Masterkalkulus2 PDF
Masterkalkulus2 PDF
GM 114 Kalkulus 2
(Revisi Terakhir: Januari 2010 )
Oleh:
1 Teknik-teknik Integrasi 1
1.1 Antiderivatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Integrasi dengan Substitusi Sederhana . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
1.3 Integrasi Parsial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
1.4 Integral Fungsi Hiperbolik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
1.5 Integral Trigonometri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
1.6 Substitusi Trigonometri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
1.7 Integral Fungsi Rasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33
1.8 Integral Fungsi Irasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38
1.9 Substitusi tan 12 x . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
2 Integral Tentu 43
2.1 Integral Riemann . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43
2.2 Teorema Fundamental dari Kalkulus Integral . . . . . . . . . . . . . . . 47
4 Aplikasi Integral 55
4.1 Luas Bidang Datar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55
4.1.1 Persamaan Kartesius . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55
4.1.2 Persamaan Parameter . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59
4.1.3 Persamaan Kutub . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60
4.2 Volume Benda Putar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 68
4.2.1 Metode Cakram . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69
4.2.2 Metode Cincin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72
4.2.3 Metode Kulit Silindris . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75
4.3 Panjang Kurva . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 83
4.3.1 Persamaan Kartesius . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 83
4.3.2 Persamaan Parameter . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 86
4.3.3 Persamaan Kutub . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 88
i
Kata Pengantar
Kata Pengantar
ii
Bab 1
Teknik-teknik Integrasi
Dalam bab ini dibahas berbagai teknik integrasi. Integral-integral yang dibicarakan
adalah integral tak tentu. Topik-topik yang dicakup dalam bab ini yaitu pengertian
antiderivatif beserta aturan-aturannya, integrasi dengan substitusi sederhana, integrasi
dengan parsial, integral yang melibatkan fungsi hiperbolik, integral yang melibatkan
fungsi trigonometri, integrasi dengan substitusi trigonometri, integrasi yang melibatkan
fungsi rasional, integrasi yang melibatkan akar, dan integral dengan substitusi tan 12 x .
1.1 Antiderivatif
Pertama kali didiskusikan proses kebalikan dari diferensiasi. Dengan kata lain, dibe-
rikan suatu fungsi f (x) dan diinginkan untuk mencari suatu fungsi F (x) sedemikian
dF (x)
sehingga = F 0 (x) = f (x). Setiap fungsi F (x) yang demikian tersebut dina-
dx
makan suatu antiderivatif, atau integral tak tentu (inde…nite integral ), dari fungsi
f (x), dan dituliskan Z
F (x) = f (x) dx:
Pengamatan pertama yaitu bahwa antiderivatif, jika ada, tidaklah tunggal. Diandaikan
bahwa fungsi F (x) adalah suatu antiderivatif dari fungsi f (x), berarti F 0 (x) = f (x).
Diambil G (x) = F (x) + k, dimana k adalah sembarang bilangan riil. Ini mudah dilihat
bahwa G0 (x) = F 0 (x) = f (x), yang berarti bahwa G (x) juga merupakan antiderivatif
dari f (x). Secara umum dapat dituliskan
Z
f (x) dx = F (x) + k
1
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 2
merupakan antiderivatif dari f karena
Pengamatan kedua yaitu bahwa untuk sembarang fungsi f (x), selisih dari sembarang
dua antiderivatif berbeda dari f (x) pasti merupakan suatu konstanta. Dengan kata
lain, jika F (x) dan G (x) adalah antiderivatif-antiderivatif dari f (x), maka F (x)
G (x) adalah suatu konstanta. Suatu konsekuensi dari pengamatan kedua yaitu hasil
sederhana berikut ini yang berkaitan dengan derivatif dari suatu konstanta.
Dengan kata lain, antiderivatif dari fungsi nol secara tepat adalah semua fungsi konstan.
Tentu saja, beberapa antiderivatif secara sederhana dapat diperoleh dari beberapa
aturan mengenai derivatif. Berikut ini didaftar hasil-hasil tersebut. Hasil pertama
yaitu berkaitan dengan aturan kelipatan konstan untuk diferensiasi.
(b) Dipunyai
Z
x 1 dx = ln jxj + k:
Contoh 1.1 Menggunakan aturan penjumlahan, aturan perkalian konstan, dan anti-
derivatif dari pangkat, diperoleh
Z Z Z Z
3
x + 3x + 1 dx = x dx + 3x dx + x0 dx
3
1 4 3 2
= x + x + x + k:
4 2
Contoh 1.2 Menggunakan aturan penjumlahan, antiderivatif dari pangkat dan fungsi
trigonometri, diperoleh
Z Z Z
1
x + sin (x) dx = x dx + sin (x) dx = x4 cos (x) + k:
3 3
4
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 4
Z Z
2 1 2 dx
(13) x2 +a dx (14) 1+x
Z 2 Z 2
1 1
(15) x+ dx (16) x dx
x x
Z Z
2
(17) (x 2) (x + 3) dx (18) x 2x3 + 1 dx
Z Z
x+1 2x2 3x + 6
(19) dx (20) dx
x x2
Z Z
x3 + x2 x 1 x3 a3
(21) dx (22) dx
x 1 x a
Z Z
x3 8 p
(23) dx (24) 3 dx
x2 + 2x + 4
Z Z
p p
(25) x dx (26) 2px dx
Z Z
p 1 p
(27) x x dx (28) x3 + 8 3 x 3x dx
Z Z
p p 3x + 1
(29) (3 + x) (4 2 x) dx (30) p dx
3 x
Z p p Z p
4+3 x+x x x 4
(31) dx (32) +p dx
x2 5 4
x
Z r ! Z
4 3x
(33) p
4
dx (34) 8ex dx
x 27
Z Z
x2 ex + x
(35) 16 (ex + 1) dx (36) dx
x2
Z Z
3
(37) 5x + x
dx (38) (x + 1)3 + ex dx
e
Z Z
(39) 5 cos (x) dx (40) (1 2 cos (x)) dx
Z Z
(41) (5 cos (x) + 4x) dx (42) (sin (x) + cos (x)) dx
Z Z
(43) 10 sec2 (x) dx (44) sec2 (x) + 1 dx
Z
p
(45) ( x + sec (x) tan (x)) dx
dinamakan integrasi dengan substitusi. Perlu ditekankan bahwa teknik tersebut tidak
selalu dapat digunakan. Pertama, kita tidak mengetahui antiderivatif dari fungsi. Ke-
dua, tidak ada jalan sederhana dimana kita dapat menggambarkannya untuk menolong
kita mencari suatu substitusi yang sesuai dalam kasus dimana teknik dapat digunakan.
Di sisi lain, ketika teknik dapat digunakan, mungkin terdapat lebih dari satu substitusi
yang sesuai.
Dicatat bahwa dalam Versi 1, variabel x pada awalnya ditulis sebagai fungsi dari vari-
abel baru u, sedangkan dalam Versi 2, variabel baru u dituliskan sebagai fungsi dari
x. Bedanya, untuk substitusi x = g (u) dalam Versi 1 harus mempunyai invers agar
variabel u bisa dikembalikan ke variabel asli x di akhir proses.
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 7
Pertama kali dicatat bahwa derivatif dari fungsi x2 + 3 sama dengan 2x, sehingga ini
tepat untuk membuat substitusi u = x2 + 3. Selanjutnya du = 2x dx, dan
Z Z Z
4 1 4 1 1 1 5
x x2 + 3 dx = 2x x2 + 3 dx = u4 du = u5 + k = x2 + 3 + k:
2 2 10 10
Pertama kali dicatat bahwa derivatif dari fungsi x3 sama dengan 3x2 , sehingga ini tepat
untuk membuat substitusi u = x3 . Selanjutnya du = 3x2 dx, dan
Z Z Z
2 x3 1 2 x3 1 1 1 3
x e dx = 3x e dx = eu du = eu + k = ex + k:
3 3 3 3
Pertama kali dicatat bahwa derivatif dari fungsi tan (x) sama dengan sec2 (x), sehingga
ini tepat untuk membuat substitusi u = tan (x). Selanjutnya du = sec2 (x) dx, dan
Z Z
1 1
tan3 (x) sec2 (x) dx = u3 du = u4 + k = tan4 (x) + k:
4 4
Kadang-kadang, kemungkinan dari substitusi tidak bisa terlihat secara jelas dengan
cepat, dan banyak terjadi trial dan error. Kenyataan bahwa suatu substitusi tidak
terlihat muncul bukan berarti bahwa metode tersebut gagal. Ini bisa terjadi dalam
kasus ketika kita menggunakan suatu subtitusi yang tidak sesuai. Atau barangkali kita
pertama kali melupakan modi…kasi dari masalah. Hal ini diilustrasikan dalam contoh
berikut ini.
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 8
Di sini tidak terlihat sembarang substitusi yang akan digunakan. Tetapi, jika dituliskan
Z Z
sin (x)
tan (x) dx = dx;
cos (x)
maka kita mengamati bahwa derivatif dari fungsi cos (x) sama dengan sin (x), se-
hingga ini tepat untuk membuat substitusi u = cos (x). Selanjutnya du = sin (x) dx,
dan
Z Z Z
sin (x) 1
tan (x) dx = dx = du = ln juj + k = ln jcos (x)j + k:
cos (x) u
Lebih lanjut, berikut ini diperoleh rumus-rumus antiderivatif dari fungsi eksponensial
dan trigonometri yang lebih umum dari pada fungsi dalam subbab sebelumnya, dengan
cara membuat substitusi u = px + q dan du = p dx.
Z
1
(a) (px + q)n dx = (px + q)n+1 + k
p (n + 1)
Z
1 1
(b) (px + q) dx = ln jpx + qj + k
p
Z
1
(c) apx+q dx = apx+q + k; jika a > 0; a 6= 1.
p ln (a)
Z
1
(d) epx+q dx = epx+q + k.
p
Z
1
(e) cos (px + q) dx = sin (px + q) + k.
p
Z
1
(f) sin (px + q) dx = cos (px + q) + k.
p
Z
1
(g) csc2 (px + q) dx = cot (px + q) + k.
p
Z
1
(h) sec2 (px + q) dx = tan (px + q) + k.
p
Z
1
(i) cot (px + q) csc (px + q) dx = csc (px + q) + k.
p
Z
1
(j) tan (px + q) sec (px + q) dx = sec (px + q) + k.
p
Z
1
(k) cot (px + q) dx = ln jsin (px + q)j + k.
p
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 9
Z
1
(l) tan (px + q) dx = ln jcos (px + q)j + k.
p
Z
1
(m) csc (px + q) dx = ln jcsc (px + q) + cot (px + q)j + k.
p
Z
1
(n) sec (px + q) dx = ln jsec (px + q) + tan (px + q)j + k.
p
Z Z
4 x
(27) dx, u = 5x + 2 (28) dx, u = 3x2 + 1
5x + 2 3x2 +1
Z Z
x x+1
(29) 3 dx, u = x2 1 (30) dx, u = x2 + 2x + 2
(x2 1) 2 x2 + 2x + 2
Z Z
x2 2x 5
(31) 3
dx, u = x3 + 4 (32) dx, u = x2 5x + 3
x +4 x2 5x + 3
Z Z
x+6 x
(33) dx, u = x + 2 (34) dx, u = 1 + x2
(x + 2)2 (1 + x2 )4
Z Z
1 p x+3
(35) p p dx, u = 1 + x (36) dx, u = x 1
x (1 + x) x 1
Z Z
x3 p
(37) dx, u = x4 + 16 (38) x3 x2 + 1dx, u = x2 + 1
(x4 + 16)2
Z Z
cos (x) csc2 (x)
(39) dx, u = 1 + sin (x) (40) dx, u = 1 + cot (x)
1 + sin (x) 1 + cot (x)
Z p Z
sin ( x) p p
(41) p dx, u = x (42) sin (x) cos (x) dx, u = cos (x)
x
Z Z
sin (ln (x)) sin (2x)
(43) dx, u = ln (x) (44) dx, u = 4 cos (2x)
x 4 cos (2x)
Z Z
cos (x) sec2 (2x)
(45) dx, u = sin (x) (46) dx, u = 1 + tan (2x)
sin4 (x) 1 + tan (2x)
Z Z p
e x p
(47) 10sin(x) cos (x) dx, u = sin (x) (48) p dx, u = x
x
Z Z
p 2 +4
(49) x x + 2 dx, u = x + 2 (50) x 3x dx, u = x2 + 4
Z Z
(1 + ln (x))10 3
(51) dx, u = ln (x) (52) ex (4 ex ) 2 dx, u = 4 ex
x
Z Z
1 1
(53) p dx, x = 3 cos (u) (54) p dx, x = 2 sec (u)
9 x2 x x2 4
Z Z
1 1 1
(55) dx, x = 2 tan (u) (56) dx, u = 1 + x
4 + x2 x2 (1 +x 1)
Z Z
3 dx, 1 3
p 2
(57) x u=1+x (58) x 3 + 5x 2 dx, u = 3 + 5x
Z Z
4x 1 ex + cos (x)
(59) p dx, u = 4x + 1 (60) dx, u = ex + sin (x)
4x + 1 ex + sin (x)
Dalam soal (61) (80), hitung setiap integral tak tentu menggunakan substitusi yang
sesuai. Z Z
ex e x
(61) dx (62) dx
ex 1 1+e x
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 11
Z Z
sin (ln (x))
(63) ex sec (ex ) tan (ex ) dx (64) dx
x
Z Z
eln(x)
(65) esin(x) cos (x) dx (66) dx
x
Z Z
ln (x) (1 + 2 ln (x))4
(67) dx (68) dx
x x
Z Z 3
1 (ln (x)) 2
(69) dx (70) dx
x (1 + 2 ln (x)) x
Z Z
x2 ln3 1 + x3
(71) dx (72) tan (x) ln (cos (x)) dx
1 + x3
Z Z
(73) 4esin(3x) cos (3x) dx (74) 3etan(2x) sec2 (2x) dx
Z Z
x cos ln 1 + x2
(75) dx (76) tan3 (2x) sec2 (2x) dx
1 + x2
Z Z
2earcsin(x) 4arctan(x)
(77) p dx (78) dx
1 x2 1 + x2
Z Z p p
5arcsec(x) 1+ x
(79) p dx (80) p dx
x x2 1 x
Dalam hal ini penyelesai dituntut untuk mampu memilih u dan dv yang tepat sehingga
rumus (1.1) bisa diaplikasikan.
Untuk menghitung
Z integral di atas, diambil u = x dan dv = cos (x) dx dengan du = dx
dan v = cos (x) dx = sin (x)+k. Kita menghilangkan konstanta k, karena kita hanya
memerlukan v (x). Selanjutnya, berdasarkan rumus integrasi parsial (1:1) diperoleh
Z Z
x cos (x) dx = x sin (x) sin (x) dx = x sin (x) + cos (x) + c:
Untuk menghitung 2
R integral di atas, diambil u = x dan dv = sin (x) dx dengan du =
2x dx dan v = sin (x) dx = cos (x). Jadi,
Z Z
2 2
x sin (x) dx = x cos (x) cos (x) 2x dx
Z
= x2 cos (x) + 2 x cos (x) dx
1
Diambil u = ln (x) dan dv = dx dengan du = dx dan v = x. Jadi,
x
Z Z
1
ln (x) dx = x ln (x) x dx = x ln (x) x + k:
x
Jadi, Z
x2 ex dx = x2 ex 2 (xex ex + k) = ex x2 2x + 2 + c:
Untuk menghitung
R integral di atas, diambil u = ex dan dv = cos (x) dx dengan du =
x
e dx dan v = cos (x) dx = sin (x). Diperoleh
Z Z
x x
e cos xdx = e sin (x) ex sin (x) dx:
dan selanjutnya kita menggunakan aljabar untuk menyelesaikan integral seperti berikut:
Z Z
e cos (x) dx + ex cos (x) dx =
x
ex sin (x) + ex cos (x)
Z
2 ex cos xdx = ex sin (x) + ex cos (x)
Z
1 x
ex cos xdx = e (sin (x) + cos (x)) + k:
2
dimana n 2 N.
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 14
Jadi,
Z Z
xn ex dx = xn ex n ex xn 1 dx:
1 1
(b) Diambil u = ln (x) dan dv = xn dx dengan du = dx dan v = n+1 x
n+1 , maka
x
Z Z Z
xn+1 xn+1 1 xn+1 ln (x) 1
xn ln (x) dx = ln (x) dx = xn dx
n+1 n+1 x n+1 n+1
xn+1 ln (x) xn+1
= + k:
n+1 (n + 1)2
Jadi,
Z
xn+1
xn ln (x) dx = [(n + 1) ln (x) 1] + k:
(n + 1)2
1
(c) Diambil u = lnn (x) dan dv = dx dengan du = n lnn 1
(x) dx dan v = x, maka
x
Z Z
n n 1
ln (x) dx = x ln (x) x n lnn 1
(x) dx:
x
Jadi,
Z Z
n n
ln (x) dx = x ln (x) n lnn 1
(x) dx:
(d) Diambil u = xn dan dv = sin (x) dx dengan du = nxn 1 dx dan v = cos (x),
maka
Z Z
n n
x sin (x) dx = x cos (x) ( cos (x)) nxn 1 dx
Z
= x cos (x) + n xn 1 cos (x) dx:
n
(1.2)
= xn 1
sin (x)
Z
n 2
(n 1) x cos (x) + (n 2) xn 3
cos (x) dx
= xn 1
sin (x) + (n 1) xn 2
cos (x)
Z
(n 1) (n 2) xn 3
cos (x) dx:
Jadi,
Z
eax+b
eax+b sin (px + q) dx = [a sin (px + q) p cos (px + q)] + k: (1.5)
a2 + p2
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 16
Hitung integral-integral berikut ini dan anda bisa menggunakan rumus-rumus reduksi
yang sudah diperoleh sebelumnya.
Z Z Z
(7) x
xe dx (8) xe 2x dx (9) x3 ln (x) dx
Z Z Z
2 3
(10) x ln (x) dx (11) ln (x) dx (12) e2x sin (3x) dx
Z Z Z
(13) e3x cos (2x) dx (14) x2 sin (2x) dx (15) sin (ln (x)) dx
Z Z Z
(16) x ln (x + 1) dx (17) x ln3 (x) dx (18) x2 ln (x) dx
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 17
Z Z Z
(19) x2 ln3 (x) dx (20) 2
sin (x) dx (21) x3 sin (x) dx
Z Z Z
(22) x3 cos (x) dx (23) x3 cos 2x2 1 dx (24) x arccot (x) dx
Z Z Z
(25) x sin2 (x) dx (26) x3 arcsec (x) dx (27) x arcsec (x) dx
Z Z Z
(28) x3 sin x2 dx (29) x sin (x) cos (x) dx (30) x arctan (x) dx
Setiap rumus di atas dapat secara mudah dibuktikan dengan diferensiasi ruas kanan
untuk mendapatkan integran di ruas kiri dan juga mengingat bahwa
ex e x ex + e x
sinh (x) = dan cosh (x) = :
2 2
u = sinhn 1
(x) dan dv = sinh (x) dx;
sehingga diperoleh
Z Z
sinhn (x) dx = sinhn 1
(x) sinh (x) dx
= sinhn 1
(x) cosh (x)
Z
(n 1) sinhn 2 (x) 1 + sinh2 (x) dx:
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 18
Karena itu,
Z
sinhn (x) dx = sinhn 1
(x) cosh (x)
Z Z
(n 1) sinhn 2 (x) dx (n 1) sinhn (x) dx:
Jadi,
Z Z
1 (n 1)
sinh (x) dx = sinhn
n 1
(x) cosh (x) sinhn 2
(x) dx:
n n
u = coshn 1
(x) dan dv = cosh (x) dx;
maka
Z Z
n
cosh (x) dx = coshn 1
(x) cosh (x) dx
= coshn 1
(x) sinh (x)
Z
(n 1) coshn 2 (x) cosh2 (x) 1 dx
Z
= coshn 1
(x) sinh (x) (n 1) coshn (x) dx
Z
+ (n 1) coshn 2 (x) dx:
Jadi,
Z Z
1 (n 1)
cosh (x) dx = coshn
n 1
(x) sinh (x) + coshn 2
(x) dx:
n n
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 19
Hitung setiap integral berikut ini dan anda bisa menggunakan rumus-rumus reduksi
yang sudah diperoleh sebelumnya.
Z Z
(3) sinh (3x) dx (4) x sinh (x) dx
Z Z
(5) x cosh (x) dx (6) sech (ax + b) dx
Z Z
(7) csch (ax + b) dx (8) tanh (ax + b) dx
Z Z
(9) coth (ax + b) dx (10) sinh (x) cosh (x) dx
Z Z
(11) sinh2 (x) dx (12) cosh2 (x) dx
Z Z
2
(13) x cosh (x) dx (14) sinh3 (x) dx
Z Z
(15) x2 sinh (x) dx (16) x2 cosh (x) dx
Z Z
(17) x3 sinh (x) dx (18) x3 cosh (x) dx
Z Z
(19) e x sinh (x) dx (20) e 2x cosh (2x) dx
Integral-integral tersebut dapat dihitung dengan rumus reduksi yang diperoleh meng-
gunakan rumus integrasi parsial seperti dalam contoh-contoh berikut ini.
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 20
Diambil
u = sinn 1
(x) ; dv = sin (x) dx;
du = (n 1) sinn 2
(x) cos (x) dx; v = cos (x) ;
maka
Z Z
n
sin (x) dx = sinn 1
(x) sin (x) dx
Z
n 1
= sin (x) ( cos (x)) ( cos (x)) (n 1) sinn 2 (x) cos (x) dx
Z
= sinn 1
(x) cos (x) + (n 1) sinn 2 (x) 1 sin2 (x) dx
Z
= sinn 1
(x) cos (x) + (n 1) sinn 2 (x) dx
Z
(n 1) sinn (x) dx:
Untuk n = 2, diperoleh
Z Z
1 1 1 1
sin2 (x) dx = sin (x) cos (x) + 1 dx = sin (x) cos (x) + x + k
2 2 2 2
1
= (x sin (x) cos (x)) :
2
Untuk n = 3, diperoleh
Z Z
1 2
sin3 (x) dx = sin2 (x) cos (x) + sin (x) dx
3 3
1 2
= sin2 (x) cos (x) cos (x) + k:
3 3
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 21
Untuk n = 4, diperoleh
Z Z
1 3
sin4 (x) dx = sin3 (x) cos (x) + sin2 (x) dx
4 4
1 3
= sin3 (x) cos (x) + (x sin (x) cos (x)) + k:
4 8
Contoh 1.21 Digunakan metode yang serupa dengan Contoh 1.19 untuk menghitung
integral tak tentu Z
cosn (x) dx:
Diingat bahwa cos (x) = sin x dan cos x = sin (x). Karena itu
2 2
Z Z h i
n
cos (x) dx = sinn x dx; dimisalkan u = x; du = dx
2 2
Z Z
= sinn (u) ( du) = sinn (u) du
Z
1 n 1 n 1
= sin (u) cos (u) + sinn 2 (u) du
n n
Z
1 n 1 n 1
= sin x cos x sinn 2 x ( dx)
n 2 2 n 2
yang memberikan rumus reduksi
Z Z
1 n 1
cosn (x) dx = cosn 1 (x) sin (x) + cosn 2 (x) dx: (1.7)
n n
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 22
Dicatat bahwa tan2 (x) = sec2 (x) 1, sehingga dapat dituliskan kembali
Z Z Z
tann (x) dx = tann 2 (x) tan2 (x) dx = tann 2 (x) sec2 (x) 1 dx
Z Z
n 2 2
= tan (x) sec (x) dx tann 2 (x) dx:
Untuk integral pertama di ruas kanan, diambil u = tan (x) sebagai suatu substitusi.
Z Z Z Z
n n 2 n 2 un 1
tan (x) dx = u du tan (x) dx = tann 2 (x) dx; n 6= 1:
n 1
Oleh karena itu diperoleh rumus reduksi
Z Z
tann 1 (x)
tann (x) dx = tann 2 (x) dx; n 6= 1: (1.8)
n 1
Contoh 1.24 Digunakan rumus reduksi tan x = cot (x) di (1:8) untuk mem-
2
peroleh
Z Z h i
n
cot (x) dx = tann x dx; dimisalkan u = x; du = dx
2 2
Z Z
= tann (u) ( du) = tann (u) du
Z
tann 1 (u)
= tann 2 (u) du ; n 6= 1
n 1
Z
cotn 1 (x)
= + cotn 2 (x) ( dx) ; n 6= 1::
n 1
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 23
Selanjutnya, menggunakan identitas sin2 (x) + cos2 (x) = 1 kita dapat menghitung
integral berbentuk Z
sinm (x) cosn (x) dx (1.9)
Dicatat bahwa aturan (a) dan (b) di atas akan mentransformasikan integral ke suatu
polinomial dalam u. Sementara itu, dalam aturan (c) perlu digunakan rumus reduksi
untuk menyelesaikan integral yang dijumpai.
Metode di atas juga bekerja untuk suatu pangkat ganjil dari sin (x) dikalikan sembarang
pangkat dari cos (x), dan juga sebaliknya.
Contoh 1.27
Z Z
4 4 2
sin (x) cos (x) dx = sin4 (x) 1 sin2 (x) dx
Z
= sin4 (x) 2 sin6 (x) + sin8 (x) dx:
Sekarang rumus reduksi untuk sin (x) dapat digunakan dan ditinggalkan sebagai latihan.
(a) Ketika m adalah genap, maka digunakan identitas tan2 (x) = sec2 (x) 1
untuk integral pertama atau cot2 (x) = csc 2 (x) 1 untuk integral kedua.
(b) Jika m adalah ganjil, maka digunakan substitusi u = sec (x) untuk integral
pertama atau u = csc (x) untuk integral kedua.
Dicatat bahwa dalam aturan (a) perlu digunakan rumus reduksi sec n (x) atau csc n (x)
untuk menyelesaikan integral yang dijumpai setelah dilakukan substitusi. Sementara
itu aturan (b) akan mentransformasikan integral ke suatu polinomial dalam u.
Contoh 1.28
Z Z
4 2
tan (x) sec (x) dx = sec2 (x) 1 sec (x) dx
Z
= sec5 (x) 2 sec3 (x) + sec (x) dx:
Sekarang rumus reduksi untuk secn (x) dapat digunakan dan ditinggalkan sebagai lati-
han.
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 25
Diambil substitusi u = csc (x), du = cot (x) csc (x) dx, maka
Z Z
3 3 1 1 3
cot (x) csc (x) dx = u2 1 u2 du = u5 u +k
5 3
1 1
= csc5 (x) + csc3 (x) + k:
5 3
Z
1 cos ((b a) x) cos ((b + a) x)
(1) sin (ax) cos (bx) dx = + k; a2 6= b2
2 b a b+a
Z
1 sin ((b a) x) sin ((b + a) x)
(2) sin (ax) sin (bx) dx = + k; a2 6= b2
2 b a b+a
Z
1 sin ((b a) x) sin ((b + a) x)
(3) cos (ax) cos (bx) dx = + + k; a2 6= b2
2 b a b+a
a2 x2 ; a2 + x2 ; atau x2 a2 (1.10)
a
x
θ
a2 − x2
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 27
Selanjutnya diperoleh:
dx = a cos ( ) d ; a2 x2 = a2 cos2 ( ) ;
p x
a2 x2 = a cos ( ) ; = arcsin ;
p a
x a2 x2 x
sin ( ) = ; cos ( ) = ; tan ( ) = p ;
a a a2 x2
p
a a a2 x2
csc ( ) = ; sec ( ) = p ; cot ( ) = .
x a2 x2 x
a2 − x2
x
θ
a
Selanjutnya diperoleh:
dx = a sec 2 ( ) d ; a2 + x2 = a2 sec 2 ( ) ;
p x
a2 + x2 = a sec ( ) ; = arctan ;
a
x a x
sin ( ) = p ; cos ( ) = p ; tan ( ) = ;
2
a +x 2 2
a +x 2 a
p p
2
a +x 2 2
a +x 2 a
csc ( ) = ; sec ( ) = ; cot ( ) = .
x a x
Dengan penggunaan substitusi di atas diperoleh rumus-rumus integrasi berikut:
Z
x 1
(1) dx = ln a2 + x2 + k
a2 +x2 2
Z
1 1 x
(2) dx = arctan +k
a2 +x2 a a
Z
x p
(3) p dx = a2 + x2 + k
a2 + x2
Z
1 p
(4) p dx = ln x + a2 + x2 + k
a2 + x2
Z p
1 1 a2 + x2 a
(5) p dx = ln +k
x a2 + x2 a x
Z
p a2 p 1 p
(6) a2 + x2 dx = ln x + a2 + x2 + x a2 + x2 + k
2 2
x
x2 − a2
θ
a
Selanjutnya diperoleh
Dua contoh berikut ini menunjukkan bagaimana metode pelengkapan kuadrat (com-
pleting the square) digunakan untuk membawa suatu pernyataan kuadratik ke salah
satu dari pernyataan di (1.10).
b c
dimana p = dan q = . Karena itu, sekarang dipunyai integral tak tentu
2a a
Z Z
1 1 1
p dx = p q dx, dengan syarat p2 < q.
c + bx ax 2 a 2 2
(q + p ) (x p)
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 31
b c
ax2 + bx + c = a x2 + x +
a a
!
b b 2 b 2 c
= a x2 + 2 x + +
2a 2a 2a a
" !#
b 2 c b 2
= a x+ +
2a a 2a
h i
= a (x + p)2 + q p2
b c
dimana p = dan q = . Karena itu, sekarang dipunyai integral tak tentu
2a a
Z Z
1 1 1
2
dx = 2 dx, dengan syarat p2 < q.
ax + bx + c a (x + p) + (q p2 )
p p
Selanjutnya dibuat substitusi y = p2 ) tan (u), dy = (q p2 ) sec2 (u) du, maka
(q
Z Z p
1 (q p2 ) sec2 (u)
dy = du
y2 + (q p2 ) (q p2 ) tan2 (u) + (q p2 )
Z
1 sec2 (u) 1
= p 2 du = p u+k
(q p ) tan (u) + 1
2 (q p2 )
!
1 y
= p arctan p + k:
(q p2 ) (q p2 )
Z Z Z
1 dx x
(34) dx (35) p (36) dx
4x x2 x2 2x + 5 x2 4x 12
Z Z Z
x dx x dx p
(37) p (38) (39) 5 4x x2 dx
x2 2x + 5 x2 + 4x + 13
Z Z Z
2x + 7 x+3 1
(40) dx (41) p dx (42) p dx
x2 + 4x + 13 2
x + 2x + 5 4x2 1
Z Z Z
x+4 x+2 1
(43) p dx (44) p dx (45) p dx
9x2 + 16 16 9x2 6x 4x2
Z Z Z
1 1 dx
(46) p dx (47) p dx (48) p
4x x2 9x 4x2 8x 25x2
Z Z Z
x dx dx
(49) p dx (50) p (51) p
4x x2 x2 2x + 8 3 + 4x 4x2
Z Z Z
x dx x 1
(52) p (53) dx (54) dx
6 + x 2x2 x2 + x + 1 x2 + 3x + 5
Z Z Z
dx dx 8 dx
(55) (56) (57)
3x2 12x + 16 2
12x + 56x + 72 9x2 12x + 20
Z 1 Z 1 Z
(x + 1) (3x + 1) e2x dx
(58) p dx (59) p dx (60) p
x2 + 2x 8 3x2 + 2x 5 5 e2x + e4x
(1) Jika derajat dari P (x) lebih besar atau sama dengan derajat dari Q (x), maka
digunakan pembagian panjang dari polinomial untuk mendapat suatu hasil bagi
p (x) dan suatu sisa r (x), sehingga fungsi rasional dituliskan kembali sebagai
P (x) r (x)
R (x) = = p (x) +
Q (x) Q (x)
dimana derajat dari r (x) lebih kecil dari pada derajat dari Q (x).
(2) Faktorisasi penyebut: Q (x) = q1 (x) q2 (x) : : : qk (x), dimana setiap faktor qi (x)
mempunyai bentuk linier ax+b, atau kuadratik irreducible (tidak bisa difaktorkan
n
lagi) ax2 + bx + c, atau suatu pangkat berbentuk (ax + b)n atau ax2 + bx + c .
r (x)
(3) dinyatakan sebagai jumlahan dari pecahan-pecahan parsial. Jika (ax + b)n
Q (x)
muncul dalam faktorisasi dari Q (x), jumlahan dari pecahan parsial akan memuat
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 34
suku-suku berikut:
A1 A2 An
+ + ::: + ;
ax + b (ax + b)2 (ax + b)n
B1 x + C1 B2 x + C2 Bm x + Cm
+ + ::: + ;
ax2 + bx + c (ax2 + bx + c)2 (ax2 + bx + c)m
A
Pecahan parsial bertipe secara mudah diintegralkan menggunakan Aturan
(ax + b)n
Pangkat Z Z
n 1 n+1 1
u dx = u + k; n 6= 1; dan du = ln juj + k:
n+1 u
Bx + C
Pecahan parsial bertipe dapat diintegralkan seperti berikut.
+ bx + c)m
(ax2
Pertama kali penyebut dibagi oleh am sehingga pecahan mempunyai bentuk lebih seder-
hana:
Bx + C
:
a (x + b1 x + c1 )m
m 2
x2 3x 10 = (x + 2) (x 5) :
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 35
Karena terdapat dua faktor linear, maka haruslah dibentuk jumlahan dari dua pecahan
parsial:
5x + 17 A B
2
= + :
x 3x 10 x+2 x 5
Cara kita mencari A dan B adalah dengan menggunakan (x + 2) (x 5) sebagai suatu
penyebut persekutuan sehingga pembilang dari kedua ruas persamaan adalah sama.
5x + 17 A (x 5) + B (x + 2)
=
x2 3x 10 (x + 2) (x 5)
5x + 17 = A (x 5) + B (x + 2) :
x4 + 2x3 + x2 = x2 x2 + 2x + 1 = x2 (x + 1)2 :
Karena terdapat empat faktor linear (tidak harus berbeda), maka dibentuk jumlahan
dari empat pecahan parsial:
2x3 + x + 1 A B C D
= + 2+ + :
4 3
x + 2x + x 2 x x x + 1 (x + 1)2
Disamakan penyebut dari kedua ruas untuk memperoleh:
2x3 + x + 1 Ax (x + 1)2 + B (x + 1)2 + Cx2 (x + 1) + Dx2
=
x4 + 2x3 + x2 x2 (x + 1)2
2x3 + x + 1 = Ax (x + 1)2 + B (x + 1)2 + Cx2 (x + 1) + Dx2 :
x= 1 =) 1 4 + 11 12 + 8 = 4A =) A = 1;
x=0 =) 0 + 0 + 0 + 0 + 8 = 9A + 3C + E =) 3C + E = 1;
x=1 =) 1 + 4 + 11 + 12 + 8 = 36A + 12 (B + C) + 2 (D + E)
=) 6 (B + C) + D + E = 0;
x=2 =) 16 + 32 + 44 + 24 + 8 = 121A + 33 (2B + C) + 3 (2D + E)
=) 11 (2B + C) + 2D + E = 1;
x= 2 =) 16 32 + 44 24 + 8 = 9A 3 ( 2B + C) ( 2D + E)
=) 3 ( 2B + C) ( 2D + E) = 3:
Sekarang kita siap untuk menghitung integral dari fungsi pecah rasional.
Karena KPK dari 3 dan 2 adalah 6, maka dibuat substitusi x = u6 , dx = 6u5 du, dan
Z p Z p 3 Z
3
x u6 u2
p dx = p 6u5 du = 3
6u5 du
1+ x 1+ u 6 1 + u
Z
u7
= 6 du:
1 + u3
Sekarang dipunyai masalah integrasi fungsi rasional dan untuk penyelesaiannya diting-
galkan sebagai latihan.
