LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Ipraditya Langgeng Prayoga (180342618508)
Kelas G - Offering G
B. TUJUAN
1. Untuk menganalisis preparat awetan sel secara macerasi menurut metode Jeffrey
C. HASIL
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
D. PEMBAHASAN
Maserasi adalah pembusukan yang disengaja dengan bahan tertentu, bertujuan
untuk memperoleh sel secara individu dengan cara pembusukan secara buatan sehingga
jaringan yang lunak busuk terlebih dahulu. Tampak pada preparat batang Hibiscus yang
telah dimaserasi, tampak satu sel xilem beserta dinding xilem. Xilem atau pembuluh
kayu adalah komponen utama pada jaringan pengangkut yang ada pada tumbuhan.
Xilem bertugas menyalurkan air dan mineral dari akar ke bagian atas tumbuhan yaitu
daun. Sel xilem banyak mengandung lignin dan merupakan pembentuk bagian utama
yang sering disebut sebagai kayu.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap preparat maserasi terlihat bahwa
masing-masing sel penyusun kayu memiliki bentuk berbeda-beda. Komponennya yang
teramati dapat dibedakan menjadi sel trakea, trakeid dan serat. Trakea merupakan sel
panjang dengan lubang perforasi di kedua ujungnya. Trakeid memiliki sel dengan
bentuk memanjang tanpa perforasi tetapi memiliki beberapa bagian dinding sel yang
tidak menebal (noktah) berfungsi untuk pengangkutan air. Sedangkan komponen serat
dalam xilem merupakan sel panjang dengan dinding berlignin dan tebal dinding
biasanya lebih tebal daripada trakeid. Ada dua macam serat, yakni serat trakeid dan
serat libriform.Pembuatan preparat maserasi pada jaringan tumbuhan dengan cara
memisahkan sel-sel unsur jaringan pengangkut. Untuk memperoleh jaringan
pengangkut yang baik, digunakan batang tumbuhan yang keras seperti batang tanaman
klerek (Sapindus rarak). Batang – batang tumbuhan selalu digunakan pada proses
maserasi, hal ini karena batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel selain itu juga
lebih mudah dibuat jika dibandingkan dengan sel hewan. Batang tumbuhan juga
memiliki bentuk yang khas dalam gambaran jaringan – jaringan penyusunnya. Jadi,
metode maserasi ini memang lebih cocok jika digunakan pada sel atau jaringan
tumbuhan terutama organ batang.
Ciri khas dari trakeida dan trakea yaitu dinding ujung sel pada trakeida meruncing
sedangkan pada trakea melandai sampai horizontal. Dinding ujung sel serabut juga
meruncing. Lumen trakeida dan serabut biasanya sempit namun dinding sel trakeida
biasanya relatif lebih tipis dibanding dinding sel serabut. Lumen trakea lebar. Dinding
ujung trakea berperforasi, sehingga pada dinding ujung trakea terdapat lempeng
perforasi. Pada trakea mungkin ditemukan sisa ujung dinding yang mencuat dan bagian
ini nampaknya memperkokoh hubungan trakea yang satu dengan trakea berikutnya
(Widjajanto, 2001).
Dari segi perkembangannya, xilem primer terdiria atas bagian yang berkembang
disaat awal, yakni protoxilem (trakeid) dan bagian yang berkembang kemudian, yakni
metaxilem (trakea). Meskipun kedua bagian itu menunjukkan sifat yang berbeda,
tampak bahwa strukturnya dapat saling menimpa sehingga pembatasan kedua xilem
primer ini tidak bisa dilakukan dengan tajam (Setjo, 2004). Dengan kata lain, trakea
merupakan perkembangan lanjut dari trakeid dan masih memiliki pembatas sel yang
saling berhubungan
Pada proses pembuatannya, dehidrasi adalah suatu cara atau proses (metode)
pengurangan atau penghilangan air dari dalam sel. Penjernihan adalah suatu cara atau
proses (metode) yang digunakan untuk menghilangkan warna asli suatu preparat supaya
ketika pemberian warna yang baru menjadi lebih sempurna daripada warna aslinya.
Pewarnaan adalah suatu cara atau proses (metode) pemberian warna pada suatu preparat
agar ketika dilihat dari mikroskop menjadi lebih mudah terlihat. Dari gambar preparat
sel yang telah didapat maka dapat kita lihat bentuk dan warna sel. Semua preparat
batang ini berwarna merah. Warna merah yang didapatkan dari pewarnaan
menggunakan safranin 1%. Pewarnaan safranin ini mengakibatkan warna merah pada
sel batang dan juga pewarnaan ini untuk memperjelas bentuk sel agar tampak jika
diamati dibawah mikroskop. Dan juga dilakukan dehidrasi dengan alkohol bertingkat
sampai alkohol tersebut absolut. Hal ini dilakukan untuk membunuh organisme yang
menggangu sel tanpa mengubah posisi organel yang ada di dalamnya, dan juga untuk
menghilangkan air yang ada dalam sel dan memperoleh hasil yang sempurna pada
proses infiltrasi dan juga agar alkohol tersebut dapat menyerap air sedikit demi sedikit
supaya dapat menjaga agar tidak terjadi perubahan yang tiba-tiba terhadap jaringan
sehingga perubahan yang terjadi hanya sekecil mungkin.
Penggunaan alkohol bertigkat juga digunakan sebagai dehidran adalah agar jaringan
yang dihasilkan benar-benar murni setelah dilakukannya pewarnaan
tadi.Fungsi dari dehidrasi itu sendiri ialah untuk mengeluarkan air dari dalam
jaringandengan menggunakan bahan kimia tertentu. Kemudian batang-batang itu
didealkoholisasi menggunakan xylol. Hal ini bertujuan untuk menggantikan tempat
alkohol dalam jaringan yang telah mengalami proses dehidrasi dengan suatu solven atau
medium penjernih. Kemudian dipisah–pisahkan bagian– bagiannya dengan
menggunakan jarum preparat. Pada proses akhir preparat di mounting dengan entelan
ini digunakan untuk menutup preparat tersebut agar tidak terganggu oleh
mikroorganisme kemudian ditutup dengan gelas penutup. Kemudian diberi label pada
ujung gelas objek agar tidak tertukar dengan preparat batang yang lainnya..
E. SARAN
1. Sebaiknya waktu praktikum dapat digunakan sebaik-baiknya dan sebaiknya
sebelum melakukan pembiusan pada mencit, dilihat baik-baik terlebih dahulu yang
mana mencit jantan dan betina agar mencit betina tidak mati terdahulu sebelum
diambil olesan vaginanya..
F. DAFTAR PUSTAKA
Djukri. 2007. Pembekalan Berwirausaha Dalam Pembuatan Preparat Awetan .
Isnaeni, W. 2004. Fisiologi Hewan. Erlangga. Jakarta.
Medic. 2008. Smear Preparation http://medic.med.uth.tmc.edu/path/techs.html.
Diakses tanggal 10 November 2010
Pujawati, D. 2002. Petunjuk Praktikum Mikroteknik Tumbuhan. Fakultas MIPA
Jurusan Biologi, Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Santoso, H. B. 2002. Bahan Kuliah Teknik Laboratorium. Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarbaru.