Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN STUDI KELAYAKAN

BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

BAB I
TINJAUAN UMUM PROYEK

1.1 Latar Belakang

Disadari bahwa kebutuhan listrik di Indonesia bertambah tahun terus


meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan industri.
Pemenuhan energi listrik saat ini didominasi oleh dibangunnya pembangkit
listrik tenaga uap yang menggunakan bahan bakar batubara dengan
kapasitas yang tinggi, namun perlu di ingat bahwa satu saat batubara akan
habis, oleh karena itu pemerintah melalui Kementrian ESDM dalam rangka
mendorong investor calon IPP (Independence Power Producers) untuk
membangun pembangkit listrik menggunakan energi terbarukan (renewable
energy) telah mengeluarkan Permen ESDM No. 50 tahun 2017 tentang
Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Energi terbarukan yang akan digunakan pada studi kelayakan Pembangkit


Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) ini berasal dari limbah Kelapa Sawit.

PT Subulussalam Green Energy adalah perusahaan IPP yang akan


memanfaatkan limbah kelapa sawit sebagai sumber bahan bakar Pembangkit
Listrik Tenaga Biomassa.

Proyek PLTBm tersebut berlokasi di Desa Buluh Dori, Kecamatan Simpang


Kiri, Kota Subulussalam, Propinsi Aceh, yang dinamakan PLTBm
Subulussalam 1 x 10 MW (Nett).

Untuk mempersiapkan pembangunan PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (Nett),


SGE menunjuk PT Winvi Dwi Energi sebagai konsultan nasional yang akan
melakukan studi kelayakan dari aspek teknis dan ekonomis/analisa keuangan
berdasarkan kontrak kerja No : 002/VII/SGE/2017.

PT. WINVI DWI ENERGI I-1

V
-
1
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

1.2 Maksud dan Tujuan dan Obyek Studi

Maksud dari studi kelayakan ini adalah untuk mempersiapkan laporan


kelayakan proyek dalam rangka ikut membantu pasokan listrik yang masih
dibutuhkan PLN khususnya untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah
Aceh. Tujuan dari studi ini adalah mempersiapkan PLTBm Subulussalam 1 x
10 MW (nett) meliputi disain teknis, pemilihan teknologi dan peralatan
utama pembangkit listrik, kehandalan operasi, ekonomis dan ramah
lingkungan.

Studi kelayakan ini akan menyajikan hasil-hasil terbaik, tetapi tidak


terbatas pada hal-hal berikut :

a. Menggunakan praktek rekayasa enjinering yang baik sesuai dengan


kondisi sistim kelistrikan saat ini dan pembangunan pembangkit listrik
sesuai standar dari produsen peralatan.
b. Menyelesaikan proyek sesuai target dan memenuhi ketentuan
peraturan lingkungan hidup yang berlaku di Indonesia.
c. Menggunakan peralatan dari pabrik pembuat yang terkenal dan
terbukti disainnya bagus dan diterima untuk pembangkit listrik
biomassa serta mempunyai hubungan baik dengan EPC kontraktor,
kompetitif dalam biaya proyek selama konstruksi, operasi dan
perawatan yang handal.
d. Layak operasi secara ekonomis pada tingkat efisiensi, keamanan,
terpercaya dan ketersediaan alat yang kontinu.
e. Memiliki prosedur operasi dan perawatan dan fasilitas peralatan
dapat diyakini secara teknis efektif dan efisien.
f. Pemanfaatan limbah kelapa sawit yang tersedia dekat dengan
pembangkit listrik diharapkan dapat memenuhi dalam kurun waktu
yang lama menjadi perhatian pemerintah dalam rangka menunjang
deversifikasi energi.
g. Memilih staf operasi (operator) mayoritas orang Indonesia (orang
lokal) yang harus dididik dengan baik dan akan mereka akan

PT. WINVI DWI ENERGI I-2

V
-
2
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

menduduki posisi karyawan tetap sebagai staf profesional dalam


pengoperasian PLTBm.

1.3 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan studi kelayakan ini akan diselesaikan dalam waktu 3 bulan tidak
termasuk studi lingkungan UKL/UPL yang mungkin penyelesaiannya lebih
lama dari penyelesaian studi kelayakan, yang masuk dalam lingkup
pekerjaan adalah :

a. Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi pembangkit listrik yang terbaik konsultan biasanya
menetapkan/merekomendasikan dari beberapa alternatif lokasi
melalui scoring. Tetapi untuk lokasi PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW
(Nett) sudah ditetapkan oleh SGE (owner).
b. Evaluasi sistim kelistrikan saat ini
Sebelum dibangun pembangkit listrik baru berkapasitas 10 MW (nett),
kita perlu mengulas sistim kelistrikan yang ada saat ini di Aceh, untuk
mengetahui kondisi umum sistem tenaga listrik di Aceh.
c. Sumber bahan bakar biomassa
Bahan baku biomassa yang digunakan PLTBm adalah limbah kelapa
sawit yang berasal dari perkebunan sawit yang merupakan lokasi dari
PLTBm tersebut juga.
d. Aspek dampak lingkungan (UKL/UPL)
e. Desain dasar PLTBm
Konsep desain berdasarkan teknologi konversi energi terbarukan
(biomassa) dan tergantung pemetaan topografi dan investigasi
lapangan, analisa biomassa, analisa air dan kondisi lokasi PLTBm.
f. Analisa ekonomi dan keuangan.
g. Laporan

1.4 Pendekatan Metodologi

Metodologi yang digunakan dalam menyusun studi kelayakan ini dapat


dijelaskan secara singkat sebagai berikut :

PT. WINVI DWI ENERGI I-3

V
-
3
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

a. Mengorganisir tim ahli dalam mengerjakan tugas studi kelayakan.