Karena KPK dari 2, 3, dan 4 adalah 12, maka dibuat substitusi x = u12 , dx = 12u11 du,
dan
q
Z p p3 Z pu12 + 3 (u12 )2 Z 6
x+ x 2
11 u + u8 11
p dx = p 12u du = 12 u du
5+ x4 4
5 + u12 5 + u3
Z 17
u + u19
= 12 du:
5 + u3
Penyelesaian untuk integrasi fungsi rasional di ruas kanan ditinggalkan sebagai latihan.
maka diperoleh
Z r Z Z
x+1 2u u2
dx = u du = 2 du:
x+2 (u2 1)2 (u2 1)2
Penyelesaian untuk integrasi fungsi rasional di ruas kanan ditinggalkan sebagai latihan.
Hitung setiap integral berikut ini menggunakan suatu substitusi yang sesuai.
Z Z Z
x x2 1
(5) p dx (6) p dx (7) p dx
x+2 x+4 4+ x
Z Z p Z 2
x x x3
(8) p dx (9) p dx (10) 1 dx
1+ x 1+ 3x 8 + x2
Z Z Z
1 1 x
(11) 2 dx (12) p dx (13) 2 dx
x3 + 1 1+ x 1 + x3
Z p Z p Z p
1+ x 1 x 1+ x
(14) p dx (15) 3 dx (16) 3 dx
2+ x 1 + x2 1 x2
Z r Z r Z r
3x 2 1 1
(17) dx (18) 1 + dx (19) 1 dx
4x + 3 x x
Z r
1 ln x
(20) dx
x ln (x) 1
Bab 1. Teknik-teknik Integrasi 41
1
1.9 Substitusi tan 2x
Jika integran memuat suatu pernyataan berbentuk (a + b sin (x)) atau (a + b cos (x)),
maka substitusi berikut bisa membantu dalam penghitungan integral. Substitusi akan
mentransformasikan integran ke bentuk rasional.
1
BENTUK (a + b sin (x)) atau (a + b cos (x)). Diandaikan bahwa u = tan 2x ,
maka dipunyai
2u 1 u2 2
sin (x) = 2
; cos (x) = 2
; dan dx = du:
1+u 1+u 1 + u2
Lebih lanjut,
Z Z 2 Z
1 1+u2 2
(1) dx = 2 du = du
a + b sin (x) a + b 1+u 2 a (1 + u2 ) + 2bu
Z Z 2 Z
1 1+u2 2
(2) dx = 2 du = du
a + b cos (x) a + b 11+uu2 a (1 + u2 ) + b (1 u2 )
Z Z
1 1
(7) dx (8) dx
3 + cos (x) 3 cos (x)
Z Z
sin (x) cos (x)
(9) dx (10) dx
sin (x) + cos (x) sin (x) cos (x)
Z Z
1 + sin (x) 1 cos (x)
(11) dx (12) dx
1 sin (x) 1 + cos (x)
Z Z
2 + cos (x) 2 cos (x)
(13) dx (14) dx
2 cos (x) 2 + cos (x)
Z
2 sin (x)
(15) dx
3 + cos (x)
Bab 2
Integral Tentu
y=f(x)
Untuk menaksir luas bidang datar, kita mulai dengan membagi interval [a; b] menjadi
n interval bagian:
[x0 ; x1 ] ; [x1 ; x2 ] ; [x2 ; x3 ] ; :::; [xn 1 ; xn ]
b a
yang mempunyai lebar sama x = (sehingga xi = a + i x). Titik-titik x0 , x1 ,
n
..., xn dinamakan titik-titik diskrit.
Pada setiap interval bagian [xi 1 ; xi ], kita membentuk persegi panjang dengan tinggi
f (xi ), dimana xi 2 [xi 1 ; xi ], lihat Gambar 2.2. Persegi panjang ke-i akan mempunyai
luas
f (xi ) x:
Dari Gambar 2.2, kita bisa melihat bahwa jumlah dari luas semua persegi panjang ham-
pir mendekati luas daerah di bawah kurva. Jumlahan ini dinamakan suatu Jumlahan
Riemann dan sama dengan
n
X
f (xi ) x = f (x1 ) x + f (x2 ) x+ + f (xn ) x:
i=1
43
Bab 2. Integral Tentu 44
f(x) f(xi*)
∆x
Kita bisa memperkenalkan luas eksak dari bidang datar di bawah gra…k f (x) dengan
limit:
Xn
A = lim f (xi ) x:
n!1
i=1
Ketika f adalah kontinu, nilai limit tidak tergantung dari titik-titik sampel xi yang
digunakan.
Z b
Limit tersebut dinyatakan oleh f (x) dx, dan dinamakan integral tentu (de…nite
a
integral ) untuk f dari a sampai b:
Z b n
X
f (x) dx = lim f (xi ) x:
a n!1
i=1
Berikut ini diberikan suatu contoh bagaimana bagaimana menghitung integral tentu
secara langsung dari de…nisi.
1
Kita membagi interval [0; 1] menjadi n subinterval dengan lebar sama, sehingga x =
n
i
dan xi = . Berikutnya kita harus memilih suatu titik xi dalam setiap subinterval
n
[xi 1 ; xi ]. Di sini kita akan menggunakan titik ujung kanan dari setiap subinterval,
i
xi = , lihat Gambar 2.3(a). Aturan ini dinamakan Aturan Sisi Kanan. Karena itu
n
jumlahan Riemann yang berasosiasi dengan partisi tersebut adalah
n
X n
i 2
1 1 X 2 1 2n3 + 3n2 + n 2n3 + 3n2 + n
R= = 3 i = 3 = :
n n n n 6 6n3
i=1 i=1
Bab 2. Integral Tentu 45
Jadi, Z 1
2n3 + 3n2 + n 1
3
x2 dx = lim
= :
0 n!1 6n 3
Untuk memeriksa bahwa hasil tidak tergantung pada titik-titik sampel yang digunakan,
diulangi penghitungan menggunakan titik ujung kiri dari setiap subinterval, lihat Gam-
bar 2.3(b). Aturan ini dinamakan Aturan Sisi Kiri. Hasilnya adalah
n
X n
i 1 2
1 1 X 1 2n3 3n2 + n 2n3 3n2 + n
L= = 3 (i 1)2 = = :
n n n n3 6 6n3
i=1 i=1
Jadi, Z 1
2n3 3n2 + n 1
x2 dx = lim 3
= :
0 n!1 6n 3
x2 x2
0 1 x 0 1 x
(a) (b)
Gambar 2.3: Jumlahan Riemann: (a) Aturan Sisi Kanan; (b) Aturan Sisi Kiri.
3
X 3
X
(11) 5x2 12 x; x=2 (12) 5x2 12 x; x=1
4 4
3
X 5
X
1 1 2x 1
(13) 1+ x; x= 3 (14) 10 x; x= 2
x
1 0
0
X 1
X
1 1
(15) x4 x; x= 4 (16) 2x3 x; x= 2
1 1
Xp 9
X
(17) x x; x=1 (18) jx 4j x; x=2
0 2
X X
1 1
(19) sin (x) x; x= 4 (20) sin2 (x) x; x= 4
0 0
1
X 1
X
1 1
(21) ex x; x= 5 (22) xex x; x= 5
0 0
5
X 5
X ln (x)
(23) ln (x) x; x=1 (24) x; x=1
x
1 1
Dalam soal 25 40, pergunakan fungsi y = f (x), bilangan a, b, dan n untuk menghi-
tung hampiran luas bidang datar yang dibatasi oleh y = f (x). y = 0, x = 1, x = b
berdasarkan partisi
b a
P = fa = x0 < x1 < < xn = bg , dimana xi = a + i ;
n
dan Aturan Sisi Kiri.
1
(25) y = 2x, a = 0, b = 2, n = 6 (26) y= , a = 1, b = 3, n = 6
x
(27) y = x2 , a = 0, b = 3, n = 6 (28) y 3
= x , a = 0, b = 2, n = 4
1 1
(29) y= , a = 0, b = 3, n = 6 (30) y = , a = 0, b = 3, n = 4
1+x 1 + x2
1 1
(31) y=p , a = 0, b = 1, n = 4 (32) y = , a = 0, b = 1, n = 4
4 x2 4 x2
1 1
(33) y= , a = 0, b = 2, n = 4 (34) y =p , a = 0, b = 2, n = 4
4 + x2
p p 4 + x2
(35) y = 4 + x2 , a = 0, b = 2, n = 4 (36) y = 4 x2 , a = 0, b = 2, n = 4
(37) y = sin (x), a = 0, b = , n = 4 (38) y = cos (x), a = 2 , b = 2 , n = 4
(39) y = sin2 (x), a = 0, b = , n = 4 (40) y = cos2 (x), a = 2 , b = 2 , n = 4
(41) Diambil b adalah suatu bilangan riil positif dan n adalah suatu bilangan bulat
b
positif. Buktikan bahwa jika x = , maka
n
b
X
x x = (1 + 2 + + (n 1)) ( x)2 :
0
1
Menggunakan rumus 1 + 2 + + (n 1) = n (n 1), buktikan bahwa
2
b
X 1 1
x x= 1 b2 :
2 n
0
Bab 2. Integral Tentu 47
(42) Diambil b adalah suatu bilangan riil positif dan n adalah suatu bilangan bulat
b
positif, dan x = . Menggunakan rumus
n
1
12 + 22 + + (n 1)2 = n (n 1) (2n 1) ;
6
buktikan bahwa
b
X 1 b3
x2 x = n (n 1) (2n 1) :
6 n3
0
Proposisi 2.5 Diandaikan bahwa f (x) adalah suatu fungsi kontinu dalam interval
tertutup [a; b], dimana a, b 2 R dan a < b, maka
Z b Z a
f (x) dx = f (x) dx:
a b
Proposisi 2.6 Diandaikan bahwa f (x) adalah suatu fungsi kontinu dalam interval
tertutup [a; b], dimana a, b 2 R dan a < b. Jika c 2 [a; b], maka
Z b Z c Z b
f (x) dx = f (x) dx + f (x) dx:
a a c
Proposisi 2.7 Jika f (x) dan g (x) adalah fungsi-fungsi kontinu dalam interval ter-
tutup [a; b], dimana a, b 2 R dan a < b, maka
Z b Z b Z b
(f (x) + g (x)) dx = f (x) dx + g (x) dx:
a a a
Z 4 Z 2
p
(4) 2 x dx (5) 5x4 dx
0 3
Dalam Soal 6 10, tentukan luas bidang datar dari daerah di bawah kurva y = f (x)
dari a sampai b.
1
(6) y = 2x, a = 0, b = 2 (7) y = , a = 1, b = 3
x
(8) y = x2 , a = 0, b = 3 (9) y=x 3
p , a = 0, b = 2
2
(10) y = 4 x , a = 2, b = 2 (11) y = x + 2, a = 2, b = 2
2 p
(12) y = 9x x , a = 0, b = 3 (13) y = x x, a = 0, b = 1
1 1
(14) y = 3x 3 , a = 1, b = 8 (15) y = , a = 0, b = 3
1+x
1 1
(16) y = 2
, a = 0, b = 3 (17) y = p , a = 0, b = 1
1+x 4 x2
1 1
(18) y = 2
, a = 0, b = 1 (19) y = , a = 0, b = 2
4 x 4 + x2
1 p
(20) y = p , a = 0, b = 2 (21) y = 4 + x2 , a = 0, b = 2
p 4 + x2
(22) y = 4 x2 , a = 0, b = 2 (23) y = sin (x), a = 0, b =
(24) y = cos (x), a = 12 , b = 12 (25) y = sin2 (x), a = 0, b =
Bab 3
3.1 Pengantar
Untuk mende…nisikan integral Riemann
Z b
f (x) dx;
a
ini adalah penting bahwa [a; b] haruslah suatu interval terbatas, dan bahwa fungsi
f (x) terbatas pada [a; b]. Di sisi lain, dua syarat tersebut tidak cukup untuk menjamin
bahwa integral Riemann ada.
