NAMA : ...............................................................
NIM : ...............................................................
KELOMPOK : ...............................................................
Dosen Pengampu:
Dr.-Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun
i
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
Koordinator Praktikum
Edis Abdul Jabbar
ii
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
iii
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
MODUL I
Casing Design
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan perencanaan geometri lubang pemboran dan mampu menentukan
posisi casing, mengenal tipe casing dan paramaternya.
2. Menentukan tekanan burst, colapse, tension dengan metoda maximum load.
3. Menentukan perhitungan tekanan burst, colapse, tension dengan metoda minimum
set.
2.1.Tipe Casing
Jenis Casing adalah (lihat Gambar 1.1.) :
a) Conductor casing
b) Surface casing
c) Protective /intermediate casing
d) Production casing
e) Liner
1-1
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
1-2
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
lebih dari satu intermediate casing, hal ini tergantung pada kondisi yang dihadapi selama
pemboran.
Production Casing, casing ini juga disebut dengan oil string. Apabila dipasang sampai
tepat di atas formasi produktif maka hal ini disebut openhole completion, sedangkan
apabila dipasang sampai ke dasar formasi produktif maka ini dinamakan perforated casing
completion. Fungsinya :
1. Memisahkan lapisan yang mengandung minyak dari lapisanlapisan lainnya
2. Melindungi alat-alat produksi yang terdapat di bawah permukaan seperti pompa
dan sebagainya
Liner pada pokoknya mempunyai fungsi yang sama dengan production casing, tetapi tidak
dipasang hingga ke permukaan. Salah satu alasan mengapa dipergunakan liner adalah
alasan biaya, karena lebih pendek maka harganya lebih murah. Apabila pada akhir
pemboran diperoleh ukuran lubang yang sangat kecil sementara itu sumur tidak terlalu
dalam maka diperlukan ukuran casing dengan toleransi yang sangat kecil. Untuk persoalan
semacam ini dapat dipergunakan liner.
2.2. Kriteria Perencanaan Setting Depth Casing
Sebelum memulai prosedur perencanaan setting depth point, ada beberapa kriteria
perencanaan yang harus diikuti. Kriteria-kriteria tersebut mengandung faktor-faktor
keselamatan yang harus dimasukkan dalam perencanaan setting depth casing.
Ada 6 kriteria yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
i. Swab factor (atau dikenal sebagai trip margin), dinyatakan dalam ppg ekivalen
berat lumpur (EMW), menunjukkan sejumlah berat lumpur yang harus
ditambahkan agar melebihi besarnya tekanan formasi untuk meng-hindari
terjadinya efek swabbing pada saat pencabutan string.
ii. Surge factor, dinyatakan dalam ppg EMW, merupakan sejumlah minimum berat
yang perlu ditambahkan pada gradien rekah di bawah kaki casing, mengimbangi
berat lumpur di sumur, untuk menghindari pecahnya formasi pada saat casing
dimasukkan.
iii. Safety Factor, dinyatakan dalam ppg EMW, merupakan tambahan jumlah pada
gradien rekah minimum pada kriteria 2, untuk memberikan harga yang memadai
pada saat prosedur operasional dilakukan.
iv. Kick load, dinyatakan dalam ppg EMW, menunjukkan sejumlah tambahan berat
lumpur yang diperlukan untuk mengimbangi dan menanggulangi densitas kick di
formasi.
v. Allowable differential pressure pada zona tekanan normal atau subnormal,
dinyatakan dalam psi, menunjukkan maksimum DP yang diperbolehkan di interval
open hole dan selalu dibandingkan dengan kondisi DP aktual maksimum yang
dihadapi.
vi. Allowable differential pressure pada zona tekanan abnormal atau high formation
pressure, dinyatakan dalam psi, menunjukkan maksimum DP yang diperbolehkan
pada interval open hole yang berada dalam zona tekanan abnormal.
1-3
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
1-4
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
6. Klik tombol D.E.S.I.G.N untuk melihat kurva burst, collapse, tension, biaxial dan
biaya yang diperlukan. Software akan memilih casing yang tepat untuk digunakan
berdasarkan spesifikasi yang sudah dimasukkan.