WDE bertanggung jawab atas hasil kerja Tim.
b. SGE bersama WDE mengevaluasi dan menginvestigasi kondisi lapangan
dalam rangka menentukan lokasi terbaik untuk PLTBm Subulussalam
1 x 10 MW (nett). Yang perlu dicatat dalam evaluasi dan investigasi
antara lain : kondisi dari lahan, sifat air, kondisi sekeliling lokasi
pembangkit dan membuat catatan hasil observasi, mengambil foto-
foto untuk keperluan dokumentasi.
c. Lokasi pembangkit akan dinilai kondisi lahan, ketersediaan air, jalan
akses ke lokasi, pengadaan material konstruksi dari penjual terdekat,
potensi sumber bahan baku biomassa dan sifat karakteristiknya serta
penelitian mengenai dampak lingkungan (UKL and UPL).
d. Mengevaluasi data fluktuasi sistim tenaga listrik. Sistim tenaga listrik
yang ada saat ini di Aceh masih disuplai dari Pembangkit Disel PLN,
pembangunan PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett) dimaksudkan
untuk mengganti pembangkit listrik tenaga disel yang memerlukan
biaya operasi tinggi karena mahalnya BBM dan biaya Operasi dan
Perawatan.
e. Usulan perencanaan PLTBm berdasarkan informasi diatas, PLTBm
Subulussalam 1 x 10 MW (nett) menggunakan Boiler dan Turbin Uap
dan Generator.
f. Menghitung dengan benar tarif (harga jual tenaga listrik) ekonomis
untuk pengajuan proposal ke PLN dalam rangka memenuhi ketentuan
harga jual tenaga listrik yang dituangkan dalam Perjanjian Jual Beli
Listrik (PJBL).
g. Dalam Laporan Studi Kelayakan Final disamping Laporan Utama (Studi
Kelayakan) dilengkapi dengan gambar enjinering/teknis.

1.5 Jadwal Waktu Pekerjaan Studi Kelayakan

Studi Kelayakan ini akan diselesaikan dalam waktu 2 (dua) bulan dengan
rincian sebagai berikut :

PT. WINVI DWI ENERGI I-4

V
-
4
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

a. Studi lapangan : 2 minggu


b. Pengumpulan data dan evaluasi : 1 bulan
c. Penelitian tanah dll. : 1 bulan
d. Desain dasar : 1,5 bulan
e. Analisa ekonomi & keuangan : 1 bulan
f. Konsep Laporan : 1 bulan
g. Laporan final : 2 bulan

Jadwal waktu penyelesaian selama 2 (dua) bulan ini mengacu pada kontrak
yang telah ditanda tangani bersama dan berlaku setelah menerima
pembayaran pertama.

I.6 Laporan Aktifitas Studi

Seluruh kegiatan dilakukan sebagai berikut:

a. Parameter teknik untuk PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett)


diambil dari data proyek sejenis yang telah dikerjakan oleh WDE
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
b. Data yang diperlukan dan tersedia di PT Subulussalam Green Energy
termasuk data biomassa dari pabrik kelapa sawit PT Bangun Sempurna
Lestari.
c. Kondisi setempat dsb.

Data-data tersebut diatas akan dinilai, dievaluasi dan dipakai sebagai bahan
laporan studi kelayakan antara lain :

a. Evaluasi lapangan untuk lokasi PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett).


b. Investigasi tentang lahan, sungai atau sumber air yang digunakan.
c. Analisa keuangan setelah data yang diperlukan lengkap diperoleh.

1.7 Persiapan Data Awal

1.7.1 Penjelasan seleksi lokasi PLTBm

Dalam proposal studi kelayakan ini lokasi PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW


(nett) ditetapkan di Desa Buluh Dori, Kecamatan Simpang Kiri, Kota

PT. WINVI DWI ENERGI I-5

V
-
5
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

Subulussalam, Propinsi Aceh pada koordinat : 2°37'51.39"N – 97°56'59.10"E.


Posisi lokasi PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett) bisa dilihat pada Gambar
1-1 dibawah ini.

Gambar 1-1 Lokasi PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW

Lahan yang akan digunakan untuk lokasi PLTBm seluas 7 Ha. Jarak dari lokasi
pembangkit ke GH Subulussalam sekitar 8,8 km, sedangkan jarak ke Rencana
Gardu Induk Subulussalam 12,8 km. Sedangkan jarak ke sumber air terdekat,
Sungai Kombih. Jalan akses dari jalan raya menuju lokasi pembangkit berupa
jalan aspal kualitas rendah dengan lebar 6 meter sejauh 100 meter sudah
tersedia.

1.7.2 Kondisi sekitar lokasi PLTBm

a. Temperatur udara tahunan


 Minimum : 21,2 ºC
 Maksimum : 32,1 ºC
 Rata-rata : 27.4 ºC

PT. WINVI DWI ENERGI I-6

V
-
6
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

b. Limpasan badai : Periode 50 tahun


c. Curah hujan tahunan
 Rata-rata : 3,213 mm
d. Kecepatan angin
 Rata-rata : 5m/sec s/d 10m/sec
a. Ketahanan Gempa : Diperkirakan ekuivalen (setara) pada
Zona 1 (0,007g)

1.7.3 Pemetaan Topografi


Dari hasil survey lapangan setelah melihat kondisi lahan lokasi PLTBm, perlu
dilakukan pemetaan topografi yang akan digunakan dalam membuat desain
dasar enjinering dan tata letak peralatan pembangkit.

1.7.4 Tata Letak Pembangkit


Tata letak PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett) diplot pada lokasi yang
telah ditentukan berdasarkan peta topografi. Tata letak pembangkit
didesain berdasarkan kriteria seperti dibawah ini :
a. Semua peralatan dan fasilitas yang berada didalam komplek lokasi
pembangkit diatur tata letaknya agar memudahkan koordinasi pada
saat operasi termasuk rekomendasi untuk lokasi pembangkit bila ada
rencana ekspansi.
b. Desain tata letak peralatan utama PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW
(nett) juga memperhatikan persyaratan dari fungsi masing-masing
alat, pemasangan perpipaan dan kabel listrik yang ekonomis,
penempatan penyangga alat (supporting structure) juga harus
ekonomis dan efisien, memenuhi persyaratan akses pemasangan dan
perawatan, persyaratan ventilasi/pendinginan mesin, suara dan
getaran dari peralatan/mesin yang beroperasi.
c. Harus tersedia ruang yang memadai untuk keperluan ruang operator,
ruang perawatan alat/mesin dan konstruksi.
d. Ruang perawatan perlu disediakan yang luasnya cukup sehingga
pembongkaran mesin (overhaul), inspeksi (pengawasan) dan
perawatan dapat dilakukan pada unit yang sedang diperbaiki
meskipun unit lain yang berdekatan sedang beroperasi.