De…nisi 3.2 Integral tak wajar (improper integral) adalah integral dengan satu atau
kedua syarat berikut ini dijumpai, yaitu
[a; +1) , ( 1; b] , ( 1; 1) ;
sebagai contoh: Z 1
1
dx:
1 x2
(2) Integran mempunyai suatu ketakkontinuan tak hingga di suatu titik c dalam [a; b]:
lim f (x) = 1;
x!c
sebagai contoh: Z 1
1
p dx:
0 x
49
Bab 3. Integral Tak Wajar 50
dimana, dalam de…nisi (c), integral-integral di ruas kanan ada untuk suatu c. Jika
integral tak wajar ada, maka integral dikatakan konvergen, tetapi jika tidak ada maka
dikatakan divergen.
[F (x)]1 t
a = lim [F (x)]a :
t!1
Secara analog:
[F (x)]b 1 = lim [F (x)]bt ;
t! 1
dan
[F (x)]11 = [F (x)]c 1 + [F (x)]1 c t
c = lim [F (x)]t + lim [F (x)]c :
t! 1 t!1
Contoh 3.4
Z 1 Z t t
1 1 1 1
dx = lim dx = lim = lim +1 = 1;
1 x2 t!1 1 x2 t!1 x 1
t!1 t
Contoh 3.5 Dicari nilai dari p sehingga integral berikut ini konvergen,
Z 1
1
p
dx:
1 x
sehingga Z Z
1 t
1 1
dx = lim dx = lim ln (t) = 1;
1 x t!1 1 x t!1
Bab 3. Integral Tak Wajar 51
karena itu integral adalah konvergen. Di sisi lain, jika p < 1, maka p 1 < 0 atau
1 p > 0, dan Z 1
1 1
p
dx = lim t1 p 1 = 1;
1 x t!1 1 p
karena itu integral adalah divergen. Jadi,
Z 1
1
p
dx adalah konvergen jika p > 1, dan divergen jika p 1.
1 x
lim f (x) = 1;
x!b
maka dide…nisikan
Z b Z t
f (x) dx = lim f (x) :
a t!b a
Secara analog, jika f kontinu pada (a; b] tetapi
lim f (x) = 1;
x!a+
maka dide…nisikan
Z b Z b
f (x) dx = lim f (x) :
a t!a+ t
Terakhir, jika f (x) mempunyai ketakkontinuan tak hingga di suatu titik c dalam [a; b],
maka de…nisinya adalah
Z b Z c Z b
f (x) dx = f (x) dx + f (x) dx:
a a c
Jika limitnya ada, integral tak wajar dikatakan konvergen, jika tidak maka dikatakan
divergen.
Jika interval integrasi adalah [a; b), seringkali kita menuliskan [F (x)]ba sebagai suatu
singkatan untuk limt!b [F (x)]ta , dan analog untuk interval (a; b].
Bab 3. Integral Tak Wajar 52
Contoh 3.7
Z 1 Z 1 p
1 1 p 1
p dx = lim p dx = lim 2 x t
= lim 2 2 t = 2;
0 x t!0 t x t!0 t!0
Pernyataan serupa berlaku untuk integral dengan ketakkontinuan tak hingga di suatu
titik.
Dipunyai Z Z Z
1 1 1
x2 x2 x2
e dx = e dx + e dx:
0 0 1
Bab 3. Integral Tak Wajar 53
Karena integral pertama di ruas kanan adalah suatu integral tentu biasa, maka kita
hanya perlu menunjukkan bahwa integral kedua adalah konvergen. Pada kenyataannya,
2
untuk x 1 dipunyai x2 x, sehingga e x e x . Di sisi lain,
Z t
t
e x dx = e x 1 = e t + e 1 ;
1
karena itu Z 1
x t 1 1
e dx = lim e +e =e ;
1 t!1
Z 1
sehingga e x
dx adalah konvergen. Oleh karena itu, berdasarkan teorema per-
1 Z 1
2
bandingan diperoleh bahwa e x dx adalah konvergen.
1
Untuk Soal
Z 14 27, hitung setiap integral tak wajar
Z 1yang diberikan.
(4) e x sin (2x) dx (5) e 4x cos (3x) dx
0 0
Z 1 Z 1
(6) xe x dx (7) 2xe x dx
0 0
Z 1 Z 1
1
(8) x2 e x dx (9) 3 dx
0 1 x2
Z 1 Z 1
1 4x
(10) 5 dx (11) dx
4 x 2 1 1 + x2
Z 1 Z 1
x 4
(12) 3 dx (13) dx
1 (1 + x2 ) 2 16 x2 4
Z 1 Z 1
1 1
(14) dx (15) dx, p > 1
2 x ln2 (x) 2 x lnp (x)
Z 1 Z 2
(16) 3xe x2 dx (17) ex dx
1 1
Z 1 Z 1
2 1
(18) dx (19) dx
0 ex + e x
1 x2+9
Z 2 Z 4
1 x
(20) p dx (21) p dx
0 4 x2 0 16 x2
Bab 3. Integral Tak Wajar 54
Z 5 Z 1
x 1
(22) 3 dx (23) p dx
0 (25 x2 ) 2 2 x 4 x2
Z 1
p
x Z 1
e 1
(24) p dx (25) p dx
0 x 0 x (x + 25)
Z 1 x Z 1
e x3
(26) q dx (27) x2 e dx
0 1 (e x )2 0
Bab 4
Aplikasi Integral
Dalam bab ini akan dibahas beberapa aplikasi dari integral. Dicatat bahwa aplikasi-
aplikasi yang disajikan dalam bab ini adalah aplikasi-aplikasi yang memerlukan teknik-
teknik yang sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Aplikasi-aplikasi tersebut yaitu
penentuan luas bidang datar, penentuan volume suatu benda putar, penentuan luas
permukaan suatu benda putar, penentuan panjang kurva, dan pusat massa dari suatu
benda.
y x=g(y)
y=f(x)
x=f(y)
a x
y=g(x) b c
x
(a) (b)
Gambar 4.1: Bidang datar antara dua kurva.
55
Bab 4. Aplikasi Integral 56
KASUS 1. Dalam kasus pertama kita ingin menentukan luas bidang datar antara
y = f (x) dan y = g (x) untuk x 2 I = [a; b]. Diasumsikan bahwa f (x) g (x) pada I,
lihat Gambar 4.1(a).
Masalah tersebut diselesaikan seperti masalah luas bidang datar yang sudah dibicarakan
dalam Bab 2. Pertama kali interval dibagi menjadi n interval bagian dengan lebar sama:
b a
: x=
n
Berikutnya, diambil suatu titik dalam setiap interval bagian, misalnya xi , dan dibentuk
persegi panjang pada setiap interval bagian seperti dalam Gambar 4.2.
y=f(x)
y=g(x)
xi-1 xi
Gambar 4.2: Persegi panjang-persegi panjang pada bidang datar untuk Gambar 4.1(a).
Dicatat bahwa rumus (4.1) meminta satu fungsi selalu menjadi fungsi atas, yaitu f (x),
dan fungsi lainnya selalu menjadi fungsi bawah, yaitu g (x), dalam satu interval inte-
grasi.
Bab 4. Aplikasi Integral 57
Contoh 4.1 Cari luas bidang datar yang dibatasi oleh y = 2x2 + 10, y = 4x + 16,
x = 2, dan x = 5.
60
tinggi =
50 (2x2 + 10) - (4x + 6)
40
tinggi = 30
2
(2x + 10) - (4x + 6) y = 4x + 6 lebar = ∆ x
20 2
y = 2x + 10
10 tinggi =
(4x + 6) - (2x2 + 10)
lebar = ∆ x lebar = ∆ x
x
-2 -1 0 1 2 3 4 5
Dalam masalah ini terdapat tiga daerah dimana satu fungsi selalu menjadi fungsi atas
dan fungsi lainnya selalu menjadi fungsi bawah. Jadi, yang perlu dilakukan adalah
mencari luas bidang datar untuk setiap daerah tersebut dan selanjutnya dijumlahkan.
Z 1 Z 3
L = 2x2 + 10 (4x + 16) dx + (4x + 16) 2x2 + 10 dx
2 1
Z 5
+ 2x2 + 10 (4x + 16) dx
3
Z 1 Z 3 Z 5
= 2x2 4x 6 dx + 2
2x + 4x + 6 dx + 2x2 4x 6 dx
2 1 3
1 3 5
2 3 2 3 2 3
= x 2x2 6x + x + 2x2 + 6x + x 2x2 6x
3 2 3 1 3 3
14 64 64 142
= + + = :
3 3 3 3
KASUS 2. Dalam kasus kedua kita ingin menentukan luas bidang datar antara
x = f (y) dan x = g (y) untuk y 2 J = [c; d]. Diasumsikan bahwa f (y) g (y) pada
J, lihat Gambar 4.1(b). Penurunan rumus luas bidang datar adalah serupa dengan
Kasus 1, yaitu membagi interval J menjadi interval-interval bagian yang sama lebar
dan membentuk persegi panjang pada setiap interval bagian, lihat Gambar 4.3. Pada
akhirnya akan diperoleh rumus untuk luas bidang datar:
Z d
L= (f (y) g (y)) dy: (4.2)
c
Dicatat bahwa rumus (4.2) meminta satu fungsi selalu menjadi fungsi kanan, yaitu
f (y), dan fungsi lainnya selalu menjadi fungsi kiri, yaitu g (y), dalam satu interval
integrasi.
Bab 4. Aplikasi Integral 58
yn
y n*
yn-1
yi
yi*
yi-1
y2
y2*
y1
y1*
y0 x=f(y)
x=g(y)
x
Gambar 4.3: Persegi panjang-persegi panjang pada bidang datar untuk Gambar 4.1(b).
4
x = 12 y 2 − 3 x=y+1
lebar = ∆ x
lebar = ∆ x
-4
Dalam masalah ini terdapat dua daerah dimana satu fungsi selalu menjadi fungsi kanan
dan fungsi lainnya selalu menjadi fungsi kiri.
Z 2 Z 4
1 2 1 2
L = y 3 (y + 1) dy + (y + 1) y 3 dy
4 2 2 2
Z 2 Z 4
1 2 1 2
= y y 4 dy + y + y + 4 dy
4 2 2 2
2 4
1 3 1 2 1 3 1 2 22 76
= y y 4y + y + y + 4y = + 18 = :
6 2 4 6 2 2 3 3
Bab 4. Aplikasi Integral 59
y
t = t2
x = f(t), y = g(t)
t = t1
a b x
Gambar 4.4: Bidang datar di atas sumbu x dan di bawah suatu kurva parameter.
Dari diskusi dalam bagian sebelumnya kita bisa mendapatkan rumus untuk luas bidang
datar di atas sumbu x dan di bawah kurva y = F (x) dimana x 2 [a; b]:
Z x=b
L= F (x) dx:
x=a
Contoh 4.3 Cari luas bidang datar yang dibatasi oleh sumbu x dan sikloida (cycloid)
x = t sin (t), y = 1 cos (t) untuk nilai t dari 0 sampai 2 .
t =π
2
t=0 t = 2π
x
0 2 4 6
Bab 4. Aplikasi Integral 60
df (t)
Diambil x = f (t) = t sin (t) dengan f 0 (t) = = 1 cos (t). Karena itu diperoleh
dt
luas bidang datar yang diarsir yaitu
Z t=t2 Z 2
L = y f 0 (t) dt = (1 cos (t)) (1 cos (t)) dx
t=t1 0
Z 2 Z 2
= (1 cos (t))2 dx = 1 2 cos (t) + cos2 (t) dx
0 0
Z 2
1 + cos (2t)
= 1 2 cos (t) + dx
0 2
Z 2
3 1
= 2 cos (t) + cos (2t) dx
0 2 2
2
3 1
= t 2 sin (t) + sin (2t)
2 4 0
= 3 :
θ =β
r1 = f (θ ) B*
θ*
∆L
L B
r2 = g(θ) θ =α
A*
∆θ
O θ =0 O
Gambar 4.5: Bidang datar di antara dua kurva kutub.