1-5
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
1-6
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
DAFTAR PUSTAKA
1. nn., "Pipe Characteristics Handbook", Williams Natural Gas Company Engineering
Group, PennWell Publishing Company, Tulsa-Oklahoma, 1996.
2. Rabia. H., "Oilwell Drilling Engineering: Principles & Practices", Graham &
Trotman, Oxford, UK, 1985.
3. Rubiandini, R. “Casing Design”, Penerbit ITB, Bandung, 2010.
4. Paxson J., "Casing and cementing", Second Edition, Petroleum Extension Service,
Texas, 1982.
5. Azar J.J., "Drilling in Petroleum Engineering", Magcobar Drilling Fluid Manual.
6. Bourgoyne A.T. et.al., "Applied Drilling Engineering", First Printing Society of
Petroleum Engineers, Richardson TX, 1986.
7. Moore P.L., "Drilling Practices Manual", Penn Well Publishing Company, Tulsa-
Oklahoma, 1974.
8. Bill-Mitchel, "Tubular Goods Design ", Mobil Oil Company, 1983.
9. Kumoro, Arianto, "Metoda Maksimum Casing Load", Kolokium, Jurusan Teknik
Perminyakan Institut Teknologi Bandung, 1984.
10. Prentice, C.M., "Maximum Load Casing Design", Journal of Petroleum Technology,
Juli 1970.
11. Moore, P.L., "Drilling Practices Manual", PenWell Publishing Co., Tulsa, 1974.
12. Pattilo, P.D, Huang N.C., "The Effect of Axial Load on Casing Collapse", Journal of
Petroleum Technology, Januari 1982.
13. DeLuish, K.R, Jayne, L.E., "Deep Casing Design Simplified", Oil and Gas journal,
Juli 18, 1977.
14. Hills, J.O., "A Review of Casing-string Design Principles and Practice", Drilling and
Production Practice, API, 1951.
15. Woodlan, B. Powell, G. E., "Graphical Method Speeds Deviated Well Casing
Design", World Oil, Februar 1, 1975.
16. Casing and Tubing Technical Data, Lone Star Stell Company, 1984.
17. Performance Properties of Casing and Tubing, API Bulletin 5C2, Dallas, Texas,
1975.
18. Greenip, Jr, J.E., "Optimum Casing Program Design Stresses Economy", Oil and Gas
Journal, Oktober 16, 1978.
19. Kastor, R.L., "Casing Burst Design Criteria for Kick Pressure Control", SPE AIME
series no. 6A, Dallas, texas, 1973.
1-7
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
MODUL II
Cementing Operation
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan densitas semen berdasarkan komposisi additive yang digunakan.
2. Menentukan desain operasi primary cementing pada setiap bagian casing.
3. Menentukan desain operasi plug balancing.
4. Menentukan desain operasi squeeze cementing.
5. Menentukan desain operasi flow calculation.
6. Menentukan desain operasi foamed cementing.
2 -1
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
Komposisi Semen
Semen yang biasa digunakan dalam industri perminyakan adalah Semen Portland,
dikembangkan oleh Joseph Aspdin, Tahun 1824. Disebut Portland karena mula-mula
bahannya didapat dari pulau Portland Inggris. Semen Portland ini termasuk semen hidrolis
dalam arti akan mengeras bila bertemu atau bercampur dengan air.
Semen Portland mempunyai 4 komponen (Gambar 1) mineral utama, yaitu :
1. Tricalcium Silicate 3. Tricalcium Aluminate
2. Dicalcium Silicate 4. Tetracalcium Aluminoferrite
Sifat-sifat Semen
1. Densitas 6. Permeabilitas
2. Thickening Time & 7. Compressive Strength &
Viskositas Shear Strength
3. Filtration Loss 8. Pengendapan Partikel & Air
Bebas
4. Water Cement Ratio
9. Sulfat Resistance
5. Waiting on Cement
2 -2
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
2 -1
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
2 -2
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
Gambar 2. 5 Contoh Output Program Primary Cementing Jika Design Sudah Sesuai
Gambar 2. 6 Contoh Output Program Primary Cementing Jika Design Tidak Sesuai
2 -3
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
2 -4
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
2 -5
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
8. Gas nitrogen dapat digunakan dengan alasan merupakan gas inert, yang tidak
bereaksi dengan hasil hidrasi semen. Dalam kondisi khusus, udara yang telah
dikompress pun dapat digunakan sebagai pengganti nitrogen sebagai bahan
pembuat foamed cement.
