Bahan Metode Strip Mine
Bahan Metode Strip Mine
Tambang terbuka (open pit mining) juga disebut dengan open cut mining, adalah metoda
penambangan yang dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada pada suatu batuan yang
berada atau dekat dengan permukaan. Metoda ini cocok dipakai untuk ore bodies yang berbentuk
horizontal yang memungkinkan produksi tinggi dengan ongkos rendah. Walaupun stripping dan
quarrying termasuk ke dalam open pit mining, namun strip mining biasanya dipakai untuk
penambangan batubara dan quarry mining yang berhubungan dengan produksi non-metallic minerals
seperti dimension stone, rock aggregates, dan lain-lain.
Strip mining adalah bentuk tambang terbuka. Bijih dekat dengan permukaan tanah memiliki satu atau
lebih lapisan batuan dan tanah di atasnya bijih. Agar bisa ditambang, lapisan ini harus
dilepas. Langkah-langkah dalam Strip mining adalah :
4.
3. Sifat geomekanik
a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas bebas, lengas
bawaan)
4. Konsiderasi ekonomi
a. Cadangan (tonnage dan kadar)
b. Produksi
c. Umur tambang
d. Produktifitas
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok
5. Faktor teknologi
a. Perolehan tambang
b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
c. Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste
e. Konsentrasi/penyebaran pekerjaan
BESR = —————————————
Cost pengupasan OB
Untuk memilih system penambangan digunakan istilah BESR-1 bagi open pit yaitu overall stripping
ratio.
BESR-1 > 1 = Tamka
BESR-1 < 1 = Tamda
BESR = 2 = Bisa Tamka/Tamda
Kemudian setelah ditentukan yang dipilih Tamka, maka dalam rangka pengembangan rencana
penambangan tiap tahap digunakan istilah economic stripping ratio (BESR-2).
BESR-2 = —————————————————————————–
BESR-2 untuk menentukan maksimal berapa ton waste yang disingkirkan untuk memperoleh 1
ton ore agar tahap penambangan ini masih memberikan keuntungan (max allowable stripping
ratio) dan untuk menentukan batas pit (pit limit).
Tambang di tempat (insitu mining) adalah metode penambangan yang dilakukan terhadap
endapan mineral dan batuan yang terbentuk secara khusus (model endapan geologi tertentu), di
mana penambangannya langsung dilakukan di tempat tersebut dengan cara khusus pula.
Contohnya adalah gasifikasi batubara, metode pelindian, metode pemanasan bawah tanah,
metode penyaliran metan, dan lain-lain.
Praktek pertambangan yang baik (GMP) adalah seluruh proses penambangan yang dilakukan dari
awal hingga akhir harus dilakukan dengan baik dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan,
mengikuti norma dan peraturan yang berlaku sehingga dapat dicapai tujuan pertambangan yang
efisien.
Salah satu bagian penting dari tujuan pertambangan adalah pengembangan berkelanjutan
(sustainable development).
1) Contour Mining
Contour mining cocok diterapkan untuk endapan batubara yang tersingkap di lereng pegunungan
atau bukit. Cara penambangannya diawali dengan pengupasan tanah penutup (overburden) di
daerah singkapan di sepanjang lereng mengikuti garis ketinggian (kontur), kemudian diikuti
dengan penambangan endapan batubaranya. Penambangan dilanjutkan ke arah tebing sampai
dicapai batas endapan yang masih ekonomis bila ditambang.
Menurut Robert Meyers, Contour Mining dibagi menjadi beberapa metode, antara lain :
Pada saat blok 1 sudah ditimbun dan diratakan kembali, maka lapisan tanah penutup blok 4
dipidahkan ke blok 2 setelah batubara pada blok 3 tersingkap semua. Lapisan tanah penutup blok
5 dipindahkan ke blok 3, kemudian lapisan tanah penutup blok 6 dipindahkan ke blok 4 dan
seterusnya sampai selesai. Penggalian beruturan ini akan mengurangi jumlah lapisan tanah
penutup yang harus diangkut untuk menutup final pit.
Gambar 2. Block-Cut Contour Mining
Metode mountaintop removal method ini dikenal dan berkembang cepat, khususnya di Kentucky
Timur (Amerika Serikat). Dengan metode ini lapisan tanah penutup dapat terkupas seluruhnya,
sehingga memungkinkan perolehan batubara 100%.
