rambut kulit memberi
banyak fungsi bagi mamal tetapi tujuan utamanya untuk melindungi tubuh dari
panas tubuh. Sebagai insulator, rambut mencegah hilangnya energi seperti halnya
fungsi bulu pada burung. Fungsi lain dari rambut adalah untuk perlindungan.
Rambut yang kaku dan kasar pada Landak dapat dimaklumi sebagai pelindung
karena binatang ini bergerak relatif lambat. Kemungkinan ada rambut khusus pada
bagian tubuh yang berhubungan erat dengan saraf sensori dan sebagai organ
peraba (tactile) untuk mengetahui binatang atau obyek di lingkungannya (Sukiya,
2001).
4. Gigi
Sebagian besar gigi mamal berperan penting dalam membantu memotong
motong makanan dan ada yang digunakan untuk mempertahankan diri. Gigi
tersusun atas lapisan luar yang sangat khusus dan tipis tetapi sangat keras disebut
enamel (email) dan yang tampak lebih tebal tetapi lapisannya lebih lembut disebut
dentine, serta lubang gigi yang berisi pasta padat dimana syaraf dan pembuluh
darah kapiler berada. Sebagian besar mamal adalah bifiodont artinya memiliki 2
kelompok gigi yaitu gigi susu dan gigi permanen, sedangkan gigi vertebrata
tingkat rendah berganti selama proses hidupnya. Kelompok gigi pertama adalah
sebagai deciduous atau lacteal dentition atau disebut gigi susu. Kelompok gigi
kedua adalah gigi permanen sebagai pengganti gigi susu setelah tanggal, dimana
gigi tidak akan tumbuh lagi setelah tanggal.
Gigi pada mamalia dibagi menjadi 4 kelompok mulai dari anterior ke
posteror rahang yaitu gigi seri (incisor), gigi taring (canines), geraham depan
(premolar), dan geraham belakang (molar). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar 2.11. Jumlah gigi tersebut berbeda untuk setiap spesies, kecuali untuk gigi
taring yang tidak lebih dari 1 pada setiap sisi rahang. Gigi seri terletak di bagian
depan mulut, digunakan untuk memotong, merenggut atau menggerogoti sehingga
berkembang baik pada binatang herbivora. Gigi seri pada sebagian besar
herbivora rata seperti mata pisau. Gigi seri umumnya 6 pasang, tetapi pada tikus
23
pengerat hanya 2 pasang dan mempunyai bentuk sangat khusus seperti pahat dan
tumbuh terus sepanjang hidup. Dengan demikian, tikus pengerat menggunakan
gigi seri untuk menjaga agar tidak menjadi panjang. Gigi taring tampak sangat
berkembang pada mamal karnivora dimana gigi relatif lebar dan lancip. Gigi
taring berguna untuk menangkap dan membunuh mangsa serta menyobek daging.
Perbedaan bentuk gigi geraham depan dan belakang pada mamal tergantung pada
tingkah laku atau kebiasaan makannya (Sukiya, 2001).
selenodont dan lofodont sangat sesuai untuk memotong rumput dan dedaunan.
Beberapa jenis karnivora mempunyai mahkota lateral sangat tajam seperti mata
pisau yang disebut dengan gigi sekodont. Gigi pemotong karnivora dinamakan
gigi karnasial berupa geraham depan. Jumlah geraham depan dan geraham
belakang pada mamal diyakini ada 4 atau 3 pada setiap rahang, tetapi pada
beberapa spesies terjadi pengurangan jumlah gigi ini (Sukiya, 2001).
5. Antler dan horn
Antler dan horn ditemukan pada kepala Artiodactyla, tetapi keduanya
memiliki sifat yang berbeda. Antker ditemukan pada familia Cervidae dan
berganti setiap tahun. Ada beberapa bentuk antler yang dimiliki oleh berbagai
mamal. Antler adalah berupa tulang. Selama periode pertumbuhannya, antler
ditutup dengan beledu (velvet) yang tersusun dari kulit dan rambut halus pendek.
Tulang terletak di bagian dalam atau inti antler yang merupakan pertumbuhan
tulang frontal, dan pada permukaan luarnya ditutup beledu. Ketika antler sudah
matang atau dewasa maka suplai darah ke antler (bagian tulang dan beledu)
semakin berkurang dan akhirnya berhenti. Akibatnya antler akan tanggal dan
diganti atau tumbuh antler yang baru. Diagram struktur antler dan horn dapat
dilihat pada gambar 2.12 berikut.
bertambah selama hidup. Horn hanya mempunyai penutup bentuk sarung berupa
keratin, ukuran sarung akan meningkat seiring dengan ukuran inti tulang. Macam-
macam horn dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut.
berjalan cepat, tidak terjadi penggabungan ataupun reduksi elem skeleton dan jari-
jari kaki dan biasanya memiliki kuku.
Tipe fosorial yaitu tipe kaki yang dimiliki mamal penggali beradaptasi
hidup di lubang dalam tanah, misalnya mole (Talpidae). Adaptasi bentuk hidup
subteran ini berupa pemendekan dan penguatan appendages, khususnya pada
tungkai depan. Tungkai depan cenderung terletak di bagian lateral tubuh, telapak
luas dengan kuku kuat.
