TA Brow
TA Brow
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu contoh dari fasilitas pelayanan kesehatan yang paling sering
ditemui adalah rumah sakit. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2009,2 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Salah satu urusan didalam bagian mutu RS Hermina Depok yang menjadi
tempat magang penulis adalah urusan akreditasi. Akreditasi adalah pengakuan
terhadap mutu pelayanan rumah sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa rumah
sakit telah memenuhi standar akreditasi. 4 Salah satu penilaian dalam akreditasi
adalah kelengkapan dokumen, termasuk dokumen berkas rekam medis, namun
penulis menemukan bahwa kelengkapan berkas rekam medis di RS Hermina
Depok masih belum lengkap sepenuhnya, terutama pada bagian formulir transfer
pasien dari IGD ke ruang rawat inap, sedangkan formulir transfer pasien sangat
berguna bagi profesi pemberi asuhan (PPA) ruang rawat inap untuk mengetahui
berbagai hal, seperti resume keadaan pasien, tindakan atau terapi yang sudah
dilakukan, rencana tindakan dan lain-lain, sehingga apabila formulir transfer
pasien tidak diisi dengan lengkap maka PPA ruang rawat inap yang menerima
pasien tersebut akan kekurangan informasi dan beresiko membahayakan
keselamatan pasien. Hal tersebut yang menjadi latar penulis untuk mencari
solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut.
2
Rumah Sakit Hermina dan Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina tergabung di
Hermina Hospital Group (HHG).
1. Sejarah Rumah Sakit
a. Sejarah Hermina Hospital Group
Rumah Sakit Hermina yang pertama kali didirikan adalah Rumah
Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara. Berawal dari keprihatinan seorang
wanita bernama Ibu Hermina Sulaiman akan masih tingginya angka
kematian selama proses melahirkan, maka beliau berinisiatif mendirikan
Rumah Bersalin Djatinegara yang berdiri sejak tahun 1967 dengan
kapasitas 7 tempat tidur. Rumah bersalin Djatinegara berlokasi di Jalan
Raya Jatinegara Barat No. 126 Jakarta Timur. Kemudian, Ibu Hermina
Sulaiman bekerjasama dengan dokter spesialis dan penyakit kandungan
bernama Dr. Budiono Wibowo pada tahun 1970 dan mengembangkan
fasilitas serta menambahkan kapasitas menjadi 13 tempat tidur. Pada tahun
yang sama Rumah Bersalin Djatinegara berganti nama menjadi Rumah
Bersalin Hermina.
Untuk mewujudkan mimpi besar yaitu menjadikan Rumah Bersalin
Hermina menjadi lebih baik dan berkembang, maka dibentuklah Yayasan
Hermina pada tanggal 20 Desember 1983 dihadapan notaris Ny.
Rukmasari Hardjastya. Pada tanggal 25 April 1985 Rumah Sakit Bersalin
Hermina diresmikan atas pengajuan Yayasan Hermina dan ditetapkan
sebagai Hari Ulang Tahun RSB Hermina dengan kapasitas 25 tempat tidur.
3
Dikarenakan meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat dan bertambahnya jumlah dokter spesialis kandungan dan
spesialis anak di RSB Hermina, kemudian dilakukan penambahan lahan
dan renovasi gedung rumah sakit yang dipelopori oleh Dr. Hasmoro,
SpAn. Penambahan lahan rumah sakit dimulai tahun 1991 dengan luas
kurang lebih 1.545 m2, pendirian bangunan 3 lantai dengan luas kurang
lebih 2.423 m2 dan juga penambahan asrama karyawan di basement
gedung. Setelah rumah sakit diperbesar, RSB Hermina berkembang
menajdi RSIA Hermina pada tanggal 3 Februari 1992, dengan membuat
Surat Izin Penyelenggaran Rumah Sakit No. YM.02.04.3.5.4716 pada
tanggal 20 Oktober 1997 yang dikeluarkan oleh Kanwil Depkes RI Jakarta
dengan kapasitas 50 tempat tidur. Pada tahun 1996 dilakukan penambahan
ruang poliklinik anak. Kemudian pada tahun 1998 RSIA Hermina
menambah kapasitas sebanyak 75 tempat tidur.