PT. WINVI DWI ENERGI I-7

V
-
7
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

e. Tata letak peralatan diatur berdasarkan instalasi dalam


ruang/bangunan gedung kecuali untuk Ketel Uap (boiler) yang sejenis
ada di Indonesia, dan pada umumnya dibangun diluar bangunan
gedung.
f. Semua peralatan dirancang pemasangannya sedekat mungkin dengan
masing-masing unit peralatan bantunya.
Gambar No. SUBPP-G-SLO-01 menunjukkan gambar tata letak bangunan
gedung pembangkit dan gedung-gedung lain seperti perkantoran, gudang,
bengkel teknik, bangunan rumah penjaga, fasilitas umum, pagar/pintu
gerbang dan infra struktur sedangkan gambar No. SUBPP-G-PLO-02
menunjukkan tata letak peralatan pembangkit listrik itu sendiri.

1.7.5 Penyelidikan tanah


Penyelidikan tanah merupakan salah satu data penting yang dibutuhkan
untuk mendesain pondasi maupun sub-struktur, dan dibuat laporannya
secara terpisah dan tidak termasuk dalam kontrak karena memerlukan
kajian khusus tersendiri.

1.7.6 Material konstruksi


Material konstrusi terutama untuk material pekerjaan sipil bangunan, bisa
diperoleh dari daerah terdekat dengan lokasi pembangkit, konstruksi baja
dan semen bisa datangkan dari Pulau Jawa.

1.7.7 Jalan akses


Jalan akses akan dibangun dari jalan raya menuju lokasi pembangkit berupa
jalan aspal dengan lebar 6 meter dengan jarak 100 m.
Jalan akses ini akan digunakan untuk transportasi peralatan/mesin utama
PLTBm dimana untuk barang import akan dikirim dari negara pembuat
melalui laut (sea freight) dibongkar di Pelabuhan Belawan, Medan dan
dibawa ke lokasi pembangkit melalui jalan raya dan masuk ke jalan akses
dengan transportasi truk.

1.8 Studi Sistim Tenaga Listrik

PT. WINVI DWI ENERGI I-8

V
-
8
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett) direncanakan operasi komersial (COD)


pada Desember 2020.
Implikasi dari pembangkit listrik yang akan dibangun ditunjukkan dengan
simulasi aliran daya dan analisa hubung singkat menggunakan software ETAP
Power Station Version 12.6. Dalam simulasi ini ditunjukkan bahwa dengan
masuknya daya dari PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett) ini tidak memiliki
dampak buruk terhadap operasi jaringan sistem Subulussalam.
1.9 Sumber Pasokan Biomassa
Seperti telah dijelaskan dimuka bahwa bahan bakar biomassa yang
digunakan adalah limbah padat kelapa sawit yang merupakan residu dari
pengolahan CPO, saat ini jumlah bahan bakar biomassa yang tersedia 231,3
ton/hari berasal dari Pabrik Kelapa Sawit PT Bangun Sempurna Lestari.
Lokasi kebun kelapa sawit yang akan memasok bahan bakar biomassa berada
satu lokasi dengan pabrik kelapa sawit PT Bangun Sempurna Lestari dan
merupakan kebun milik PKS tersebut. Sedangkan, bahan bakar yang
dibutuhkan oleh pembangkit adalah 277,45 ton per hari, sehingga sebanyak
46,14 ton per hari akan dipasok dari perkebunan kelapa sawit sekitar
wilayah lokasi pembangkit.

1.9.1 Karakteristik Biomassa


Karakteristik biomassa limbah padat kelapa sawit ini berhubungan langsung
dengan desain dan operasi sistim pengelolaan biomassa, persiapan bahan
bakar dan sistim pembakaran, penanganan abu dan menghilangkan partikel-
partikel yang terjadi. Namun, dalam merancang pembangkit uap (boiler)
untuk berbagai fleksibilitas bahan bakar bisa menurunkan kinerja
pembangkit dan memerlukan biaya tinggi (mahal).
Biomassa mengandung sulfur kurang dari 0,3 persen dan memiliki nilai kalor
kurang lebih 3.538 kcal/kg dan diharapkan ukuran biomassa limbah kelapa
sawit sudah dipotong-potong sekitar 32 mm sebelum masuk ke ruang
penimbunan bahan bakar biomassa harian (biomass live storage).

1.9.2 Efisiensi Pembangkit dan NPHR (Net Plant Heat Rate)

PT. WINVI DWI ENERGI I-9

V
-
9
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

Efisiensi pembangkit secara umum ditentukan oleh Heat Rate, dan bersama
beberapa variasi masukan akan digunakan untuk menghitung tarif listrik.

Efisiensi pembangkit dan Heat Rate dari PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett)


diproyeksikan sebagai berikut :

 Nilai kalor gross (dianggap biomassa hanya dikeringkan dengan pemanasan


oleh sinar matahari) : 3.538 kcal/kg (adb)
 Gross Output : 12,5 MW
 Net Power Output : 10 MW
 Net Plant Heat Rate : 4.090 kcal/kwh
 Effisiensi net pembangkit : 21,03 %

Efisiensi ketel uap 91 %, daya yang digunakan sendiri (auxiliary power) 20 %.

Diagram kesetimbangan panas untuk PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett) dapat


dilihat pada gambar no SUBPP-M-HBD-001.

1.9.3 Kebutuhan Biomassa (Konsumsi Biomassa)


Menurut hasil uji labolatorium, nilai kalor kombinasi limbah padat kelapa
sawit PT Bangun Sempurna Lestari (inherent moisture = 22,48 %) adalah
3.538 kkal/kg, nilai inilah yang akan digunakan dalam perhitungan
pembakaran di boiler. Limbah tersebut terdiri dari cangkang 7%, Fibre 34%,
dan Tankos 59%.

Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan bahan bakar biomassa limbah padat


kelapa sawit untuk PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett) ialah 277,5
ton/hari, 8.234,5 ton/bulan dan 101.281,5 ton/tahun pada beban penuh atau
81.025,2 ton/tahun pada beban kapasitas 80%.

