Anda di halaman 1dari 31

1

MAKALAH
ZOOLOGI VERTEBRATA
“ANATOMI DAN FISIOLOGI MAMALIA”

DOSEN PENGAMPUH : Drs. Endang Sulaiman, M.pd

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Agung Stiawan 2184205007
Leony Amanda 2184205020
Muhammad Randy Brilian Saputra 2184205024

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
2023
2

DAFTAR ISI
3

BAB I
KAJIAN TEORI

A. Ciri Umum Superkelas Mamalia


Asal usul kelas Mamalia adalah dari bangsa reptil, muncul pada era
Mesozoikum. Mamalia telah menyebar disetiap relung ekologi di bumi dan
ditemukan di laut, sepanjang pantai, di danau, sungai, di bawah tanah, di atas
tanah, di pohon dan bahkan di udara. Daerah penyebaran mamalia mulai dari
kutub sampai daerah tropis, jumlah spesiesnya melebihi semua Vertebrata
terestrial lain hingga mencapai ± 4060. Namun demikian jumlah ini dapat
menyusut, apabila spesies tidak didasarkan pada variasi geografis (Sukiya, 2001).
Menurut Sukiya (2001) mamalia memiliki karakter struktural yang
membedakan dari kehidupan vertebrata lain. Ciri utama kelas Mamalia adalah
adanya kelenjar susu, yang berfungsi sebagai sumber makanan untuk anaknya.
Kelenjar lain yang biasa ditemukan adalah kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar
keringat (sudofira). Rambut tumbuh selama periode tertentu dalam hidupnya,
meskipun berkurang atau tidak ada sama sekali pada stadium tua seperti pada
paus. Mamalia seperti halnya burung yang endotermis, karena memiliki
mekanisme internal pengontrol suhu tubuh.
B. Klasifikasi Superkelas Mamalia
Klasifikasi dari Mamalia dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Klasifikasi Mamalia
Kelas Mamalia
Subkelas Prototheria
1 Ordo: Monotrema, 2 familia: Tachyglossidae
(anteater) dan Omithorhynchidae (Platypus)
Subkelas Allotheria
2 ordo: Multituberculata dan Triconodonta
Subkelas Theria
Infrakelas Panthotheria
Ordo Panthotheria
Ordo Symmetrodonta
Infrakelas Metatheria

3
4

Ordo Marsupialia, ada 9 familia


Infrakelas Eutheria
Ordo Insectivora, ada 8 familia
Ordo Dermoptera (gliding lemurs), ada 1 familia
Ordo Chiroptera (bats), ada 17 familia, 846 spesies
Ordo Primates ada 11 familia
Ordo Edentata ada 3 familia
Ordo Philodota (pangolins), ada 1 familia, 1 genus:
Manis
Ordo Lagomorpha (pikas, hares dan rabbits), ada 2
familia
Ordo Rodentia, ada 32 familia
Subordo Sciuromorpha (squirrel-like rodents), ada 7
familia
Subordo Myomorpha (mouse like rodents), ada 9
familia
Subordo Hystricomorpha (porcupine like rodents),
ada 16 familia
Ordo Cetacea (whales, porpoises dan dolpins), ada 10
familia
Subordo Mysticeti (baleen whales), ada 3 familia
Subordo Odontoceti (toothed cetaceans) ada 7 familia
Ordo Carnivora, ada 7 familia
Ordo Pinnipedia, ada 3 familia
Ordo Tubulidentata (advark), ada 1 familia, 1 genus, 1
spesies
Ordo Hyracoidea (old world conies), ada 1 familia, 3
genus
Ordo Sirenia (manatees, dugong dan sea cow), ada 2
familia
Ordo Perissodactyla (odd-toed hoofed mamals), ada 3
familia
Ordo Artiodactyla (even-toed hoofed mammals), ada 9
familia
Sumber: Orr (1976)
5

C. Ciri Morfologi dan Anatomi pada Mamalia


Berikut adalah beberapa ciri morfologi dan anatomi pada mamalia:
1. Sistem Rangka
Sistem rangka pada mamalia banyak mengalami proses penulangan tetapi
juga terjadi pengurangan jumlah elemen rangka tubuh contohnya pada tulang
tengkorak. Tulang prefrontal, postfrontal, postorbital, dan quadrate juga
mereduksi dan pada beberapa mamalia empat tulang oksipital bergabung.
Berbagai tingkat penggabuangan tulang terdapat di daerah sfenoidal. Tulang-
tulang presfenoid, orbitosfenoid, basisfenoid, dan alisfenoid mungkin terpisah
atau tergabung dengan tulang squamosal (squamosum) membentuk tulang
temporal (Sukiya, 2001).
Menurut Sukiya (2001), kranium mamalia relatif besar
untukmengakomodasi perkembangan otak. Palatum (langit-langit mulut)
umumnya keras untuk menjaga posisi koana (lubang hidung dalam) di posterior.
Tengkorak bersambung dan bersendi pada tulang servik pertama. Pada premaksila
dan maksila tumbuh gigi, rahang bawah tersusun atas pasangan tulang-tulang
dental. Bagian ujung dari tulang belakang umumnya rata atau accelous atau
amfiplatin. Tulang belakang pada serviks (tulang leher) berjumlah 7 tetapi ada
juga yang hanya 4 buah. Tulang yang berhubungan dengan rahim bersifat
fleksibel, tetapi pada kelompok Cetaea kurang fleksibel akibat dari berbagai
macam tingkat penggabungan.
Hubungan tulang rusuk dengan rongga dada kurang fleksibel, jumlah
pasangan rusuk bervariasi, sekitar 9-24 pasang. Di arah posterior rongga dada ada
tulang pinggul yang kuat dan cukup fleksibel. Tulang ekor sampai pinggul
merupakan tulang belakang yang sangat penting yang bergabung bersama
membentuk sacrum atau tulang selangkang. Tulang ekor jumlahnya bermacam-
macam menurut panjang ekor. Tulang rusuk minimal memiliki dua kondilus
(kepala) yaitu capitulum costa yang merupakan kondilus bagian ventral yang
bersendi pada bagain sentrum vertebra yang disebut parapofisis. Kondilus yang
satu disebut tuberculum costa yaitu kondilus bagian dorsal yang bersendi pada
bagain sentrum vertebra yang disebut diapofisis, sedangkan tulang iga atau sering
6

disebut true ribs bersambungan langsung dengan sternum (tulang dada) (Sukiya,
2001).
Sukiya (2001) menyatakan bahwa biasanya mamalia pada dasarnya
memiliki 4 tungkai berjari lima namun pada beberapa mamalia terjadi modifikasi.
Reduksi sering terjadi dalam jumlah kaki namun pada Cetacea (paus dan sirenia)
bagian distal dari kaki belakang telah hilang. Kelompok mamalia di atas
Monotremata mengalami reduksi korakoid pada bagian gelang bahu,
interklavikula juga mengalami reduksi pada Marsupilia dan Plasentalia. Tulang
selangka berkembang baik pada beberapa mamal tetapi mereduksi atau sama
sekali tidak ada pada mamalia yang lainnya. Pengecualian pada kelompok paus
dan sirenia, gelang pinggul terdiri dari 3 elemen tulang pada masing-masing sisi
yang pada umumnya digabungkan membentuk tulang innominate. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Sistem rangka kepala pada paus