Mulai tahun 1966, Rumah Sakit Hermina terus mengembangkan
pelayanan dan mewujudkan rumah sakit yang terbaik dalam memberi
kemudahan jangkauan pelayanan kesehatan pada masyarakat luas. Pada
tahun 2018 Rumah Sakit Hermina sudah mendirikan 24 cabang rumah
sakit di berbagai wilayah, dan direncanakan pada tahun 2020 mendatang
sudah terdapat 40 cabang Rumah Sakit Hermina di seluruh Indonesia.
Adapun 28 cabang Rumah Sakit Hermina yang tersebar di berbagai
wilayah antara lain:
4
Nama Rumah Sakit Lokasi Tahun
RS Hermina Sukabumi Sukabumi 2007
RS Hermina Tangerang Tangerang 2008
RS Hermina Grand Wisata Bekasi 2009
RS Hermina Arcamanik Bandung 2010
RS Hermina Galaxy Bekasi 2011
RS Hermina Palembang Palembang 2011
RS Hermina Ciputat Ciputat 2011
RS Hermina Mekarsari Cileungsi 2013
RS Hermina Serpong Serpong 2013
RS Hermina Banyumanik Semarang 2014
RS Hermina Solo Solo 2014
RS Hermina Ciruas Banten 2015
RS Hermina Yogyakarta Yogyakarta 2015
RS Hermina Makassar Makassar 2016
RS Hermina Bitung Banten 2016
RS Hermina Kemayoran Jakarta 2016
RS Hermina Balikpapan Balikpapan 2016
RS Hermina Medan Medan 2017
RS Hermina Purwokerto Jawa Tengah 2018
Sumber : Company Profile RS Hermina Depok 2018
5
dan diputuskan untuk mengadakan perubahan status Rumah Sakit Ibu dan
Anak menjadi rumah sakit tipe C yaitu Rumah Sakit Umum. Pada Tanggal
2 Oktober 2015 RS Hermina Depok menjadi Rumah Sakit Umum Kelas
B, berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 445.1/Kep.
112/1.25.b/IPRSU-B-BPMPT/2015, tentang Izin Operasional Rumah
Sakit Umum Kelas B RS Hermina Depok.
Seiring berjalannya waktu RS Hermina Depok melakukan
pengembangan fasilitas, bermula dengan luas bangun 5.000 m2 dan seluas
3.050 m2 dengan kapasitas 50 tempat tidur. Saat ini telah luas lahan telah
berkembang menjadi 11.000 m2 dan luas bangunan menjadi 5.715 m2.
Saat ini RS Hermina Depok memiliki bangunan 5 lantai dengan kapasitas
instalasi rawat inap sebanyak 160 tempat tidur, IGD (Instalasi Gawat
Darurat) sebanyak 14 tempat tidur, KBBL (Kamar Bayi Baru Lahir)
sebanyak 1 tempat tidur, dan HD (Hemodialisis) sebanyak 10 tempat tidur.
2. Visi, Misi, Tujuan, Filosofi Logo, Motto, dan Budaya Karyawan RS Hermina
Depok6
a. Visi
1) Hermina Hospital Group (HHG)
Mewujudkan Hermina Hospital Group sebagai Corporate yang
tumbuh, sehat, dan berumur panjang.
2) RS Hermina Depok
Menjadikan RS Hermina Depok sebagai rumah sakit yang tumbuh,
sehat, dan terkemuka di wilayah cakupannya dengan unggulan
pelayanan kesehatan ibu dan anak dan mampu bersaing di era
globalisasi.
