TINJAUAN PUSTAKA
tubuh manusia yang terdiri dari jantung sebagai pompa dan pembuluh darah sebagai pipa
yang mengedarkan darah ke dan dari seluruh tubuh. Organ jantung terletak dalam ruang
toraks, dengan arah oblik (45o dari garis sagital) tepat di tengah daerah mediastinum, dan
Batas atas jantung setinggi tulang rawan kosta ketiga di sebelah kanan dan ruang
interkosta kedua di sebelah kiri dari sternum. Batas kanan jantung melebar dari tulang
rawan kosta ketiga sampai mendekati tulang rawan kosta keenam. Batas kiri jantung
berjalan turun dari ruang interkosta kedua sampai ke apeks yang terletak dekat garis
midklavikula di ruang interkosta kelima. Sedangkan batas bawah jantung dari sternum di
sebelah kanan tulang rawan kosta keenam sampai apeks di ruang interkosta kelima dekat
transversal jantung yang paling luas adalah 8-9 cm dan diameter anterior ke posteriornya
adalah 6 cm. Jantung memiliki berat yang bervariasi rata-rata 300 gram untuk pria dan
rata-rata 250 gram untuk wanita. Berat dewasa tersebut dicapai ketika berumur 17 sampai
20 tahun.
Jantung dan pembuluh darah besar dari atau ke jantung dilapisi oleh suatu
jaringan yang dikenal dengan nama perikardium. Perikardium terdiri dari 2 komponen
penting, yaitu perikardium fibrosa yang kuat serta padat dan perikardium serosa yang
tipis dan lembut. Perikardium serosa terdiri dari 2 lapis membran, yaitu bagian dalam
7
(viseral) yang melekat ke jantung yang disebut epikardium dan bagian luar yang melekat
pada perikardium fibrosa (parietal). Di antara lapisan viseral dan parietal terdapat cairan
untuk membantu pergerakan jantung tanpa gesekan antara kedua lapisan viseral dan
parietal ketika jantung berdenyut (Standring,2008). Ruang ini disebut kavitas pericardial
Dinding tiap ruang jantung terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu lapisan yang paling luar
adalah epikardium yang merupakan perikardium serosa bagian viseral yang berdinding
tipis, lapisan di tengahnya adalah miokardium yang berdinding tebal yang berisi otot-otot
jantung yang berguna untuk memompa jantung, dan lapisan paling dalam adalah
endokardium yang merupakan lapisan yang tipis mirip jaringan ikat endotel dan
miokardium akan memproduksi gerakan seperti memeras karena serat otot jantungnya
Gerakan ini menyebabkan volume ruang ventrikel mengecil sehingga darah terpompa
Jantung memiliki empat buah ruang, yaitu 2 buah atrium dan 2 buah ventrikel.
Antar atrium dipisahkan oleh septum interatrial, sedangkan antar ventrikel dipisahkan
oleh septum interventrikuler. Atrium dan ventrikel sebelah kanan dipisahkan oleh
katup trikuspid dan yang sebelah kiri dipisahkan oleh katup biskupid atau yang lebih
dikenal dengan katup mitral. Katup trikuspid dan katup mitral berfungsi mencegah
darah yang telah dipompakan atrium ke ventrikel kembali lagi ke atrium ketika
ventrikel berkontraksi. Ujung-ujung katup ini diikat oleh korda tendinea ke muskulus
papillaris. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa ke paru melalui arteri pulmonaris.
