A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. K
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Nama : An. A
Umur : 26 tahun
Hubungan : Anak
63
2. Riwayat Kesehatan
b. Faktor Pencetus
Paru karena keluarga mengira klien hanya batuk biasa maka dari itu
64
f. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien masuk tanggal 26 juli 208 jam 12.00 wib ke ruang poli
berwarna kuning pekat, keringat dingin pada malam hari dan demam
batuk meningkat saat malam hari, sputum berwarna putih pada pagi
hari dan berwarna kuning pekat pada siang dan malam harinya, dari
dan pada saat ditimbang BB pasien 48 kg, dan ± 3 bulan yang lalu
pasien juga mengatakan sekarang demam nya tidak ada lagi sejak
meninggal karna penyakit yang sama seperti saat ini, ny. K dan
65
anaknya tidak pernah menggunakan penutup mulut saat bersama-
Genogram :
Paru DM
Ny. K
(51 th)
Paru-paru+hiv
Skema 3.1
Genogram Keluarga
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Menikah
: Tinggal serumah
: Meninggal
66
Pasien mengatakan ayahnya meninggal dunia dengan riwayat
anaknya yang nomor tiga juga meninggal dunia beberapa bulan yang
3 bulan yang lalu terakhir ini, dan pasien juga pernah dirawat
2) Riwayat alergi
67
Pasien mengatakan tidak pernah merokok, pasien juga suka
4) Rawatan sebelumnya
5) Pola nutrisi
Tabel 3.1
Pola nutrisi
kebutuhan
68
6) Pola Eliminasi
Tabel 3.2
Pola eliminasi
Pola Eliminasi SEHAT SAKIT
BAK
Frekuensi 5-6 kali/hari 5-6 kali/hari
Warna Kuning Jernih Kuning Jernih
Konsistensi Cair Cair
BAB
Frekuensi 1 kali/hari 1 kali/2 hari
Warna Kuning Kuning
Konsistensi Lembek Padat
Tabel 3.3
Pola istirahat dan tidur
8) Pola Aktifitas
Tabel 3.4
Pola Aktivitas
ADL 0 1 2 3 4
(Activity Daily Living)
Makan √
Eliminasi √
Berpakaian/ berdandan √
Mandi √
Keterangan :
0 = Dibantu oleh alat dan orang lain
69
1 = Dibantu oleh alat
2 = Dibantu oleh orang lain
3 = Dibantu Sebagian
4 = Mandiri
i. Riwayat lingkungan
dekat dengan jalan raya besar dan ada polusi jika ada kendaraan lewat.
3. Pola Kognitif/persepsi
nya.
d. Sensori
1) Telinga/pendengaran : Normal
2) Mata/penglihatan : Normal
3) Hidung/penghidu : Normal
4) Lidah/perasa : Normal
5) Kulit/sentuhan : Normal
7) Vertigo : Tidak
70
4. Toleransi koping terhadap stress/ persepsi/ konsep diri
b. Kehilangan yang terjadi pada masa lalu : Klien mengatakan tidak ada
b. Orang yang paling mendukung saat ini : Keluarga terdekat (suami dan
anak)
terhadap kondisi pasien saat ini dan berharap pasien cepat sembuh dan
71
7. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
I : Bentuk kepala dan wajah simetris, tidak ada terdapat benjolan dan lesi
b. Mata
I : Mata simetris kiri dan kanan, tidak terlihat oedem, bentuk pupil
bulat ukuran 2/2 mm, isokor, reflek cahaya +/+, dan konjungtiva
unanemis
Pa : Tidak teraba adanya benjolan dan massa, nyeri tekan dan nyeri
lepas (-)
c. Hidung
d. Telinga
pendengaran normal
Pa : Tidak teraba adanya benjolan dan massa, nyeri tekan dan nyeri
lepas (-)
e. Mulut
72
gigi, tidak tampak adanya pendarahan gusi, tampak ada
f. Leher
I : Bentuk leher normal, tidak tampak adanya pembesaran kelenjar
tiroid dan limfe, kulit pada leher tampak normal, tidak tampak
g. Thorak
1) Paru
tekan dan nyeri lepas (-), tidak teraba adanya massa dan
benjolan.
Pe : Resonan
Aus : bunyi paru Ronkhi + paru sebelah kiri, ½ lapang paru bawah
dan kasar
2) Jantung
Pe : Redup
73
Aus : Bunyi jantung S1 dan S2 dengan irama reguler (lup, dup), tidak
h. Abdomen
I : Supel, tidak ada asites, tidak ada pelebaran vena dan tidak ada lesi
Pe : Tympani
j. Muskuloskletal
Pa : Akral hangat, pitting oedema < 3 detik, tidak teraba massa, nyeri
Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
k. Fungsi Refleks
1) Bisep : (+)
2) Trisep : (+)
3) Patella : (+)
4) Achiles : (+)
5) Babinski : (+)
74
l. Keadaan umum
4) Bicara : baik
5) Pakaian : bersih
6) Vital sign
TD 100/70 mmHg
Nadi 88 x/menit
RR 26 x/i
Suhu 36,7 ̊C
m. Sirkulasi
n. Neurologi
o. Saraf kranial
a. N. Olfaktorius : normal
75
8. Data penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
76
2) Pemeriksaan BTA
3) Pemeriksaan EKG
Kesan : normal
77
4) Rontgen
Expertise :
perselubungan
dievaluasi
78
Kesan : lesi lusen avaskuler, dinding tipis di lapang atas paru kiri
79
9. Penatalaksanaan Obat
Tabel 3.5
Penatalaksanaan obat
Nama obat dan dosis obat Indikasi Efek samping Kontra indikasi
Rifampicin 450 (1x1) Untuk pengobatan tuberculosis Gangguan saluran pencernaan. Penderita yang hipersensitif
Jam 06.00 wib atau TBC dalam kombinasi obat Seperti mual dan muntah. terhadap obat ini.
tuberculosis lainnya. Gangguan fungsi hati. Penderita jaundice.
Untuk pengobatan lepra, Trombositopenia, leucopenia. Penderita porferia.
digunakan dalam kombinasi
dengan senyawa leprotik lain
Isoniazid 300 1x1 Pengobatan dan Efek samping yang dapat terjadi
pencegahan Penderita penyakit hati
Jam 06.00 wib tuberculosis, dalam bentukdiantaranya neuritis perifer, akut.
pengobatan tunggal maupun neuritis optic, reaksi psiosis, Penderita dengan riwayat
kombinasi dengan obat
gangguan pada lambung, kerusakan sel hati
tuberculosis lainnya. gangguan penglihatan, demam, disebabkan terapi isoniazid.
Pengobatan infeksi
kemerahan kluit, dan defisiensi Pendrita yang hipersensitif
mikrobakterium non-tuberkulosis. vitamin B (pyridoxine). atau alergi terhadap
Efeksamping yang berpotensi isoniazid.
fatal adalah hepatotoksisitas
(gangguan dan kerusakan sel
hati).
Lontus(1x 12 iu) Pengobatan dan penurunan gula darah Hipoglikemia (kadar gula dara Penderita yang hipertensi atau
Jam 21.00 wib pada pasien penderita DM memerlukan rendah), bila kelebihan dosis alergi terhadap obat
terapi insulin Gangguan penglihatan sementara
Reaksi alergi
Bronkospasme (sesak nafas)
80
Hipotensi dan shock
Acetylcy kapsul (3x1) Obat yang berfungsi untuk Mengantuk Penderita dengan gangguan fungsi
Jam 06.00 mengencerkan dahak yang Mual hati dan ginjal
Jam 14.00 menghalangi saluran pernafasan Muntah
Jam 19.00 Sariawan
Hidung beringus
Demam
Asering 8 jam/kolf Membantu mencukupi gizi dan nutrisi Penderita dapat mengalami sakit
yang diperlukan oleh penggunanya perut hingga perut yang
membengkak
Penderita biasanya akan
merasakan sensasi mati rasa
Penderita dapat mengalami mual
dan muntah
Ketidak teraturan detak jantung
penderita
Penderita mengalami kecemasan
dan kebingungan dalam beberapa
saat
Penderita dapat mengalami diare
dan berulang kali buang gas atau
buang angin
Levofloxacin infus 1x1) Obat golongan antibiotik Gangguan tidur Penderita DM, ganguan ginjal,
quinolone yang dapat digunakan Pusing gangguan mental, epilepsi atau
Jam 18.00 untuk mengobati infeksi bakteri, Sakit kepala kondisi lainnya yang
seperti infeksi saluran kemih, Diare menyebabkan kejang.
pneomonia, sinusitis, infeksi kulit, Mual Gangguan jantung, myasthenia
81
jaringan lunak, dan infeksi prostat. Mempengaruhi hasil uji lab organ gravis atau kondisi yang
Obat ini berkerja dengan cara hati menyebabkan oto menjadi
membunuh bakteri dan Reaksi alergi parah lemas.