2 -6
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
2 -7
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
DAFTAR PUSTAKA
1. nn., "Pipe Characteristics Handbook", Williams Natural Gas Company Engineering
Group, PennWell Publishing Company, Tulsa-Oklahoma, 1996.
2. Rabia. H., "Oilwell Drilling Engineering: Principles & Practices", Graham &
Trotman, Oxford, UK, 1985.
3. Rubiandini, R. “Casing Design”, Penerbit ITB, Bandung, 2010.
4. Paxson J., "Casing and cementing", Second Edition, Petroleum Extension Service,
Texas, 1982.
5. Azar J.J., "Drilling in Petroleum Engineering", Magcobar Drilling Fluid Manual.
6. Bourgoyne A.T. et.al., "Applied Drilling Engineering", First Printing Society of
Petroleum Engineers, Richardson TX, 1986.
7. Moore P.L., "Drilling Practices Manual", Penn Well Publishing Company, Tulsa-
Oklahoma, 1974.
8. Bill-Mitchel, "Tubular Goods Design ", Mobil Oil Company, 1983.
9. Kumoro, Arianto, "Metoda Maksimum Casing Load", Kolokium, Jurusan Teknik
Perminyakan Institut Teknologi Bandung, 1984.
10. Prentice, C.M., "Maximum Load Casing Design", Journal of Petroleum Technology,
Juli 1970.
11. Moore, P.L., "Drilling Practices Manual", PenWell Publishing Co., Tulsa, 1974.
12. Pattilo, P.D, Huang N.C., "The Effect of Axial Load on Casing Collapse", Journal of
Petroleum Technology, Januari 1982.
13. DeLuish, K.R, Jayne, L.E., "Deep Casing Design Simplified", Oil and Gas journal,
Juli 18, 1977.
14. Hills, J.O., "A Review of Casing-string Design Principles and Practice", Drilling and
Production Practice, API, 1951.
1. Woodlan, B. Powell, G. E., "Graphical Method Speeds Deviated Well Casing
Design", World Oil, Februar 1, 1975.
15. Casing and Tubing Technical Data, Lone Star Stell Company, 1984.
16. Performance Properties of Casing and Tubing, API Bulletin 5C2, Dallas, Texas,
1975.
17. Greenip, Jr, J.E., "Optimum Casing Program Design Stresses Economy", Oil and Gas
Journal, Oktober 16, 1978.
18. Kastor, R.L., "Casing Burst Design Criteria for Kick Pressure Control", SPE AIME
series no. 6A, Dallas, texas, 1973.
2 -8
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
MODUL III
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan pengertian kick, indikator kick, penyebab, dan prosedur penanganan
kick.
2. Mengaplikasikan dasar-dasar perhitungan yang digunakan pada operasi well
control.
3. Menggunakan dan memecahkan permasalahan well control dengan berbagai
macam metode well control seperti metode driller, volumetric, batch dengan
menggunakan perhitungan pada dasar-dasar perhtiungan operasi well control dan
dengan menggunakan software well control.
3-1
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
Penyebab Kick
Kapanpun tekanan pori atau formasi lebih besar dari tekanan kolom fluida di dalam
sumur, fluida formasi dapat mengalir ke dalam sumur. Hal ini berasal dari satu atau
beberapa alasan.
Berikut ini adalah alasan mengapa kick terjadi:
a. Insufficient fluid density g. Obstructions in the wellbore
b. Poor tripping practices h. Cementing operations
c. Improper hole fill while tripping i. Special situations seperti
d. Swabbing/surging excessive drilling rate through gas
e. Lost circulation sand dan excessive water loss of
f. Abnormal pressure drilling fluid.
Pada kegiatan well control, terdapat beberapa metode yang umumnya digunakan saat
operasi pengeboran. Berikut ini adalah metodenya.
3-2
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
3-2
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
Contoh:
3-3
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
3-4
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
3-5
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
3-6
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
3-7
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
3-8
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
DAFTAR PUSTAKA
Aberdeen Drilling School & Well Control Training Centre. “Well Control for the Rig-Site
Drilling Team”. 2002.
