Anda di halaman 1dari 11

Nama : alhafidh pratama

Kelas : XI
Maple: biologi

Jaringan pada tumbuhan


A. PENGERTIAN JARINGAN
kumpulan sel yang mempunyai bentuk, asal, fungsi, dan struktur yang sama. Terdapat 5
macam jaringan pada tumbuhan, yaitu sebagai berikut.

B. JENIS JENIS JARINGAN PADA TUMBUHAN


a. JARINGAN MERISTEM
1. pengertian
Jaringan meristem merupakan jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri.
Jaringan ini terletak di ujung akar dan ujung batang. Jaringan ini dapat meregang,
membesar, dan berdiferensiasi menjadi jaringan lainnya ketika dewasa. Berdasarkan
lokasinya, jaringan meristem terdiri dari 3 macam, yaitu apikal (ujung), lateral (samping),
dan interkalar (ruas). Berikut gambar jaringan meristem
2. fungsi
Sebenarnya, ada satu kata kunci untuk mendeskripsikan fungsi jaringan meristem:
pertumbuhan.

Yap, meristem ini merupakan jaringan yang melakukan mitosis atau pembelahan
sel untuk menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom yang sama seperti sel
induknya.

Pembelahan sel ini menyebabkan adanya pertumbuhan yang kemudian dapat


terlihat seiring dengan pertambahan tinggi, panjang, dan luas tanaman.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jaringan meristem berfungsi untuk
menyokong pertumbuhan tanaman, baik tinggi maupun besar tumbuhan tersebut.

Dengan adanya meristem apikal atau meristem ujung, akar tumbuhan dapat
tumbuh memanjang ke bawah, sehingga jangkauan penyerapan air pun semakin
panjang. Selain akar, meristem ini juga memungkinan adanya sel-sel pembentuk
daun di bagian pucuk tunas tumbuhan.

Selanjutnya meristem interkalar atau meristem antara/ruas, yang dapat ditemukan


pada ruas-ruas tumbuhan. Meristem jenis ini berfungsi sebagai jaringan yang
mendukung pertumbuhan tinggi tanaman.

Lalu meristem lateral atau meristem samping, merupakan jaringan yang


ditemukan pada batang tumbuhan, seperti pada kambium dan kambium gabus.
Dengan pembelahan, jaringan ini berfungsi memperbesar diameter baik batang
maupun akar pada tumbuhan.

Jaringan ini biasa juga disebut sebagai jaringan meristem sekunder, yang berasal
dari sel dewasa yang aktif membelah kembali. Bila suatu saat nanti elo ditanya
soal jaringan meristem yang terdapat pada tumbuhan dewasa, elo bisa menjawab
bahwa jaringan meristem yang terdapat pada tumbuhan dewasa adalah jaringan
meristem sekunder seperti kambium.

b. JARINGAN PERMANEN
Jaringan embrional atau jaringan meristem akan berkembang menjadi jaringan
dewasa atau jaringan permanen.
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi menjadi
bentuk lain sesuai dengan fungsinya.
Jaringan dewasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Tidak melakukan aktivitas pembelahan.
- Sel-selnya berukuran relatif besar dibandingkan dengan sel-sel meristem.
- Mengalami penebalan pada dinding sel sesuai dengan fungsinya.
- Sel-selnya memiliki vakuola yang besar, sehingga mengandung sedikit sitoplasma.
- Terdapat ruang antarsel.
- Kadang-kadang, sel-selnya telah mengalami kematian.

1. Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis adalah jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel yang
penutupi permukaan organ tumbuhan, seperti daun, batang, dan akar.
Jaringan epidermis berkembang dari protoderm dan umumnya tersusun dari
selapis sel, misalnya pada epidermis atas dan epidermis bawah daun.
Jaringan epidermis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Umumnya tersusun atas selapis sel.
- Sel-selnya tersusun rapat satu sama lain, tidak terdapat ruang antarsel.
- Dinding selnya memiliki ketebalan yang berbeda-beda.
Pada organ-organ tertentu, dinding sel bagian luar mengalami penebalan, seperti
pada lapisan kutikula daun dan batang.
- Umumnya tidak memiliki kloroplas, sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis.
Namun, pada sel-sel epidermis yang telah bermodifikasi menjadi sel penjaga
stomata dan pada beberapa tumbuhan air atau tumbuhan yang hidup di tempat
lembab, terdapat kloroplas.
- Bentuk selnya bervariasi, misalnya bentuk heksagonal pada daun Aloe, cristata,
bentuk tubuler pada daun dikotil, dan bentuk memanjang pada daun monokotil.
- Sel-selnya memiliki banyak vakuola dan protoplas yang dapat menyimpan
berbagai hasil metabolisme.
Jaringan epidermis memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai pelindung tubuh tumbuhan dari gangguan mekanik, patogen, atau
kehilangan air dan nutrisi lainnya.
2. Sebagai sekresi getah. Pada beberapa tumbuhan insektivora, yaitu tumbuhan
pemakan serangga, misalnya kantong semar.
3. Membatasi penguapan pada tumbuhan. Fungsi ini dilakukan oleh stomata dan
trikomata yang menjadi salah satu bagian dari jaringan epidermis.
4. Sebagai penyimpan cadangan air.
Sel-sel pada jaringan epidermis memiliki protoplasma yang pipih dan besar sebagai
tempat penyimpanan cadangan air bagi tumbuhan.
5. Berperan dalam penyerapan air dan hara.
Fungsi ini dilakukan oleh sel-sel epidermis akar, yang sudah bermodifikasi menjadi
bulu akar.
6. Sebagai tempat difusi oksigen dan karbondioksida.
Fungsi ini dilakukan oleh sel-sel epidermis daun yang sudah bermodifikasi menjadi
stomata.
Sel-sel epidermis dapat mengalami bermodifikasi menjadi struktur yang berbeda
dengan fungsi yang berbeda pula.
2. Jaringan dasar (Parenkim)