Sedangkan darah dari ventrikel kiri akan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta
8
dan sebagian kecil akan dipompakan ke jantung untuk menyuplai oksigen dan nutrisi
Gambar 2.2
Pembuluh darah jantung terdiri dari arteri koroner dan vena kardial, dimana
menyuplai sebagian besar darah ke dan dari miokardium. Endokardium dan jaringan
subendokardial mendapat oksigen dan nutrisi dengan cara difusi atau mikrovaskuler
dari ruang di jantung. Pembuluh darah jantung normalnya tertanam dalam jaringan
miokardium. Pembuluh darah di jantung mendapat pengaruh inervasi dari sistem saraf
simpatis dan parasimpatis (Moore, et al.,2010). Suplai darah jantung berasal dari arteri
koroner yang merupakan cabang pertama aorta yang menyuplai darah ke miokardium
dan epikardium baik atrium maupun ventrikel, yang memiliki 2 cabang, yaitu arteri
9
koroner kanan dan kiri yang cabang utamanya terletak di sulkus interventrikuler dan
atrioventrikuler. Arteri koroner kanan muncul dari sinus aorta anterior dan berjalan ke
depan melalui trunkus pulmonaris dan atrium kanan, serta menyelusuri sulkus
nodus sinoatrial (SA node) yang memberikan percabangan ke nodus tersebut. Arteri
koroner kanan kemudian berjalan turun melalui sulkus koroner dan bercabang menjadi
arteri marginalis kanan, yang menyuplai darah ke bagian pinggir kanan jantung, dan
ini, arteri koroner kanan berbelok ke kiri dan terus menyelusuri sulkus koroner ke arah
posterior jantung. Pada bagian posterior, dimana pertemuan antara septum interatrial
ke sana. Nodus sinoatrial dan atrioventrikuler merupakan bagian dari sistem konduksi
listrik di jantung.
Dominasi dari sistem arteri koroner berasal dari arteri koroner mana yang
artery). Biasanya sistem arteri koroner ini didominasi arteri koroner kanan sekitar
67%, arteri koroner kiri sekitar 15%, dan kombinasinya sekitar 18%. Arteri koroner
kanan memberikan cabang interventrikuler posterior yang besar, yang berjalan turun di
sulkus interventrikuler posterior. Cabang ini memberi suplai darah ke kedua ventrikel
kadang cabang ini juga menyuplai darah ke jantung bagian diafragmatika (Moore, et
al,2010).
10
Diameter arteri koroner kiri lebih besar dari diameter arteri koroner yang kanan
dan menyuplai darah lebih banyak ke miokardium termasuk seluruh ruang jantung dan
septum interventrikuler, kecuali yang right dominance (dominan kanan) dimana arteri
Arteri koroner kiri yang keluar dar aorta jarang memberikan percabangan ke
sering digambarkan sebagai kelanjutan dari arteri koroner kiri. Arteri ini berjalan ke
bawah, oblik, depan, dan ke kiri di sulkus interventrikuler dan mencapai apeks
jantung. Adakalanya, terdapat variasi dari pembuluh darah ini, yaitu arteri ini berjalan
Arteri ini juga bercabang menjadi cabang ventrikuler anterior kanan-kiri dan
berakhir di sebelah kiri dari pertemuan 4 ruang jantung. Arteri sirkumfleksi juga
memiliki cabang, yaitu arteri marginalis kiri yang menyuplai darah ke batas kiri
kecuali vena kardial anterior dan vena kordis minima yang langsung ke atrium kanan
Siklus jantung adalah siklus yang dimulai dari satu detakan jantung ke awal
dari detakan selanjutnya. Setiap siklus dimulai dari aksi potensial yang terbentuk
11
spontan dari SA node, yang terletak di dinding lateral superior dari atrium kanan dekat
dengan pintu masuk vena cava superior. Aksi potensial berjalan dari SA node melalui
kedua atrium dan kemudian melalui A-V bundle ke ventrikel. Karena suatu sistem
rancangan dalam sistem konduksi dari atrium ke ventrikel, ada perlambatan lebih dari
0,1 detik dari hantaran listrik dari atrium ke ventrikel. Ini memungkinkan atrium untuk
darah diikuti periode kontraksi yang dikenal sistol (Guyton & Hall,2006). Selama
sistol atrium yang terjadi 0,1 detik, atrium mengalami kontraksi. Pada waktu yang
menyebabkan sistol dari sebanyak 70 ml. Volume ini disebut volume sekuncup (stroke
(Tortora,2009)
12
3. Tekanan darah
merupakan satu dari tanda-tanda vital yang utama dari kehidupan, yang juga
diatur oleh respon oleh arteri-arteri pada aliran darah (Muhammadun, 2010).
Tekanan darah dalam sehari secara alami akan naik dan turun sesuai
dengan kondisi tubuh dan aktivitas setiap orang. Bila dalam rentang waktu
lebih panjang tekanannya tetap tinggi, maka disebut tekanan darah tinggi.