Sumber: True, 1904
2. Sistem Otot
Untuk mendeskripsikan sistem otot pada mamalia sangat sulit karena sangat
beraneka ragam bentuknya, kecuali kesulitan tersebut juga disebabkan oleh
kemungkinan susunan metameriknya mereduksi, tidak seperti umumnya otot. Otot
pada ikan lebih dikomsentrasikan pada gerakan lengkung insang, sedangkan pada
mamalia terpusat pada wajah, leher dan juga punggung. Otot pada mamalia
7

berkembang meliputi otot wajah, otot kelopak mata, otot hidung dan otot bibir
yang mana otot tersebut mampu bergerak atau menggerakkan kulit ataupun
rambut (Sukiya, 2001). Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 2.2.

Gambar 2.2 Otot superfisial pada kuda


Sumber: Anatomicalprints, 2001
3. Sistem Sirkulasi
Menurut Sukiya (2001), sistem sirkulasi pada mamalia lebih maju daripada
vertebrata lainnya, pada mamalia memiliki ruangan jantung yang terdiri dari 2
atrium dan 2 ventrikel. Atrium kanan dihubungkan dengan ventrikel kanan oleh
katub triskuspidalis, sedangkan atrium kiri dan ventrikel kiri dihubungkan oleh
katub mitral atau bikuspidalis. Lebih jelasnya dapat dilihat gambar perbandingan
jantung vertebrata pada gambar 2.3.
8

Gambar 2.3 Stuktur Jantung Mamalia


Sumber: Britannica, 2014
Sistem aorta berasal dari bagian lengkung aorta sebelah kiri, lengkung aorta
sebelah kanan menjadi arteri subklavia kanan. Semua vena kava langsung masuk
ke atrium kanan, sedangkan sinus venosus mereduksi pada saat embrio. Tidak ada
sistem portal renalis, meskipun sistem vena portal hepatic sangat mirip dengan
vertebrata lain. Eritrosit pada mamalia bersifat eukleat (tidak berinti sel) (Sukiya,
2001).
Menurut Brotowidjoyo (2007), sistem peredaran darah mamalia ada dua
yaitu system peredaran darah besar dan system peredaran darah kecil.
a) Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta
menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui
arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut
sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor
menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan
masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal dari
sistem organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior.
Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya
akan dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis
merupakan satu keunikan dalam sistem peredaran darah manusia karena
merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang
mengandung CO2). Urutan perjalanan peredaran darah besar: bilik kiri-aorta-
9

pembuluh nadi-pembuluh kapiler-vena cava superior-vena cava interior – serambi


kanan.
b) Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri
pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya
pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O 2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui
sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O 2yang masuk akan diikat
oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah
bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke jantung
(bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam
system peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang
membawa darah bersih. Urutan perjalanan peredaran kecil: bilik kanan-jantung-
arteri pulmonalis-paru-paru-vena pulmonalis-serambi kiri jantung.
4. Sistem Pencernaan
Menurut Kickman (2001), saluran pencernaan mamalia terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Perbedaan antara
sistem pencernaan hewan memamah biak dengan manusia terutama pada susunan
dan fungsi gigi serta lambung.Ada beberapa ciri unik yang menjadi karakteristik
sistem pencernaan mamalia. Umumnya mamalia mempunyai gigi, bibir biasanya
dapat digerakkan kecuali pada Monotremata dan paus. Kelenjar oval (mulut)
khususnya berhubungan dengan sekresi atau pengeluaran lendir. Oleh karena
umumnya mamalia hidup terestial maka kelenjar oral ini untuk menjaga
kelembaban mulut, tunas rasa/kecap di lidah dan membantu menelan makanan.
Beberapa kelenjar yang ada di oral antara lain kelenjar parotis, submaksilaris dan
kelenjar sublingual, dikhususkan sebagai kelenjar saliva (air ludah). Kelenjar
saliva pada beberapa spesies mampu memproduksi enzim amylase yang kemudian
diaktifkan oleh asam klorida untuk mengubah pati menjadi gula saat makanan
berada di dalam mulut (Sukiya, 2001).
Sukiya (2001) juga menyatakan bahwa beberapa jenis mamalia yang
frekuensi nafasnya pendek atau bernafas cepat biasanya dengan mulut terbuka
untuk membantu mengatur temperature tubuh. pengaturan temperature tubuh ini
sebagai hasil dari evaporasi saliva dan juga evaporasi dari dalam paru-paru.
10

Evaporasi saliva cenderung membantu mendinginkan tubuh. penggunaan kelenjar


saliva secara ekstrim sebagai pengatur panas dapat dijumpai pada tupai tanah.
Spesies gurun seperti Citellus tereticaudus secara teratur mengeluarkan air ludah
atau liur dan menggosok-gosokkan air ludah di tubuh mereka ketika menderita
kepanasan.
Lidah pada sebagaian besar mamalia, kecuali paus berkembang sangat baik
dan bisa bergerak menjulur dan rektraksi (ditarik kembali) karena adanya
sejumlah otot intrinsik. Bagian permukaan lidah terdapat beberapa tipe papillae
yang terhubung dengan tunas rasa. Gambar tipe papillae dapat dilihat pada
gambar 2.4 berikut.

Gambar 2.4 Tipe papillae


Sumber: www.diknas.com
Esophagus mudah dibedakan dari lambung kelenjar dan panjangnya
tergantung pada panjang leher. Lambung pada mamalia menunjukkan berbagai
macam bentuk dan ukuran yang berhubungan dengan kebiasaan makan, yaitu dari
yang relative sederhana hanya berupa struktur yang terdiri atas sekelompok
ruangan dan ada yang sangat kompleks. Vampire bat (Demodus rotundus) yang
makanannya darah segar dari korbannya, mempunyai ukuran lambung yang luas
untuk penyimpanan. Spesialisasi lambung ditemukan pada tikus grasshopper
(Onychomys) yang merupakan hewan pengerat kecil. Hewan ini hidupnya
tergantung dari serangga dan dengan demikian harus mampu memproses kitin
dalam sistem pencernaannya. Kelenjar pencernaan pada tikus Onychomys
terkonsentrasi di bagian fundus, sedangkan pada bagian kardia dan pylorus
dilindungi epithelium yang mampu bertahan dari efek abrasi kitin.
11

Lambung sangat kompleks ditemukan pada ruminansia (pemamah biak,


paus dan sirenian). Lambung hewan pemamah biak ada 4 bagian, yaitu pertama
ruangan penyimpanan temporer disebut rumen. Makanan dikunyah dan masuk
dalam bagain ini dibasahi dan diaduk sampai berkali-kali kemudian dari sini
masuk ke perut kedua yang disebut reticulum. Kunyahan ini kemudian
dikeluarkan lagi (dimuntahkan kedalam mulut ketika binatang itu sedang istirahat,
dan vegetasi dikunyah lagi, ditelan keduakalinya dan masuk kedalam lambung
ketiga yaitu omasum atau pesalterium. Disini pengadukan dilanjutkan sebagai
akibat dari gerak peristaltic dan masuk ke ruangan keempat disebut abomasums.
Selanjutnya makanan yang sudah tercampur dengan sekresi dari kelenjar
pencernaan pada dinding abomasum, kemudian masuk kedalam duodenum atau
bagian anterior usus kecil. Gambar bagian-bagian penyusun lambung pada
ruminansia dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut.

