LAPORAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn.A
Umur : 64 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. MR : 483064
Pekerjaan : Sopir
Status : Menikah
Alamat : Jorong Pulai Magek Kamang Magek Kab Magek Agam Sumbar
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.D
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Wiraswata
Alamat : Jorong Pulai Magek Kamang Magek Kab Magek Agam Sumbar
Hubungan : Anak Kandung
B. Primary Survey
1. Airway (A)
Pada jalan nafas paten..
2. Breathing (B)
24
Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan bahwa :
Look : Nafas pasien tampak sesak, RR : 34 x/menit, SP O2 98 %
Pasien terpasang O2 4 liter dengan menggunakan Nasal canul
Listeen : Nafas pasien terdengar cepat dan dangkal, dan wheezing (+)
Feel : Nafas pasien terasa
3. Circulation
Tidak terdapat perdarahan pada Tn. A, denyut nadi klien teraba dan teratur, CRT < 2
detik, akral hangat, turgor kulit normal, TD : 155/110 mmHg, N : 120 x/i, S : 36,4C, RR
: 34 x/i, Saturasi : 98%
4. Disability
Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan bahwa tingkat kesadaran klien Compos
Mentis dengan GCS 15 (E4V5M6), reaksi pupil isokor dengan ukuran 2 mm.
5. Eksposure
Pada saat dilakukan pengkajian tidak tampak adanya luka, jejas, tumor, atau keluhan
sakit pada tubuh Tn. A
6. Foley Chateter
Tn. A dilakukan pemasangan kateter
Intake : 1480 ml
Output : BAK = 3000 ml
Balance = -1,520 cc
7. Gastric Tube
Tn. A tidak dilaukukan pemasangan naso gastric tube, Diit DJ II 1700 kali
8. Heart Monitor
Tn. A terpasang monitor tampak gambaran AF RVR = ST (Sinus Tacykardi)
C. Secondary Survei
1. Keadaan Umum
Kesadaran Compos Mentis GCS (E4V5M6)
2. TTV
TD : 155/110 mmHg
25
RR : 34 x/i
N : 120 x/i
S : 36,4 oC
SP O2 : 98 %
3. Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat deformitas pada wajah dan kepala,
kepala bersih dan rambut sedikit beruban
4. Mata
Inspeksi: Kedua mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera ikterus,
reaksi pupil terhadap cahaya isokor, pelebaran pupil simetris kiri dan kanan, tidak
ada tanda-tanda peradangan pada konjungtiva.
Palpasi : Tidak ada benjolan atau massa, tekanan bola mata seimbang kiri kanan,
fungsi penglihatan baik, lapang pandang normal.
5. Hidung
Inspeksi: Bentuk lobang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran
cairan dari hidung, mukosa hidung hiperemis, tidak ada deformitas pada tulang
hidung,
Palpasi : Tidak ada benjolan atau massa, tidak ada nyeri tekan pada sinus
edmodalis dan sinus frontalis, tidak ada kotoran di dalam lubang hidung, tidak ada
polip, hidung berfungsi dengan baik
6. Telinga
Inspeksi :Simetris, tidak ada penegeluaran cairan dari telinga, tidak ada tanda-
tanda radang pada telinga, keadaan telinga luar bersih, serumen tidak
ada, membrane tympani utuh.
Palpasi : Tidakada serumen, tidak ada odema, tidak ada nyeri tekan pada tulang
mostoideus.
7. Leher
Inspeksi : Simetris, tidak ada jaringan parut, tidak ada pembesaran pada
leher
26
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan vena
juguralis, denyut nadi karotis teraba.
8. Dada
a. Paru
Inspeksi : Terpasang elektroda monitor jantung ditiga tempat,pola nafas tidak
teratur, klien terlihat sesak nafas. Terdapat retraksi otot bantu nafas
yaitu interkosta dan diafragma, RR 34 x/m, Klien mengunakan
pernafasan dada.
Palpasi: Teraba vokal fremitus paru-paru kiri dan dan kanan tidak sama.
Perkusi: Terdengar suara redup pada paru-paru kiri dan kanan
Auskultasi : terdengar suara whezing dan ronkhi pada paru-paru kiri dan
kanan
b. jantung
Inspeksi : Tidak tampak adanya pembesaran
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada bagian cardio, batas jantung jelas.
