Anda di halaman 1dari 7

INVENTARISASI HEWAN INVERTEBRATA

DI PASAR TRADISIONAL AKSARA, SUMATERA UTARA, MEDAN

1. Ainun Aziza (0310181004)

2. Annisa Firdaus (0310183108)

3. Deslia Amanda (0310183110)

4. Ropinta Sari Siregar (0310183135)

5. Uswatun Hasanah (0310183106)

Kelompok II Pendidikan Biologi-3

FITK UIN Sumatera Utara

ABSTRAK

Kata Kunci:

PENDAHULUAN penting untuk kelangsungan hidup manusia serta


mempunyai peran penting dalam ekosistem bumi.
Sesuai dengan perkembangan zaman
yang disebut zaman millenial atau era globalisasi, TINJAUN PUSTAKA
biologi pun semakin berkembang. Cakupan
Klasifikasi hewan tentunya berarti
wilayahnya semakin lama semakin luas,
penggolongan hewan ke dalam kelompok-
keragaman pemahaman dan penelitian yang
kelompok atau kumpulan tertentu berdasarkan
dihasilkan, memang telah memberi ruang lebar
hubungan kekerabatannya, yaitu yang berkaitan
bagi munculnya keinginan di kalangan masyarakat
dengan kontinuitas (kontak), kemiripan atau
untuk mengetahui segala hal mengenai
keduanya. Berdasarkan uraian tersebut terlihat
keanekaragaman hewan yang dipelajari dalam
bahwa subjek dari klasifikasi adalah organisme
ilmu pengetahuan tentang Zoologi Invertebrata,
(hewan), sedangkan subjek dari taksonomi adalah
yakni ilmu yang mempelajari tentang hewan yang
klasifikasi. Istilah lain yang mempunyai kemiripan
tidak memiliki tulang belakang.
dengan klasifikasi adalah sistematika, yaitu studi
Invertebrata adalah organisme yang ilmiah tentang jenis-jenis dan keanekaragaman
paling berlimpah di bumi. Mereka menempati organisme dan semua hubungan kekerabatan di
hampir semua habitat, mereka dapat ditemukan antara organisme tersebut. (Wisnu, 2017).
merayap, terbang, berenang atau mengambang..
Berdasarkan tingkat perkembangan lapisan
Hewan ini mempunyai berbagai bentuk dan
tubuhnya, invertebrata dapat dibedakan menjadi
ukuran dan memberikan layanan yang sangat

1
diploblastik dan triploblastik. Hewan diploblastik ditangkap setelah itu difoto untuk kemudian di
memiliki dua lapisa tubuh, yaitu endodermis identifikasi dengan menggunakan buku klasifikasi
(dalam) dan ektodermis (luar), misalnya Porifera hewan avertebrata karya Wisnu di Laboratorium
dan Coelenterata. Berdasarkan ada tidaknya Prodi adris Biologi UIN Sumatera Utara, Medan.
rongga tubuh (selom), hewan triplobalstik
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
dibedakan menjadi triploblastik aselomata,
ini yaitu: kamera serta alat tulis.
triplobalstik pseudoselomata, dan triplobalstik
selomata. Hewan-hewan triploblastik aselomata HASIL DAN PEMBAHASAN
memiliki tiga lapisan tubuh (ektodermis,
mesodermis, dan endodermis)  dan tidak memiliki Hasil Pengamatan
rongga tubuh, misalnya Platyhelminthes. Hewan- Hasil pengambilan sampel yang dilakukan di
hewan golongan triploblastik  Pseudoselomata pasar tradisional aksara pada tanggal 12
memilikitiga lapisan tubuh (ektodermis, Desember 2019 dapat diperoleh 4 jenis hewan
mesodermis, dan endodermis) yang memiliki invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang
ronga dalam saluran tubuh misalnya belakang) yang memiliki kelas yang berbeda-beda.
Nemathelminthes. Hewan-hewan triploblastik Adapun tabel hasil pengamatan yang dapat di
selomata memiliki tiga lapisan tubuh (ektodermis, lakukan sebagai berikut:
mesodermis, dan endodermis) serta memiliki
rongga tubuh yang terisi oleh cairan dan ada Tabel 1. Jenis Hewan Invertebrata di Pasar
penggantung organ (disebut mesenteron), Tradisional Aksara, Sumatera Utara, Medan.
misalnya Annelida, Mollusca, Arthropoda,
No. Phylum Ordo Family Spesies
Echinodermata.
/kelas
Hewan-hewan yang termasuk kelompok
1.
invertebrata, antara lain Porifera (hewan berpori),
2.
Coelenterata  (hewan berongga), Platyhelminthes 3.
(cacing pipih), Nemathelminthes (cacing benang), 4.
Annelida (cacing gelang), Mollusca (hewan
bertubuh lunak), Artrhopoda (hewan yang
memiliki kaki bersendi-sendi) dan Echinodermata
(hewan berkulit duri). (Basyiruddin, 2002).
Adapun hewan yang ditemukan di lokasi
pasar tradisional aksara, Sumatera Utara yaitu
hewan