b. Misi
6
ii. Menambah fasilitas pelayanan dan jenis pelayanan rumah sakit
iii. Menambah jumlah rumah sakit anggota HHG
b) Sehat
i. Meningkatkan peranan departemen-departemen di HHG untuk
rumah sakit anggota HHG dalamsupervisi, pembinaan, fasiltas,
koordinasi, back up, dan pengawasan
ii. Mempunyai rasio keuangan yang sehat
c) Berumur panjang
i. Melakukan proses kaderisasi untuk menghasilkan eksekutif-
eksekutif yang profesional dan loyal
ii. Melakukan pewarisan sistem dan value kepada generasi
berikutnya
iii. Melakukan proses alih generasi yang mulus dan lancar
2) RS Hermina Depok
a) Melakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien
b) Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada para karyawan agar
mampu memberikan pelayanan yang profesional
c) Melakukan pengelolaan rumah sakit secara profesional agar tercapai
efisiensi dan efektifitas yang tinggi
c. Filosofi Logo
7
Gambar 2. Logo RS Hermina Depok 2018
d. Tujuan
e. Moto
f. Strategi
h. Budaya
8
c) Budaya organisasi yang loyal pada karyawan, karyawan yang
kompeten adalah aset utama
d) Budaya organisasi yang sasaran (management by objective) bukan
berhenti pada proses
e) Budaya organisasi yang sellauy mau berubah, belajar, dan
mengembangkan diri (learning organization)
f) Budaya organisasi yang berupaya meningkatkan mutu dari
produktivitas (achievement oriented)
g) Budaya organisasi yang mengutamakan kepentingan pelanggan
terutama pasien dan dokter provider (customer oriented)
h) Budaya patient safety dan budaya non-blamming
i) Budaya organisasi yang bekerja secara efektif, efisien, dan cepat
j) Budaya organisasi yang tidak berkotak-kotak, budaya bekerjasama
k) Budaya memelihara fasilitas agar selalu aman, bersih, rapi, dan
tampak baru
l) Budaya memberikan keteladanan dan kepemimpinan lapangan
9
l) Budaya memberikan keteladanan dan kepemimpinan lapangan
a. Struktur Organisasi
b. Uraian Tugas
2) Direktur
Sebagai pimpinan rumah sakit, dengan tugas:
a) Memelihara tata tertib, disiplin, dan tegaknya peraturan di
lingkungan RS Hermina Depok
b) Merumuskan dan menetapkan mengendalikan semua usaha,
pekerjaan, dan kegiatan secara berhasil guna dan berdaya guna
untuk terselanggaranya fungsi-fungsi perumahsakitan secara
optimal
c) Memperhatikan, memelihara, dan mengawasi kelancaran
dukungan logistik dan administrasi untuk terselenggaranya
kegiatan rumah sakit
10
d) Memperhatikan dan memelihara kesejahteraan karyawan RS
Hermina Depok
11
keperawatan, dan penunjang medis dalam rangka kegiatan
perumahsakitan
f) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan teknis dan
administrasi dibidang pelayanan medis keperawatan dan
penunjang medis
12
a) Membantu direktur dalam mengelola surat masuk dan keluar
b) Menyusun konsep-konsep surat menyurat yang diperlukan direksi
c) Mengarsipkan, mendistribusikan surat-surat yang sudah diproses
direksi
d) Menjadwalkan acara-acara yang harus dihindari oleh direksi
e) Mempersiapkan dokumen-dokumen bahan pertemuan direksi
f) Mempersiapkan dan mengelola penyelenggaaan pertemuan
g) Membuat notulen rapat pertemuan rutin direksi dengan staf
13
i) Membantu wakil direktur medis dalam mengkoordinasikan program
kegiatan panitia infeksi nosokomial dan panitia RS sayang ibu dan
sayang bayi
j) Mengkoordinasikan dokter-dokter yang bertugas di semua instalasi
pelayanan
k) Mengusulkan sistem prosedur pelayanan medis untuk
ditindaklanjuti dalam pembahasan di komite medis/SMF
l) Memfasilitasi komunikasi antara rumah sakit segan komite
medis/SMF
m) Mengawasi dan mengendalikan terlaksananya sistem prosedur
pelayanan medis, kebijakan, dan keputusan komite medik oleh para
dokter provider (anggota SMF)
14
h) Menyusun laporan kinerja pelayanan medis dan menganalisanya