mencegahnya tumbuh kembali Nyeri atau pembengkakan sendi
Kesulitan melihat
Berhalusinasi
Ceftriaxone 1 gr (2x1) Golongan obat antibiotik Lelah gangguan hati
Jam 14.00 cephalosporin yang dapat digunakan sariawan gangguan ginjal
Jam 19.00 untuk mengobati beberapa kondisi nyeri tenggorokan gangguan pencernaan
akibat infeksi bakteri, seperti diare seperti kolitis
pneumonia, sepsis, meningitis, infeksi paasien yang sedang diet
kulit, gonore, atau kencing nanah dan rendah
infeksi pada pasien dengan sel darah
putih yang rendah
Alprazolam (1x 0,25) Biasanya obat ini digunakan untuk Mudah mengantuk Ibu hamil dan menyusui
Jam 19.00 wib mengatasi kecemasan dan serangan Pusing Pada anak-anak dan orang
panik, obat ini membuat penderita Peningkatan produktif air liur dengan ketergantungan alkohol
merasa lebih tenang dan tidak terlalu Perubahan pada nafu atau gairah Pada pasien myasthenia gravis
tegang. seksual Glaukoma sudut sempit
Perubahan suasana hati Gangguan hati berat
Gangguan ingatan
Pyrazinamid 1000 (1x1) pengobatan tuberkulosis yang Efek samping berupa artralgia, Penderita yang hipersensitif
Jam 06.00 wib diberikan bersama antituberkulosis anoreksia, nausea, disuria, atau alergi terhadap
lainnya (terapi kombinasi). malaise dan demam. pirazinamid,
Porfiria, hepatomegali dan Penderita dengan gangguan
splenomegali, jaundice, kerusakan fungsi hati atau gangguan
sel hati, fatal hemolysis, fungsi ginjal
82
sideroblastik anemia, tukak Hiperurisemia dan atau gout /
lambung, trombositopenia, rash, asam urat
urtikaria, pruritus, akne, Hipoglikemia (kadar gula darah
fotosensitivitas dan interstitial rendah)
nefritis Penderita Diabetes.
Ethambutol 750 (1x1) Tuberkulosis (TBC) digunakan Neuritis optic (peradangan saraf Anak di bawah lima tahun,
Jam 06.00 kombinasi dengan obat lain mata), peradangan saraf tepi, gangguan ginjal berat
penyakit asama urat, ruam, gatal-
gatal, urtikaria, penurunan jumlah
trombosit
Vit B6 (1x) Selain untuk mencegah dan Vitamin B6 hampir tidak pernah Pasien dengan sejarah sensitas
Jam 06.00 mengobati defisiensi vitamin B6, menyebabkan efek samping, pada vitamin, hipersensivitas
juga diberikan bersama vitamin terutama jika dikonsumsi dalam terhadap piridoksin atau
lain atau sebagai multivitamin dosis yang tepat. Salah satu efek komponen lain dalam formulasi
untuk pencegahan dan pengobatan samping, terutama jika
vitamin B dikonsumsi dalam dosis yang
Gangguan metabolic, drug-induced tepat. Salah satu efek samping
neurotoxicity dan intoksikasi akut, yang jarang terjadi bias
mushroom toxicity, sideroblastic diakibatkan oleh penggunaan
anemia vitamin B6 dalam dosis tinggi
Prindoksin juga diberikan bersama secara jangka panjang, berupa
isoniazid (antituberkulosis) atau masalah sistem saraf, seperti
hidralazin guna mencegah neuritis kebas, mati rasa, kesemutan, dan
perifer gangguan pada indra peraba
Pemberian piridoksin pada wanita
83
yang menggunakan kontrasepsi
yang mengandung estrogen
dibenarkan, karena adanya
dfisiensi piridoksin pada wanita-
wanita tersebut
84
Klien mengatakan nafsu makan berkurang Klien kekamar mandi dibantu oleh keluarga
Keluarga mengatakan klien hanya mampu menghabiskan ¼ dari porsi Klien tampak hanya mampu menghabiskan ¼ dari porsi makannya
makannya Klien tampak lemah
Pasien juga mengatakan saat makan terasa mual dan kadang-kadang Mukosa bibir klien tampak kering
memuntahkan kembali makanannya Lidah klien tampak sedikit kotor
Keluarga mengatakan klien susah tidur pada malam hari Klien tampak tidak nafsu makan
Keluarga mengatakan klien sering terjaga di malam hari Hb 10,3 g/dL
Klien mengatakan sulit tidur karna terus batuk-batuk Saat dilakukan penimbangan BB pasien 48 kg yang sebelumnya 53 kg
Klien juga mengatakan sulit untuk tidur karena suasana baru di Jam tidur klien 5 jam/hari
rumah sakit Mata pasien tampak cekung
Klien mengatakan sulit tidur karena biasanya kalau di rumah klien TD 100/70 mmHg
sebelum tidur menonton tv terlebih dahulu Nadi 88 x/menit
Klien mengatakan sakitnya atau batuknya selama ini bukan RR 26 x/i
karena TBC. Suhu 36,7 ̊C
klien mengatakan sebelum ini anaknya pernah menderita Klien tampak tidur pada malam hari pada saat di observasi
penyakit seperti ini dan sudah meninggal Ketika klien bersama keluarga klien juga tidak menggunakan
Klien juga tidak pernah menggunakan masker/ penutup hidung masker.
saat merawat anaknya Klien tampak tersinggung saat dikatakan berada di ruang
Klien mengatakan jika memakai masker nafas terasa sesak. rawatan infeksi.