Mamal dengan tipe aboreal, seperti pada famili Sciuridae (tupai) dan
primata menghabiskan waktunya di pohon, beradaptasi memanjat dan melompat
dari dahan ke dahan. Spesies ini tidak mengalami reduksi jumlah tulang
appandages, sering memiliki sambungan membulat hingga mampu bergerak
bebas ke semua arah dan mempunyai jari. Jari depan mampu untuk memegang,
dan lokomosi dibantu dengan ekor prehensil yang dapat memegang. Ekor tupai
berfungsi sebagai kemudi dan organ keseimbangan.
Tipe lainnya adalah tipe volant (meluncur), misalnya flying squirel
(Glaucomys). Tungkai depan dan belakang mirip tupai, kuku untuk memanjat,
kulit berambut lebat meluas dari sisi tubuh sampai ke pinggang. Bagian lateral
ekor tumbuh rambut lebat hingga organ ini tampak datar untuk memperluas
permukaan luncuran yang berperan sebagai kemudi dan keseimbangan.
Cara hidup kelelawar merupakan tipe aerial (bisa terbang), terjadi
modifikasi tulang tungkai depan khususnya metakarpal dan falanges. Tulang ini
(kecuali jempol) memanjang dan digabung bersama kulit membran siropatagium
sehingga membentuk bangunan seperti sayap. Bagian posterior membran meluas
sampai kaki belakang yang disebut platageopatagium. Umumnya pada kelelawar
memiliki membran tambahan uropatagium, yaitu membran yang meluas dari kaki
ke posterior sampai ekor. Modifikasi tulang depan menyebabkan otot pektoral dan
otot dorsal berkembang sehingga terkonsentrasi di bagian abdomen.
Mamal marine dan akuatik menunjukkan modifikasi alat gerak apendikular
yang beranekaragam. Pada cetacea tidak ditemukan tulang panggul , ekor rata
dorsoventral dinamakan fluke sebagai kemudi dan tungkai depan menjadi flipper
serta tidak ada kuku. Tungkai depan dan tungkai belakang pada Pinniped
termodifikasi menjadi flipper, masih ada kuku, ekor sangat pendek, dan saat
27
berenang flipper belakang melebar ke belakang mirip fluke pada paus. Tungkai
anjing laut tidak termodifikasi menjadi flipper tetapi jarinya berselaput untuk
membantu berjalan di daratan. Tipe appandages hewan mamalia dapat dilihat pada
gambar 2.14 berikut.
mengkonsumsi biji dalam buah maka akan terjadi pemencaran dari biji yang
terkandung dalam ususnya.
3. Zebra bersimbiosis mutualisme dengan burung unta. Burung unta, dengan
indera penciuman dan mendengar yang buruk dan zebra dengan penglihatan
yang buruk, keduanya mampu memperingatkan satu sama lain ketika
bahaya sudah dekat. Zebra dapat mencium atau mendengar bahaya tertentu
mendekat, sementara burung unta bisa melihat bahaya lain.
4. Zebra dan rusa kutub yang ditemukan bersama-sama di savana Afrika
merumput pada bagian yang berbeda dari rumput yang sama. Zebra
merumput bagian keras tanaman, menyisakan bagian-bagian lembut untuk
rusa kutub tersebut.
BAB II2
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan kajian teori, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ciri umum pada hewan superkelas Mamalia antara lain adanya kelenjar susu
dan kelenjar lain seperti kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar keringat
(sudofira). Rambut tumbuh selama periode tertentu dalam hidupnya, dan bersifat
endotermis.
2. Klasifikasi pada hewan super kelas Mamalia antara lain dibedakan menjadi
3 subkelas yaitu Prototheria, Allotheria, dan Theria. Terdiri dari 22 ordo pada
subkelas dengan jumlah ordo yang berbeda meliputi Monotremata, Tricodonta,
Marsupialia, Primata dan lainnya.
3. Ciri morfologi dan anatomi hewan superkelas Mamalia terdiri atas sistem
rangka, sistem otot, sistem sirkulasi, sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem
urogenital, sistem saraf, organ indera dan kelenjar endokrin.
4. Ciri khusus pada hewan superkelas Mamalia antara lain adanya kelenjar
susu, kelenjar kulit, rambut, gigi, antler dan horn serta alat gerak yang berbeda.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan ialah sebagai mahasiswa, kita seharusnya
mengetahui, menggali info lebih lanjut mengenai kelas Mamalia karena dari segi
ilmu pengetahuan, banyak hal yang dapat diperoleh. Hal ini akan bermanfaat jika
kita mempelajari hewan- lain yang mempunyai derajat lebih tinggi, selain itu
demi keseimbangan bumi ini, mulai dari sekarang mari kita menjaga bumi dengan
melestarikan fauna.
29
30
DAFTAR RUJUKAN
30
31
True, F.W. 1904. The Whalebone whales of the Western North Atlantic Compared
with those Occurring in European Waters with Some Observations on the
Species of the North Pacific. Smithson. Contrib. To Knowledge 33: 1–332
Zug. 1993. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Erlangga