1.9.4 Transportasi Biomassa


Masalah isu transportasi mempunyai peranan penting, karena harga
biomassa untuk perhitungan atau analisa finansial dalam studi ini
dipengaruhi oleh biaya transportasi.
Isu transportasi tersebut adalah :

PT. WINVI DWI ENERGI I-10

V
-
1
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

a. Jarak dari pabrik kelapa sawit ke biomassa ke tempat penimbunan


bahan bakar biomassa (biomass storage) dan jarak dari penimbunan
biomassa ke lokasi pembangkit dalam radius 100 km.
b. Metode transportasi dan kapasitas angkut untuk pasokan ke
pembangkit.
c. Konsekuensi bila kemungkinan harus menggunakan jenis transportasi
yang berbeda.

Pengaruh ke tiga aspek diatas terhadap parameter biomassa baik ditempat


penimbunan biomassa maupun dilokasi pembangkit bisa dianalisa sebagai
berikut :

a. Jarak lokasi biomassa (pabrik kelapa sawit)


Lokasi sumber biomassa berdekatan dengan lokasi pembangkit listrik
(PLTBm) dengan radius maksimum 100 km.
b. Model transportasi
Transportasi dari sumber biomassa ke penimbunan biomassa di lokasi
pembangkit menggunakan truk/dumptruck, sedang dari penimbunan
biomassa ke pembangkit listrik (boiler) menggunakan konveyor.

c. Konsekuensi kalau terjadi masalah transportasi


Dengan jarak yang relatif dekat, maka jumlah truk/dumptruck yang
digunakan untuk mengangkut biomassa dari sumber biomassa harus
sesuai dengan konsumsi bahan bakar biomassa untuk boiler 277,5
ton/hari, apabila terjadi masalah sehingga pengangkutan terganggu
maka harus ada cadangan biomassa yang selalu tersedia di lokasi
pembangkit sehingga perlu disediakan penimbunan tetap biomassa
(dead storage).

1.10 Ketel Uap (Boiler) Dan Pembakaran


Ada beberapa pertimbangan yang diambil untuk menentukan jenis boiler
yang akan digunakan PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett), dan
berdasarkan pertimbangan dari segi teknis dan ekonomis konsultan menilai
boiler yang sesuai untuk PLTBm ini adalah jenis Stoker Boiler. Untuk
mendapatkan thermal efficiency yang tinggi dipilih stoker boiler dengan

PT. WINVI DWI ENERGI I-11

V
-
1
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

suhu dan tekanan uap yang tinggi, dan spesifikasi boiler adalah sebagai
berikut:
 Jenis boiler : Stoker, Drum tunggal,
sirkulasi natural untuk boiler bertekanan
kerja menengah.
 Kapasitas rata-rata : 56 ton uap/jam
 Unit : 1 unit
 Tekanan kerja : 53 bar
 Suhu uap : 485 ºC
 Suhu air pengisi boiler : 150 ºC
 Suhu Secondary Air : 405 ºC
 Efisiensi boiler : 91 %

Tipikal Keseimbangan panas (Heat balance) ditunjukkan pada gambar No.


SUBPP-M-HBD-001, Boiler stoker yang dipilih dilengkapi dengan peralatan
penting dan komponen alat bantu boiler (ketel uap), instrumentasi dan
asesoris, tetapi tidak terbatas pada alat dibawah ini :

 Dapur ketel uap


 Drum ketel uap termasuk peralatan yang ada didalamnya
 Pipa uap dan header
 Batu tahan api dan isolasi
 Katup
 Katup pengatur air pengisi ketel otomatis
 Soot blower
 Cerobong asap
 Konstruksi baja untuk rumah boiler
 Instrumentasi untuk ketel uap
 Pemanas udara (air preheater)
 Pemanas air (economiser)
 Sistim pembakaran biomassa terdiri dari : mesin potong/pencacah,
corong pemasukan biomassa ke boiler, konveyor.

1.11 Turbin Uap Dan Alat Bantunya

Turbin uap yang dipilih dan direkomendasikan untuk PLTBm Subulussalam 1


x 10 MW (nett) adalah condensing non reheat single flow, turbin uap satu
tingkat terhubung langsung dengan generator sinkron 2 pole.

PT. WINVI DWI ENERGI I-12

V
-
1
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

Data-data Turbin Uap :

 Jenis : Fully Condensing


 Kapasitas : Up to 12,5 MW (gross)
 Putaran turbin : 3000 rpm
 Tekanan uap masuk turbin : 50 bar
 Temperatur masuk turbin : 483 ºC
 Tekanan uap keluar turbin : 0,08 bar

Pelumasan untuk bantalan (bearing) generator disuplai oleh pompa pelumas


utama yang dikopel langsung dengan poros turbin. Namun, arus motor listrik
akan digunakan untuk menggerakkan pompa pelumas pembantu yang akan
mensuplai minyak pelumas selama turbin mulai beroperasi dan saat berhenti
perbaikan (shut down). Kondensor 2 arah dengan 2 pipa bank dipilih dan
dipasang, 1 pipa bank digunakan saat beroperasi dengan beban 50% yaitu
pada saat dilakukan perawatan. Sedang untuk pembersihan pipa-pipa
kondensor secara regular disediakan Condensor ball cleaning system.

Deaerator dengan 1 (satu) buah Heater tekanan rendah dan 1 (satu) buah
Heater tekanan tinggi akan lebih sesuai dan murah untuk dipasang pada
PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett). Deaerator berjenis tray kontak
langsung (Direct contact tray) diletakkan pada tangki penyimpan yaitu di
lantai bagian bawah Deaerator.
Deaerator berfungsi memanaskan air kondensat, mengeluarkan oksigen dan
gas yang terikut air kondensat.

Komponen utama dari turbin uap adalah :


 Rotor
 Sudu turbin
 Casing
 Seal untuk poros trubin
 Bantalan turbin
 Sistim hidrolik dan minyak pelumas
 Bantalan roda gigi
 Governor
 Katup turbin
 Alat pengaman
 Peralatan kondensasi.