sebagai bahan masukan bagi direksi
i) Mengusulkan sistem prosedur penunjang medis untuk
ditindaklanjuti oelh direksi
j) Mengawasi dan mengendalikan terlaksananya sistem prosedur
penunjang medis
k) Mengawasi dan mengendalikan terlaksananya stock opname secara
periodik per triwulan persediaan obat-obatan/farmasi dan peralatan
kesehatan yang ada di masing-masing instalasi rumah sakit
8) Manajer Keuangan
a) Megatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan bagian keuangan
yang terdiri dari urusan akuntansi, piutang, hutang, pajak, dan kasir
b) Menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan administrasi
keuangan dan pertanggungjawabankeuangan/akuntansi
c) Melaksanakan verifikasi atas penerimaan, pengeluaran, dan semua
yang terjadi dalam pelayanan produk/jasa rumah sakit
d) Merencanakan kebutuhan tenaga, sarana, dan fasilitas bagian
keuangan
e) Membuat dan menyusun program kegiatan, anggaran, serta rencana
kerja bagian keuangan
f) Mengawasi dan mengendalikan kegiatan, sistem prosedur,
penggunaan sarana dan fasilitas bagian keuangan
g) Menyusun laporan kinerja bagian keuangan dan menganalisanya
sebagai bahan masukan bagi direksi
h) Mempersiapkan data dan laporan berkala dalam rangka penyusunan
laporan keuangan yaitu neraca, rugi laba, dan cash flow yang
dianalisa secara rutin dan dilaporkan kepada direktur melalui wakil
direktur umum
9) Manajer Personalia
15
a) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan bagian
personalia terdiri dari urusan pembinaan, rekrutmen, kesejahteraan,
pendidikan dan latihan serta pengembangan kompetensi karyawan
rumah sakit
b) Menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan administrasi
kepegawaian meliputi pengadaan tenaga, penempatan/mutasi, dan
penilaian prestasi kerja
c) Menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan administrasi
pemisahan karyawan (pemberhentian/pemutusan hubungan kerja)
yang sesuai dari aturan pokok keegawaian yang berlaku dan
mengacu pada ketentuan departemen tenaga kerja
d) Merencanakan dan mengkoordinasikan dengan masing-masing
bidang/bagian kebutuhan tenaga kerja rumah sakit baik dalam
jumlah maupun klasifikasi
e) Merencanakan kebutuhan tenaga, sarana, dan fasilitas bagian
personalia
f) Membuat dan mengendalikan kegiatan, sistem prosedur,
penggunaan sarana dan fasilitas bagian personalia
g) Menyusun laporan kinerja bagian personalia dan menganalisanya
sebagai bahan masukan bagi direksi
h) Melaksanakan dan menjaga kerahasiaan dokumen dan data
kepegawaian
i) Membantu direksi dalam menciptakan hubungan yang harmonis
antar karyawan dan antar unit kerja sehingga tercipta suasana kerja
yang mendorong peningkatan prestasi setiap karyawan
16
sebagainya sesuai kaidah pemasaran pada umumnya dan pronsip
etika pemasaran rumah sakit
c) Menyelenggarakan dan melaksankan kegiatan administrasi
marketing dan customer service
d) Merencanakan kebutuhan tenaga, sarana, dan fasilitas bagian
marketing
e) Mengawasi dan mengendalikan kegiatan, sistem prosedur,
penggunaan sarana dan fasilitas bagian marketing
f) Menyusun laporan kinerja bagian marketing dan menganalisanya
sebagai bahan masukan bagi direksi
17
h) Mengawasi dan mengendalikan terlaksananya sistem prosedur/SPO
dan kebijakan bidang mutu dan akreditasi
i) Mengkoordinasikan kegiatan panitia mutu RS, membantu dalam
pelaksanaan program Keselamatan Pasien, Panitia Infeksi
Nosokomial dan Panitia lain yang terkait.
j) Mengkoordinasikan kegiatan pengendalian mutu (klinis dan
Manajemen) dan pengelolaan akreditasi (Kelompok kerja bidang
Medis, Keperawatan dan Manajemen)
k) Melakukan analisa, evaluasi dan menyusun laporan kinerja bidang
mutu dan akreditasi sebagai masukan kepada Direksi.
