Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KULIAH SISTEMATIKA HEWAN

AMPIBHIA

Oleh
1.
2.
3.
4.
5.

Nefrina Wijarini
Faishal Ali Wardhana
Maslakhatun Nisa D.
Venora Elisa L.R.
Dessy Rahmawati Y.

:
(1513100011)
(1513100031)
(1513100035)
(1513100063)
(1513100075)

Dosen Pengampu
Farid Kamal Muzaki, S.Si, M.Si.
JURUSN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMTIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014

DAFTAR ISI

Daftar isi
Kata Pengantar
Karakter Filum dan Kelas
Kunci Identifikasi Spesie
Biodeversitas
Karakteristik Kelas Ampibhi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah kuliah sistematika hewan ini. Semoga apa yang di bahas
pada makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi kita
semua. Mohon maaf bila ada kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan.

Hormat Kami

Kelompok

PENDAHULUAN
Kata Amphibi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Amphi = Dua dan Bios = Hidup.
Hewan amphibi adalah jenis hewan vertebrata yang mengalami peralihan atau dapat hidup di
dua alam, yakni di air dan di darat. Secara garis besar tatanan taksonomi kelas ampibhian
meliputi
Kingdom
Phylum
SubPhylum
Class
Sub Class

: Animalia
: Chordata
: Vertebrata
: Ampibhia
: Tetraphoda

Menurut Cogger, kelompok ampibhia terbagi menjadi 4 Ordo, yaitu Urodela, Apoda,
Anura, dan Proanura (telah punah). Ampibhia mendominasi kehidupan darat sejak jaman
karbon, yang kemudian diikuti olehkemunculan reptilia, aves dan mamalia. Pada zaman
tersebut ukuran ampibhia bervariasi dan umumnya berukuran besar, tengkorak dan bentuk
tubuhnya mirip buaya. Tungkai pendek, memiliki gelang bahu dan gelang panggul sebagai
tempat pelekatan otot-otot serta untuk menjaga tubuhnya yang berat. Beberapa diantaranya
berukuran besar yang panjangnya hingga tiga meter, tetapi ada pula yang berukuran kecil.
Ampibhia merupakansatu-satunya tetrapoda yang bermetamorfosis. Pada fase berudu
amphibi hidup di perairandan bernafas dengan insang. Pada fase ini berudu bergerak
menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada
fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan
peralihan kehidupandari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka
insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme
adaptasi terhadap hidupdi dalam liang dan bergerak dengan cara melompat. Pada makalah ini
akan dibahas mengeai karakteristik kelas amphibia, kunci identifikas spesiesi, karakter filum
dan kelas, serta biodeversitas spesies dari kelas amphibia
.

KARAKTERISTIK KELAS AMPHIBIA


Hewan amphibi adalah jenis hewan vertebrata yang mengalami peralihan atau dapat
hidup di dua alam, yakni di air dan di darat. Pada umumnya, hewan amphibi bertelur dan
mempatkan telurnya di air atau paling tidak di letakkan pada daerah yang memiliki
kelembaban yang tinggi. Setelah menetas, larva dari amphibi biasa di sebut dengan nama
berudu. Dalam fase ini, berudu bernafas dengan menggunakan insang dan memiliki alat
gerak berupa ekor. Setelah mengalami fase berudu,, larva tersebut akan tumbuh dan
bermetamorfosis menjadi hewan mudayang memiliki kaki namun masih memiliki ekor
sebagai alat gerak kemudian dewasa. Saat hewan ini mulai dewasa, insang yang semula
digunakan sebagai alat pernafasan mulai tereduksi da merangsan pembentukan paru-paru, hal
ini juga terjadi pada alat geraknya. Oleh sebab itu, pada amphibi dewasa, dapat diketahui