Rumus untuk luas bidang datar tersebut dapat dipandang secara intuisi dengan mem-
perhatikan suatu irisan L. Irisan tersebut diperoleh dengan memandang dua juring
dari suatu lingkaran berjari-jari r1 dan r2 dengan sudut pusat seperti dalam Gam-
bar 4.5 sebelah kanan. Berdasarkan rumus luas suatu tembereng dari suatu lingkaran
dengan jari-jari r dan sudut pusat :
1
L = r2 ;
2
Bab 4. Aplikasi Integral 61
Contoh 4.4 Hitung luas bidang datar tertutup di luar lingkaran r = 6 cos ( ) dan di
dalam kardioda (cardioid) r = 2 + 2 cos ( ).
Penyelesaian. Untuk menentukan luas bidang datar yang dimaksud, kita perlu menge-
tahui nilai dimana kedua kurva berpotongan. Kita dapat mencari nilai-nilai tersebut
dengan cara substitusi:
1 1
6 cos ( ) = 2 + 2 cos ( ) =) 4 cos ( ) = 2 =) cos ( ) =
=) = :
2 3
Selanjutnya bidang datar yang diberikan dapat digambarkan seperti berikut:
θ = 12 π
θ = 13 π
y
2
r = 6 cos(θ )
r = 2 + 2 cos( θ )
θ =π θ =0
4 6 x
-2
θ = 32 π θ = − 13 π = 53 π
Diingat bahwa rumus 4.3 meminta bidang datar harus tertutup ketika kita menaikkan
besar sudut dari yang kecil ke besar. Jika kita menggunakan 13 sampai 12 , maka
kita mendapatkan bidang datar yang dibatasi oleh kardioda dan lingkaran. Luas untuk
bidang datar tersebut yaitu
Z 1
1 2 h i
L1 = (2 + 2 cos ( ))2 (6 cos ( ))2 d
2 1
3
Z 1
1 2
= 4 + 8 cos ( ) + 4 cos2 ( ) 36 cos2 ( ) d
2 1
3
Z 1
1 2
= 4 + 8 cos ( ) 32 cos2 ( ) d
2 1
3
Z 1
2
= 2 1 + 2 cos ( ) 8 cos2 ( ) d
1
3
Bab 4. Aplikasi Integral 62
1
1 1 2
L1 = 2 + 2 sin ( ) 8 sin (2 ) +
4 2 1
3
1
= 2 [ 3 + 2 sin ( ) 2 sin (2 )] 21
3
3
= 2 +2 0 ( + 0)
2
= 4 :
Berikutnya, jika kita menggunakan 12 sampai , maka kita mendapatkan bidang datar
yang dibatasi oleh kardioda saja. Di sini kita tetap bisa menggunakan 4.3 dengan
mengambil r2 = 0. Luas untuk bidang datar tersebut yaitu
Z h i
1
L2 = (2 + 2 cos ( ))2 02 d
2 1
Z2
1
= 4 + 8 cos ( ) + 4 cos2 ( ) d
2 1
Z2
= 2 1 + 2 cos ( ) + cos2 ( ) d
1
2
1 1
= 2 + 2 sin ( ) + sin (2 ) +
4 2 1
2
1 1
= 2 + 2 sin ( ) + sin (2 )
2 4 1
2
1 1
= 2 +0 0 + +2 0
2 4
3
= 4+ :
4
Sekarang kita perhatikan bahwa ternyata bidang datar simetris terhadap sumbu x.
Jadi, luas bidang datar yang ditanyakan yaitu
3 1
L = 2 (L1 + L2 ) = 2 4 +4+ = 16 :
4 4
y = (1 - cos(x))sin(x)
x
-2 0 2
0 π x
Bab 4. Aplikasi Integral 63
3. 4.
y y
−π -2 -1 0
x
y = 12 π cos(x) sin(π + π sin(x)) 1
-1
-2 −π − π2 0
x
-3 -1
y = 3sin(x) 1+ cos(x)
5. 6.
y
y x = 2y2 - 2y
1
1 y=1
7. 8.
y
1
(-2,8) (2,8) x = y3 (1,1)
8
y = 2x2
x = y2
y = x4 - 2x2
x
-2 2
x 0 1
9. 10.
y
y
1 y = 1
sec 2 ( t )
2
2 2
y=x
x
-1 0 1
t
− π3 π
3
0
y = -2x4
-2 y = -4sin2(t)
Bab 4. Aplikasi Integral 64
11. 12.
y
y=x
y= 1
4
x2
y=1
1 1
y = x2 x+y=2
0 x
1 2 0 1 2
13. 14.
y y
(-3,5) 2 (2,2)
5
y = x2 - 4
x
-2 2
x y = 2x3 - x2 - 5x
-3 1
y = -x2 - 2x
y = -x2 + 3x
(1,-3) (-2,-10)
(-3,-3)
-10
-4
15. 16.
y
4 y
(-2,4)
y = 4 - x2 6 (3,6)
2 y = x −x
1
3
3
x
-2 2 3
y = 13 x
(3,1)
y=-x+2 x
-2 3
-5 (3,-5)
(− 2,− 23 )
Dalam masalah 17 85, buat sketsa kurva-kurva yang diberikan dan selanjutnya cari
luas bidang datar tertutup yang dibatasi oleh kurva-kurva tersebut.
17. y = 0, y = x, dan 2 x 1
18. y = 2x + 6, y = 3, dan 1 x 2
19. y = 0, y = 5x x2 , dan 0 x 4
Bab 4. Aplikasi Integral 65
22. y = x2 + 1, y = 2x 2, dan 1 x 2
23. y = x2 1, y = x 2, dan 2 x 1
1
24. y = x 2, y = 3x , dan 0
3 x 1
35. y = x, y = ex , dan 0 x 2
36. y = e x, y = ex , dan 0 x 2
37. y = ex , y = ex , dan 1 x 1
1 1
38. y = ,y= ex , dan x 1
x 2
39. sumbu x, y = 4 jxj, dan 2 x 2
41. y = 4 x2 dan y = 5
42. y = 2 dan y = 5 x2
43. y = 41 x2 dan y = 12 x + 2
44. y = x2 dan y = 1 x2
45. y = x3 dan y = x2
p
46. y = x2 dan y = x
48. y = x2 2x dan y = x 2
49. y = x3 dan y = x
Bab 4. Aplikasi Integral 66
50. y = x3 dan y = 4x
51. y = x3 dan x = y 2
52. y = x3 + 1 dan y = x + 1
54. y = x4 1 dan y = x3 x
56. y = 31 x2 dan y = 4 2 2
3x
57. y 2 = 2x dan x2 = 2y
65. y = x2 5 dan y = 3 x2
66. y = x2 2x dan y = 6x x2
1
67. y = dan 2x + 2y = 5
x
68. x = 0, y = 9 x2 , dan y = x (3 x)
69. y = 0, y = x3 + x + 2, dan x = 2
75. y = 2, y = x3 + x, dan x + y = 3
p p
76. y = x, y = 2 x, dan y = x
77. x = y 2 dan x = 2 y2
79. x = 1 y 2 dan x = y 2 1
Bab 4. Aplikasi Integral 67
80. y = 0, x = y 2 , dan x = y + 2
81. x = 2y 2 , x = 0, dan y = 3
82. x = y 2 , x = y 2 , dan 2 y 2
Dalam masalah 86 105, buat sketsa kurva-kurva parameter yang diberikan dan se-
lanjutnya cari luas bidang datar tertutup yang dibatasi oleh kurva-kurva tersebut.
86. x = 2t 5, y = 3t + 8, 0 t 4
87. x = 5t2 , y = t3 , 1 t 2
88. x = t2 , y = 2t (3 t), 0 t 3
89. x = t2 3t + 1, y = 4t2 , -1 t 5
1
90. x = 3t2 , y = + t3 , 0:5 t 3
t
91. x = t3 4t, y = t2 1, 2 t 2
92. x = t2 1, y = t t3 , 2 t 2
93. x = t2 2, y = 2t, 2 t 2
p
94. x = 3 t, y = t (4 t), 0 t 4
Dalam masalah 106 125, buat sketsa kurva kutub yang diberikan dan selanjutnya cari
luas bidang datar tertutup yang dimaksud.
114. di dalam gelang luar dan di luar gelang dalam dari limaçon r = 1 + 2 cos ( )
122. di dalam lingkaran r = 3a cos ( ) dan di luar kardioda r = a (1 + cos ( )), a > 0
y y
y=f(x)
y=f(x) a
sumbu
putar
x
a b b
x
(a) (b)
Gambar 4.6: (a) Bidang datar; (b) benda padat sebagai hasil putaran dari bidang datar.
cakram
Berdasarkan jumlahan tak hingga, diperoleh volume eksak untuk benda putar yaitu
Z b Z b
2
V = [f (x)] dx = y 2 dx:
a a
Bab 4. Aplikasi Integral 70
Metode untuk menghitung volume benda putar tersebut dinamakan metode cakram
(disk method ) karena bidang potongnya adalah suatu cakram bundar berjari-jari R (x).
Contoh 4.5 Cari volume benda putar yang dihasilkan ketika bidang datar yang dibatasi
p
oleh y = x, x = 0, x = 4, dan sumbu x diputar terhadap sumbu x.
Penyelesaian. Bidang datar yang diberikan dan benda putar yang dihasilkan digam-
barkan seperti berikut:
y
y jari − jari = R ( x ) = x
y= x y= x
x
0 x 4
x
4 x
cakram
Contoh 4.6 Cari volume benda putar yang dihasilkan ketika bidang datar yang dibatasi
p
oleh y = x dan garis-garis y = 1, x = 4 diputar terhadap garis y = 1.
Penyelesaian. Bidang datar yang diberikan dan benda putar yang dihasilkan digam-
barkan seperti berikut:
y y
R( x) = x −1
y= x (x, x ) y= x
R( x) = x −1
1
y=1
x 0
0 1 x 4 y=1
1
x
4 x
Bab 4. Aplikasi Integral 71
Berikutnya, untuk mencari volume suatu benda putar yang dihasilkan ketika suatu
daerah antara sumbu y dan suatu kurva x = g (y), c y d, diputar terhadap sumbu
y, kita menggunakan metode yang sama dengan x diganti y. Dalam kasus ini, volume
benda putar dirumuskan oleh
Z d
V = x2 dy:
c
Contoh 4.7 Cari volume benda putar yang dihasilkan ketika daerah antara sumbu y
2
dan kurva x = , 1 y 4, diputar terhadap sumbu y.
y
Penyelesaian. Daerah terbatas dan pelabelan untuk metode cakram adalah seperti
berikut:
y y
2
x=
y
4 4
2
x= 2
y , y
y
y y
1 1
2
R( y) =
y 2
x 0 R( y) =
0 2 y
2 x
Contoh 4.8 Cari volume benda putar yang dihasilkan ketika daerah antara parabola
x = y 2 + 1 dan garis x = 3 diputar terhadap garis x = 3.
Bab 4. Aplikasi Integral 72
Penyelesaian. Daerah yang diberikan dan benda putar yang dihasilkan digambarkan
seperti berikut:
y R(y) = 3 –(y2 + 1) y
= 2 –y2 R(y) = 2 –y2 x=3
2 (3, 2 ) 2
y y
x x
0 1 3 5 0 1 3 5
− 2
x = y2 + 1
(3, − 2 ) − 2 x = y2 + 1
x=3
Metode untuk menghitung volume benda putar tersebut dinamakan metode cincin
(washer method ) karena bidang potongnya adalah suatu cincin bundar berjari-jari luar
R (x) dan berjari-jari dalam r (x).
Bab 4. Aplikasi Integral 73
y = f(x)
0
a y = g(x)
x sumbu putar
b
x
(a)
y y (x, R(x))
(x, r(x))
0 0
a
x x
b x x
cincin
(b) (c)
Gambar 4.8: (a) Bidang datar; (b) benda putar dengan lubang di dalam; (c) bidang
potong berupa cincin.