18
i) Menyusun laporan kinerja bagian rumah tangga dan menganalisanya
sebagai bahan masukan bagi direksi
j) Mengawasi dan mengendalikan terlaksananya stock opname secara
periodik per triwulan peralatan umum yang ada di rumah sakit
19
a) Membantu direktur dalam melakukan pemeriksaan terhadap
bidang/bagian dalam melaksanakan kebijakan dan pedoman yang
ditetapkan oleh direktur RS
b) Membantu direktur dalam melakukan pemeriksaan terhadap
bidang/bagian dalam melaksanakan sistem dan prosedur yang
berlaku di rumah sakit sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan
c) Membantu direktur dalam pemerikaan terhadap pelaksanaan
program bidang/bagian rumah sakit, meliputi kegiatan, jadwal,
anggaran, dan pencapaian target kerja
d) Melakukan koordinasi dengan para wakil direktur dan manajer
bidang/bagian dalam melaksanakan tugas
e) Melakukan koordinasi dnegan para manajer supervisi dan
pembinaan HHG serta audit internal departemen keuangan HHG
terkait hasil pemeriksaan
f) Melaksanakan permintaan khusus dari direktur rumah sakit untuk
melakukan pemeriksaan terhadap bidang/bagian tertentu yang
diduga bermasalah
g) Membuat laporan kepada direktur RS tentang hasil pemeriksaan
serta mengajukan usul/saran perbaikan
20
16) Ketua Pelayanan Peristi
a) Mengawasi pelaksanaan pelayanan resiko tinggi
b) Mengusulkan kebijakan dalam pelaksanaan pelayanan resiko tinggi
c) Mengkoordinasikan unit pelayanan resiko tinggi
d) Membuat program kerja unit pelayanan resiko tinggi
4. Ketenagaan Rumah Sakit8
21
Administrasi Keuangan 53 6,51
Personalia 17 2,09
Marketing 61 7,49
Rumah Tangga 102 12,53
Mutu dan Akreditasi 5 0,61
BPJS 4 0,49
Bagian atau Bidang Jumlah (orang) Persentase (%)
Tempat Penitipan Anak 3 0,37
Total 814 100
Sumber: Bagian Personalia RS Hermina Depok
Berdasarkan tabel 3, jumlah tenaga terbanyak adalah pada bidang
keperawatan dengan total sebanyak 358 orang dari jumlah total 814 orang
dengan perbandingan persentase 43,98%. Sedangkan jumlah tenaga paling
sedikit ada pada bagian tempat penitipan anak dengan jumlah 3 orang dan
persentase 0,37.
22
fasilitas yang memadai, petugas RS Hermina Depok dapat memberikan
pelayanan prima yang dapat memberikan kepuasan kepada pasien. Berikut ini
merupakan fasilitas-fasilitas yang tersedia di RS Hermina Depok:
a. Rawat Jalan
Rawat Jalan memiliki beberapa poliklinik, yaitu:
1) Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
a) Sub Spesialis Onkologi (kanker/tumor kandungan)
Sub spesialis ini menangani dan mendeteksi berbagai macam
masalah atau penyakit tumor jinak maupun ganas pada organ
reproduksi wanita.
b) Sub Spesialis Fetomaternal
Pelayanan Fetomaternal bertujuan untuk mendeteksi gangguan-
gangguan pada setiap tahap masa kehamilan secara dini, Pelayanan
ini ditunjang dengan peralatan diagnostik USG 3D dan 4D.
c) Sub Spesialis Fertility
Pelayanan sub spesialis ini berfokus pada penanganan masalah
kesuburan baik pada wanita ataupun pria. Pelayanan yang diberikan
bisa berupa screening infertility untuk mendiagnosis faktor
ketidaksuburan, laparaskopi (operasi untuk mendiagnosis) dan terapi
faktor-faktor infertilitas dalam perut serta analisis sperma untuk
mengetahui kondisi sperma.