bahwa alat pernafasan adalah paru-paru dan alat geraknya telah berubah menjadi kaki dan
tungkai yang dapat digunakan sebagai alat gerak di darat.
Ciri Umum Kelas Amphibi
1. Penutup tubuh berupa kulit yang berlendir
2. Alat pernapasan adalah insang (fase berudu), dan paru-paru dibantu kulit (fase dewasa)
3. Memiliki 2 pasang kaki untuk berjalan atau berenang yang masing-masing memiliki
selaput di antara jari-jari kakinya
4. Terdapat 2 lubang hidung yang berhubungan dengan rongga mulut. Pada lubang hidung
terdapat katub yang berfungsi saat menyelam
5. Matanya mempunyai kelopak yang dapat digerakkan dan pada bagian mata ini terdapat
selaput tambahan yang disebut membrane niktitans yang berfungsi agar air tidak masuk
ke mulut saat menyelam
6. Jantung terdiri dari tiga bagian (1 ventrikel, 2 atrium)
7. Suhu tubuh tidak tetap, bergantung suhu lingkungan dan berdarah dingin (poikiloterm)
8. Lembar gendang pendengaran terdapat di sebelah luar (auditory) yang biasa disebut
Tympanum
9. Fertilisasi terjadi secara eksternal
10. Kulitnya memiliki dua kelenjar, yaitu Kelenjar Mukosa dan Kelenjar Berbintil

BIODEVERSITAS SPESIES
Biodeversitas adalah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang
secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup
gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses
ekologi dimana bentuk kehidupan. Mereka terbagi dalam dua kelompok besar, Caudata
(mudpuppies, salamander, dan kadal air) dan Anura (katak dan kodok). Kelompok ketiga,
Caecilia (caecilian), hanya ditemukan di daerah tropis. Menurut para peneliti, diperkirakan
sekitar 350 juta tahun yang lalu, kelompok vertebrata yang keluar dari laut adalah amphibi.
Banyak karakteristik yang meunjukkan adanya kedekatan dengan air, seperti tidak adanya
sisik seperti reptile, dn kulitnya yang harus selalu basah atau lembab.
Saat ini tercatatat ada >7000 spesies yang dikenal, tersebar di seluruh dunia.
Penelitian terbaru menemukan bahwa hampir sepertiga (32%) dari keseluruhan jumlah
spesies (yang mewakili 1.856 spesies) amfibi di dunia mulai terancam kelangsungan
hidupnya,. Amfibi telah ada di bumi selama lebih dari 350 juta tahun, namun hanya dalam
dua dekade terakhir telah terjadi jumlah yang mengkhawatirkan kepunahan, hampir 168
spesies diyakini telah punah dan setidaknya 2.469 (43%) lebih mengalami penurunan jumlah
populasi . Hal ini menunjukkan bahwa jumlah spesies punah dan terancam mungkin akan
terus meningkat (Stuart et al. 2004).
Keanekaragaman amfibi tertinggi di daerah tropis. Brazil memiliki spesies yang
paling banyak ditemukan, yakni sekitar 932 spesies. Sebaliknya, Amerika Serikat hampir
ukuran wilayah yang sama seperti Brazil tetapi hanya memiliki sekitar 297 spesies. Berkut
adalah pola persebaran keanekaragaman spesies amphibi di seluruh dunia (Gambar 1).
Namun keberagaman ini kini mulai banyak yang hilang atau punah karena rusaknya habitat
awal dari beberapa jenis amphibi ini. Hal ini dapat dilihat dari gambar yang telah ditampilkan
(Gambar 2)

(Gambar 1)

Wallacean Biome Map of Amphibian Species in Decline


(Gambar 2)