Penyelesaian. Pertama kali digambar daerah yang diberikan dan suatu ruas garis
yang memotong daerah serta tegak lurus terhadap sumbu putar (sumbu x). Jari-jari
untuk cincin yang ditentukan oleh ruas garis yaitu R (x) = x + 3 dan r (x) = x2 + 1.
Volume benda putar yaitu
Z 1
2
V = ( x + 3)2 x2 + 1 dx
2
Z 1
= 8 6x x2 x4 dx
2
1
1 3 1 5
= 8x 3x2 x x
3 5 2
117
= :
5
Bab 4. Aplikasi Integral 74
Daerah terbatas dan pelabelan untuk metode cincin adalah seperti berikut:
y
y
(-2,5)
(-2,5)
y = -x + 3 R(x) = -x + 3 (1,2)
R(x) = -x + 3
2
r(x) = x2 + 1
r(x) = x + 1 (1,2)
y = x2 + 1 x
-2 x
0 x
interval integrasi 1 x
Berikutnya, untuk mencari volume suatu benda putar yang dibentuk oleh putaran
suatu daerah terhadap sumbu y, kita menggunakan prosedur yang sama seperti dalam
Contoh 4.9, tetapi diintegralkan terhadap y. Dalam kasus ini, bidang potong atau
cincin tegak lurus terhadap sumbu y (sumbu putar), serta jari-jari dalam dan luar
untuk cincin adalah adalah fungsi dari y.
Contoh 4.10 Daerah yang dibatasi oleh parabola y = x2 dan garis y = 2x dalam
kuadran satu diputar terhadap sumbu y untuk menghasilkan suatu benda putar. Cari
volume benda putar tersebut.
Penyelesaian. Pertama kali digambar daerah yang diberikan dan suatu ruas garis
yang memotong daerah serta tegak lurus terhadap sumbu putar (sumbu y). Jari-jari
p
untuk cincin yang ditentukan oleh ruas garis yaitu R (y) = y dan r (y) = 12 y. Volume
benda putar yaitu
Z 4 !
p 2 1 2
V = ( y) y dy
0 2
Z 4
1 2
= y y dy
0 4
4
1 2 1 3
= y y
2 12 0
8
= :
3
Bab 4. Aplikasi Integral 75
Daerah terbatas dan pelabelan untuk metode cincin adalah seperti berikut:
y y y
r( y) =
2 R( y) = y
R( y) = y 4
(2,4)
4
y
r( y) =
2 y
interval integrasi
y
y
y = 2x atau x=
y 2
x=
2
x= y
y = x2 atau
x= y
0
x 2
0 2 x
sumbu putar
y = f(x)
ck
xk tinggi
a persegi panjang
= f(ck)
b
x xk-1
a ck b
∆ xk
x-L xk-1 xk x
(a) (b)
Gambar 4.9: Ketika suatu daerah terbatas (a) diputar terhadap garis tegak x = L, di-
hasilkan suatu benda putar yang dapat diiris menjadi kulit-kulit silindris.
Suatu kulit ditunjukkan dalam (b).
Bab 4. Aplikasi Integral 76
Sekarang diperhatikan daerah yang dibatasi oleh kurva fungsi kontinu tak negatif y =
f (x) dan sumbu x pada interval tertutup terbatas [a; b] yang terletak di sebelah kanan
garis tegak x = L, lihat Gambar 4.9(a). Diasumsikan a L, sehingga garis tegak
dimungkinkan menyentuh daerah terbatas, tetapi tidak melewatinya. Benda putar
dengan cara memutar daerah terbatas terhadap garis tegak L.
Diambil P adalah suatu partisi pada interval [a; b] dengan titik-titik a = x0 < x1 <
< xn = b, dan diambil ck adalah titik tengah dari interval bagian ke -k [xk 1 ; xk ].
Daerah dalam Gambar 4.9(a) dihampiri dengan persegi panjang- persegi panjang ber-
dasarkan partisi dari [a; b]. Persegi panjang pada suatu interval bagian [xk 1 ; xk ] mem-
punyai tinggi f (ck ) dan lebar xk = xk xk 1 . Jika persegi panjang tersebut diputar
terhadap garis tegak x = L, maka diperoleh suatu kulit silindris, seperti dalam Gambar
4.9(b). Rumus untuk volume kulit silindris yaitu
Vk = 2 rata-rata jari-jari kulit tinggi kulit ketebalan kulit
= 2 (ck L) f (ck ) xk .
Selanjutnya volume benda putar dihampiri dengan menjumlahkan volume dari kulit-
kulit yang dihasilkan oleh n persegi panjang berdasarkan pada P :
n
X
V Vk :
k=1
Berdasarkan jumlahan tak hingga diperoleh volume benda putar sebagai suatu integral
tentu:
Z b Z b
V =2 (jari-jari kulit) (tinggi kulit) dx = 2 (x L) f (x) dx:
a a
Kita merujuk variabel integrasi, dalam kasus ini adalah x, sebagai variabel ketebalan.
Metode untuk menghitung volume benda putar tersebut dinamakan metode kulit
silindris (sylindrical shell ).
p
Contoh 4.11 Suatu daerah yang dibatasi oleh kurva y = x, sumbu x, dan garis
x = 4 diputar terhadap sumbu y untuk menghasilkan suatu benda putar. Cari volume
benda putar tersebut.
Penyelesaian. Pertama kali digambar daerah dan ruas garis yang memotong daerah
dan sejajar dengan sumbu putar. Selanjutnya dilabelkan tinggi ruas garis (kulit) dan
jaraknya ke sumbu putar (jari-jari kulit). Daerah terbatas dan pelabelan untuk metode
kulit silindris adalah seperti berikut:
y y
jari-jari kulit jari-jari kulit
y= x
x
2 y= x (4,2) 2 x = tinggi kulit
x x
tinggi
kulit
f (x) = x 4
0 x
x interval
0 x 4 integrasi
-4
interval integrasi
Bab 4. Aplikasi Integral 77
Variabel ketebalan kulit yaitu x, sehingga batas integrasi untuk metode rumus kulit
yaitu a = 0 dan b = 4. Jadi, volume benda putar yaitu
Z 4 Z 4
p
V = 2 (jari-jari kulit) (tinggi kulit) dx = 2 (x) x dx
0 0
Z 4 4
3 2 5 128
= 2 x dx = 2
2 x2 = :
0 5 0 5
Berikutnya, jika sumbu putarnya adalah mendatar, maka kita mengganti x dengan y.
p
Contoh 4.12 Daerah yang dibatasi oleh kurva y = x, sumbu x, dan garis x = 4
diputar terhadap sumbu x untuk menghasilkan suatu benda putar. Cari volume benda
putar tersebut.
Penyelesaian. Pertama kali digambar daerah dan ruas garis yang memotong daerah
dan sejajar dengan sumbu putar. Selanjutnya dilabelkan tinggi ruas garis (kulit) dan
jaraknya ke sumbu putar (jari-jari kulit). Daerah terbatas dan pelabelan untuk metode
kulit silindris adalah seperti berikut:
y
tinggi kulit
y 2
4 –y2
y y= x
tinggi kulit = 4 –y2
interval integrasi
2 (4,2)
x = y2
0
y y
y = jari-jari kulit
x 4
x
0 4
jari-jari kulit
Dalam kasus ini, variabel ketebalan kulit yaitu y, sehingga batas integrasi untuk metode
rumus kulit yaitu a = 0 dan b = 2 (sepanjang sumbu y). Volume benda putar yaitu
Z 2 Z 2
V = 2 (jari-jari kulit) (tinggi kulit) dy = 2 (y) 4 y2 dx
0 0
Z 2 2
1 4
= 2 4y y3 dy = 2 2y 2 y =8 :
0 4 0
Sekarang diperhatikan suatu bidang datar yang dibatasi oleh dua kurva fungsi kontinu
tak negatif y = f (x) dan y = g (x) pada interval tertutup terbatas [a; b] yang terletak
di sebelah kanan garis tegak x = L, lihat Gambar 4.10. Selanjutnya bidang datar
Bab 4. Aplikasi Integral 78
diputar terhadap garis tegak L. Berdasarkan metode kulit silindris, dalam kasus ini
dipunyai bahwa
jari-jari kulit: x L
tinggi kulit: f (x) g (x)
Jadi, rumus volume untuk benda putar yaitu
Z b
V =2 (x L) [f (x) g (x)] dx:
a
Jika sumbu putarnya adalah mendatar, maka kita mengganti x dengan y.
sumbu sumbu
putar putar
jari-jari kulit
x-L
tinggi kulit
h(x) = f(x) - g(x)
y = f(x)
y = f(x)
a
a y = g(x)
x x
b x
b
x=L interval integrasi
x y = g(x)
(a) (b)
Gambar 4.10: Ketika suatu daerah yang dibatasi dua kurva (a) diputar terhadap garis
tegak x = L, dihasilkan suatu benda putar yang dapat diiris menjadi
kulit-kulit silindris. Suatu kulit ditunjukkan dalam (b).
Contoh 4.13 Tentukanpvolume benda putar yang diperoleh dengan memutar daerah
yang dibatasi oleh y = 2 x 1 dan y = x 1 terhadap garis x = 6.
Penyelesaian. Daerah terbatas dan pelabelan untuk metode kulit silindris adalah
seperti berikut:
sumbu putar
y
(5,4)
4
y = 2 x −1
y=x-1
tinggi kulit
= 2 x − 1 − (x − 1) jari-jari kulit
=6-x
x
0 1 x 5 6
1 x + 2y = 2
2x = 3y
x x
0 2 0 3
3. terhadap sumbu y 4. terhadap sumbu x
y y
y = sin(x)cos(x)
1
1
x = tan (14 πy )
x
0
x
0 1
2 π
Dalam masalah 11 15, cari volume benda putar yang dihasilkan ketika daerah yang
dibatasi garis dan kurva diputar terhadap sumbu y.
p 2 3
11. x = p 5y , x = 0, y = 1, y = 1 12. x = y 2 , x = 0, y = 2
2y 2
13. x = 2 , x = 0, y = 1 14. x = , x = 0, y = 0, y = 3
y +1
p y+1
15. x = 2 sin (2y), 0 y 12 , x = 0
x
− 12 π 0 1
2 π 0 1
x
Dalam masalah 18 23, cari volume benda putar yang dihasilkan ketika daerah yang
dibatasi oleh garis dan kurva diputar terhadap sumbu x.p
18. y = x, y = 1, x = 0 19. y = 2 x, y = 2, x = 0
2
20. y = x + 1, y = p x+3 21. y = 4 x2 , y = 2 x
1 1
22. y = sec(x), y = 2, 4 x 4
23. y = sec(x), y = tan(x), x = 0, x = 1
Dalam masalah 24 27, cari volume benda putar yang dihasilkan ketika setiap daerah
terbatas diputar terhadap sumbu y.
24. Daerah dibatasi oleh segitiga dengan titik-titik koordinat (1; 0), (2; 1), dan (1; 1).
25. Daerah dibatasi oleh segitiga dengan titik-titik koordinat (0; 1), (1; 0), dan (1; 1).
26. Daerah dalam kuadran I terbatas atas oleh parabola y = x2 , terbatas bawah oleh
sumbu x, dan terbatas kanan oleh garis x = 2.
Dalam masalah 28 29, cari volume benda putar yang dibangkitkan oleh perputaran
daerah terbatas terhadap sumbu yang diberikan.
28. Daerah dalam kuadran I terbatas atas oleh parabola y = x2 , terbatas bawah oleh
sumbu x, dan terbatas kanan oleh garis x = 1, terhadap garis x = 1.
29. Daerah dalam kuadran II terbatas atas oleh kurva y = x3 , terbatas bawah oleh
sumbu x, dan terbatas kiri oleh garis x = 1, terhadap garis x = 2.
Bab 4. Aplikasi Integral 81
2 y = 2 − 14 x 2
y = 1+ x1
4
2
x x
0 2 0 2
32. 33.
y y
y= 3
y= 2 3
2
x = y2 x = 3 - y2
x x
0 2 0 3
34. 35.
y y
9x
y=
x3 + 9
2 y = x2 + 1 5
1 x= 3
x x
0 3 0 3
Dalam masalah 36 41, cari volume benda putar yang dihasilkan ketika daerah yang
dibatasi oleh garis dan kurva diputar terhadap sumbu y.