2) Spesialis Anak
a) Sub Spesialis Gizi Anak
Menangani masalah gizi anak yang berkaitan dengan nutrisi dan
penyakit metabolisme pada anak seperti kekurangan atau kelebihan
berat badan, pola makan anak kurang sehat dan kurang energi pada
anak.
b) Sub Spesialis Endokrinologi
23
Menangani masalah kelainan pada hormon anak seperti, anak terlalu
pendek/tinggi, obesitas, diabetes, tiroid, pubertas dan micropenis
(alat kelamin tidak jelas atau terlalu kecil).
c) Sub Spesialis Perinatologi (Bayi Sakit dan Prematur)
Menangani masalah bayi yang baru lahir dengan resiko tinggi
dengan usia bayi 0-28 hari.
d) Sub Spesialis Alergi Imunologi
Pelayanan yang berfokus menangani kasus alergi pada anak. Dalam
pelayanannya dilakukan deteksi dini penyebab alergi dan juga terapi
untuk menangani alergi tersebut.
e) Sub Spesialis Jantung Anak
3) Spesialis Penyakit Dalam
a) Sub Spesialis Alergi Imunologi
Menangani masalah pada sensitivitas tubuh terhadap zat tertentu dan
mencakup sistem kekebalan tubuh manusia.
b) Sub Spesialis Kardiovaskuler
c) Sub spesialis gastro entero hepatologi
4) Spesialis Bedah
a) Bedah Onkologi
Menangani masalah yang tcrjadi pada atau terkait pada susunan
syaraf manusia.
b) Bedah Digestif
Menangani tindakan operasi pada bagian perut dan saluran
pencernaan yang terjangkit penyakit.
c) Bedah Anak
Menangani gangguan kesehatan melalui tindakan operasi pada anak
usia 16 tahun kebawah. Bedah ini juga dapat dilakukan terhadap
janin dalam kandungan ibu.
d) Bedah Orthopedi
Menangani tindakan operasi pada alat gerak mulai dari bagian.leher
hingga kaki.
24
e) Bedah Umum
Menangani berbagai tindakan operasi namun tidak
mengikutsertakan operasi yang memiliki prosedur yang rumit seperti
operasi jantung dan otak.
f) Bedah Urologi
Menangani tindakan operasi pada sistem reproduksi serta organ
saluran kemih pada laki-laki.
g) Bedah Vaskuler
h) Bedah Thoraks dan Kardiovaskuler
5) Spesialis Syaraf
Menangani berbagai macam penyakit yang terjadi atau terkait dengan
fungsi otak, syaraf tulang belakang dan syaraf tepi.
6) Spesialis Paru dan Asma
Menangani masalah yang terjadi pada saluran pernafasan dan asma.
7) Spesialis Kulit dan Kelamin
Menangani berbagai macam masalah yang terjadi pada kulit dan
kelamin manusia dengan mendiagnosis terlebih dahulu latu
memberikan terapi yang dibutuhkan pasien.
8) Spesialis THT
Menangani berbagai macam masalah yang terjadi pada telinga, hidung
dan tenggorokan.
9) Spesialis Mata
Menangani segala macam masalah pada mata baik masalah mata umum
ataupun masalah mats yang diakibatkan oleh trauma.
10) Spesialis Rehabilitasi Medik
Menangani rehabilitasi dari fungsi-fungsi fisik serta organ yang
mengalami gangguan akibat suatu penyakit tertentu.
11) Spesialis Gizi Klinik
25
Klinik Spesialis ini menawarkan perawatan gizi untuk penyakit -
penyakit tertentu atau keadaan tertentu agar penderita dapat mengetahui
apa saja yang boleh atau dihindarkan untuk dimakan demi
mengoptimalkan usaha yang dijalankan untuk mengurangi sakit.
26
Spesialis ini akan membaca atau menginterpretasikan gambar hasil
sinar-X untuk menentukan cedera, seberapa serius cidera tersebut atau
membantu mendeteksi kelainan seperti tumor.