Perhitungan
jumlah
spesiesnya
adalah :
1. Lingkaran merah menunjukkan jumlah spesies liar yang telah punah
2. Lingkaran merah menujukkan jumlah spesies langka atau spesies yang rentan punah
3. Kotak putih menunjukkan jumlah spesies untuk bioma
Penurunan jumlah spesies amphibi telah terjadi di seluruh dunia. Penurunan yang terjadi
sangat terlihat terutama kawasan Amerika Tengah, Karibia, dan Australia. Faktor yang paling
penting yang mengarah ke penurunan populasi amfibi adalah kerusakan habitat. Ketika hutan
ditebang mak, tidak mengherankan apabila spesies yang pernah hidup di sana hilang. Hal
yang patut di khawatirkan adalah bahwa ada banyak kasus di mana habitat dilindungi dan
amfibi tetap saja masih banyak yang menghilang. Penyebab penurunan amfibi yang banyak
terjadi baru-baru ini kebanyakan bukan di sebabkan rusaknya habitat, tapi dikarenakan
adanya penyakit yang muncul yang biasa disebut Chytridiomycosis dan perubahan iklim

global yang menjadi ancaman terbesar bagi amfibi. Chytridiomycosis adalah penyakit yang
disebabkan oleh jamur chytrid patogen Batrachochytrium dendrobatidis. Patogen ini sangat
terkait dengan peurunan jumlah spesies yang menyebabkan kerugian global ratusan spesies
amfibi dan merupakan kerugian yang spektakuler bagi diversitas spesies ini, ada pula yang
mengatakan ini adalah kerugian terburuk pada catatan sejarah
Faktor yang memungkinkan dan di komfirmasi menyebabkan penurunan jumlah amphibi
adalah :
FAKTOR
PROSES PENURUNAN
Perusakan, perubahan, dan Pembangunan jalan umum, kurangnya pengenalan spesies, atau
fragmentasi
faktor lain memisahkan sisa populasi amfibi dari satu sama lain.
Pengenalan spesies
Non-nativ spesies memangsa dan bersing dengan native spesies
sehingga terkadang ada spesies yang kurang dikenal
Eksploitasi berlebihn
Banyak spesies amphibi yang di ambil dari alam liar dan di jual
secara internasional sebagai bahan makanan, peliharaan, pasokan
pasar sebagai obat, dan kebutuhan penelitian ilmu biologi
Perubahan iklim
Amfibi sangat sensitif terhadap perubahan kecil dalam suhu dan
kelembaban. Perubahan pola cuaca global (misalnya peristiwa El
Nio atau pemanasan global) dapat mengubah perilaku berbiak,
mempengaruhi keberhasilan reproduksi, menurunkan fungsi
kekebalan tubuh dan meningkatkan sensitivitas amfibi untuk
kontaminan kimia.
Radiasi UV-B
Para peneliti telah menemukan bahwa radiasi UV-B dapat
membunuh amfibi langsung, menyebabkan efek subletal seperti
tingkat pertumbuhan melambat dan disfungsi kekebalan tubuh,
dan bekerja sinergis dengan kontaminan, patogen dan perubahan
iklim.
Kontaminasi bahan kimia Bahan kimia yang mecemari lingkungan hidup amphibi (misalnya,
pestisida, logam berat, pengasaman da npupuk berbasis nitrogen)
dapat memiliki dampak yang mematikan, efek langsung maupun
tidak langsung pada amfibi. Efek ini mungkin termasuk kematian,
penurunan tingkat pertumbuhan, kelainan perkembangan dan
perilaku, penurunan keberhasilan reproduksi, sistem kekebalan
yang lemah dan / atau hermaphroditism.
Adanya penyakit baru
Adanya penyakit baru yang ditemukan menjangkit amphibi
(seperti Chytridiomycosis) atau adanya kepekaan yang lebih tinggi
terhadap penyakit yang ada, menyebabkan kematian larva maupun
amphibi dewasa
Deformitas
Baru-baru ini telah ditemukan perluasan kelainan bentuk atau
malformasi dalam populasi alami amfibi. Saat ini hal ini dianggap
sebagai masalah lingkungan yang besar terhadap kelamngsungan
hidup dan jumlah spesies aphibi
Sinergisme
Beberapa faktor dapat bertindak bersama-sama untuk
menimbulkan efek kematian atau subletal pada spesies amphibi

Anda mungkin juga menyukai