36. y = x, y = 12 x, x = 2 37. y = 2x, y = 12 x, x = 1
2 2 p
38. y = 2 x , y = x , x = 0 39. y = 2x 1, y = x, x = 0
40. y = x2 , y = 2 x, x = 0, untuk x 0
3
41. y = p , y = 0, x = 1, x = 4
2 x
Bab 4. Aplikasi Integral 82
Dalam masalah 42 49, cari volume benda putar yang dihasilkan ketika daerah yang
dibatasi oleh garis dan kurva diputar terhadap sumbu x.
p
42. x = y, x = y, y = 2 43. x = y 2 , x = y, y = 2, y 0
2
44. x = 2y y , x = 0 45. x = 2y y 2 , x = y
46. y = jxj, y = 1 47. y = x, y = 2x, y = 2
p p
48. y = x, y = 0, y = x 2 49. y = x, y = 0, y = 2 x
50. Cari volume benda putar yang dibangkitkan oleh perputaran daerah di kuadran I
yang dibatasi oleh garis x = 0 dan kurva x = 12 y 2 y 3 terhadap
a. sumbu x b. garis y = 1
8 2
c. garis y = 5 d. garis y = 5
51. Cari volume benda putar yang dibangkitkan oleh perputaran daerah yang dibatasi
oleh kurva x = 12 y 2 dan kurva x = 14 y 4 21 y 2 , untuk y 0, terhadap
a. sumbu x b. garis y = 2
5
c. garis y = 5 d. garis y = 8
52. Hitung volume benda putar yang dihasilkan ketika daerah yang dibatasi oleh garis
y = x dan parabola y = x2 diputar terhadap setiap sumbu koordinat menggu-
nakan
a. metode kulit b. metode cincin
53. Hitung volume benda putar yang dihasilkan ketika daerah segitiga yang dibatasi
oleh garis-garis 2y = x + 4, y = x, dan x = 0 diputar terhadap
a. sumbu x menggunakan metode cincin
b. sumbu y menggunakan metode kulit
c. garis x = 4 menggunakan metode kulit
d. garis y = 8 menggunakan metode cincin
56. Daerah yang dibatasi oleh parabola y = x2 dan garis y = 1 diputar terhadap
a. garis y = 1 b. garis y = 1
c. garis y = 2 d. garis y = 2
Bab 4. Aplikasi Integral 83
57. Daerah segitiga dengan titik-titik koordinat (0; 0), (b; 0), (0; h) diputar terhadap
a. sumbu x b. sumbu y
58. Daerah segitiga dengan titik-titik koordinat (1; 1), (1; 2), (2; 2) diputar terhadap
a. sumbu x b. sumbu y
10
c. garis x = 3 d. garis y = 1
p
59. Daerah dibatasi oleh y = x, y = 2, x = 0 diputar terhadap
a. sumbu x b. sumbu y
c. garis x = 4 d. garis y = 2
60. Daerah di kuadran I yang dibatasi oleh kurva x = y y 3 dan sumbu y diputar
terhadap
a. sumbu x b. garis y = 1
y
Pk-1
∆Sk
∆yk
y = f(x) Pk
∆xk
A
Pk-1 B
Pk
x
a = x0 xk-1 xk b = xn
Gambar 4.11: Kurva pada suatu interval bagian dihampiri dengan ruas garis.
Sekarang diperhatikan suatu potongan kecil kurva dari xk 1 sampai xk , lihat Gambar
4.11. Untuk kurva Pk 1 Pk , dengan Pk 1 = (xk 1 ; yk 1 ) dan Pk = (xk ; yk ), dide…nisikan
xk = xk xk 1 = x dan yk = yk yk 1 = f (xk ) f (xk 1 ). Karena itu, panjang
ruas garis Pk 1 Pk yaitu
q q
Sk = ( xk ) + ( yk ) = ( x)2 + ( yk )2 :
2 2
Berdasarkan Teorema Nilai Rata-rata, pada interval [xk 1 ; xk 1 ] terdapat suatu titik
xk sedemikian sehingga
Oleh karena itu, panjang ruas garis Pk 1 Pk dapat dituliskan kembali menjadi
q q
2 2
Sk = ( x)2 + f 0 xk x = ( x)2 + f 0 xk ( x)2
q
2
= 1 + f 0 xk x:
Sekarang panjang kurva AB dihampiri oleh jumlahan panjang ruas garis-ruas garis
dimulai dari titik A = P0 , kemudian P1 , dan seterusnya, berakhir di titik B = Pn .
Dengan kata lain,
X n
S Sk
k=1
dan kita bisa memperoleh panjang sebenarnya dengan mengambil nilai n sangat besar.
Dengan kata lain, panjang sebenarnya untuk kurva AB yaitu
n
X q
2
S = lim Sk = lim 1 + f 0 xk x
n!1 n!1
k=1
Z b q
= 1 + [f 0 (x)]2 dx
a
Bab 4. Aplikasi Integral 85
berdasarkan jumlahan tak hingga di Subbab 2.1. Notasi yang lebih sesuai yaitu
Z bs
dy 2
S= 1+ dx: (4.4)
a dx
dy
Perlakuan untuk Ketakkontinuan dalam
dx
dy dx
Diandaikan bahwa di suatu titik pada kurva adalah tidak ada, tetapi mungkin
dx dy
ada. Dalam kasus ini kita akan bisa mencari panjang kurva dengan menyatakan x
sebagai fungsi dari y. Dengan cara yang serupa untuk mendapatkan rumus (4.4), kita
juga dapat menurunkan suatu rumus panjang kurva x = g (y) untuk y 2 [c; d]. Rumus
tersebut yaitu
Z ds
dx 2
S= 1+ dy: (4.5)
c dy
tidak terde…nisi di x = 0, sehingga kita tidak bisa mencari panjang kurva menggu-
nakan rumus (4.4). Oleh karena itu, kita menuliskan kembali persamaan kurva dengan
menyatakan x sebagai fungsi dari y:
2
x 3
y =
2
3 x
y2 =
2
3
x = 2y 2 :
Dari situ kita melihat bahwa panjang kurva yang ingin dicari adalah panjang kurva
3
x = 2y 2 dari y = 0 sampai y = 1. Derivatif
dx 3 1 1
=2 y 2 = 3y 2
dy 2
kontinu pada interval [0; 1]. Oleh karena itu kita bisa menggunakan rumus (4.5) untuk
mencari panjang kurva:
s
Z d Z 1r
dx 2 1 2
S = 1+ dy = 1 + 3y 2 dy
c dy 0
Z 1p 1
1 2 3
= 1 + 9y dy = (1 + 9y) 2
0 9 3 0
2 p
= 10 10 1 :
27
Persamaan umum untuk panjang suatu kurva parameter diturunkan dari rumus pan-
jang kurva ketika kurva diberikan oleh persamaan sederhana y = f (x) atau x = g (y).
Di sini perlu untuk diketahui bahwa
dx dy
dx = F 0 (t) dt = dt dan dy = G0 (t) dt = dt.
dt dt
Bab 4. Aplikasi Integral 87
Berdasarkan asumsi yang sudah diberikan, kita bisa menghapus dua derivatif di luar
akar kuadrat dan karena itu rumus panjang kurva parameter menjadi
Z bs
dx 2 dy 2
S= + dt: (4.6)
a dt dt
Contoh 4.16 Cari panjang kurva parameter yang diberikan oleh persamaan-persamaan
parameter:
x = 3 sin (t) dan y = 3 cos (t) , 0 t 2 .
Penyelesaian. Kita mengetahui bahwa kurva yang diberikan adalah lingkaran berjari-
jari 3 dengan pusat di titik asal O (0; 0). Kita juga mengetahui bahwa kurva melintasi
titik tepat satu kali ketika t berubah dari 0 sampai 2 . Jadi kita dapat menggunakan
rumus yang telah diperoleh sebelumnya. Pertama kali dicari
dx dy
= 3 cos (t) dan = 3 sin (t) ;
dt dt
dan selanjutnya
2 2
dx dy
+ = 9 cos2 (t) + 9 sin2 (t) = 9:
dt dt
Jadi Z 2 p
S= 9 dt = [3t]20 = 6 :
0
y
1 t = 12 π
t =π t = 0, t = 2π
x
-1 0 1
-1 t = 32 π
Karena kurva simetris terhadap sumbu-sumbu koordinat, maka panjang kurva sama
dengan empat kali panjang kurva di kuadran I. Dihitung
2
dx 2
= 3 cos2 (t) ( sin (t)) = 9 cos4 (t) sin2 (t)
dt
2
dy 2
= 3 sin2 (t) (cos (t)) = 9 sin4 (t) cos2 (t)
dt
s
2 2 q
dx dy
+ = 9 cos2 (t) sin2 (t) cos2 (t) + sin2 (t)
dt dt
q
= 9 cos2 (t) sin2 (t) = 3 jcos (t) sin (t)j
= 3 cos (t) sin (t) :
dimana kita mengasumsikan bahwa kurva melintasi titik tepat satu kali. Pertama kali
kita menuliskan persamaan kurva dalam persamaan-persamaan parameter:
Jadi, berdasarkan rumus (4.6) diperoleh rumus panjang suatu kurva kutub yaitu
Z s
2
dr 2
S= r + d :
d
r=1 cos ( ) :
Penyelesaian. Pertama kali kita menggambar kardioda untuk menentukan batas in-
tegrasi:
y
r = 1− cos(θ )
P ( r ,θ )
r 1
θ
x
2 0
Titik P (r; ) melintasi kurva tepat satu kali dan berlawanan arah dengan jarum jam
ketika berubah dari 0 sampai 2 , sehingga nilai-nilai tersebut diambil untuk dan
Bab 4. Aplikasi Integral 90
. Dihitung
dr
= sin ( )
d
2
dr
r2 + = [1 cos ( )]2 + sin2 ( )
d
= 1 2 cos ( ) + cos2 ( ) + sin2 ( )
= 2 2 cos ( )
dan
Z 2 p Z 2 p
S = 2 2 cos ( ) d = 2 [1 cos ( )] d
0 0
Z s Z 2 s
2
1 1
= 2 2 sin2 d = 4 sin2 d
0 2 0 2
Z 2 Z 2
1 1
= 2 sin d = 2 sin d
0 2 0 2
2
1
= 4 cos = 4 + 4 = 8:
2 0
4
3 23
7. y = 43 x 3 8x + 5 dari x = 1 sampai x = 8
1
8. y = 31 x3 + x2 + x + dari x = 0 sampai x = 2
4x + 4
3
2
9. y = 3 (x + 2) 2 dari x = 0 sampai x = 3
3
2
10. y = x2 + 3
2
dari x = 2 sampai x = 5
1 3 1
14. y = 12 x + dari x = 1 sampai x = 3
x
y4 + 3
15. x = dari y = 3 sampai y = 6
6y
p p
16. y = 31 x x x dari x = 1 sampai x = 100
5
3 13
17. y = 53 x 3 4x dari x = 1 sampai x = 8
p
28. x = t3 , y = 32 t2 , 0 t 3
3
29. x = 12 t2 , y = 1
3 (2t + 1) 2 , 0 t 4
3
1
30. x = 3 (2t + 3) 2 , y = t + 21 t2 , 0 t 3
1
31. x = 8 cos (t) + 8t sin (t), y = 8 sin (t) 8t cos (t), 0 t 2
34. x = et + e t , y = 5 2t, 0 t 3
Dalam masalah 41 50, cari integral tentu untuk panjang kurva parameter, tetapi tidak
perlu dihitung integralnya.
45. x = 31 t3 , y = 21 t2 , 0 t 1
46. x = 1 + et , y = t2 , 3 t 3
49. x = t et , y = t + et , 6 t 6
t
50. x = , y = ln (1 + t), 0 t 2
1+t
p
51. spiral r = , 0 5
2
52. spiral r = , 0 2
4
53. spiral r = , 0 2
e
54. spiral r = p , 0
2
55. spiral r = e2 , 0 2
94