Anda di halaman 1dari 6

PREPARAT MASERASI KAYU

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh:
Ipraditya Langgeng Prayoga (180342618508)
Kelas G - Offering G

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI S2 BIOLOGI
Maret 2019
A. LATAR BELAKANG
Sel tersusun dari dinding sel dan isi sel. Dinding sel yang telah mengalami penebalan
sekunder memiliki susunan anatomis yang tebal. Ciri khas dinding sekunder umumnya
mengandung lignin, lignin atau zat kayu mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat
warna safranin, sehingga sel yang berdinding sekunder memperlihatkan dinding sel
berwarna merah pada preparat yang diwarnai dengan safranin. Safranin larut dalam air,
sehingga preparat yang kelebihan pewarna dapat dicuci dengan menggunakan air. Pada
dinding sel terdapat noktah, ada tiga tipe noktah, yaitu noktah ladam, setengah ladam, dan
sederhana. Noktah dapat ditemukan pada dinding radial atau dinding tangensial. Noktah
sederhana biasanya ditemukan pada dinding sel antara sel hidup dan sel hidup tetangganya.
Xilem tersusun dari unsur-unsur trakeal dan unsur-unsur lainnya. Trakeida dan trakea
adalah unsur trakeal xilem. Sklerenkima dan parenkima adalah unsur nontrakeal xilem.
Sklerenkima terdiri dari dua tipe yaitu serabut dan sklereida. Trakeida banyak ditemukan
pada tumbuhan berbiji terbuka. Dinding ujung sel pada trakeida meruncing sedangkan pada
trakea melandai sampai horizontal. Dinding ujung sel serabut juga meruncing. Lumen
trakeida dan serabut biasanya sempit namun dinding sel trakeida biasanya relatif lebih tipis
dibanding dinding sel serabut. Lumen trakea lebar.
Dinding ujung trakea berperforasi, sehingga pada dinding ujung trakea terdapat lempeng
perforasi. Penebalan dinding sekunder trakea mungkin tergolong tipe penebalan cincin,
spiral, bernoktah atau penebalan menjala. Panjang trakea biasanya lebih pendek dibanding
panjang trakeida. Pada trakea mungkin ditemukan sisa ujung dinding yang mencuat dan
bagian ini nampaknya memperkokoh hubungan trakea yang satu dengan trakea berikutnya.
Posisi dinding sekunder terletak pada bagian paling dalam dari dinding sel, karena itu
dinding sekunder terletak lebih dekat dengan lumen daripada dinding primernya. Di antara
sel yang satu dengan sel tetangganya terdapat lamela tengah, lamela tengah ini berperan
sebagai perekat hubungan antara sel-sel pada tumbuhan. Pada proses macerasi terjadilah
perusakan lamela tengah sehingga sel-sel menjadi tercerai berai.
Trakeida, trakea, dan serabut yang telah dewasa berupa sel mati, sehingga hanya tinggal
dinding sel dan lumennya saja. Pada batang tumbuhan, trakeida, trakea, dan serabut sebagai
bagian dari xilem biasanya terdapat di pusat sumbu tumbuhan, karena xilem menjadi
penyusun utama silinder pusat. Karena itu pada awal penyiapan spesimen perlu dilakukan
pengelupasan kulit kayunya. Pada pembuatan preparat awetan melalui macerasi ini
diharapkan memperoleh sel-sel trakeida, takea, dan serabut yang telah terpisah-pisah agar
dapat dipelajari ketebalan dinding selnya, struktu yang terdapat pada dinding sel yang
berupa noktah, letak noktah pada dinding sel, dan ciri khas ketiga macam sel tersebut.