METODE PENELITIAN

Metode pengambilan sampel yang digunakan


dalam penelitian ini adalah metode survey
eksploratif, dengan pengambilan sampel secara
purporsif terhadap hewan invertebrata. Penelitian
ini di lakukan di pasar tradisonal aksara pada
tanggal 12 Desember 2019. Hewan yang PEMBAHASAN
ditemukan selama pengamatan di lapangan

2
Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan di antara cangkang dan bagian tubuh (otot dan
kami menemukan 4 jenis hewan invertebrata di daging).
pasar tradisional aksara, Sumatera Utara, Medan.
Anadara sp termasuk ke dalam salah satu
Jensi hewan yang kami temukan pada pasar
kelas dari phylum molusca, yaitu kelas bivalvia.
tradisional aksara yaitu kerang darah, cumi-cumi-
Secara umum bagian tubuh kekerangan dibagi
udang putih, dan kepiting rajungan.
menjadi lima, yaitu (1) kaki (foot, byssus), (2)
kepala (head), (3) bagian alat pencernaan dan
reproduksi (visceral mass), (4) selaput (mantle),
dan (5) cangkang (shell).   Pada bagian kepala
terdapat organ-organ syaraf sensorik dan mulut.
Bagian kaki merupakan otot yang mudah
berkontraksi, dan bagian ini merupakan bagian
utama alat gerak. Warna dan bentuk cangkang
sangat bervariasi, tergantung pada jenis, habitat
dan makanannya (Mubarak, 1987).

Gambar 1. Bentuk morfologi kerang darah


(Anadara sp)

(Sumber: pasar tradisional aksara)

Kingdom : Animalia

Filum               : Mollusca

Kelas               : Bivalvia Gambar 2. Struktur tubuh kerang darah

(Sumber: Jurnal Kepadatan dan Keanekaragaman


Ordo                 : Pteriomorpha
Kerang Intertidal (Mollusca: Bivalve) di Perairan
Pantai Sumatera barat, 2008)
Famili              : Arcidae
Kedua keping cangkang pada bagian
Genus               : Anadara dalam ditautkan oleh sebuah otot aduktor
anterior dan sebuah otot aduktor posterior, yang
Spesies            : Anadara sp
bekerja secara antagonis dengan hinge ligament.
Ketika otot aduktor rileks, ligament berkerut
Kerang merupakan salah satu jenis
maka kedua keping cangkang akan terbuka,
mollusca yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan
demikian sebaliknya. Guna mempererat
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
sambungan keping cangkang, di bawah hinge
sumber bahan pangan alternatif. Secara umum
ligament terdapat gigi atau tonjolan pada keping
kekerangan merupakan kelompok hewan tidak
yang satu.
bertulang belakang (invertebrata) dan bentuknya
mudah untuk dikenali. Sebagian besar dicirikan Periostrakum merupakan lapisan paling
dengan adanya cangkang yang melindungi luar, dan menutupi dua lapisan kapur atau lebih di
tubuhnya dan hanya sebagian kecil jenis yang bawahnya (di dalam). Lapisan kapur tersebut
tidak bercangkang. Cangkang merupakan alat terdiri dari argonit dan calcite, yang tersusun
pelindung diri, terdiri atas lebih dari 98% lapisan sebagai bentuk prisma, bilah–bilah (lath), atau
karbonat (CaC, crystalline calcium carbonate), lembaran–lembaran (mutiara), bentuk lensa atau
dipisahkan oleh lapisan tipis (lembaran) protein bentuk lain yang lebih kompleks. Semua bentuk–