PT. WINVI DWI ENERGI I-13

V
-
1
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

1.12 Peralatan kondensasi

Peralatan kondensasi yang biasa disebut Kondensor, berfungsi


mengembunkan uap bekas dari Turbin Uap atau uap baru yang berasal dari
pipa uap bypass. Desain alat ini berdasarkan Standar Internasional misalnya
Heat Exchange Institute.

Ada 3 (tiga) macam kondesor yang kita kenal : Under slung mounterd, Side
mounted dan End mounted.

Side mounted dan End mounted terutama digunakan untuk Pembangkit


listrik siklus kombinasi (Combined Cycle Plant), untuk menekan biaya
pekerjaan pondasi turbin uap dengan membuat lantai yang sama tinggi
dengan kedudukan turbin gas. Kondensor jenis ini menimbulkan banyak
masalah baik dari segi desain maupun perawatannya.

Untuk Kondensor jenis Under slung mounted membutuhkan ketinggian


tertentu terhadap pondasi turbin uap. Tetapi akan memberikan kenyamanan
dalam hal tata letak perpipaan dan akses untuk perawatan turbin uap.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas untuk PLTBm Subulussalam 1 x 10


MW (nett) akan menggunakan kondensor jenis Under Slung Mounted.

1.12 Sistim Air Pendingin

1.12.1 Umum

Sistem air pendingin untuk PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett)


menggunakan cooling tower dengan mengambil air Sungai Kombih.
Menggunakan pompa air sirkulasi berkapasitas 3 x 50% untuk kebutuhan air
pendingin turbin uap, rumah pompa intake diletakkan berdekatan dengan
intake, sedangkan pompa intake diletakkan pada hulu sungai, air dari intake

PT. WINVI DWI ENERGI I-14

V
-
1
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

disaring dulu sebelum masuk ke sistim sirkulasi air bertujuan untuk


mengamankan peralatan.

1.12.2 Sistim Air Pendingin Tambahan

Sistim air pendingin tertutup ini mensuplai air pendingin untuk peralatan
pembangkit listrik dan peralatan lain-lain pada saat operasi, seperti
pendingin pelumas turbin, pendingin pompa air pengisi boiler, pendingin
kompresor udara dll.

Sistim air pendingin terdiri dari 2 x 100% pompa air pendingin, 2 x 100%
penukar panas, tangki tinggi (head tank) dan sistim perpipaan distribusi.

Sistim air pendingin ini berawal dari tangki tinggi yang dipasang pada
ketinggian tertentu dari lantai Deaerator, untuk mempertahankan tinggi
jatuh statis pada posisi tetap (constant static head) pada pompa hisap dan
menjaga tekanan air yang melalui sistim.

Air tambahan (make up water) untuk sistim air pendingin ini secara otomatis
akan mengisi tangki tinggi dari Water Treatment Plant (WTP).

Air tambahan diambil dari air sungai Kramasan dan disalurkan ke WTP
dengan pompa sentrifugal, dalam proses pre-treatment termasuk :

 Mengatur pH dengan dosing system


 Filter besi mangan
 Filter karbon aktif
 Softener
 Perpipaan

Air sungai yang telah melalui penyaringan (filter) menjadi air bersih
disalurkan ke tangki air kemudian diproses melalui Brackish Water Reverse
Osmosis (RO) Plant, kemudian hasil proses RO plant dikirim ke
Demineralization Plant, air demin dikirim ke tangki penyimpan air demin.

Air sungai diperlukan untuk melayani permintaan :

PT. WINVI DWI ENERGI I-15

V
-
1
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

 Air tambahan untuk cooling tower : 100,45 Ton/jam


 Air demin untuk tambahan air pengisi ketel : 1,39Ton/jam
 Air minum untuk pegawai : 1 Ton/jam
 Untuk kebutuhan pemindahan abu terbang dan
Abu bawah dapur : 2 Ton/jam
 Kebutuhan air untuk alat bantu air pendingin
tertutup : 0,14 Ton/jam
 Total permintaan air bersih : 56,547 Ton/jam
Uraian diatas merupakan tipikal kebutuhan air, untuk konsumsi kebutuhan
air sebenarnya akan dihitung setelah air sungai tersebut dianalisa di
laboratorium.

I.13 Sistim Pengelolaan Abu

Pengelolaan abu meliputi abu terbang (fly ash) dan abu bawah dapur boiler
(bottom ash). Pengelolaan abu dimaksudkan untuk memindahkan abu baik
abu terbang, abu bawah dapur boiler ke tempat pembuangan abu (ash
disposal), karena abu yang terjadi dari kayu (nabati) sebenarnya bisa
dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Pengumpulan abu terbang dengan memasang Electrostatic Precipitator (ESP)


sedang abu bawah dapur boiler menggunakan belt conveyor yang direndam
dalam air untuk menahan abu agar tidak beterbangan, kemudian baik abu
terbang maupun abu bawah dapur boiler diangkut dengan truk ke tempat
pembuangan abu.

1.14 Perlakuan Terhadap Limbah Cair

Perlakuan terhadap limbah cair yang terjadi (Waste Water Treatment Plant)
adalah untuk menekan dampak lingkungan yang mungkin terjadi dan kualitas
emisi yang berpengaruh terhadap kehidupan lingkungan, hal ini memenuhi
ketentuan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03/2010 tanggal 18
Januari 2010 yang berlaku di Indonesia.

PT. WINVI DWI ENERGI I-16

V
-
1
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

Limbah cair dari pembangkit listrik ada 2 (dua) jenis, limbah regular ialah
limbah cair yang berasal dari pembangkit listrik sedang jenis kedua limbah
irregular ialah limbah yang berasal dari tempat timbun biomassa. Kedua
jenis limbah tersebut diproses secara fisika dan kimia di WWTP melalui
proses oksidasi, flokulasi (penggumpalan), sedimentasi

(pengendapan), filtrasi (penyaringan) dan netralisasi, limbah cair dari


demineralisasi misalnya akan diproses dengan netralisasi, untuk mencapai
baku mutu limbah yang telah ditetapkan pemerintah.

1.15 Analisa Dampak Lingkungan

Analisa dampak lingkungan sangat penting perannya dalam pemilihan


teknologi pembangkit listrik yang akan digunakan, terutama untuk
pembangkit listrik tenaga biomassa, harapannya pengaruh polusi ataupun
emisi terhadap lingkungan harus diusahakan serendah mungkin.