Rabia, H.1985. “Oilwell Drilling Engineering: Principles and Practice”. Graham & Troatman
limited, USA.
3-9
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
MODUL IV
Directional Drilling
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan perencanaan pemboran berarah dengan tipe build-hold, build-hold-
drop, dan build-hold-drop-hold.
2. Menentukan perencanaan desain Bottom Hole Assembly (BHA) pada pemboran
berarah.
3. Menentukan Dogleg Severity pada pemboran berarah.
2.2.Build Up Assembly
Pada rangkaian ini reamer harus selalu ditempatkan di dekat bit. Adanya beban pada bit
menyebabkan bagian drill collar di atas reamer membelok dengan kemiringan tertentu.
Rate build up ini sangat tergantung kepada WOB, posisi reamer dan ukuran drill collar.
Rangkaian bottom hole assembly yang umumnya digunakan pada build up section ini dapat
digambarkan sebagai berikut .
Bit - Sub - Reamer - Monel DC - Stab - DC - Stab - 90’DC
4’ 6’ 60’
4-1
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
4-2
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
4-3
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
Measured Total
Inclination TVD Notes
Depth Departure
0 0 0 0 vert.drilling
100 0 100 0 vert.drilling
200 0 200 0 vert.drilling
300 0 300 0 vert.drilling
400 0 400 0 vert.drilling
500 0 500 0 vert.drilling
4-4
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
4-5
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
2. Setelah hasil perhitungan di dapatkan, untuk melihat trajektori dari rencana sumur
tersebut dapat dilakukan dengan menekan pilihan DRAW GRAPH, sehingga
didapatkan hasil grafik seperti dibawah ini.
4-6
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
Prosedur yang sama dapat dilakukan untuk tipe-tipe trajektori sumur berarah, diantaranya
a. Build, Hold, Partial Drop, dan Hold
Gambar 4.5 Tampilan software pada perhitungan build, hold dan drop
4-7
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
c. BHA Design
d. Dog-Leg Severity
DAFTAR PUSTAKA
1. Rubiandini, R. “Teknik Pemboran 2”, Penerbit ITB, Bandung, 2010.
2. Bourgoyne A.T. et.al., "Applied Drilling Engineering", First Printing Society of
Petroleum Engineers, Richardson TX, 1986.
4-8
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
MODUL V
Pengukuran Thickening Time, SBS dan CS Semen Pemboran
I. TUJUAN PERCOBAAN
Dalam melakukan penyemenan tedapat dua bentuk fisik semen,yaitu cement slurry
dan hard cement. Cement slurry adalah bentuk mixture atau campuran dari semen, air, dan
aditif, sedangkan hard cement merupakan cement slurry yang telah mengeras. Sifat-sifat
yang dimiliki cement slurry antara lain densitas, thickening time, viskositas, filtration loss
dan water-cement ratio. Sifat-sifat hard cement antara lain adalah strength dan
permeability.
API memberikan klasifikasi semen untuk industry perminyakan mulai dari kelas A
sampai dengan kelas H. Klasifikasi ini didasarkan pada kedalaman, tekanan, temperatur
sumur, serta derajat sulfate-resistance-nya, yaitu ordinary (O), moderate sulfate resistance
(MSR), dan high sulfate resistance (HSR). Berikut merupakan klasifikasi semen
berdasarkan API standards 10, “Specification for Oil-Well Cement and Cement Additives”.
5-1
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
kelas G tersedia dalam spesifikasi moderate sulfate resistant dan high sulfate resistant.
Semen kelas G juga dapat dimodifikasi dengan penambahan aditif untuk penggunaan
dalam rentang temperatur dan kedalaman sumur.
Efek temperatur
Dengan peningkatan temperature maka akan mempercepat hidrasi semen. Gambar 5.4
berikut menununjukkan efek temperature dan tekanan pada thickening time dari slurry
semen. Reaksi antara semen dan air dimulai pada saat pertama kali dicampur (mixed).
Ketika slurry semen telah mencapai 100 UC (unit of consistency) maka semen tidak
dapat dipompakan lagi. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi ini disebut
thickening time.