19) Spesialis Anestesi
Dokter-dokter spesialis anestesi ini ahli dalam mengelola rasa nyeri
yang dirasakan pasien. Saat melakukan operasi, pasien akan didampingi
oleh dokter anestesi dengan tujuan untuk mengawasi dan menunjang
fungsi-fungsi vital penderita yang mengalami stress pembedahan dan
pemberian anestesi sehingga operasi berjalan dengan aman walaupun
pasien tidak sadarkan diri akibat anestesi.
20) Psikolog Anak dan Dewasa
21) Klinik Tumbuh Kembang
22) Klinik Laktasi
23) Ahli Gizi
24) Pelayanan Poli Minggu
Pelayanan spesialis yang khusus dibuka hanya pada hari Minggu saja.
Beberapa poliklinik yang dibuka adalah Spesialis Anak, Spesialis
Kebidanan, Spesialis Mata, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Kulit
dan Kelamin dan Poli Gigi.
25) Pelayanan Klinik Eksekutif
Untuk memenuhi tuntutan pasien yang menginginkan pelayanan yang
lebih, RS Hermina Depok membuka pelayanan Klinik Eksekutif
dengan spesialis yang sama dengan poliklinik regular
b. Rawat inap
Dalam menyediakan fasilitas yang memadai, RS Hermina Depok memiliki
200 tempat tidur pada tahun 2018, sedangkan pelayanan rawat inap RS
Hermina Depok terdiri dari:
1) Suite Room
2) Eksekutif
3) Deluxe
4) Kelas 1
27
5) Kelas 2
6) Kelas 2a
7) Kelas 3
8) Perina
9) NICU, PICU, dan ICU
28
2) Kafe
3) Koperasi
4) ATM
5) Musholla
6) Ruang Menyusui
7) Pembuatan akte lahir atau surat kenal lahir
8) Pembuatan surat keterangan lahir
9) Pelayanan kunjungan rumah (Home Visite)
10) Kursus persalinan
11) Senam Hamil
12) Pijat Bayi
29
kelas I, II dan kelas III. Adapun uraian tugas tim BPJS RS Hermina Depok
yaitu:
1) Ketua Tim
a) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan BPJS
b) Mengontrol pengodingan yang dilakukan oleh coder
c) Mengontrol kendali biaya dan kendali mutu pelayanan
d) Mendeteksi dan mencegah terjadinya fraud
e) Membuat jadwal jaga dokter spesialis untuk pelayanan BPJS
2) Urusan Coder
a) Petugas Rekam Medis
b) Petugas rekam medis melakukan kode grouping diagnosa primer dan
sekunder sesuai 1CD 10, dan menentukan kode tindakan yang dilakukan
pada pasien sesuai 1CD 9 CM.
c)Petugas Front Office
d) Petugas front office melakukan registrasi pasien rawat jalan dan rawat
inap BPJS di lobi BPJS, melakukan input pasien untuk mendapatkan SEP
(Surat Eligibilitas Peserta), mcngatur pendistribusian pasien secara
merata kepada dokter BPJS.
3) Urusan Clinical Pathway
a) Dokter Ruangan
Membantu Dokter Penanggung Jawab Pasien (selanjutnya disingkat
DPJP) agar pelayanan sesuai dengan Clinical Pathway sebagai kendali
biaya pasien BPJS diruangan perawatan, Melakukan visite pasien setiap
hari dan kendali mutu untuk patient safety, sebagai case manajer untuk
pasien BPJS dan kontrol koding pasien setiap hari.
b) Keperawatan/Perawat Ruangan
Membantu DPJP agar melakukan pelayanan sesuai dengan clinical
pathway, melakukan kendali mutu dan kendali biaya pasien BPJS.