13
sistolik bagi kebanyakan kaum dewasa yang sehat adalah antara 90 dan 120
milimeter air raksa (mm Hg). Tekanan darah sistolik bagi kebanyakan kaum
sekarang ini menetukan tekanann darah normal lebih rendah dari 120/80.
pompa, sehingga darah terus mengalir dalam pembuluh darah. Kekuatan ini
mendorong dinding pembuluh arteri atau nadi. Tekanan darah arteri adalah
besar tekanan yang dihasilkan oleh darah saat mengalir melalui arteri. Karena
darah bergerak secara bergelombang, ada dua jenis ukuran tekanan darah :
vertikel, yaitu tekanan pada puncak gelombang darah, dan tekanan diastolik,
merupakan tekanan ventrikel pada saat istirahat. Maka, tekanan diastolik yang
merupakan tekanan yang lebih rendah, akan selalu ada dalam arteri. Selisih
antara tekanan diastolik dan sistolik disebut nadi. Jadi tekanan darah adalah
tekanan yang di dorong dari jantung untuk mengalirkan sistem sirkulasi darah
di pembuluh darah, dengan dua tekanan yaitu tekanan sistolik dan tekanan
B. Hipertensi
1. Defenisi
abnormal tekanan dalam darah dalam pembuluh darah arteri secara terus
menerus lebih dadri satu periode. Hal ini terjadi apabila arteriole-arteriole
14
kontriksi. Kontriksi teriole membuat darah sulit mengalir dan
menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
Bahkan sakit kepala yang sering menjadi indikator hipertensi tidak terjadi
pada beberapa orang atau dianggap keluhan ringan yang akan sembuh
dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan dan organ
Kurniadi,2014).
tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
tekanan darah. Tekanan sistol akan terus meningkat sampai usia 80 tahun
15
dengan penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal.
2. Klasifikasi
sfigmomanometer air raksa atau dengan tensi meter digital. Hasil dari
berikut :
Tabel 2.1
organization)
(mmHg)
140-159 90-99
Hipertensi ringan (stadium 1)
16
Hipertensi sedang (stadium 2) 160-179 100-109
(stadium 4)
3. Etiologi
golongan yaitu :
individu pada akhir 30-an dan awal 50-an yang secara berrtahap akan
b. Hipertensi sekunder
17
hipertensi sekunder disebabkan karena adanya penyakit lain. Berbeda
penyebabnya yaitu :
2) Hipertensi renovaskular
3) Endokrin
4. Manifestasi klinis
seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk
terdapat edema pupil (edema pada diskus optikus) (Smeltzer dan Bare,
2002).
18
5. Faktor resiko
yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat
dirubah.
1. Umur
2. Jenis kelamin
dan perempuan sekitar 2,29 untuk kenaikan tekanan darah sistol dan
3,6 untuk tekanan darah diastol. Laki laki cendrung memiliki gaya
3. Keturunan
19
terjadinya hipertensi 2 kali lipat di bandingkan dengan orang lain yang
tidak mempunyai riwayat hipertensi pada orang tua nya. Faktor genetik
1. Obesitas
2. Stress
menetap tinggi.
3. Merokok
20
b). Merangsang kemoresptor di arteri karotis dan aorta bodies dalm
5. Alkohol
plasma.
didalam arteri.
7. Hiperlipidemia
21
endapan ini semakin banyak dapat menyumbat pembuluh darah dan
6. Patofisiologi
output dan tahanan perifer di pengaruhi oleh faktor faktor yang saling
hipertensi lainnya.
mekanisme :
22
sehingga tidak mampu membuat natrium dan air dalam tubuh
aldosteron.
23
7. Gejala hipertensi
karena itu, penyakit ini sering disebut silent killer (pembunuh diam-diam).
penderita sering tidak percaya diagnosis dokter dan tidak menjalankan terapi
sebagian orang. Gejala gejala tersebut bervariasi, antara lain sakit kepala,
cepat marah, telinga berdenging, tengkuk terasa berat, berdebar, dan sering
8. Komplikasi
yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung
b. Stroke
yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah
24
otak, maka terjadi pendarahan otak yang dapat berakibat kematian. Stroke
juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet
c. Kerusakan ginjal
d. Kerusakan pengelihatan
hipertensi. Kerusakan yang terjadi pada bagaian otak, jantung, ginjal dan
dan berakibat fatal seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal
25
a. Penyakit pembuluh darah diotak seperti stroke
b. Perdarahan otak
e. Gagal ginjal
pupil.