Apa itu jaringan permanen dalam tumbuhan? Salah satu jenisnya adalah Jaringan
parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena menyusun sebagian besar jaringan
mulai dari akar, daun, batang hingga buahnya.
Adapun ciri-ciri jaringan ini diantaranya adalah memiliki sel-sel hidup yang
berukuran tipis dan besar dan pada umumnya berbentuk segi enam.
Jaringan parenkim juga memiliki banyak vokal dan bersifat meristematik karena
mampu membelah diri. Yang terakhir ciri jaringan ini adalah terletak didekat
dasar sel dan memiliki ruang antar sel yang banyak dan letaknya yang tidak rapat.

3. Jaringan penyokong (jaringan penguat)


Jaringan penyokong dibagi ke dalam dua jenis, yaitu kolenkim dan sklerenkim. 
 Kolenkim memiliki ciri-ciri terjadi penebalan tidak merata pada dinding sel,
berupa sel hidup dan tidak ada ruang antarsel. 
 Sklerenkim adalah jaringan penyokong yang terjadi penebalan di dinding sel,
umumnya berupa sel mati, dan tidak ada nukleus serta sitoplasma.
4. jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berfungsi untuk mengangkut air dan
garam mineral, serta hasil fotosintesis.
Jaringan pengangkut terdiri atas xilem dan floem.

a. Xilem
Xilem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut air dan garam
mineral dari akar menuju daun.
Tersusun atas yang umumnya berupa sel mati dengan dinding tebal dari bahan
lignin.

b. floem
Floem adalah jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan
mendistribusikan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan.
Floem tersusun dari sel-sel hidup dan sel-sel mati.
C. DIFUSI
Secara tidak sadar proses difusi sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Misalnya, Anda akan memasukan satu sendok gula ke dalam segelas air teh jika
ingin membuat air teh manis. Apa yang akan terjadi dengan gula tersebut?
Awalnya,  gula  tersebut  akan  mengendap di  dasar  gelas.  Akan  tetapi,  lama
kelamaan gula tersebut akan larut ke dalam air teh tersebut  . Peristiwa difusi
sederhana dapat diamati ketika kita memasukkan segumpal gula ke dalam air teh 
(a), molekul molekulnya terlarut 
(b), dan tersebar (berdifusi) 
(c). Pada akhirnya proses difusi menyebabkan gula tersebar merata ke dalam air 
(d).Peristiwa tersebut akan terjadi pula pada tinta yang Anda teteskan ke dalam air
bening dalam suatu wadah. Tinta tersebut akan larut dan membuat air bening
berubah warna menjadi seperti warna tinta. Peristiwa larutnya gula dan tinta
merupakan contoh peristiwa difusi.

D. DIFUSI
Osmosis adalah pergerakan molekul air dari konsentrasi air yang tinggi menuju
konsentrasi air yang rendah melalui membran selektif permeabel (semipermeabel).
Dengan kata lain, osmosis adalah difusi molekul air melalui membran
semipermeabel .
Semipermeabel berarti membran tersebut hanya bisa dilalui oleh molekul-molekul
air atau molekul-molekul seukuran dengan air. Air merupakan zat pelarut. Oleh
karena itu, osmosis dapat diartikan sebagai gerak cairan yang encer menuju cairan
yang pekat melalui membran semipermeabel. Apabila kepekatan cairan di luar dan
di dalam sel sama (isotonis), kondisi sel akan tetap.

Namun, apabila cairan di luar sel lebih encer daripada di dalam sel (hipotonis)
maka air akan masuk ke dalam sel. Sebaliknya, apabila cairan di luar sel lebih
pekat daripada di dalam sel (hipertonis) maka air dari dalam sel akan bergerak ke
luar. Kondisi hipotonis dapat mengakibatkan sel menggelembung dan mungkin
pecah. Adapun pada kondisi hipertonis, sel akan mengerut.
E. Transpor aktif
terjadi apabila sel secara aktif memindahkan zat-zat melewati membran sel dengan
menggunakan energi . Biasanya, transpor aktif dilakukan untuk memindahkan zat
dari konsentrasi rendah menuju konsentrasi tinggi. Misalnya, glukosa tidak dapat
melewati membran sel karena ukurannya terlalu besar.
Oleh karena itu, molekul glukosa ini akan diangkut secara aktif. Energi yang
digunakan untuk transpor aktif ini didapat dari pemecahan ATP menjadi ADP,
fosfat, dan energi. Glukosa tersebut akan berikatan dengan fosfat menjadi glukosa-
fosfat. Glukosafosfat inilah yang dapat melewati membran sel. Contoh transpor
aktif yang paling sering muncul adalah mekanisme pompa natrium- kalium.
Mekanisme pompa natrium-kalium akan memompa masuk ion kalium (K+) dan
memompa keluar ion natrium (Na+).
Mekanisme pompa natrium-kalium dapat Anda perhatikan pada dibawah. Ion Na+
akan melekat pada protein di dalam membran sel. Ketika ATP dihidrolisis menjadi
ADP, fosfat yang dihasilkan akan melekat pada protein. Melekatnya fosfat pada
protein menyebabkan protein berubah bentuk. Perubahan bentuk protein membuat
ion Na+ keluar dari dalam sel.

Anda mungkin juga menyukai