3
bentuk tersebut ada tertanam dalam suatu manyatakan bahwa jenis bivalve umumnya
kerangka (seperti disemen). terdapat pada habitat perairan litoral sampai
bertahan pada kedalaman kurang lebih 500 m.
Mantel pada kerang darah berbentuk
Hewan ini sebagian besar membenamkan diri
seperti jaringan tipis dan lebar, menutup seluruh
dalam pasir atau lumpur.
tubuh dan terletak di bawah cangkang. Pada
Anadara sp dapat tumbuh dengan baik
lipatan bagian tepi terdapat tiga lipatan dalam,
pada zona perairan litoral dan sublitoral dengan
tengah dan luar. Lipatan dalam adalah yang paling
tipe perairan yang tenang, terutama di teluk
tebal, dan berisi otot radial dan otot melingkar.
berpasir dan berlumpur sampai pada kedalaman
Lapisan tengah mengandung alat indra. Lapisan
30 m tetapi yang biasa dijadikan tempat hidup
luar sebagai penghasil cangkang (Nurdin dkk,
adalah daerah litoral dimana daerah tersebut
2008).
masih terkena pasang surut. (Setyono, 2006).
Aktivitas reproduksi merupakan suatu
siklus dan mengikuti pola tahunan atau
perubahan musim. Siklus gametogenesis terdiri
atas akumulasi nutrisi untuk digunakan selama
gametogenesis, deferensiasi gamet, pemijahan dan
waktu istirahat reproduksi (resting periode).
Gonad melalui tahap awal, pembentukan gamet,
pembentukan sel kelamin dan berakhir dengan
pemijahan. Proses ini pada dasarnya berkaitan
dengan tahap pembentukan dan penyimpanan
antara lain karbohidrat, lemak, dimana hasilnya
akan dimanfaatkan oleh bivalvia selama proses
perkembangan gonad.
Gonad terletak diantara kelenjar
pencernaan dan usus. Gonad jantan berwarna Gambar 3. Bentuk morfologi cumi-cumi
putih lembut dan semi transparan sedangkan
pada betina lebih bulat dan berwarna oranye. (Loligo sp)
Kerang Anadara bersifat hermaprodit dimana (Sumber: pasar tradisional aksara)
gonad jantan dan betina terdapat pada individu
yang sama, namun demikian pada stadia tertentu Kingdom : Animalia
tidak dapat dibedakan antara jantan dan betina.
Filum : Mollusca
Pada siklus reproduksi kerang darah mencapai
kematangan seksual pada ukuran panjang Kelas : Cepallopoda
anterior hingga posterior 18 sampai 20 mm ketika
Ordo : Teuthida
umurnya mencapai 6 bulan. Jumlah gonad yang
dewasa dan matang gonad sangat banyak dalam Famili : Loliginidae
musim breeding dan bertambah terus sampai
maksimum sesaat sebelum tercapai puncak Genus : Loligo
spawning (Mubarak, 1987).
Spesies : Loligo sp.
Habitat jenis-jenis kerang darah ada yang
hidup di dasar perairan (benthic) maupun di Cumi-cumi merupakan salah satu jenis Filum
permukaan (pelagic). Mayoritas kekerangan Molusca, Kelas Cephalopoda yang tidak bertulang
adalah benthik, baik hidup diperairan dangkal belakang. Molusca merupakan hewan bertubuh
(littoral) maupun perairan dalam (deep zone). lunak, sebagian anggotanya dilindungi dengan
Sedangkan menurut Pathansali Dan Soong cangkang dari zat kapur dan sebagian lainnya