c) Penunjang Medis
30
Farmasi (dilaksanakan oleh Apoteker) melakukan kontrol penggunaan
obat pasien BPJS agar sesuai dengan formularium nasional (selanjutnya
disingkat Fornas), mengingatkan dokter bila memberi obat diluar Fornas
pada pasien rawat jalan, koordinasi dengan ketua TIM bila terjadi
masalah pengendalian biaya, melakukan pemesanan obat dan alat
kesehatan BMHP khusus BPJS, melakukan kendali mutu dan kendali
biaya untuk obat dan alat kesehatan BPJS, Laboratorium (analis),
radiologi (radiographer). dan rehab medik (terapis) dalam mengontrol
penggunaan BMHP (reagen, film rontgen, dan material lain) melakukan
kendali mutu dan kendah biaya di unit (labotatorium. radiologi. dan rehab
medik)
4) Urusan Costing/Keuangan
a) Mengontrol kelengkapan administrasi sebelum ditagihkan.
b) Mengontrol pembiayaan pasien BPJS (rendah biaya).
c) Mengisi form penagihan ke BPJS dan melakukan penagihan setelah
verifikasi petugas BPJS Tarif Pelayanan.
31
berjalan cukup lama dan memiliki tim yang profesional dalam
memberikan pelayanannya.
2) Perina
Perina merupakan ruang perawatan khusus untuk bayi sedang mengalami
gangguan kesehatan. Ruangan ini diperuntukkan terutama untuk bayi
dalam usia premature Ada 2 jenis pelayanan yang ditawarkan pada ruang
perawatan ini yaitu NICU dan PICU. Ruang Perina sang ada di RS hermina
ini dilengkapi alat-alat yang canggih sehingga pemberian pelayanan
kesehatan pun dapat berjalan optimal.
3) Fetomaternal
Fetomatemal merupakan subspesialis dari Spesialis Penyakit Kandungan.
Pada pelayanan ini pasien dapat melihat adakah kelainan pada janin sejak
dalam kandungan. Dokter ahli akan memberikan saran yang cermat untuk
menindaklanjuti pada setiap kasus yang berbeda.
4) Klinik Gigi Umum dan Spesialistik
Klinik Gigi Umum dan Spesialistik yang ditawarkan oleh RS Hermina
Depok sangat beragam. Terdapat 6 sub spesialis yang dapat pasien pilih
sesuai dengan kehutuhan. Sub spesialis pun tidal: akan berjalan tanpa
adanya tenaga medis yang memadai di bidangnya, namun RS Hermina
Depok sudah memiliki tenaga medis yang kompeten di bidangnya serta
professional dalam memberikan pelayanan. Banyaknya sub spesialis ini
pun membuat pasien dapat dengan mudah mendapatkan inforasi atau
tindakan dengan memilih sub spesialis yang mereka butuhkan. lnfonnasi
atau tindakan yang didapat pun akan lebih spesitik dan pastinya jauh lebih
baik dibandingkan jika hanya mendatangi klinik gigi umum.
g. Tarif Pelayanan
32
Tabel 5. Tarif Pelayanan RS Hermina Depok
Jenis kamar Tarif
Suite room 1.693.000
Eksekutif 1.313.000
Deluxe 1.175.000
I 691.000
II 415.000
II-1 311.000
III 173.000
Sumber: Bagian Marketing RS Hermina Depok Tahun 2018
a. BOR
33
tertentu. BOR berfungsi untuk menggambarkan tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. Nilai parameter BOR ideal adalah
antara 60-85%.
34
b. ALOS
c. TOI
35
Turn Over Interval (TOI) dapat diartikan sebagai rata-rata hari
dimana tempat tidur tidak diempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
TOI memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Nilai ideal dari TOI adalah 1-3 hari.
d. BTO
36
Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pda
satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu. Nilai ideal dari BTO adalah satu tempat tidur rata-rata dipakai
sebanyak 40-50 kali dalam setahun.
80 70,6
60
40
20
0
2015 2016 2017
e. GDR
37
GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar. Nilai yang ideal untuk GDR adalah kurang atau sama
dengan 45 per 1000 pasien keluar RS.
80 72
60
40
19
20 6
0
2015 2016 2017
f. NDR
38
NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian setelah 48 jam
dirawat untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar. Nilai yang ideal untuk NDR
adalah tidak lebih dari 25 per 1000 pasien keluar RS.
150
113
100
41
50 31
0
2015 2016 2017
39