Untuk mendapatkan hasil penyemenan yang baik dalam suatu operasi penyemenan, semen
haruslah mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Suspensi semen mempunyai yield dan densitas sesuai dengan yang diinginkan.
5-2
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
7. Membangun kekuatan yang cukup dalam rentang temperature yang panjang dan
jika ada kontaminasi lumpur dan elektrolit sekalipun.
Kekuatan Semen
Shear strength: Kemampuan semen menahan gesekan akibat menahan berat casing.
[ )] ( )
(
SBS = Shear Bond Strength, psi
P = Tekanan yang dibutuhkan agar sampel bergeser, psi
( ) ( )
1,75 0,98
1,5 0,96
1,25 0,93
1 0,87
5-3
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
Pada water bath, disimulasikan kondisi reservoir saat waiting on cement (WOC) selama 24
jam. Standar pelaksanaan WOC selama 24 jam dilakukan untuk mencapai compressive
strength sebesar minimal 500 psi.
Hydraulic press merupakan alat untuk melaksanakan pengukuran compressive strength dan
shear bound strength. Prinsip alat sesuai dengan teori Bernoulli. Fluida yang digunakan
adalah minyak diesel karena diesel akan mengalami friksi yang lebih sedikit dibandingkan
air.
Semen yang akan dipakai harus memenuhi syarat kekuatan penyemenan yang akan
terbentuk, yaitu:
1. Mampu mendukung casing di dalam lubang.
2. Mampu menahan getaran akibat pemboran dan perforasi.
3. Menahan tekanan hidrolik yang tinggi tanpa rekah.
4. Menahan tekanan formasi.
5. Menyekat lubang dari formasi yang korosif.
Aditif
Terdapat beberapa kelompok aditif yang dicampurkan ke dalam campuran semen,
diantaranya:
5-4
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
5. Aditif pengontrol free-water adalah aditif yang digunakan untuk mengurangi kadar
air bebas (free water) dari kandungan air semen. Contoh aditif ini adalah Aquagel
dan Aluminium chlorohydrate.
5-2
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
1. Buat slurry semen dengan komposisi semen kelas G sebanyak 792 gram dan air
sebanyak 349 ml. Usahakan semen tidak lama berada di udara terbuka.
2. Tambahkan additive ke dalam slurry semen.
a. Bila additive berupa padatan, timbang berdasarkan persentase berat semen yang
digunakan.
b. Bila additive berupa cairan, ukur berdasarkan persentase volume air yang
digunakan.
5-3
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
3. Buat slurry semen menggunakan mixer dengan kecepatan rendah 4000 RPM
(posisi 1).
4. Masukkan air dan additive cair ke dalam mixing slurry container.
5. Masukkan semen dan additive padat selama tidak lebih dari 15 detik, lalu lanjutkan
pengadukan pada kecepatan tinggi, 12000 RPM (posisi 5) selama 35 detik. (Proses
pemindahan kecepatan dari posisi 1 ke posisi 5 jangan dilakukan sekaligus, namun
bertahap).
5-4
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
5-5
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
bersentuhan langsung dengan semen (kecuali pada cetakan casing hanya diberikan
pada penutup cetakan).
3. Masukkan semen yang sudah dibuat ke dalam cetakan core silinder dan casing
silinder dan kencangkan semua baut yang ada agar semen tidak bocor.
4. Masukkan cetakan semen ke dalam water bath yang sudah mencapai 90oC. Biarkan
hingga 24 jam agar semen mencapai kondisi compressive strength minimal, yaitu
500 psi.
5. Keluarkan cetakan semen dari water bath lalu keluarkan sampel semen dari
cetakannya. Untuk cetakan casing, hanya tutup saja yang dilepas.
5-6
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
Safety
1. Mata : Cucilah mata dengan air selama 15 menit. Bila terjadi iritasi, mintalah
bantuan tenaga medik.
2. Kulit : Cucilah dengan air.
3. Pernapasan : Jangan hirup debu semen. Gunakan masker (pelindung) saat
bersentuhan dengan semen.
5-7
Modul Praktikum
TM3202 – Teknik Operasi Pemboran II
Semester II 2016 / 2017
DAFTAR PUSTAKA
Nelson E.B., “Well Cementing”, Schlumberger Educational Series, Houston-Texas, 1990
http://www.understanding-cement.com
5-8