Pemilik perusahaan SGE sudah memahami tentang Undang-Undang


Lingkungan Hidup dan kriteria peraturan yang merupakan keputusan Menteri
ESDM yang harus dilaksanakan oleh pihak pengelola PLTBm.

PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett) yang dibangun, kapasitas dayanya


masih dibawah 150 MW (yang dijual ke PLN) sesuai ketentuan tidak perlu
melengkapi dokumen AMDAL hanya cukup menyerahkan dokumen UKL/UPL
saja.

1.16 Sistim Elektrifikasi

1.16.1 Sistem Pembangkit Listrik

Sistem ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:

- Diagram Satu Garis dapat dilihat pada gambar SBPP-E-SLD-001


- Level Tegangan Sistem Pemakaian Sendiri

PT. WINVI DWI ENERGI I-17

V
-
1
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

- Pembangkit Listrik Sistem Pemakaian Sendiri


- Start-Up, Operasi dan Shut Down dari Pembangkit Listrik
- Keluaran Daya Sistem Distribusi

1.16.2 Sistem Keluaran Utama

Sistem keluaran utama terdiri dari:

- Generator
- Bus duct
- Transformator utama (Main Transformer)

Generator akan langsung digabungkan ke breaker utama dan


menggunakan sistem sirkuit pendingin udara terbuka. Generator stator
netral akan didasarkan melalui trafo distribusi sekunder dihubungkan ke
resistor.

Parameter utama generator sebagai berikut:

- Daya nominal : 12,5 MW (gros) / 10 MW (net)


- Tegangan nominal : 10,5 kV
- Fasa :3
- Kecepatan : 3.000 rpm
- Frekuensi nominal : 50 Hz
- Faktor daya : 0.85 tertinggal , 0.90 mendahului
- Hubungan belitan stator :Y
- Kelas isolasi : Class F
- Kenaikan suhu : 1050C
- Eksitasi : Brushless ( tanpa sikat )
- Rasio hubung singkat : setidaknya 0.55
- Pendinginan : Udara

Generator akan dirancang menggunakan non-segregated phase bus duct.


Non-Segragated Phase bus duct system (NSPB) untuk menghubungkan
GCB dan netral generator, dan juga untuk Generator transformer dan

PT. WINVI DWI ENERGI I-18

V
-
1
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

transformator bantu (UAT). Tipe NSPB adalah pendinginan natural, metal


clad dan dirancang untuk pemakaian luar. Karakteristik utama dari NSPB
adalah sebagai berikut :

- Tipe : Outdoor
- Rating arus : 5% di atas rating generator
- BIL : 95 kV
- Power frequency withstand : 34 kV
- Sistem pendingin : self-cooled

Generator transformer (GTr) dua belitan akan direndam dalam minyak


dan hubungan delta-bintang terhubung dengan grounding netral disisi
tegangan tinggi. Sisi tegangan tinggi dirancang sesuai untuk koneksi
melalui konduktor saluran udara 20 kV. Sisi tegangan rendah akan
menggunakan Non-Segragated phase bus duct (NSPB) untuk di hubungkan
ke generator.

Pada beban transformator penaik tegangan (step-up) akan digunakan


untuk menghubungkan turbin generator ke 20 kV. Transformator harus
mampu untuk menahan " arus gangguan” akibat dari kesalahan dalam
sistem.

Parameter rancangan transformator akan sesuai sebagai berikut :

- Tipe : digunakan diluar ruangan , tiga fasa,

dua belitan

- Jumlah : 1 unit
- Tegangan : 10,5 / 20 kV
- kapasitas : 12,5 MVA
- Impedansi : 10,5%

PT. WINVI DWI ENERGI I-19

V
-
1
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

Perlindungan utama transformator akan terdiri dari proteksi diferensial


kecepatan tinggi, gangguan ke tanah, dan relai arus lebih. Transformator
buchholz dan temperatur belitan akan disediakan oleh produsen trafo
dan terhubung ke kontak relai yang terletak pada panel proteksi trafo.

1.17 Sistim Proteksi Suplai Daya

Proteksi pada pembangkit listrik dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Sistem Proteksi Pentanahan dan Petir


- Sistem Pembumian di Dalam Ruangan
- Sistem Pembumian di Luar Ruangan
b. Sistem Proteksi Katodik
c. Sistem Proteksi Switchgear 20 kV
d. Sistem Proteksi Switchgear 400 V

1.18 Deskripsi Instrumentasi Dan Kontrol Sistim

1.18.1 Instrumentasi
Sistem Instrumentasi yang baik sangat berperan penting untuk dalam
pengoperasian suatu pembangkit. Keberhasilan instrumen terletak pada
pilihan yang tepat, instalasi yang tepat, dan interkoneksi yang benar.
Peralatan instrumentasi yang dipasang pada pembangkit seharusnya sesuai
dengan parameter yang dibutuhkan sehingga hasil keluaran dari alat
tersebut akurat demi kehandalan suatu pembangkit.

1.18.2 Sistem Kontrol Pembangkit


Sistem kontrol mempunyai sebuah kontrol panel yang terpusat untuk boiler,
turbin / panel generator. Panel kontrol terdiri dari sebagai berikut :

 DCS and PLC


 Layar MIMIC atau layar sentuh dengan letak boiler dan sistem generator
turbin dan indikasi led untuk menampilkan LCD.
 Petunjuk perangkat digital atau layar sentuh untuk menampilkan
parameter kritis.
 Window annunciators atau layar sentuh dengan alarm terdengar untuk

PT. WINVI DWI ENERGI I-20

V
-
2
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

member tanda kondisi kritis.


 Auto – kontrol manual face plates dari layar sentuh untuk manual /
kontrol auto dari loop PID selama kondisi berbahaya.