Gambar 2.5 Bagian-bagian penyusun lambung pada ruminansia


Sumber: Nickel, et al., 1973
Usus kecil secara proporsional panjang dan bergulung-gulung panjangnya
berhubungan dengan kebiasaan makan. Usus kecil hewan herbivora cenderung
lebih panjang dari insektivora atau karnivora. Ada kaikum (usus buntu) pada
sambungan antara kolon dan usus kecil. Kaikum umumnya kecil pada hewan
karnivora, tetapi cukup panjang ada hewan herbivor. Pada Monotremata masih
mempunyai kloaka tetapi bangunan ini tidak ditemukan lagi pada mamal yang
lebih tinggi.
5. Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan (respirasi) pada mamalia tidak sekompleks pada burung.
Menurut Gunderson (1976), paru-paru pada mamalia lebar, namun tidak terdapat
12

kantung udara seperti pada aves. Di depan celah pada dasar faring terdapat katup
tulang rawan yang dikenal sebagai epiglotis. Udara masui melewati glotis ke
laring dan kemudian masuk dalam trakea. Gerakan udara di dalam trakea
didorong masuk oleh cincin tulang rawan. Udara dari trakea melewati pasangan
bronkus utama kemudian ke dalam cabang bronkhus dan bronkeolus yang lebih
kecil, dan akhirnya berhenti dalam alveoli dimana terjadi pertukaran gas.
Beberapa mamal yang hidup di perairan terjadi modifikasi pada bagian tertentu
pada sistem pernafasannya. Modifikasi ini terjadi akibat adanya adaptasi dari
sistem respirasinya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan perairan,
terutama berupa perkembangan katup untuk menutup lubang saluran pernafasan di
dinding luar tubuh. Ephiglotis pada paus berfungsi untuk menyalurkan udara ke
dalam nasofaring sehingga dapat ditutup rapat dengan jaringan otot penutup
(Sukiya, 2001). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.6 Sistem respirasi mamalia


Sumber: ternak.net, 2015
Mamal penyelam yang mampu menyelam paling dalam adalah paus. Pada
kedalaman laut >1000m dengan temperatur air <10°C, spermatozoa paus masih
mampu bertahan hidup selama ±1 jam. Sedangkan pada lumba-lumba
menunjukkan alveolusnya yang melipat untuk mencegah perubahan tekanan gas
saat menyelam dan menghindari narkosis nitrogen. Melipatnya alveolus ini
ternyata terjadi pada semua tingkat kedalaman penyelaman paus. Paru-paru paus
tidak lebih besar dari proporsi ukuran tubuhnya dari pada mamal darat, tetapi
toleransi terhadap kapasitas oksigen dan karbon dioksida di dalam darah lebih
besar.
13

Saat penyelaman, detak jantung rata-rata berkurang sekitar 10 kali per menit
dan darah secara otomatis akan berhenti dari kulit. Darah dari otot tubuh dan
daerah ekor dialirkan untuk menyuplai ke bagian otak dan jantung. Mamal
penyelam memiliki sejumlah mioglobin berwarna merah gelap yang terletak di
jaingan otot, fungsinya menyerupai hemoglobin yaitu untuk melayani penyediaan
oksigen otot (Sukiya, 2001).
6. Sistem Urogenital
Organ reproduksi pada betina terdiri dari ovaria dan sistem saluran
reproduksi. Saluran reproduksi yang berfungsi untuk mengovulasikan sel telur dan
menyalurkannya ke tempat implantasi yaitu uterus. Saluran reproduksi yang sama
juga menerima sperma dan meyalurkannya ke tempat terjadinya fertilisasi, yaitu
oviduk (Gunderson, 1976).
Kedua ovarium pada mamalia biasanya fungsional dalam menghasilkan
ovum, ada sepasang oviduk (tuba falopii). Ovarium pada mamalia memiliki 2
fungsi yaitu memproduksi hormon reproduksi betina yaitu estrogen dan
memproduksi gamet betina yaitu ovum (Gunderson, 1976). Saluran oviduk pada
monotremata, hanya bagian kiri saja yang berfungsi kemudian telur masuk ke
kloaka. Bagian distal tuba falopii pada hewan marsupialia dan plasentalia,
diperluas ampai uterus menjadi tempat perkembangan embrio.
Uterus hewan marsupialia tinggal sebagian, tetapi hewan plasentalia ada
bermacam macam tingkat penggabungan dari uterus rangkap sampai sederhana.
Embrio mamal dilindungi oleh membran fetal yang disebut amnion. Uterus
mamalia memiliki dinding otot yang tebal, mengandung banyak pembuluh darah
yaitu endometrium, tempat berkembangnya embrio.
Testis mamalia terletak jauh di posterior tubuh. Testis tersebut ada yang
berada di dalam rongga tubuh atau di luar rongga tubuh yaitu di dalam kantung
yang disebut dengan skrotum. Testis pada spesies mamal tertentu, turun dalam
kantung skrotal hanya selama musim breeding (kawin). Mamal jantan hanya
memiliki satu penis. Pada beberapa mamalia memiliki bentuk penis S yang
disebut dengan sigmoid flexure dimana bagian pangkal penis dibalut dengan
kelenjar penis (glans penis), yang mana memiliki banyak bentuk. Contohnya pada
Opossum (Didelphis marsupialis) 2 cm dari ujung tampak bifida begitu juga pada
14

Platypus (Ornithorynchus) dan pada babi (Sus), yang berbentuk spiral atau
berbentuk seperti sekrup (Gunderson, 1976). Penis pada monotremata terletak di
dasar kloaka, tetapi pada mamal tingkat tinggi terletak dalam sarung yang di
bagian eksternalnya membuka ke luar. Mamal dewasa seperti amnioat lainnya,
memiliki jenis ginjal metanefros dan mempunyai kantong kemih. Ginjal mamal
tidak hanya berhubungan dengan eliminasi sisa nitrogen dalam bentuk urea hasil
metabolisme protein, tetapi juga untuk mengatur keseimbangan air tubuh. Fungsi
lain dari ginjal bergantung pada lingkungan, habitat dan tingkah laku hewan. Hal
ini dapat ditunjukkan pada gambar 2.7 berikut.