9. Penatalaksanaan
menurunkan tekanan darah sampai normal atau sampai nilai terendah yang
komplikasi.
yaitu :
dan sayur
26
6) Menciptakan keadaan rileks
b. Terapi farmakologis
takikardia.
berikut :
1) Diuretik thiazide
membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan diseluruh
27
melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat
penahan kalium.
2) Penghambat andrenergik
sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stress,
4) Angiotensin-II-bloker
5) Antagonis kalsium
6) Vasodilator langsung
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
28
Terdiri dari nama, nomor rekam medis, umur (lebih banyak terjadi
pada usia 30-60 tahun), agama, jenis kelamin (pria lebih beresiko
masuk, pihak yang mengirim, cara masuk RS, diagnosa medis, dan
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
berat.(Muttaqin, 2011).
jantung, stroke.
29
1) Persepsi Terhadap Penyakit
a) Pola Makan
b) Pola Minum
3) Pola Eliminasi
a) BAB
b) BAK
30
Biasanya pasien mengalami gangguan tidur, gelisah karena
1) Pola Kognitif-Persepsi
b) Role/ Peran
diderita.
31
Biasanya mengalami kurang percaya diri, merasa terkekang,
potensi.
d. Pemeriksaan Fisik
hipertensi.
2) Kepala
32
a) Rambut : Biasanya pasien berambut tipis dan kasar, pasien
4) Dada/ Thorak
5) Jantung
33
d) Auskultasi : Biasanya terdapat irama jantung yang cepat
6) Perut/ Abdomen
35 kali/ menit.
akhir.
7) Genitourinaria
8) Ekstremitas
2) Sistem Integumen
34
memori, penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral, seperti
Tabel 2.2
Nervus Kranialis
35
melirik ke segala
arah, dapat mengedip
dan memejamkan
mata secara spontan
7 N. Fasialis Wajah simetris, dapat
mengangkat kedua
alis, menutup mata
kuat-kuat, menarik
bibir seperti
tersenyum dan
meniup.
8 N. Dapat menjawab
Vestibulokohklearis secara spontan ketika
namanya dipanggil
9 N. Glosofaringeus Reflek muntah
10 N. Vagus Bisa menyebutkan
bunyi aaaaa, suara
terdengar normal,
mampu menelan
makanan lunak, padat
dan air
11 N. Assesorius Saat membuka mulut,
lidah klien tampak
simetris saat di
julurkan.
12 N. Hipoglosus Klien mampu
menjulur dan
menarik lidahnya
berulang-ulang
dengan terkoordinasi,
lidah deviasi ke
kanan.
D. Diagnosa
36
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah
(Carpenito, 2000).
sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan
37
a. Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan bahasa
hipertensi.
ventricular
38
6. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
39
E. Intervensi
Vital Sign
Monitoring 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan
40
darah
3. Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor adanya pulsus paradoksus
8. Monitor adanya pulsus alterans
9. Monitor jumlah dan irama jantung
10. Monitor bunyi jantung
11. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
12. Monitor suara paru
13. Monitor pola pernapasan abnormal
14. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
15. Monitor sianosis perifer
16. Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
17. Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
41
2. Nyeri akut berhubungan
dengan peningkatan tekanan 1. Pain Level, Pain 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
vaskuler serebral 2. Pain control, Management komprehensif termasuk lokasi,
3. Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
Kriteria Hasil : 2. Observasi reaksi nonverbal dari
1. Mampu mengontrol ketidaknyamanan
nyeri (tahu penyebab 3. Gunakan teknik komunikasi
nyeri, mampu terapeutik untuk mengetahui
menggunakan tehnik pengalaman nyeri pasien
nonfarmakologi 4. Kaji kultur yang mempengaruhi
untuk mengurangi respon nyeri
nyeri, mencari 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
bantuan) lampau
Melaporkan bahwa 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
nyeri berkurang kesehatan lain tentang
dengan ketidakefektifan kontrol nyeri masa
menggunakan lampau
manajemen nyeri 7. Bantu pasien dan keluarga untuk
2. Mampu mengenali mencari dan menemukan dukungan
nyeri (skala, 8. Kontrol lingkungan yang dapat
intensitas, frekuensi mempengaruhi nyeri seperti suhu
dan tanda nyeri) ruangan, pencahayaan dan
3. Menyatakan rasa kebisingan
nyaman setelah nyeri 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
berkurang 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
4. Tanda vital dalam (farmakologi, non farmakologi dan
42
rentang normal inter personal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
13. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
17. Monitor penerimaan pasien tentang
Analgesic manajemen nyeri
Administration
43
7. Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal Pilih
rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
9. Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
10. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
dan gejala (efek samping)
44
4. TTV dalam batas 9. Identifikasi tingkat kecemasan
normal
10. Bantu pasien mengenal situasi yang
5. TD = 110-130/ 70-80 menimbulkan kecemasan
mmHg 11. Dorong pasien untuk
6. RR = 14 – 24 x/ mengungkapkan perasaan,
menit ketakutan, persepsi
7. N = 60 -100 x/ menit 12. Instruksikan pasien menggunakan
8. S = 365 – 375 OC teknik relaksasi
13. Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan
45
melaksanakan 6. Sediakan informasi pada pasien
prosedur yang tentang kondisi, dengan cara yang
dijelaskan secara tepat
benar 7. Hindari harapan yang kosong
3. Pasien dan keluarga 8. Sediakan bagi keluarga atau SO
mampu menjelaskan informasi tentang kemajuan pasien
kembali apa yang dengan cara yang tepat
dijelaskan 9. Diskusikan perubahan gaya hidup
perawat/tim yang mungkin diperlukan untuk
kesehatan lainnya. mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
11. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara yang
tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi
di komunitas lokal, dengan cara
yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat
46
5. Intoleransi aktifitas Energy
berhubungan dengan 1. Energy conservation Management 1. Observasi adanya pembatasan klien
kelemahan, ketidakseimbangan 2. Self Care : ADLs dalam melakukan aktivitas
suplai dan kebutuhan oksigen 2. Dorong anal untuk mengungkapkan
perasaan terhadap keterbatasan
Kriteria Hasil : 3. Kaji adanya factor yang
1. Berpartisipasi dalam menyebabkan kelelahan
aktivitas fisik tanpa 4. Monitor nutrisi dan sumber energi
disertai peningkatan tangadekuat
tekanan darah, nadi 5. Monitor pasien akan adanya
dan RR kelelahan fisik dan emosi secara
2. Mampu melakukan berlebihan
aktivitas sehari hari 6. Monitor respon kardivaskuler
(ADLs) secara terhadap aktivitas
mandiri 7. Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
Activity
Therapy 1. Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan progran terapi
yang tepat.
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
47
3. Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yangsesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
social
4. Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
5. Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi roda,
krek
6. Bantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
7. Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
8. Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
9. Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
11. Monitor respon fisik, emoi, social
dan spiritual
48
berhubungan masukan food and Fluid Intake mengenai hubungan antara intake
berlebihan 2. Nutritional Status : makanan, latihan, peningkatan BB
Kebutuhan metabolik nutrient Intake dan penurunan BB
metabolisme tubuh 3. Weight control 2. Diskusikan bersama pasien mengani
kondisi medis yang dapat
Kriteria Hasil : mempengaruhi BB Diskusikan
1. Mengerti factor yang bersama pasien mengenai
meningkatkan berat kebiasaan, gaya hidup dan factor
badan herediter yang dapat mempengaruhi
2. Mengidentfifikasi BB
tingkah laku dibawah 3. Diskusikan bersama pasien
kontrol klien mengenai risiko yang berhubungan
3. Memodifikasi diet dengan BB berlebih dan penurunan
dalam waktu yang BB
lama untuk 4. Dorong pasien untuk merubah
mengontrol berat kebiasaan makan
badan 5. Perkirakan BB badan ideal pasien
4. Penurunan berat Nutrition
badan 1-2 Management
pounds/mgg 1. Kaji adanya alergi makanan
5. Menggunakan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
energy untuk menentukan jumlah kalori dan
aktivitas sehari hari nutrisi yang dibutuhkan pasien.
3. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
4. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan vitamin
C
49
5. Berikan substansi gula
6. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
7. Berikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
8. Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
9. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien untuk
Weight mendapatkan nutrisi yang
reduction dibutuhkan
Assistance
50
51