Perkusi : batas atas pada ICS 3, batas bawah pada ICS 5, batas kiri pada
midclavikularis atau 4 jari dari midsternum, batas kanan sejajar sisi
sternum 1 1 / 2 jari dari midsternum.
Auskultasi : Prekuensi jantung Takikardia, Bunyi jantung S1 dan S2 melemah,
terdengar bunyi murmur
9. Abdomen
Inspeksi : permukaan perut datar, Tidak Terdapat luka jahitan, tidak tampak
dalam keadaan asites, tidak ada hipo/hiperpigmentasi kulit
Auskultasi : peristaltic usus 13x/menit, dan bising usus (+)
Perkusi : terdengar adanya bunyi hypertimpani
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada odema, turgor kulit elastis, tidak
teraba adanya pembesaran limpa dan hati.
10. Genitalia
27
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada odema
11. Ekstremitas
Atas : Terpasang infus sebelah kiri dengan jenis cairan RL, jari-jari tangan
lengkap, kuku bersih, tidak ada sianosis, lengan reflek bisep (-) pada
tanggan kanan, trisep baik(-) pada tangan kanan, terdapat frakur pada
tangan kanan.
Bawah : Kedua kaki kram dan adanya pembengkakan .
28
Genogram
Ket :
: perempuan : pasien
: meninggal
Keterangan :
Tn A adalah anak keempat dari 7 bersaudara, Tn A bekerja sebagai seorang sopir, Tn. A
mempunyai 4 orang anak yaitu 2 perempuan dan 2 laki-laki. Tn. A mengalami penyakit gagal
jantung sejak ± 3 Tahun yang lalu. Klien tinggal bersama istri dan keempat anaknya. Saudara-
29
Pasien mengatakan tidak bisa menghabiskan makanan yang diberikan dirumah sakit
oleh karena merasa sesak, pasien mengatakan minum ±1000 cc/hari
3. Keyakinan -Nilai
Latar belakang budaya minang, agama islam,pengaruh agama dalam kehidupan
sangat besar.
4. Istirahat tidur
Kebiasaan tidur sehari-hari biasanya klien tidur siang dari jam 2 sampai jam 5 sore
Tidur malam dari jam 9 sampai jam 5 subuh.
5. Nutrisi dan metabolisme
Kebiasaan jumlah makanan pasien dirumah 2 x sehari dan saat diRS 3x sehari.
Jenis dan jumlah (makanan dan minuman) :
6. Persepsi dan penanganan/ manajemen kesehatan
a. Persepsi terhadap penyakit
Arti sehat dan sakit bagi pasien : sehat adalah tidak menyusahkan orang lain, sakit
adalah keadaan yang membuat kita harusberobat.
b. Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini
Pasien mengetahui bahwa dia memiliki penyakit jantung
c. Perlindungan terhadap kesehatan : program skrining, kunjungan kepusat
pelayanan kesehatan,diet, latihan dan olaraga.
a. Pemeriksaan laboratorium
30
- Fungsi kimia klinik (Elektrolit)
1. Natrium = 178 mEq/l
2. Khlorida = 99 mEq/l
3. Kalium = 55 mg/l
Hasil EKG
31
Ringer 20 Tetes / 500 ml Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada
laktat (RL) menit keadaan dehidrasi, syok hipovolemik dan
kandungan natriumnya untuk menentukan
tekanan osmotic pada pasien.