Gambar 2.7 Sistem urogenital mamalia


Sumber: Sukiya, 2001
7. Sistem Saraf
Sitem saraf mamal berkembang lebih kompleks dibandingkan vertebrata
lain. Belahan cerebrum (otak besar) berasal dari telencefalon, ada lekukan dan
tonjolan di permukaannya sehingga ada ridge atau gyrus dan depresi atau sulkus.
Lapisan luar (korteks) cerebrum penyusunnya sebagian besar berupa sel saraf,
sehingga tampak berwarna abu-abu. Belahan otak besar sebelah kiri dan kanan
digabungkan satu dengan yang lainnya oleh komisura putih yang disebut dengan
carpus callosum. Lobus olfaktori pada mamal relatif kecil dibanding dengan
vertebrata lainnnya.
Diencefalon bagian dorsal disebut epitalamus, di lateral disebut dengan
talamus, dan di bagian ventral disebut hipotalamus. Kelenjar pineal terdapat
dibagian atap diencefalon, tetapi tidak menunjukkan struktur seperi mata. Talamus
menjadi pusat penyebaran respon yang penting. Hipotalamus pada mamal terdiri
atas 4 bagian yaitu infundibulum, membentuk tangkai dan lobus posterior kelenjar
15

pituitaria di ventral otak, chiasma nervi opticii dimana syaraf optik sebelah kiri
dan kanan bersilang menuju otak, cinereum diyakini menjadi pusat
parasimpatikus dan mammiliary bodies merupakan pusat impuls olfaktor.
Hipotalamus mengontrol sebagian besar fungsi dalam tubuh termasuk tekanan
darah ketika tidur, kandungan air, lemak dan metabolisme karbohidrat, temperatur
tubuh, dan aktivitas ritmis seperti mengganti rambut dan kulit dan sekresi kelenjar
pituitaria. Fungsi dari otak tengah pada mamal kurang begitu penting bila
dibandingkan vertebrata lain yang lebih rendah, sehingga yang lebih berperan
adalah cerebrum. Otak tengah dibagi menjadi 4 bagian disebut korpora
quadrigemina. 2 lobus superior berhubungan dengan penglihatan dan 2 lobus
inferior berhubungan dengan pendengaran. Cerebellum, sangat baik
perkembangannya pada mamal sebagai pusat kontrol gerakan tubuh. Persyarafan
cerebellum mamal merupakan struktur khusus dinamakan pons. Pons pada mamal
merupakan ciri yang menclok bila dilihat dari ventral metencefalon. Terdapat
tendensi terhadap pendeknya medulla spinalis (spinal cord) atau sumsum tulang
tulang belakang pada mamal. Sistem syaraf pusat dikelilingi oleh 3 lapisan
pelindung atau meninges. Bagian yang paling dalam berhubungan dengan sistem
syaraf itu sendiri, dinamakan piamater (selaput otak lunak). Di luar piamater
adalah arachnoidea. Diantara keduanya ada celah sub arachnoid yang diisi dengan
cairan cerebrospinal. Lapisan paling luar adalah duramater (selaput otak)
(Sukiya, 2001).
Mamal seperti amniota lainnya memiliki 12 saraf kranialis (nervi cranialis).
Saraf spinal (nervi spinalis) pada tulang belakang memiliki radik dorsal dan radik
ventral yang bersatu membentuk saraf spinal utama sebelum muncul pada setiap
invertebrata. Beberapa pleksus dapat ditemukan pada hewan mamal. Pleksus
adalah kompleks saraf yang membentuk bangunan seperti jala yang merupakan
hasil dari penggabungan cabang saraf di ventral tulang belakang. Pleksus yang
lain dapat ditemukan pada bagian servik, brakhial, lumbar dan sakral. Untuk lebih
lengkap mengenai sistem saraf pada mamalia dapat dilihat pada gambar 2.8.
16

Gambar 2.8 Sistem saraf pada mamalia


Sumber: Anatomicalprints, 2001
8. Organ Indera
Bulbus olfaktori dan lobus olfaktori merupakan bagian utama pada otak
mamalia. Meskipun lobus olfaktori tidak begitu besar dibandingkan pada
vertebrata yang kebih rendah, indera penciuman pada mamal berkembang baik.
Indera penciuman tidak hanya untuk mendeteksi sesama anggota spesies,
melainkan juga untuk mendeteksi musuh dan makanan. Berbeda dengan paus
yang tidak memiliki organ penciuman atau perasa, namun berdasarkan penelitian
selanjutnya diketahui adanya organ yang beranalogi dengan organ olfaktori pada
mamalia terestrial. Ditemukan pada semua gigi paus yang telah diuji epitel
berkelenjar pada lubang oralnya, yang diperkirakan dapat berfungsi seperti
kemoreseptor. Kemoreseptor dapat sebagai indera bau busuk yang tidak dapat
dikenali dengan bagian nassal (Gunderson, 1976).
Mata mamalia pada dasarnya mirip dengan vertevrata lain, walaupun tentu
ada modifikasi sehubungan dengan tingkah laku. Seperti pada bangsa burung,
mamal nokturnal memiliki sel bentu batang pada retinanya lebh doimnan,
sementara pada spesies diurnal sel kerucut pada betina tersebut lebih banyak.
Mamal darat memiliki kondisi emmetropik di udara tetapi menjadi hipermetropik
di air. Otter, mempunyai mata tipe darat tetapi memiliki otot sfinkter yang kuat
pada irisnya sehingga mampu mengubah bentuk lensa agar pandangan menjadi
lebih tajam ketika dibawah air. Maml fosorial seperti tikus mondok (Talpidae)
17

peran dari mata menjadi kurang penting, seperti halnya pada Dolphin (Palanista
gangetcka) dari India dan Pakistan yang hidup di air keruh.
Indera pendengaran yang paling berkembang dengan baik adalah pada
mamalia. Hanya mamalia yang memiliki struktur eksternal (Gunderson, 1976).
Telinga mamal memiliki cupping dengan corong suara memancar ke kanal luar
auditori. Di akhir kanal tersebut gelombang suara menyentuh gendang
pendengaran atau membran timpani kemudian di transmisikan menyeberang ke
telinga tengah atau ruang timpani yang dihubungkan oleh tulang kecil ke kohlea
atau telinga dalam. Selanjutnya impuls menuju ke otak melalui saraf auditori.
Bagian dorsal telinga dalam mamal terutama berisi tiga kanal semisirkular
merupakan organ sangat esensial untuk keseimbangan atau orientasi kedudukan.
Kohlea umumnya bergulung untuk mengakomodasi peningkatan panjang,
tidak lurus seperti pada reptil dan aves. Telingan bagian tengah berisi 3 osikula
yang menstransmisikan vibrasi dari membran timpani ke telinga bagian dalam.
Alat auditori beberapa mamal menunjukkan spesialisasi. Kelelawar, pausm dan
pinniped mampu mendeteksi suara gema yang dihasilkan sendiri untuk
mendeteksi adanya obyek di lingkungannya saat hewan itu bergerak. Kelelawar
menghasilkan suara berfrekuensi tinggi saat terbang. Navigasi kelelawar
menggunakan alat echolocation. Suara tersebut direfleksikan kembali dari obyek
di sekitar berdasar gema dan refleksi yang diterima berupa keberadaan obyek,
ukuran dan bentuknya. Hal ini dapat ditunjukkan pada gambar 2.9 berikut.

Gambar 2.9 Sistem echolocation pada kelelawar


Sumber: Osborne, 2014
18

Beberapa jenis paus menghasilkan suara di bawah air sebanding dengan


kelelawar yaitu mencapai frekuensi 300. 000 siklus per detik. Telinga paus telah
teradaptasi untuk mendengarkan di bawah air sehingga terjadi modifikasi dasar dri
tipe telinga hewan darat karena suara berjalan 4 kali lebih cepat dibanding lewat
udara. Hal ini menimbulkan problem, karena resepsi pada masing masing organ
auditori sangat esensial untuk ketepatan orientasi. Paus telah melakukan adaptasi
dengan mempunyai tulang timpani, dimana kohlea menggantung pada tengkorak
dengan ligamentum dan dikelilingi lubang yang berisi udara atau busa dengan
demikian gelombang suara hanya dapat ditransmisikan ke kohlea dengan
modifikasi khusus ossikel auditori. Pinniped juga menggunakan echolocation
ketika berenang di bawah air sehingga di daerah gelap total tidak hanya dapat
meletakkan obyek di dalam air dengan kecepatan tinggi juga mampu
membedakan obyek yang berbeda komposisi walaupun sama ukuran dan
bentuknya. Spesies rodentia nokturnal mampu menghasilkan dan mendengar
suara berfrekuensi tinggi, misalnya sensitifitas mencit mencapai 80 khz (Sukiya,
2001).
9. Kelenjar Endokrin
Sejumlah hormon dihasilkan oleh berbagai bagian dari kelenjar endokrin.
Beberapa hormon untuk mengatur aktivitas kelenjar endokrin lain. Misalnya
kelenjar tiroid, adrenal dan elenjar gonad, menghasilkan sekresi hormon tirotrofik,
adrenokortikotrofik dan gonadotrofik. Kelenjar endokrin ada yang berfungsi
mengatur aktivitas tubuh seperti pertumbuhan, metabolisme lemak, karbohidrat,
dan sekresi urin.
Kelenjar pineal di atas diencefalon kurang reseptif terhadap cahaya, lebih
difokuskan pada ritme harian dalam sintesis serotonin, melatonin, dan bahan-
bahan kimia lain dalam situasi kurang cahaya. Melatonin adalah hormon yang
mempunyai efek penghemat pada gonad, serotonin merupakan sumber amine
dalam sintesis melatonin.
Kelenjar tiroid pada malam terdiri atas 2 lobus terletak di kanan kiri trake,
di posterior laring dan berhubungan dengan isthmus menghasilkan hormon
tiroksin yang kaya iodine. Di daerah tertentu dimana makanan dan air
mengandung iodine rendah, kelenjar tiroid berkembang abnormal dan kondisi ini
19

dikenal dengan goiter (gondok). Tiroksin sangat penting dalam metabolisme dan
regulasi.
Kelenjar paratiroid sangat dekat dengan kelenjar tiroid, sangat esensial
dalam kehidupan karena berperan utama dalam metabolisme kalsium. Kelenjar
timus, paratiroid, dan tiroid berasal dari foregut saat embrio, berarti seasal dengan
sistem pencernaan yang merupakan perkembangan dari lapisan mesoderm.
Ukuran kelenjar timus pada usia muda lebih besar dibandingkan mamal dewasa.
Kelenjar timus berhubungan dengan sistem limfatik dalam membentuk antibodi
dan menolak okulasi jaringan. Tikus percobaan yang diambil kelenjar timusnya
pada saat lahir menunjukkan pengurangan kemampuan mensintesis antibodi,
tetapi setelah dilakukan okulasi kemampuan ini menjadi pulih kembali.
D. Ciri Khusus Mamalia
Spesialisasi mamal berhubungan dengan sistem integumen. Kelenjar susu,
kulit dan kelenjar kulit, rambut dan kelenjar rambut, tanduk, kuku, cakar dan
kelenjar kuku pada dasarnya merupakan bagian dari integumentum atau
asesorisnya. Integumentum berupa kulit yang tersusun atas lapisan luar yang tipis
disebut epidermis dan lapisan lebih tebal di dalam dinamakan dermis. Secara
embriologis, integumentum berasal dari lapisan ektoderm. Sistem integumentum
berfungsi untuk melindungi tubuh terutama agar tidak terjadi infeksi. Rambut juga
membantu memberikan keamanan bagi tubuh. Berkurangnya rambut pada mamal
terestrial biasanya akibat dari tebalnya kulit. Fungsi paling penting dari sistem
integumentum mamal adalah membantu pengaturan suhu tubuh oleh karena
fungsi dari kelenjar keringat. Kulit juga berperan dalam perlindungan tubuh dari
temperatur tinggi dan radiasi sinar matahari.
1. Kelenjar susu
Kelenjar susu terbentuk dari gabungan kelenjar keringat dan kelenjar
minyak yang keduanya berkembang dari derivat epidermis. Secara embriologis,
kelenjar susu muncul dari penebalan epidermis yang meluas pada sisi tubuh yang
berbentuk garis. Pada titik tertentu sepanjang garis susu ini akan muncul kelenjar
susu. Kelenjar susu akan tampak berkembang dan ini akan menjadi pertanda seks
sekunder tetapi secara normal hanya pada hewan betina yang fungsional.
Perkembangan kelenjar susu ini di bawah kontrol hormonal.
20

Letak kelenjar susu bermacam macam pada spesies yang berbeda, ada yang
pektoral, abdominal atau inguinal. Sebagian besar mamal bangun kelenjar ini
dinamakan nipple atau mamae. Pada kelompok monotremata, tidak ada nipple
sehingga saluran terbuka pada permukaan kulit dan anak-anaknya pada waktu
masih muda menjilati susu yang keluar pada permukaan ventral tubuh induknya.
Pada hewan marsupialia dan plasentalia, saluran dari kelenjar susu tersebut
terbuka pada nipple yang umumnya terletak lebih kranial. Kelenjar susu pada
kelompok primata, saluran ini membuka pada ujung nipple, sedangkan pada
artiodactyla ada nipple palsu dan saluran tersebut membuja pada pangkal saluran
susu. Kelenjar susu dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut.