1.19 Pekerjaan Sipil


a. Bangunan
Semua pondasi adalah sesuai spesifik, dan penentuan pendukung
untuk pijakan pondasi dapat disediakan sesudah dibuat pengeboran
tanah dari daerah pondasi bersangkutan. Beton yang dapat dipakai
besarannya memiliki berat (2.400 kg/m3 [154 lb/ft3]) dengan minimal
kuat tekan 250 kg/cm2 (3.500 psi)pada 28 hari, kecuali pancang
memiliki kuat tekan minimal 400 kg/cm 2 (5.700 psi) pada umur 28
hari.

b. Bangunan Rumah Pembangkit


Rumah pembangkit adalah struktur baja, panjang 55 meter dan lebar
55 meter dengan atap almunium dan dinding almunium. Pada bagian
tertentu, akan dibuat dua sisi. Lebar ruang turbin adalah 42 m dengan
crane kapasitas 30/5T overhead. Ketinggian bagian ini adalah 8 meter
diukur dari lantai dasar.

c. Ruang Kontrol Utama


Ukuran ruang control utama adalah sekitar 200 meter persegi.
Ruang control utama akan mengakomodasi ruang berikut:
- Ruang kendali utama
- Ruang DCS
- Ruang Komputer
- Ruang switchgear
- Ruang MCC
- Ruang peralatan listrik
- Ruang baterai

d. Rumah Boiler
Rumah boiler pada umumnya didesain oleh pabrikan boiler, ukurannya
adalah panjang x lebar x tinggi adalah 21 m x 15 m x 25 m. Rangka
rumah boiler adalah struktur baja.

PT. WINVI DWI ENERGI I-21

V
-
2
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

e. Chimney

Tinggi chimney adalah 30 meter. Pondasi chimney harus menggunakan


tiang pancang.

f. Pengolahan Air Kimia Pembangkit

Bangunan dengan ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 14,0 m x 8,0


m x 7,0 m. Kolom struktur beton bertulang. Struktur atap
menggunakan penutup baja truss oleh atap (aluminium). Dinding
adalah batu bata dan dilapisi dengan plester semen.

g. Menara Transfer
Menara transfer adalah struktur baja dengan lantai beton. Atap
penutup adalah plat aluminium.

h. Pengolahan Air Buangan Pembangkit


Bangunan dengan ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 10,0 m x 6,0
m x 7,0 m. Kolom struktur beton bertulang. Struktur atap
menggunakan penutup baja truss oleh atap (aluminium). Dinding
adalah batu bata dan dilapisi dengan plester semen.

i. Gedung Kantor
Bangunan dengan ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 12,0 m x
18,0 m x 4,0 m. kolom struktur beton bertulang. Struktur atap
menggunakan penutup baja truss oleh atap (aluminium). Dinding
adalah batu bata dan dilapisi dengan plester semen.

j. Bangunan Bengkel, Gudang, dan Laboratorium


Ukuran bangunan adalah 6,0 m x 20,0 m x 7,0 m. Struktur bangunan
adalah rangka baja. Dinding menggunakan batu bata dengan plester
semen.

k. Filter Debu

PT. WINVI DWI ENERGI I-22

V
-
2
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

Penopang filter debu adalah struktur baja dilengkapi dengan baja


penguat untuk mempertahankan beban lateral.

l. Bangunan Lainnya
- Stasiun Pompa Air Pendingin
- Rumah Satpam
- Stasiun Pemadam Kebakaran
- Ruang Pemeliharaan Mesin
- Gudang
- Pondasi Shelter Pompa dan Tangki Minyak HSD
- Penyimpanan Harian Bahan Bakar
- Rumah Penghancur dan Rumah Transfer

m. Sarana Umum
- Rumah Staff
- Masjid
- Klinik kesehatan
- Aula Kegiatan Sosial
- Sarana Olahraga
- Taman

1.20 Spesifikasi Dan Dokumen Penawaran

Sebelum pelaksanaan proyek, dokumen penawaran berdasarkan desain dasar


yang ada didalam studi kelayakan harus disiapkan spesifikasi teknis untuk
pengadaan peralatan yang tepat sesuai kebutuhan untuk barang mekanik
dan elektrik. Dokumen studi kelayakan ini tidak termasuk laporan tentang
spesifikasi teknis secara rinci termasuk gambar-gambar yang prinsip, hal ini
bisa diatur dengan konsultan setelah studi kelayakan lengkap diselesaikan
dan diterima oleh pemilik perusahaan (SGE).

1.21 Kontrak EPC

Kontrak EPC melibatkan pemilik perusahaan (SGE) bersama kontraktor duduk


bersama untuk membahas dan mewujudkan desain, pengadaan dan
konstruksi dari proyek PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW yang akan direalisir,
sesuai jadwal waktu dan biaya EPC yang telah ditetapkan.

PT. WINVI DWI ENERGI I-23

V
-
2
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

Kontrak EPC secara “turnkey” meminta Kontraktor yang sudah memiliki


pengalaman membangun pembangkit listrik tenaga biomassa, mampu
membaca dan menggunakan dokumen spesifikasi proyek sebagai referensi
yang akan dipilih untuk diproses melalui ICB (International Competitive
Bidding). Hal ini dianjurkan untuk menjamin kualitas terbaik untuk
enjinering, pemgadaan dan konstruksi.

1.22 Rencana Keuangan

Project Engineer menyiapkan estimasi biaya sampai level yang dibutuhkan


untuk tahap pembangunan dan waktu penyerahan dari studi kelayakan
seperti uraian dibawah ini :

Tabel 1.1 Biaya Proyek

Deskripsi Biaya Total (USD)

Direct Cost

EPC Contract 18.750.000

Distribution Line 355.500

VAT 598.050

Sub-Total 19.703.550

Indirect Cost

PT. WINVI DWI ENERGI I-24

V
-
2
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

- Insurance (0,30%) 57.317

- Land Acquisition 74.074

- Development Cost (3%) 1.000.000

- Working Capital 37.668

- Interest During Construction 2.078.390

Subtotal Indirect Cost 3.247.449

Total Project Cost 22.950.999

1.23 Jadwal Proyek

Jadwal proyek termasuk persiapan kontrak EPC sampai ke Operasi Komersial


disusun secara ketat, tetapi rencana yang dibuat harus akurat dan realistis
sehingga tujuan akhir operasi komersial dapat dicapai tepat waktu.

1.23.1 Key Dates

Key date (jadwal kunci) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.2 Key Dates

PT. WINVI DWI ENERGI I-25

V
-
2
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

1.23.2 Pengembangan proyek


Pekerjaan ini segera dimulai setelah financial closing dan tanda tangan
Kontrak EPC, seperti ditunjukkan dalam tabel diatas misalnya untuk
memulai konstruksi pada bulan September 2018 kemudian Operasi Komersial
(COD) akan dicapai pada bulan Oktober 2020.