85
klien banyak bertanya pada perawat tentang penyakitnya.
Pendidikan klien tamatan SLTP.
86
11. ANALISA DATA
Tabel 3.7
Analisa Data
Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
DS : invasi bakteri tuberkulosis Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Klien mengatakan nafasnya sesak
hanya jika ketika batuk inflamasi dan merusak
Klien mengatakan batuk berdahak parenkim paru
Keluarga mengatakan dahak yang
keluar berwarna kuning pekat
Secret produksi dekret
Klien mengatakan susah untuk
Meningkat
mengeluarkan dahak
DO :
Batuk produktif
Klien tampak batuk berdahak
Klien tampak susah untuk
mengeluarkan dahak
Auskultasi bunyi nafas ronkhi
BTA S (+)
RR : 26 x/i
LED : 116 mm/ jam
87
DS : invasi bakteri tuberkulosis Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
Klien mengatakan badan terasa letih kebutuhan tubuh
Keluarga mengatakan BB klien turun 5 inflamasi dan merusak
kg sejak mauk rumah sakit parenkim paru
Klien mengatakan nafsu makan
berkurang
Batuk efektif
Keluarga mengatakan klien hanya
mampu menghabiskan ¼ dari porsi
Distensi abdomen
makannya
Pasien juga mengatakan saat makan
Mual, muntah
terasa mual dan kadang-kadang
memuntahkan kembali makanannya
DO : Intake nutrisi kurang
Klien tampak hanya mampu
menghabiskan ¼ dari porsi makannya Proses penyakit
Klien tampak lemah
Mukosa bibir klien tampak kering
Lidah klien tampak sedikit kotor
Klien tampak tidak nafsu makan
Hb 10,3 g/dL
88
Saat dilakukan penimbangan BB
pasien 48 kg yang sebelumnya 53 kg
DS : Perubahan pajanan lingkungan dan cahaya, Gangguan Pola Tidur
Keluarga mengatakan klien susah tidur penumpukan secret
pada malam hari
Keluarga mengatakan klien sering
terjaga di malam hari
Klien mengatakan sulit tidur karna
terus batuk-batuk
Klien juga mengatakan sulit untuk
tidur karena suasana baru di rumah
sakit
Klien mengatakan sulit tidur karena
biasanya kalau di rumah klien sebelum
tidur menonton tv terlebih dahulu
DO :
Jam tidur klien 5 jam/hari
Mata pasien tampak cekung
TD 100/70 mmHg
Nadi 88 x/menit
89
RR 26 x/i
Suhu 36,7 ̊C
Klien tampak tidur pada malam hari
pada saat di observasi
Ds : invasi bakteri tuberkulosis Defiensi pengetahuan
Klien mengatakan sakitnya atau
batuknya selama ini bukan karena inflamasi dan merusak
TBC. parenkim paru
klien mengatakan sebelum ini
anaknya pernah menderita penyakit Batuk efektif
seperti ini dan sudah meninggal
Klien juga tidak pernah gelisah
menggunakan masker/ penutup
hidung saat merawat anaknya kurang informasi
DO :
Ketika klien bersama keluarga klien
90
juga tidak menggunakan masker.
Klien tampak tersinggung saat
dikatakan berada di ruang rawatan
infeksi.
klien banyak bertanya pada perawat
tentang penyakitnya.
Pendidikan klien tamatan SLTP.
91
B. Diagnosa keperawatan
penyakit
3) Gangguan pola tidur b.d perubahan pajanan lingkungan dan batuk yang
buruk
penyakit
92
C. WOC TB Paru kasus
Berkembang dan mengahancurkan
Mycobacterium tuberculosis
Terutama pada
Jaringan ikat sekitar malam hari kualitas
Droplet infection
dan kuantitas tidur
Terbentuk nekrosis
Terhirup individu yang sehat
Menempel pada perenkim paru Membentuk jaringan keju MK: gangguan pola
tidur
Tidak dapat dilawan oleh Terjadi proses inflamasi Pembentukan tuberkel aktif
makrofag risko penuran
94