B. TUJUAN
1. Untuk menganalisis preparat awetan sel secara macerasi menurut metode Jeffrey

C. HASIL
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :

GAMBAR PREPARAT SPERMATOZOA KETERANGAN

D. PEMBAHASAN
Maserasi adalah pembusukan yang disengaja dengan bahan tertentu, bertujuan
untuk memperoleh sel secara individu dengan cara pembusukan secara buatan sehingga
jaringan yang lunak busuk terlebih dahulu. Tampak pada preparat batang Hibiscus yang
telah dimaserasi, tampak satu sel xilem beserta dinding xilem. Xilem atau pembuluh
kayu adalah komponen utama pada jaringan pengangkut yang ada pada tumbuhan.
Xilem bertugas menyalurkan air dan mineral dari akar ke bagian atas tumbuhan yaitu
daun. Sel xilem banyak mengandung lignin dan merupakan pembentuk bagian utama
yang sering disebut sebagai kayu.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap preparat maserasi terlihat bahwa
masing-masing sel penyusun kayu memiliki bentuk berbeda-beda. Komponennya yang
teramati dapat dibedakan menjadi sel trakea, trakeid dan serat. Trakea merupakan sel
panjang dengan lubang perforasi di kedua ujungnya. Trakeid memiliki sel dengan
bentuk memanjang tanpa perforasi tetapi memiliki beberapa bagian dinding sel yang
tidak menebal (noktah) berfungsi untuk pengangkutan air. Sedangkan komponen serat
dalam xilem merupakan sel panjang dengan dinding berlignin dan tebal dinding
biasanya lebih tebal daripada trakeid. Ada dua macam serat, yakni serat trakeid dan
serat libriform.Pembuatan preparat maserasi pada jaringan tumbuhan dengan cara
memisahkan sel-sel unsur jaringan pengangkut. Untuk memperoleh jaringan
pengangkut yang baik, digunakan batang tumbuhan yang keras seperti batang tanaman
klerek (Sapindus rarak). Batang – batang tumbuhan selalu digunakan pada proses
maserasi, hal ini karena batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel selain itu juga
lebih mudah dibuat jika dibandingkan dengan sel hewan. Batang tumbuhan juga
memiliki bentuk yang khas dalam gambaran jaringan – jaringan penyusunnya. Jadi,
metode maserasi ini memang lebih cocok jika digunakan pada sel atau jaringan
tumbuhan terutama organ batang.
Ciri khas dari trakeida dan trakea yaitu dinding ujung sel pada trakeida meruncing
sedangkan pada trakea melandai sampai horizontal. Dinding ujung sel serabut juga
meruncing. Lumen trakeida dan serabut biasanya sempit namun dinding sel trakeida
biasanya relatif lebih tipis dibanding dinding sel serabut. Lumen trakea lebar. Dinding
ujung trakea berperforasi, sehingga pada dinding ujung trakea terdapat lempeng
perforasi. Pada trakea mungkin ditemukan sisa ujung dinding yang mencuat dan bagian
ini nampaknya memperkokoh hubungan trakea yang satu dengan trakea berikutnya
(Widjajanto, 2001).
Dari segi perkembangannya, xilem primer terdiria atas bagian yang berkembang
disaat awal, yakni protoxilem (trakeid) dan bagian yang berkembang kemudian, yakni
metaxilem (trakea). Meskipun kedua bagian itu menunjukkan sifat yang berbeda,
tampak bahwa strukturnya dapat saling menimpa sehingga pembatasan kedua xilem
primer ini tidak bisa dilakukan dengan tajam (Setjo, 2004). Dengan kata lain, trakea
merupakan perkembangan lanjut dari trakeid dan masih memiliki pembatas sel yang
saling berhubungan
Pada proses pembuatannya, dehidrasi adalah suatu cara atau proses (metode)
pengurangan atau penghilangan air dari dalam sel. Penjernihan adalah suatu cara atau
proses (metode) yang digunakan untuk menghilangkan warna asli suatu preparat supaya
ketika pemberian warna yang baru menjadi lebih sempurna daripada warna aslinya.
Pewarnaan adalah suatu cara atau proses (metode) pemberian warna pada suatu preparat
agar ketika dilihat dari mikroskop menjadi lebih mudah terlihat. Dari gambar preparat
sel yang telah didapat maka dapat kita lihat bentuk dan warna sel. Semua preparat
batang ini berwarna merah. Warna merah yang didapatkan dari pewarnaan
menggunakan safranin 1%. Pewarnaan safranin ini mengakibatkan warna merah pada
sel batang dan juga pewarnaan ini untuk memperjelas bentuk sel agar tampak jika
diamati dibawah mikroskop. Dan juga dilakukan dehidrasi dengan alkohol bertingkat
sampai alkohol tersebut absolut. Hal ini dilakukan untuk membunuh organisme yang
menggangu sel tanpa mengubah posisi organel yang ada di dalamnya, dan juga untuk
menghilangkan air yang ada dalam sel dan memperoleh hasil yang sempurna pada
proses infiltrasi dan juga agar alkohol tersebut dapat menyerap air sedikit demi sedikit
supaya dapat menjaga agar tidak terjadi perubahan yang tiba-tiba terhadap jaringan
sehingga perubahan yang terjadi hanya sekecil mungkin.

Penggunaan alkohol bertigkat juga digunakan sebagai dehidran adalah agar jaringan
yang dihasilkan benar-benar murni setelah dilakukannya pewarnaan
tadi.Fungsi dari dehidrasi itu sendiri ialah untuk mengeluarkan air dari dalam
jaringandengan menggunakan bahan kimia tertentu. Kemudian batang-batang itu
didealkoholisasi menggunakan xylol. Hal ini bertujuan untuk menggantikan tempat
alkohol dalam jaringan yang telah mengalami proses dehidrasi dengan suatu solven atau
medium penjernih. Kemudian dipisah–pisahkan bagian– bagiannya dengan
menggunakan jarum preparat. Pada proses akhir preparat di mounting dengan entelan
ini digunakan untuk menutup preparat tersebut agar tidak terganggu oleh
mikroorganisme kemudian ditutup dengan gelas penutup. Kemudian diberi label pada
ujung gelas objek agar tidak tertukar dengan preparat batang yang lainnya..

E. SARAN
1. Sebaiknya waktu praktikum dapat digunakan sebaik-baiknya dan sebaiknya
sebelum melakukan pembiusan pada mencit, dilihat baik-baik terlebih dahulu yang
mana mencit jantan dan betina agar mencit betina tidak mati terdahulu sebelum
diambil olesan vaginanya..

F. DAFTAR PUSTAKA
Djukri. 2007. Pembekalan Berwirausaha Dalam Pembuatan Preparat Awetan .
Isnaeni, W. 2004. Fisiologi Hewan. Erlangga. Jakarta.
Medic. 2008. Smear Preparation http://medic.med.uth.tmc.edu/path/techs.html.
Diakses tanggal 10 November 2010
Pujawati, D. 2002. Petunjuk Praktikum Mikroteknik Tumbuhan. Fakultas MIPA
Jurusan Biologi, Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Santoso, H. B. 2002. Bahan Kuliah Teknik Laboratorium. Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarbaru.

Anda mungkin juga menyukai