4
tanpa cangkang. Chepalopoda berasal dari kata berbentuk belah ketupat, panjang sirip dan
cephal: kepala, poda: kaki, yang berarti memiliki panjang mantel bervariasi. Panjang mantel
kaki (tentakel) di bagian kepala. Beberapa jenis maksimum 400 mm, namun secara umum panjang
cephalopoda memiliki nilai komersial dan mantel cumi-cumi yaitu 200 mm. Cumi-cumi
merupakan salah satu sumberdaya hayati penting menangkap mangsanya menggunakan tentakel,
dalam sektor laut misalnya cumi-cumi. (Jereb dan selain itu hewan ini dapat mengelabui musuhnya
Roper, 2010). dengan menyemprotkan cairan tinta berwarna
gelap atau merubah warna kulitnya. Pada bagian
ujung tentakel melebar dan menebal, terdapat
duri-duri isap yang disebut dengan gada
(tentacular club). Gada dapat dibedakan menjadi
tiga bagian yaitu dactylus yang terletak di bagian
ujung yang meruncing, manus yang terletak di
bagian tengah yang melebar, dan carpus yang
terletak pada bagian pangkal. Kelas Lolinginidae
memiliki ciri-ciri kulit transparan, lensa mata
tertutup oleh aquiferouspore. (Budiyanto, 1997).
Gambar 4. Struktur tubuh cumi-cumi Sirip pada cumi-cumi Kelas Lolinginidae
menempel pada daerah lateral mantel dengan dua
(Sumber: Jurnal Catatan mengenai si tangan
tentakel penghisap. Cumi-cumi betina memiliki
delapan (Gurita dan cumi-cumi), 1997).
saluran telur tunggal dengan kelenjar nidamental
Cumi-cumi merupakan salah satu jenis yang melekat pada substrat. Famili Lolinginidae
chepalopoda bertubuh lunak, dan memiliki berukuran kecil hingga besar, dengan ukuran
cangkang yang terbuat dari sel kapur. Secara panjang mantel maksimum 937 mm, berwarna
umum, cumi-cumi Famili Lolinginidae tidak jauh coklat kemerahan, bagian punggung gelap, dan
berbeda dengan jenis chepalopoda lainya. bervariasi tergantung pada tingkah lakunya.
Cumicumi memiliki kepala dan kaki yang dapat Lolinginidae dapat ditemukan di perairan
dibedakan dengan jelas. Organ mata terdapat di demersal, dekat dengan pantai, beberapa spesies
kepala dengan ukuran yang besar, tentakelnya terdapat di perairan yang dangkal seperti teluk,
dilengkapi dengan alat penghisap yang berfungsi muara, ekosistem lamun maupun terumbu karang
sebagai kemudi ketika berenang. Selain itu juga hingga kedalaman lebih dari 700 m (Jereb dan
tentakel digunakan untuk mempertahankan diri Roper, 2010).
dan menangkap mangsa. Sistem pergerakannya
menggunakan sifon yang mengatur sirkulasi air
untuk dilewatkan ke insang. Sifon menyeprotkan
air keluar dengan cepat sehingga memberikan
daya dorong, cumi-cumi bergerak sesuai arah
yang diinginkan dengan cara mengatur posisi
sifon. Sistem ini disebut dengan sistem jet
prepultion. Cumi-cumi bersifat dioecious dan
melakukan reproduksi dengan kopulasi. Pada
individu jantan terdapat modifikasi lengan yang
disebut hectocotylus, yang berfungsi untuk
menyuntikkan sperma ke dalam mantel individu
betina (Rocha, 2001).
Gambar 5. Bentuk morfologi udang putih
Cumi-cumi memiliki cirri-ciri mantel
(P. merguiensis de Man)
memanjang, ramping, berujung tumpul, sirip

5
(Sumber: pasar tradisional aksara) PENUTUP
REFERENSI
Udang putih P. merguiensis de Man menurut
Myers et al. (2008) dapat dikelompokkan ke Wisnu
dalam Kingdom Animalia, Phylum Arthropoda,
Subphylum Crustacea, Class Malacostraca dengan Basyirudin. 2002. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
sistematika sebagai berikut: Citra Pustaka.

Kingdom : Animalia Mubarak, H. 1987. Distribusi Anadara


spp.  (Pelecypoda: Arcidae) Dalam
Filum : Arthropoda Hubungan dengan Karakteristik
Lingkungan Perairan dan Asosiasinya
Sub Filum : Crustacea
dengan Jenis-jenis Moluska Bentuk
Kelas : Malacostraca Lainnya di Teluk Blanakan, Kabupaten
Subang, Jawa Barat. Institut Pertanian
Ordo : Decapoda
Bogor. Vol.1 No.1.
Famili : Penaeidae Nurdin, J., J. Supriatna, M. P. Patria, A. Budiman.
2008. Kepadatan dan Keanekaragaman
Genus : Penaeus Kerang Intertidal (Mollusca: Bivalve) di
Species : Penaeus merguiensis de Man Perairan Pantai Sumatera barat. Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II
Universitas Lampung. Vol. 2 No.1.

Setyono, D. E. D. 2006. Karakteristik


Biologi dan Produk Kekerangan
Laut. Jurnal Oseana 31, (1) : 1–7.
Budiyanto, A. dan H. Sugiarto. 1997.
Catatan mengenai si tangan delapan
(Gurita/Octopus spp). Oseana. 22(3):
25 – 33
Rocha, F. A. Guerra dan A. F. Gonzalez.
2001. A review of reproductive strategies in
cephalopods. Biological Review. 76
(1): 291-304.
Jereb, P. M. Vecchione, and C. F. E. Roper.
2010. Family Loliginidae. In P. Jereb and
C. F. E. Roper, eds. Cephalopods
of the world. An annotated and illustrated
catalogue of species known to date.

6
Vol 2. Myopsid and Oegopsid Squids.
FAO Species Catalogue for Fishery
Purposes. 4 (2):38–117.

Anda mungkin juga menyukai