Ambroxol 3x1 120 mg Salah satu obat yang masuk ke dalam golongan
mukolitik, yaitu obat yang berfungsi untuk
mengencerkan dahak
32
Data fokus
33
Analisa Data
34
keperut atas
- DO :
- Keadaan umum lemah
- Frekuensi hilang timbul
saat pasien bergerak
- Wajah pasien tampak
meringis
- Skala nyeri 4 (sedang)
- CRT <2 detik
- Lama nyeri sekitar 1
sampai 2 menit
- Bunyi jantung S1 = S2
tunggal lemah
- JVP teraba 5 cm
- Saturasi O2 =100%
- TD 155/110 mmHg
- HR 120 x/m
- RR 34 x/m
- Suhu 36,4 C
3 DS : Gangguan mekanisme Kelebihan volume
regulasi
- Pasien mengatakan cairan
keduanya kakinya kram
- Pasien mengatakan kedua
kakinya bengkak
DO :
- Klien tampak gelisah
- Membrane mukosa agak
kering
- Pasien tampak gelisah
35
- Ada asites
- Intake1480 ml
- Output : BAK : 3000 ml
- 1,520 cc
- TD 155/110 mm
- BB 60 kg
- N 120 x/m
- RR 34
- S 36,4 C
- Pasien hanya boleh minum
sedikit
- Kolaborasi pemberian
diuretic lasik 3cc/jam
36
3.2 Prioritas dan Diagnosa keperawatan
38
hematocrit
optimal
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
(12345)
39
17.00 Penurunan Cardiac Care S:
curah jantung 1. Mengevaluasi adanya - Klien
nyeri dada (intesitas, mengatakan
lokasi, durasi)
nyeri dada
2. Mencatat adanya
disritmia jantung O:
3. Mencatat adanya tanda - Skala nyeri 4
dan gejala penurunan - Frekuensi hilang
cardiac output timbul saat
4. Monitor status pasien bergerak
kardiovaskuler - Wajah pasien
5. Monitor status tampak meringis
pernafasan yang - Lama nyeri
menandakan gagal sekitar 1 sampai
jantung 2 menit
6. Monitor abdomen - Saturasi O2 = 98
sebagai indikator %
penurunan perfusi - HR 120 x/menit
7. Monitor balance cairan - TD 150/110
8. Monitor adanya mmHg
perubahan tekanan darah - RR 34 x/m
9. Monitor respon pasien - S 36,4 C
terhadap efek pengobat
antiaritmia A : Masalah belum
10. Atur periode latihan dan teratasi
istirahat untuk
menghindari kelemahan P : intervensi
11. Teknik relaksasi nafas dilanjutkan
dalam
40
19.00 Kelebihan Manajemen Cairan S:
volume cairan 1. Memonitor status hidrasi - Pasien
(membrane mukosa, denyut mengatakan
nadi, tekanan darah) kedua kakinya
2. Memonitor hasil Lab kram
(penurunan hematokrit) - Pasien
3. Memonitor indkasi kelebihan mengatakan
cairan (asites,edema) bagian kedua
4. Kolaborasi pemberian kakinya
diuretik mengalami
5. Membatasi asupan air pembengkakan
6. Mengkonsultasikan dengan
dokter jika tanda gejala O :
cairan menetap atau - Membrane
memburuk mukosa agak
kering
- Pasien tampak
gelisah
- Ada oedema
dibagian
ekstremitas
bawah
- Akral hangat
- Ada asites
- BB klien 60 Kg
- Intake 1480ml
- Output : BAK :
3000 ml
- 1.520 cc
- TD 128/98
- N 120 x/m
- RR 26
- S 36,5 C
- Pasien hanya
boleh minum
sedikit
- Kolaborasi
pemberian
diuretic lasik 3
cc/jam
A : Masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
(12345 dan 6)
41
1. Memposisikan pasien S:
dengan posisi setengah - Pasien
7 maret Ketidakefektif duduk (semi fowler)
mengatakan
an pola nafas 2. Mengkaji respirasi pasien
2019 jam sesaknya sudah
3. Memberikan terapi
10.00 kolaborasi oksigen nasal berkurang
kanul 5 liter/menit - Pasien
4. Memberikan terapi mengatakan
kolaborasi pemasanagn sudah mampu
infus RL 20 TPM untuk merubah
5. Mengauskultasi bunyi
posisi dengan
jantung dan paru
6. Melakukan pergerakan hati-hati
jantung dengan EKG sehingga tidak
7. Memonitor status O2 menyebabkan
8. Mengajarkan teknik sesaknya