Gambar 2.10 Anatomi kelenjar mamal pada sapi


Sumber: Gunderson, 1976
Jumlah mamae bermacam tergantung spesies mamal, tetapi umumnya antara
1-13 pasang dan jumlah tersebut tergantung jumlah anak yang dilahirkan. Mamal
yang melahirkan 1 atau 2 anak mempunyai sepasang mamae seperti pada paus,
primata, dan kelelawar tertentu. Spesies yang lebih prolifik (subur) mempunyai
banyak mamae untuk menyusui anak-anaknya. Pada hewan mamal yang hidup di
air memiliki otot khusus yang mampu mengeluarkan air susu dari nipple ke dalam
mulut anaknya yang tidak memiliki bibir karena mereduksi, dimana adaptasi ini
untuk mencegah hilangnya materi makanan (gizi) (Sukiya, 2001).
2. Kelenjar kulit
Bagian lain dari kelenjar integumentum mamal adalah kelenjar keringat
(sudorifera), kelenjar minyak (sebasea) serta kelenjar bau. Kelenjar keringat
berfungsi untuk mengeluarkan zat buangan dari tubuh dan membantu mengatur
21

suhu akibat evaporasi keringat. Kelenjar keringat pada mamal memiliki jumlah
yang berbeda dan tidak terdistribusi merata di seluruh tubuhnya. Sedangkan
kelenjar minyak berhubungan dengan folikel rambut dan ekskresinya untuk
meminyaki rambut dan kulit. Ada beberapa jenis kelenjar bau pada mamal,
diantaranya muncul dari modifikasi kelenjar sebasea atau kelenjar sudorifera.
Fungsi kelenjar ini berbeda, diantaranya untuk mempertahankan diri dari musuh,
untuk memperingatkan anggota kelompok yang lain dari spesies yang sama atau
untuk menarik individu yang berlainan jenis kelamin. Cairan yang dihasilkan
kelenjar bau juga dapat menjadi senjata ampuh pengusir musuh. Glandula perianal
dari Sigung (skunk) menghasilkan metil mercaptan, racun potensial yang sangat
berbau dan dapat menyebabkan kebutaan kontemporer atau bahkan permanen jika
terkena mata (Sukiya, 2001).
3. Rambut
Secara embriologis, rambut merupakan struktur ektodermal yang berasal
dari lapisan malphigi epidermis. Secara struktural dari sayatan melintang batang
rambut, tersusun atas 3 lapisan utama yaitu lapisan inti disebut medulla yang
tersusun oleh sel kuboid, longgar dan berpigmen atau tidak. Bagian luar medula
adalah seperti kulit disebut lapisan korteks, sel sel yang fusiformis tersusun sangat
kuat, ada yang mengandung pigmen dan ada yang tidak dan tebal lapisan ini
berbeda untuk tiap spesies. Lapisan luar batang rambut berupa kutikula, tersusun
dari sel yang rata dan menyerupai sisik, biasanya tidak berpigmen, bentuk dan
susunannya berbeda untuk setiap spesies, tetapi sisik umumnya terbagi dalam dua
kelompok yaitu imbrikate (imbricate scale) dan koronal (coronal scale). Sisik
imbrikate tersusun saling tumpang tindih satu sama lain seperti sirap, sedangkan
sisik koronal mengelilingi batang rambut dan menyerupai tudung bertumpul.
Rambut yang dibelah melintang tampak sirkuler rata.
Rambut mamal umumnya terbagi menjadi 2 kategori yaitu rambut kasar
(guard hair) dan rambut halus (under hair atau under fur). Rambut kasar lebih
besar dan mudah dilihat sedangkan rambut halus biasanya lebih halus, pendek,
dan tidak tampak jelas kecuali rambut itu dipisah. Rambut kasar lebih dominan
dibandingkan rambut halus. Oleh karena rambut terbentuk dari zat tidak hidup
yaitu unsur keratin, maka keberadaannya hanya bersifat sementara sehingga perlu
22

pergantian secara periodik. Pergantian rambut terjadi setiap tahun untuk spesies di
musin gugur, tetapi ada spesies tertentu pergantian rambut terjadi tidak teratur.
Pergantian rambut berlangsung dalam beberapa minggu, secara berangsur-angsur
rambut tua lepas sampai rambut baru tumbuh sempurna. Rambut kulit memberi
banyak fungsi bagi mamal tetapi tujuan utamanya untuk melindungi tubuh dari
panas tubuh. Sebagai insulator, rambut mencegah hilangnya energi seperti halnya
fungsi bulu pada burung. Fungsi lain dari rambut adalah untuk perlindungan.
Rambut yang kaku dan kasar pada Landak dapat dimaklumi sebagai pelindung
karena binatang ini bergerak relatif lambat. Kemungkinan ada rambut khusus pada
bagian tubuh yang berhubungan erat dengan saraf sensori dan sebagai organ
peraba (tactile) untuk mengetahui binatang atau obyek di lingkungannya (Sukiya,
2001).
4. Gigi
Sebagian besar gigi mamal berperan penting dalam membantu memotong
motong makanan dan ada yang digunakan untuk mempertahankan diri. Gigi
tersusun atas lapisan luar yang sangat khusus dan tipis tetapi sangat keras disebut
enamel (email) dan yang tampak lebih tebal tetapi lapisannya lebih lembut disebut
dentine, serta lubang gigi yang berisi pasta padat dimana syaraf dan pembuluh
darah kapiler berada. Sebagian besar mamal adalah bifiodont artinya memiliki 2
kelompok gigi yaitu gigi susu dan gigi permanen, sedangkan gigi vertebrata
tingkat rendah berganti selama proses hidupnya. Kelompok gigi pertama adalah
sebagai deciduous atau lacteal dentition atau disebut gigi susu. Kelompok gigi
kedua adalah gigi permanen sebagai pengganti gigi susu setelah tanggal, dimana
gigi tidak akan tumbuh lagi setelah tanggal.
Gigi pada mamalia dibagi menjadi 4 kelompok mulai dari anterior ke
posteror rahang yaitu gigi seri (incisor), gigi taring (canines), geraham depan
(premolar), dan geraham belakang (molar). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar 2.11. Jumlah gigi tersebut berbeda untuk setiap spesies, kecuali untuk gigi
taring yang tidak lebih dari 1 pada setiap sisi rahang. Gigi seri terletak di bagian
depan mulut, digunakan untuk memotong, merenggut atau menggerogoti sehingga
berkembang baik pada binatang herbivora. Gigi seri pada sebagian besar
herbivora rata seperti mata pisau. Gigi seri umumnya 6 pasang, tetapi pada tikus
23

pengerat hanya 2 pasang dan mempunyai bentuk sangat khusus seperti pahat dan
tumbuh terus sepanjang hidup. Dengan demikian, tikus pengerat menggunakan
gigi seri untuk menjaga agar tidak menjadi panjang. Gigi taring tampak sangat
berkembang pada mamal karnivora dimana gigi relatif lebar dan lancip. Gigi
taring berguna untuk menangkap dan membunuh mangsa serta menyobek daging.
Perbedaan bentuk gigi geraham depan dan belakang pada mamal tergantung pada
tingkah laku atau kebiasaan makannya (Sukiya, 2001).