Metode ini diterapkan untuk menambang endapan batubara yang dekat permukaan pada daerah
mendatar sampai agak landai. Penambangannya dimulai dari singkapan batubara
yang mempunyai lapisan dan tanah penutup dangkal dilanjutkan ke yang lebih tebal sampai batas
pit.
Terdapat tiga cara penambangan area mining method, yaitu :
Pada cara ini, penggalian dimulai pada daerah penambangan awal sehingga penggalian lapisan
tanah penutup dan penimbunannya tidak terlalu mengganggu lingkungan. Kemudian lapisan tanah
penutup ini ditimbun di belakang daerah yang sudah ditambang.
Cara ini digunakan untuk batubara yang terletak 10–15 m di bawah permukaan tanah.
Penambangan dimulai dengan membuat bukaan berbentuk segi empat. Lapisan tanah penutup
ditimbun sejajar dengan arah penggalian, pada daerah yang sedang ditambang. Penggalian sejajar
ini dilakukan sampai seluruh endapan tergali.
Cara ini hampir sama dengan conventional area mining method, tetapi daerah penambangan
dibagi menjadi beberapa blok penambangan. Cara ini terbatas untuk endapan batubara dengan
tebal lapisan tanah penutup maksimum 12 m. Blok penggalian awal dibuat dengan bulldozer.
Tanah hasil penggalian kemudian didorong pada daerah yang berdekatan dengan daerah
penggalian.
Gambar 8. Block Area Mining
a. Lapisan miring
Cara ini dapat diterapkan pada lapisan batubara yang terdiri dari satu lapisan (single seam) atau
lebih (multiple seam). Pada cara ini lapisan tanah penutup yang telah dapat ditimbun di kedua sisi
pada masing-masing pengupasan.
b. Lapisan tebal
Pada cara ini penambangan dimulai dengan melakukan pengupasan tanah penutup dan
penimbunan dilakukan pada daerah yang sudah ditambang. Sebelum dimulai, harus tersedia
dahulu daerah singkapan yang cukup untuk dijadikan daerah penimbunan pada operasi
berikutnya.
Pada cara ini, baik pada pengupasan tanah penutup maupun penggalian batubaranya, digunakan
sistem jenjang (benching system).
Gambar 10. Open Pit Methode Lapisan Tebal
Metode penambangan ini dicirikan dengan meninggalkan pilar-pilar batubara sebagai penyangga
alamiah. Metode ini biasa diterapkan pada daerah dimana penurunan (subsidence) tidak diijinkan.
Layout Metode Room and Pillar dapat dilihat pada Gambar. Penambangan ini dapat dilaksanakan
secara manual maupun mekanis.
1.2.2 Longwall
Metode penambangan ini dicirikan dengan membuat panel-panel penambangan dimana ambrukan
batuan atap diijinkan terjadi di belakang daerah penggalian. Layout Metode Longwall dapat dilihat
pada Gambar. Penambangan ini juga dapat dilaksanakan secara manual maupun mekanis.
Gambar 12. Longwall
Auger mining adalah sebuah metode penambangan untuk permukaan dengan dinding yang
tinggi atau penemuan singkapan (outcrop recovery) dari batubara dengan pemboran ataupun
penggalian bukaan ke dalam lapisan di antara lapisan penutup. Auger mining dilahirkan sebelum
1940-an adalah metode untuk mendapatkan batubara dari sisi kiri dinding tinggi setelah
penambangan permukaan secara konvensional. Penambangan batubara dengan auger bekerja
dengan prinsip skala besar drag bit rotary drill. Tanpa merusak batubara, auger mengekstraksi
dan menaikkan batubara dari lubang dengan memiringkan konveyor atau pemuatan dengan
menggunakan loader ke dalam truk.
Pengembangan dan persiapan daerah untuk auger mining adalah tugas yang mudah jika dilakukan
bersamaan dengan pemakaian metode open cast atau open pit. Setelah kondisi dinding tinggi,
auger drilling dapat ditempatkan pada lokasi. Kondisi endapan yang dapat menggunakan metode
ini berdasarkan Pfleider (1973) dan Anon (1979) adalah endapan yang memiliki penyebaran yang
baik dan kemiringannya mendekati horisontal, serta kedalamannya dangkal (terbatas sampai
ketinggian dinding dimana auger ditempatkan.
Gambar 13. Auger Mining Methode
Auger Holes