nafas dalam bertambah
O :
- Pasien tampak
tenang
- Frekuensi
pernafasan 25 x
/menit
- 120/90 mmHg
- Nadi 85 x/m
- Suhu 36,5 C
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan pertahankan
kondisi pasien
S:
- klien
Cardiac Care mengatakan
12. Mengevaluasi adanya nyeri dada
42
Jam 15.30 Penurunan nyeri dada (intesitas, berkurang
curah jantung lokasi, durasi) O:
13. Mencatat adanya - Skala nyeri 3
disritmia jantung - Frekuensi hilang
14. Mencatat adanya tanda timbul saat
dan gejala penurunan pasien bergerak
cardiac output - Lama nyeri
15. Monitor status sekitar 1 sampai
kardiovaskuler
2 menit
16. Monitor status
pernafasan yang - Saturasi O2
menandakan gagal =98%
jantung - TD 130/90
17. Monitor abdomen - HR 85 x/m
sebagai indikator - RR 25 x/m
penurunan perfusi
18. Monitor balance cairan A : Masalah teratasi
19. Monitor adanya sebagian
perubahan tekanan darah
20. Monitor respon pasien P : Intervensi
terhadap efek pengobat dilanjutkan
antiaritmia
Pertahankan kondisi
21. Atur periode latihan dan
istirahat untuk pasien
menghindari kelemahan
22. Teknik relaksasi nafas
dalam
43
Manajemen Cairan
1. Memonitor status hidrasi
(membrane mukosa, denyut
20.00 Kelebihan nadi, tekanan darah)
volume cairan 2. Memonitor hasil Lab
(penurunan hematokrit)
3. Memonitor indkasi S :
kelebihan cairan - Pasien
(asites,edema) mengatakan
4. Kolaborasi pemberian kedua kakinya
diuretik lasik 3cc/jam tidak kram lagi
5. Membatasi asupan air - Pasien
6. Mengkonsultasikan mengatakan
dengan dokter jika tanda bagian kedua
gejala cairan menetap kakinya
atau memburuk bengkaknya
sudah mulai
berkurang
O:
- Membrane
mukosa lembab
- Pasien tampak
tenang
- oedema
dibagian
ekstremitas
bawah sudah
mulaiberkurang
- Akral hangat
- BB 60 kg
- Asites
berkurang
- Intake 1000 ml
- Output : BAK :
250 ml
- 750 cc
- TD 120/80
- N 80
- RR 22
- S 36 C
- Pasien hanya
boleh minum
sedikit
44
- Kolaborasi
pemberian
diuretic
A : Masalah teratasi
sebagian
P : intervensi
dilanjutkan
(12345 dan 6)
45
4. Monitor status - Pasien tampak
kardiovaskuler tenang
5. Monitor status A : Masalah teratasi
pernafasan yang P : Intervensi
menandakan gagal dihentikan dan pasien
jantung pindah ruangan jantung
6. Monitor abdomen
sebagai indikator
penurunan perfusi
7. Monitor balance
cairan
8. Monitor adanya
perubahan tekanan
darah
9. Monitor respon
pasien terhadap efek
pengobat antiaritmia
10. Atur periode latihan
dan istirahat untuk
menghindari
kelemahan
11. Teknik relaksasi
nafas dalam
Kelebihan
19.00 volume cairan S:
- Pasien
mengatakan
kedua kakinya
46
tidak kram lagi
- Pasien
mengatakan
Manajemen Cairan bagian kedua
7. Memonitor status hidrasi kakinya
(membrane mukosa, denyut bengkaknya
nadi, tekanan darah) sudah mulai
8. Memonitor hasil Lab berkurang
(penurunan hematokrit)
9. Memonitor indkasi O :
kelebihan cairan - Membrane
(asites,edema) mukosa lembab
10. Kolaborasi pemberian - Pasien tampak
diuretik lasik 3/jam tenang
11. Membatasi asupan air - oedema
12. Mengkonsultasikan dibagian
dengan dokter jika tanda ekstremitas
gejala cairan menetap bawah sudah
atau memburuk mulaiberkurang
- Akral hangat
- Asites
berkurang
- Intake 1200 ml
- Output : BAK :
1500ml
- -300 cc
- TD 120/80
- N 80
- RR 22
- S 36 C
- Pasien hanya
boleh minum
sedikit
- Kolaborasi
pemberian
diuretic
A : Masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dihentikan
pasien pindah
keruangan jantung
47
48