Gambar 2.11 Susunan gigi pada mamalia


Sumber: bio.miami.edu, 2014
Geraham depan biasanya diawali oleh munculnya gigi yang rontok
sedangkan geraham belakang tidak. Geraham depan terkadang mirip bahkan sama
bentuk dengan geraham belakang, sehingga sering dianggap sebagai gigi geraham
belakang, sehingga disebut sebagai molariform. Bentuk gigi molariform pada
tupai disebut brakhiodont dengan ciri mahkota rendah, sementara gigi dengan
mahkota tinggi microtine disebut hipsodont, atau permukaan dari mahkota
tersebut bunodont karena memiliki taring yang bundar. Oleh karena penggunaan
gigi tersebut, maka permukaan gigi geraham cenderung rata dan sangat bagus
adaptasinya untuk menghancurkan dan melumatkan makanan. Email pada
mahkota geraham herbivora (misalnya pada rusa) terlipat hubungan
permukaannya sehingga terlihat seperti bulan sabit yang disebut dengan
selenodont. Gigi yang terdapat hubungan dengan email disebut lofodont. Gigi
24

selenodont dan lofodont sangat sesuai untuk memotong rumput dan dedaunan.
Beberapa jenis karnivora mempunyai mahkota lateral sangat tajam seperti mata
pisau yang disebut dengan gigi sekodont. Gigi pemotong karnivora dinamakan
gigi karnasial berupa geraham depan. Jumlah geraham depan dan geraham
belakang pada mamal diyakini ada 4 atau 3 pada setiap rahang, tetapi pada
beberapa spesies terjadi pengurangan jumlah gigi ini (Sukiya, 2001).
5. Antler dan horn
Antler dan horn ditemukan pada kepala Artiodactyla, tetapi keduanya
memiliki sifat yang berbeda. Antker ditemukan pada familia Cervidae dan
berganti setiap tahun. Ada beberapa bentuk antler yang dimiliki oleh berbagai
mamal. Antler adalah berupa tulang. Selama periode pertumbuhannya, antler
ditutup dengan beledu (velvet) yang tersusun dari kulit dan rambut halus pendek.
Tulang terletak di bagian dalam atau inti antler yang merupakan pertumbuhan
tulang frontal, dan pada permukaan luarnya ditutup beledu. Ketika antler sudah
matang atau dewasa maka suplai darah ke antler (bagian tulang dan beledu)
semakin berkurang dan akhirnya berhenti. Akibatnya antler akan tanggal dan
diganti atau tumbuh antler yang baru. Diagram struktur antler dan horn dapat
dilihat pada gambar 2.12 berikut.

Gambar 2.12 Diagram struktur antler dan horn


Sumber: wikibooks.org, 2014
Tipe horn ditemukan pada anggota Bovidae dan modifikasi bentuk horn
ditemukan pada familia Antilocapridae. Horn terdapat pada hewan betina dan
jantan, biasanya pada hewan jantan lebih besar. Pergantian horn hanya terjadi
pada lapisan luarnya. Inti horn ini merupakan struktur permanen dan terus
25

bertambah selama hidup. Horn hanya mempunyai penutup bentuk sarung berupa
keratin, ukuran sarung akan meningkat seiring dengan ukuran inti tulang. Macam-
macam horn dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut.

Gambar 2.13 Contoh bentuk tanduk pada mamalia


Sumber: wikibooks.org, 2014
6. Alat gerak
Tungkai mamal teradaptasi sangat khusus sesuai dengan cara hidupnya.
Mamal yang berlari kencang misalnya Antelop dan rusa diistilahkan sebagai
hewan kursorial. Spesies tersebut mempunyai tungkai panjang proporsional dan
ramping dengan otot-otot terkonsentrasi mendekati tubuh. Terminologi saltatorial
diaplikasikan pada mamal yang di atas tanah dengan jalan melompat, seperti pada
Macropodidae (wallaby dan kanguru), zapodidae, dan dipodidae. Bentuk bentuk
tersebut memiliki tungkai belakang sepanjang ekornya dan lebih besar dari
tungkai depan, sruktur tersebut penting untuk keseimbangan.
Ada juga mamal yang menapak menggunakan kuku dan jari di atas tanah,
misal racoon dan berbagai macam beruang (Ursidae). Cara berjalan demikian
disebut plantigrade. Hewan tersebut mempunyai tungkai moderat dan dapat
26

berjalan cepat, tidak terjadi penggabungan ataupun reduksi elem skeleton dan jari-
jari kaki dan biasanya memiliki kuku.
Tipe fosorial yaitu tipe kaki yang dimiliki mamal penggali beradaptasi
hidup di lubang dalam tanah, misalnya mole (Talpidae). Adaptasi bentuk hidup
subteran ini berupa pemendekan dan penguatan appendages, khususnya pada
tungkai depan. Tungkai depan cenderung terletak di bagian lateral tubuh, telapak
luas dengan kuku kuat.
Mamal dengan tipe aboreal, seperti pada famili Sciuridae (tupai) dan
primata menghabiskan waktunya di pohon, beradaptasi memanjat dan melompat
dari dahan ke dahan. Spesies ini tidak mengalami reduksi jumlah tulang
appandages, sering memiliki sambungan membulat hingga mampu bergerak
bebas ke semua arah dan mempunyai jari. Jari depan mampu untuk memegang,
dan lokomosi dibantu dengan ekor prehensil yang dapat memegang. Ekor tupai
berfungsi sebagai kemudi dan organ keseimbangan.
Tipe lainnya adalah tipe volant (meluncur), misalnya flying squirel
(Glaucomys). Tungkai depan dan belakang mirip tupai, kuku untuk memanjat,
kulit berambut lebat meluas dari sisi tubuh sampai ke pinggang. Bagian lateral
ekor tumbuh rambut lebat hingga organ ini tampak datar untuk memperluas
permukaan luncuran yang berperan sebagai kemudi dan keseimbangan.
Cara hidup kelelawar merupakan tipe aerial (bisa terbang), terjadi
modifikasi tulang tungkai depan khususnya metakarpal dan falanges. Tulang ini
(kecuali jempol) memanjang dan digabung bersama kulit membran siropatagium
sehingga membentuk bangunan seperti sayap. Bagian posterior membran meluas
sampai kaki belakang yang disebut platageopatagium. Umumnya pada kelelawar
memiliki membran tambahan uropatagium, yaitu membran yang meluas dari kaki
ke posterior sampai ekor. Modifikasi tulang depan menyebabkan otot pektoral dan
otot dorsal berkembang sehingga terkonsentrasi di bagian abdomen.
Mamal marine dan akuatik menunjukkan modifikasi alat gerak apendikular
yang beranekaragam. Pada cetacea tidak ditemukan tulang panggul , ekor rata
dorsoventral dinamakan fluke sebagai kemudi dan tungkai depan menjadi flipper
serta tidak ada kuku. Tungkai depan dan tungkai belakang pada Pinniped
termodifikasi menjadi flipper, masih ada kuku, ekor sangat pendek, dan saat
27

berenang flipper belakang melebar ke belakang mirip fluke pada paus. Tungkai
anjing laut tidak termodifikasi menjadi flipper tetapi jarinya berselaput untuk
membantu berjalan di daratan. Tipe appandages hewan mamalia dapat dilihat pada
gambar 2.14 berikut.