1.23.3 Waktu Operasi PLTBm


PLTBm akan beroperasi secara terus menerus untuk mensuplai tenaga listrik
di wilayah Sumatera Selatan selama 20 tahun sejak tanggal Operasi
Komersial.

1.24 Kesimpulan

Studi Kelayakan akan diselesaikan setelah semua data lapangan didapat,


direview, dievaluasi, dan diolah. Pada proyek ini, segala kondisi iklim
lapangan dari lokasi , persetujuan UKL dan UPL, engineering, dan analisa
ekonomi akan dikaji dan disusun pada draft laporan yang lain, tidak

PT. WINVI DWI ENERGI I-26

V
-
2
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

termasuk dalam laporan ini. Untuk awal kondisi saat ini, proyek ini sangat
layak dan akan banyak memberikan aspek yang positif.

Pembangunan proyek PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW (nett) diharapkan


dapat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
menjadi semakin baik.

Hasil studi analisa dampak lingkungan dapat disimpulkan bahwa pengaruh


polusi dan emisi dari PLTBm masih dapat diatasi tanpa kendala yang berarti.

a. Berdasarkan aspek teknis, aspek finansial, dan aspek lingkungan,


PLTBm Subulussalam 10 MW layak untuk dibangun dengan total
investasi proyek sebesar USD 22.950.999 dan dengan harga penjualan
listrik atau tariff listrik sebesar 85% dari BPP regional yaitu sebesar
8,83 cUSD/kWh.

b. Berdasarkan perhitungan bahan bakar biomassa, harga biomassa yang


akan dibeli dari kebun milik tetangga tidak lebih dari USD 40 / ton,
untuk mendapatkan IRR minimal sebesar 13,52%. Jumlah bahan bakar
biomassa yang akan dibeli dari kebun tetangga tidak lebih dari 20%
dari konsumsi pembangkit untuk menjaga IRR tidak kurang dari
13,52%.

c. Jika EPC cost dapat ditekan hingga mencapai USD 1.450 / kW, IRR
dapat meningkat menjadi sekitar 14%.

d. Penggunaan biomassa sebagai bahan bakar PLTBm Subulussalam 1 x


10 MW sangat selaras dengan kebijakan Pemerintah Republik
Indonesia yang sedang focus terhadap diversifikasi energy sebagai
solusi atas ketergantuangan terhadap bahan bakar minyak sebagai
energy primer. Kelapa sawit akan memiliki kebutuhan yang terus
menerus dan akan memberikan nilai lebih dengan digunakannya
sebagai bahan bakar pembangkit listrik lokal.

PT. WINVI DWI ENERGI I-27

V
-
2
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

e. Kebutuhan biomassa untuk PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW adalah


277,5 ton/hari untuk beban penuh, atau sekitar 81.025,2 ton/tahun
untuk faktor kapasitas 80% dari total daya net 10 MW dan 1.620.504,4
ton untuk 20 tahun masa operasi pembangkit

f. Konsumsi bahan bakar spesifik untuk PLTBm sebesar 1,156 kg/kWh


biomassa dan efisiensi dari pembagkit sebesar 21,03% dengan efisiensi
boiler sebesar 91%.

g. Pemilihan Stoker Boiler untuk unit ini akan memberikan kemudahan


dalam pengoperasian pembangkit, sehingga Availibility yang tinggi
dari pembangkit akan memperkuat system kelistrikan.

h. Eksisnya pembangkit akan mempromosikan pembangunan area


regional dan manajemen pembangkit akan menerima dan memberikan
salam hangat untuk pemerintah setempat.

i. Proyek akan menyediakan energy listrik yang dijual dengan harga 8,83
cUSD / kWh untuk biomassa seharga 10,18 USD/ton. Total nilai proyek
sebesar USD 22.950.999 untuk EPC termasuk jaringan distribusi.
Perbandingan pinjaman dengan modal sendiri sebesar 70:30.

j. PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW diharapkan dapat COD pada Bulan


Oktober 2020.

k. Unjuk Kerja PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW.

Berikut ini adalah ringkasan data proyek untuk PLTBm Subulussalam 1


x 10 MW sebagai berikut :

Tabel 1-6. Data Unjuk Kerja PLTBm Subulussalam 1 x 10 MW

No Description Performance

1. Net Power Output (MW)/Gross Power Output (MW) 10/12.5

2. Net Plant Heat Rate (kCal/kWh) 4,090

PT. WINVI DWI ENERGI I-28

V
-
2
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

3. Net Plant Efficiency (%) 21.03

4. Steam Pressure Turbine Inlet (Bar) 50

5. Boiler Efficiency 91

6. Steam Flow Turbine Inlet for (ton/h) 56

7. Steam Temperature Turbine Inlet (0C) 483

8. Steam Temperature at Boiler Super Heater (0C) 485

9. Steam Pressure at Boiler Super Heater (bar) 53

10. Steam Flow Condenser Inlet (ton/h) 41.29

11. Steam Pressure Condenser Inlet (Bar) 0.08

13. Condensate Flow Condenser Outlet (ton/h) 48.14

14. Water Temperature Condenser Outlet (0C) 41.51

15. Cooling Water Temperature Condenser Inlet ( 0C) 25

16. Cooling Water Temperature Condenser Outlet ( 0C) 36.02

17. Cooling Water Flow Condenser Inlet (ton/h) 2,009

Ambient Condition :
18. - Temperature DB (0C) 30
- Humidity Relative (%) 85

19. Biomass Caloric Value (kcal/kg) 3,538

20. Biomass Consumption at full load, (t/d) 277.5

PT. WINVI DWI ENERGI I-29

V
-
2
LAPORAN STUDI KELAYAKAN
BAB I
PLTBm SUBULUSSALAM 1 x 10 MW
TINJAUAN UMUM PROYEK
PT. SUBULUSSALAM GREEN ENERGY

21. Biomass Consumption at 80% load, (t/d) 222

PT. WINVI DWI ENERGI I-30

V
-
3

Anda mungkin juga menyukai