Gambar 2.14 Macam alat gerak pada mamalia


Sumber: wikimedia.org, 2016
E. Peranan Mamalia
Mamalia memiliki peran penting dalam jaring makanan dari hampir setiap
ekosistem. Mamalia adalah anggota penting dari rantai makanan dan jaring
makanan, sebagai pemakan rumput dan predator. Mamalia dapat memberi makan
pada berbagai tingkatan rantai makanan, seperti herbivora,
insektivora, karnivora dan omnivora. Mamalia juga berinteraksi dengan spesies
lain dalam banyak hubungan simbiosis. Beberapa contoh peranan hewan mamalia
dalam ekosistem, antara lain:
1. Kelelawar telah menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan
tanaman. Kelelawar pemakan nektar menerima kelezatan dari setiap bunga,
dan membantu penyerbukan bunga.
2. Kelelawar pemakan buah menerima makanan dari tumbuh-tumbuhan dan
sebagai agen pemencaran biji. Ketika kelelawar mengkonsumsi buah, juga
28

mengkonsumsi biji dalam buah maka akan terjadi pemencaran dari biji yang
terkandung dalam ususnya.
3. Zebra bersimbiosis mutualisme dengan burung unta. Burung unta, dengan
indera penciuman dan mendengar yang buruk dan zebra dengan penglihatan
yang buruk, keduanya mampu memperingatkan satu sama lain ketika
bahaya sudah dekat. Zebra dapat mencium atau mendengar bahaya tertentu
mendekat, sementara burung unta bisa melihat bahaya lain.
4. Zebra dan rusa kutub yang ditemukan bersama-sama di savana Afrika
merumput pada bagian yang berbeda dari rumput yang sama. Zebra
merumput bagian keras tanaman, menyisakan bagian-bagian lembut untuk
rusa kutub tersebut.

Berbeda dengan peranan mamalia bagi manusia, berikut beberapa contoh


peranannya:
1. Mamalia digunakan di seluruh dunia untuk transportasi. Misalnya, kuda,
keledai, atau unta dapat menjadi sarana utama transportasi di negara Timur
Tengah.
2. Mamalia mampu membantu penyandang cacat, seperti anjing pemandu,
yang merupakan bantuan anjing terlatih untuk memimpin orang-orang buta
dan tunanetra sekitar hambatan.
3. Sebagai membantu pekerjaan manusia seperti membajak sawah dengan
kerbau, dan lainnya
4. Sebagai sumber nutrisi dan makanan, contohnya sapi dan kambing yang
umumnya dimanfaatkan susu dan dagingnya.
29

BAB II2
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan kajian teori, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ciri umum pada hewan superkelas Mamalia antara lain adanya kelenjar susu
dan kelenjar lain seperti kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar keringat
(sudofira). Rambut tumbuh selama periode tertentu dalam hidupnya, dan bersifat
endotermis.
2. Klasifikasi pada hewan super kelas Mamalia antara lain dibedakan menjadi
3 subkelas yaitu Prototheria, Allotheria, dan Theria. Terdiri dari 22 ordo pada
subkelas dengan jumlah ordo yang berbeda meliputi Monotremata, Tricodonta,
Marsupialia, Primata dan lainnya.
3. Ciri morfologi dan anatomi hewan superkelas Mamalia terdiri atas sistem
rangka, sistem otot, sistem sirkulasi, sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem
urogenital, sistem saraf, organ indera dan kelenjar endokrin.
4. Ciri khusus pada hewan superkelas Mamalia antara lain adanya kelenjar
susu, kelenjar kulit, rambut, gigi, antler dan horn serta alat gerak yang berbeda.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan ialah sebagai mahasiswa, kita seharusnya
mengetahui, menggali info lebih lanjut mengenai kelas Mamalia karena dari segi
ilmu pengetahuan, banyak hal yang dapat diperoleh. Hal ini akan bermanfaat jika
kita mempelajari hewan- lain yang mempunyai derajat lebih tinggi, selain itu
demi keseimbangan bumi ini, mulai dari sekarang mari kita menjaga bumi dengan
melestarikan fauna.

29
30

DAFTAR RUJUKAN

Anatomical Prints. 2001. Horse Muscle Anatomy. Online,


(http://www.acupunctureproducts.com/horse_anatomy_poster_set.html)
diakses pada tanggal 15 April 2016
Anonim. 2014. Anatomy and Physiology Of Animal/ The Skin. Online,
(https://en.wikibooks.org/wiki/Anatomy_and_Physiology_of_Animals/The_
Skin) diakses pada tanggal 15 April 2016
Anonim. 2014. The Important Of Theeth. Online,
(http://www.bio.miami.edu/dana/106/106F06_17.html) diakses pada tanggal
15 April 2016
Anonim. 2015. Sistem Respirasi Ternak. Online,
(http://www.ternak.net/2015/05/sistem-respirasi-ternak.html) diakses pada
tanggal 15 April 2016
Anonim. 2016. Evidence Of Common Descent. Online,
(https://en.wikipedia.org/wiki/Evidence_of_common_descent) diakses pada
tanggal 15 April 2016
Brotowidjoyo, M. D. 2007. Zoologi Dasar. Cetakan II. Jakarta: Erlangga.
Gunderson, Harvey L. 1976. Mammalogy. USA: McGraw Hill, Inc.
Hickman. 2001. Integrated Principles of Zoology, Eleventh Edition. New York:
McGraw-Hill Companies.
Nickel, R., Schummer, A., Seiferle, E. 1973. The Viscera of the Domestic
Mammals. Berlin: Verlag Paul Parey
Osborne, Mary A. 2014. Echolocation. Online,
(http://www.slideshare.net/maryaliceosborne/echolocation) diakses pada
tanggal 15 April 2016
Sukiya, 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta: JICA
The editors of Encyclopedia Britannica. 2014. Heart Anatomy. Online,
(http://www.britannica.com/science/heart) diakses pada tanggal 15 April
2016

30
31

True, F.W. 1904. The Whalebone whales of the Western North Atlantic Compared
with those Occurring in European Waters with Some Observations on the
Species of the North Pacific. Smithson. Contrib. To Knowledge 33: 1–332
Zug. 1993. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai