Anda di halaman 1dari 24

BAB III

TINJAUAN KASUS

Data Neonatus
Inisial bayi : By.S
Tanggal dirawat : 3 Maret 2019
Tanggal pengkajian : 06 Maret 2019
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :Sikumbang tembok Jorong Padang Luar I, Padang Luar, Banu
Hampu
Tanggal lahir / usia : 3 Maret 2019
Nama Orang Tua : Tn.A
Pendidikan Ayah atau Ibu : SMA/SMA
Pekerjaan Ayah atau Ibu : Ojek online / IRT
Usia Ayah / Ibu : 24 tahun / 26 tahun
Diagnosa medis : Asfikxia + BBLR + labio palato skizis
Riwayat bayi lahir :Bayi lahir pada tanggal 3 Maret 2019 di Rs Ibnu Sina
Bukittinggi, lahir secara spontan dengan berat badan 1340 gr,
panjang badan 40 cm, usia kehamilan 25-26 minggu, Apgar
skor 4/6. Ketuban jernih. Keluhan sesak nafas, merintih sejak
lahir, irama nafas tidak teratur, warna kulit cyanosis.
BB saat penkajian pada tanggal : 1220 gram
Komplikasi persalinan : Tidak ada di temukan komplikaso saat persalinan, terdapat
aspirasi mekonium pada By.Ny.S lahir pada usia kehamilan
25-26 minggu dengan berat badan 1340 gram dengan sesak
nafas dan sianosis dan labiopalato skizis.
Riwayat ibu
Usia Gravida Partus abnormal

24 tahun 1 1 -

Jenis persalinan : Suami Ny.S mengtakan Ny. S jenis persalinan yaitu spontan
Komplikasi
A. Pengkajian Fisik Neonatus
1. Reflek
a. Reflek mata : ada reflek mata pada bayi Ny.s pada saat perawat mendekati dan
berbicara atau bersuara adanya gerakan pada bayi Ny.s dengan
respon menggerakan tubuhnya mendengar suara.
b. menggenggam : ketika perawat menyentuh telapak tangan bayi Ny.s menutup
jari-jarinya dan menggengam jari perawat dengan lemah.
c. Mengisap : bayi Ny.s tidak mampu mengisap.
2. Tonus / aktifitas
Bayi Ny.s kurang aktif, saat wawancara dengan ayah bayi Ny.s mengatakan bayi
sesak nafas dan merintih sejak lahir, saat di rawat bayi Ny.s di pasang alat bantu
pernafasan dengan fio2 25 dan CPAP 5.
3. Kepala dan leher
Pada saat pemeriksaan fontanel anterior terdapat lunak dan satuan sagita 1,5 tepat,
gambaran wajah simetris terdapat labio palato skizis. Tidak ada terdapat
cehamematon pada bayi.
4. Mata/telinga
Keras dan berbentuk segar rekoil
5. Mulut
Telinga normal, bibir sebelah kanan tidak ada, terdapat plato, terpasang OGT, ASI
1cc/ 2 jam.
6. Hidung
Terdapat labiapalato
7. Abdomen
Abdomen terasa lunak, distensi abdomen supel dan lingkar perut 19 cm.
8. Payudara
Areola terangkat penonjolan ¾ mm
9. Paru-paru
Suara nafas kanan dan kiri sama, suara nafas ronchi pernafasan terpasang CPAP
dengan fio2 25 dan CPAP 5.
10. Jantung
Suatu jantung reguler dengan frekuensi 152x/menit, kadang-kadang bayi Ny.s
mengalami pernafasan tidak teratur dan sesekali sampai apnue.
Nadi perifer keras Lemah Tidak ada

Brankialis kanan 

Brankialis kiri 

Femoral kanan 

Femoral kiri 

11. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : tangan lengkap, jari lengkap, reflek baik tidak ada kelainan
tulang ataupun sendi.
b. Ekstremitas bawah : kaki lengkap, jari lengkap, reflek baik, tidak ada kelainan
tulang ataupun sendi.
12. Genitalia
Testis sudah turun rugae jelas
13. Anus
Posisi anus di belakang kamaluan, tidak ada terdapat masa pada anus / buntu pada
lobang anus.
14. Spina
Terdapat kondisi bayi lahir cacat yaitu dengan labio plato skizis.
15. Kulit
Pada saat pemeriksaan pecah-pecah daerah pucat, jarang vena dan warna kulit
kebiruan dan keabu-abuan
16. Lanugo
Daerah tampa rambut (+)
17. Garis telapak kaki
Garis lipatan sampai 2/3 anterior
18. Suhu
Saat melakukan vital sing bayi Ny.s mengalami hipertermi dengan frekuensi suhu
37,7 dan 37,6
B. Riwayat Sosial
1. Genogram

Keterangan :

2. Pemeriksaan dignostik
a) Laboratorium
Pada tanggal 1 maret 2019
 Hb 16,5 (g/dL) P : 13,0 – 16,0
W : 12,0 – 14,0
 RBC 4,64 (10^6/UL) P : 4,5 – 5,5
W : 4,0 – 48,0
 HCT 48,6 (%) P : 40,0 – 48,0
W : 37,0 – 43,0
 MCV 104,7 (f L)
 MCH 35,6 (pg)
 MCHC 34,0 (G /d L)
 RDW-SD 63,4+ (f L)
 RDW-CV 17,2+ (%)
 WDC9,90 (10^3 /u L) 5,0 – 10.00
 Free T3 11,89 pm01 /L
 Free T4 1,681 uuf/ m
 CaAS Terkoreksi 9,3 mg /Dl
b) Obat
1) Parental
 Inj. Ampilin 65mg 7x1 iv
 Inj. Gentamicin 65mg 1x/30 jam iv
 Inj. Ranitidin 1,3 mg 2x iv
 Inj. Lasix 1,3 mg 1x iv
 Amirophilin 1,3 mg 2x iv
 Aminopilin 1,2 mg 2x iv
 Micofungin 1,2 mg 1x iv
2) Intravena
 IVFD D10% dan Gluconas 10cc utt /m 0,5 tts iv
 amino stril infant 25cc / 24 jam iv

C. ANALISA DATA
No DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. DS: –
DO: Bersihan jalan nafas tidak Akumulasi sekret
- Bayi tampak sesak efektif
- Bayi tampak merintih
- Adanya suara ronchi
- Terpasang CPAP 5 pada
klien
- Terpasang O2
-
2. DS :- Pola nafas tidak efektif Hipoventilasi
DO :
- Bayi mengalami bradipnue
- Terpasang CPAP 5 DAN
Filo 25.
- Frekuensi pernafasan
25x/menit
- Terdapat retrasi dada
3. Hipotermi Terpapar lingkungan
DS : - dingin
DO :
- Suhu : 36
- Bayi tampak pucat dan
sianosis
- Akral dingin
- CRT < 3 detik
-
4. DS : - Resiko infeksi Prosedur inuasif
DO :
- Tali pusat masih basah

D. Diagnosa Keperawatan
1. bersihan jalan nafas tidak efektif b/d akumulasi sekret
2. pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi
3. hipotermi b/d terpapar lingkungan dingin
4. resiko infeksi b/d prosedur inuasif
E. Intervensi keperawatan
NO Diagnosa NIC NOC
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 1. Tentukan kebutuhan oral/ suction tracheal Setelah dilakukan tindakan keperawatan
b/d akumulasi sekret 2. Auskultasi suara nafas belum dan sudah selama proses keperawatan di harapakan jalan
suction nafas lancar:
3. Bersihan daerah bagian tracheal setelah 1. Tidak menunjukakn ansietas
suction 2. Rata-rata respirasi dalam batas normal
4. Monitor status oksigen pasien, status 3. Pengeluaran sputum melalui jalan nafas
hemodinamik segera sebelm, selama dan 4. Tidak ada suara nafas tambahan.
sesudah suction
2. Pola nafas tidak efektif b/d 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
hipoventilasi. melakukan pengisapan lendir selama proses keperawatan diharapakan pola
2. Pantau status pernafasan dan O2 sesuai nafas menjadi efektif KH
dengan kebutuhan 1. Pasien menunjukan pola nafas yang
3. Askultasi jalan nafas untuk mengetahui efektif
adanya penurunan ventilasi 2. Ekspansi dada simestris
4. Kolaborasi dengan docter untuk pemeriksaan 3. Tindakan ada bunyi nafas tambahan
AGD dan pemakaian alat bantu pernafasan 4. Kecepatan dan irama respirasi dalam
5. Berikan o2 sesuai kebutuhan batas normal
3. resiko infeksi b/d prosedur inuasif 1. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah Setelah dilakukan tindakan keperawatan
merawat bayi. selama proses keperawatan di harapkan resiko
2. Pakai sarung tangan steril cidera dapat di cegah
3. Lakukan pengkajian fisik secara rutin KH:
4. Ajarkan kelurga tanda dan gejala infeksi dan 1. Bebas dari cidera/ komplikasi
melaporkannyapada pemberian pelayanan 2. Mendeskripsikan aktivitas yang tepat
kesehatan. dari lever perkembangan anak.
Berikan imunisasi sesuai indikasi 3. Mendeskripsikan teknik pertolongan
pertama

4. hipotermi b/d terpapar lingkungan 1. Hindari pasien dari kedinginan dan tempatkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
dingin pada lingkungan yang hangat selama proses keperawatan di harpkan suhu
2. Monitor gejala yang berhubungan dengan tubuh normal
hiportemi. KH:
3. Monitor TTV 1. Temperatur badan dalam batas normal
4. Monitor adanya bradikardi 2. Tindakan terjadi distres pernafasan
5. Manitor status pernafasan. 3. Tidak gelisah
4. Perubahan warna kulit.
5. Bilirubin dalam batas normal.
F. IMPLEMENTASI

Nama Pasien : By Ny.S Hari/Tanggal masuk : 3 Maret 2019


No MR : Ruangan : Perinatologi
NO HARI/TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Senin, 4 maret Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d 1. Memonitor status respirasi S: -
2019 akumulasi secret 2. Mengkaji efektifitas O:
pemberian o2 - RR 25 x/m
3. Mengatur posisi bayi - Posisikan head til
4. Memonitor TTV cinlif
5. Mengeksentensikan kepala - Kepala bayi sudah
ekstensi
A:
Masalah belum teratasi

P:
Intervensi di lanjutkan 1,2
Pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi 1. Mengkaji ferkuensi S:
pernafasan dan ekspansi dada O:
2. Catat upaya pernafasan - Bayi tampak terpasang
termasuk penggunaan otot alat bantu nafas
bantu pernafasan - Pernafasan lemah
3. Auskultasi bunyi nafas dan A:
catat adanya bunyi nafas Maslah belum teratasi
tambahan P:
4. Tinggikan kepala bayi dan Intervensi di lanjutkan
bantu mengubah posisi 1,2,3,4
Hiportermi b/d terpapar lingkungan 1. Mengobservasi KU dan suhu S:
dingin bayi O:
2. Menselimuti bayi dan - Suhu bayi 360c
menggunakan tutup kepala - KU jelek
3. Mengunakan pakaian hangat - Bayi dalam incubator
dan kering A:
4. Tempatkan bayi di inkubator Masalah belum teratsi
P:
Intervensi di lanjutlkan
1,2,3,4
Resiko infeksi b/d prosedur invasif 1. Membersihkan incubator S:
minimal 1x/hari O:
2. Membatasi pengunjung - Pengunjung dibatasi
3. Mengistrusikan pengunjung - Pengunjung mencuci
untuk mencuci tangan tangan
4. Meningkatkan intake nutrisi A:
5. Memandikan bayi Masalah belem teratasi
6. Memonitor tanda dan gejala P:
infeksi Intervensi di lanjutkan
1,2,3,4,5,6
IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Hari/Tanggal masuk :
No MR : Ruangan :
NO HARI/TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Selasa, 5 maret Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d 6. Memonitor status respirasi S: -
2019 akumulasi secret 7. Mengkaji efektifitas O:
pemberian o2 - RR 25 x/m
8. Mengatur posisi bayi - Posisikan head til
9. Memonitor TTV cinlif
10. Mengeksentensikan kepala - Kepala bayi sudah
ekstensi
A:
Masalah belum teratasi

P:
Intervensi di lanjutkan 1,2
Pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi 5. Mengkaji ferkuensi S:
pernafasan dan ekspansi dada O:
6. Catat upaya pernafasan - Bayi tampak terpasang
termasuk penggunaan otot alat bantu nafas
bantu pernafasan - Pernafasan lemah
7. Auskultasi bunyi nafas dan A:
catat adanya bunyi nafas Maslah belum teratasi
tambahan P:
8. Tinggikan kepala bayi dan Intervensi di lanjutkan
bantu mengubah posisi 1,2,3,4
Hiportermi b/d terpapar lingkungan 5. Mengobservasi KU dan suhu S:
dingin bayi O:
6. Menselimuti bayi dan - Suhu bayi 360c
menggunakan tutup kepala - KU jelek
7. Mengunakan pakaian hangat - Bayi dalam incubator
dan kering A:
8. Tempatkan bayi di inkubator Masalah belum teratsi
P:
Intervensi di lanjutlkan
1,2,3,4
Resiko infeksi b/d prosedur invasif 7. Membersihkan incubator S:
minimal 1x/hari O:
8. Membatasi pengunjung - Pengunjung dibatasi
9. Mengistrusikan pengunjung - Pengunjung mencuci
untuk mencuci tangan tangan
10. Meningkatkan intake nutrisi A:
11. Memandikan bayi Masalah belem teratasi
12. Memonitor tanda dan gejala P:
infeksi Intervensi di lanjutkan
1,2,3,4,5,6
IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Hari/Tanggal masuk :
No MR : Ruangan :
NO HARI/TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Rabu, 6 maret 2019 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d 11. Memonitor status respirasi S: -
akumulasi secret 12. Mengkaji efektifitas O:
pemberian o2 - RR 25 x/m
13. Mengatur posisi bayi - Posisikan head til
14. Memonitor TTV cinlif
15. Mengeksentensikan kepala - Kepala bayi sudah
ekstensi
A:
Masalah belum teratasi

P:
Intervensi di lanjutkan 1,2
Pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi 9. Mengkaji ferkuensi S:
pernafasan dan ekspansi dada O:
10. Catat upaya pernafasan - Bayi tampak terpasang
termasuk penggunaan otot alat bantu nafas
bantu pernafasan - Pernafasan lemah
11. Auskultasi bunyi nafas dan A:
catat adanya bunyi nafas Maslah belum teratasi
tambahan P:
12. Tinggikan kepala bayi dan Intervensi di lanjutkan
bantu mengubah posisi 1,2,3,4
Hiportermi b/d terpapar lingkungan 9. Mengobservasi KU dan suhu S:
dingin bayi O:
10. Menselimuti bayi dan - Suhu bayi 360c
menggunakan tutup kepala - KU jelek
11. Mengunakan pakaian hangat - Bayi dalam incubator
dan kering A:
12. Tempatkan bayi di inkubator Masalah belum teratsi
P:
Intervensi di lanjutlkan
1,2,3,4
Resiko infeksi b/d prosedur invasif 13. Membersihkan incubator S:
minimal 1x/hari O:
14. Membatasi pengunjung - Pengunjung dibatasi
15. Mengistrusikan pengunjung - Pengunjung mencuci
untuk mencuci tangan tangan
16. Meningkatkan intake nutrisi A:
17. Memandikan bayi Masalah belem teratasi
18. Memonitor tanda dan gejala P:
infeksi Intervensi di lanjutkan
1,2,3,4,5,6
IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Hari/Tanggal masuk :
sNo MR : Ruangan :
NO HARI/TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
1. kamis, 7 maret Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d 16. Memonitor status respirasi S: -
2019 akumulasi secret 17. Mengkaji efektifitas O:
pemberian o2 - RR 25 x/m
18. Mengatur posisi bayi - Posisikan head til
19. Memonitor TTV cinlif
20. Mengeksentensikan kepala - Kepala bayi sudah
ekstensi
A:
Masalah belum teratasi

P:
Intervensi di lanjutkan 1,2
Pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi 13. Mengkaji ferkuensi S:
pernafasan dan ekspansi dada O:
14. Catat upaya pernafasan - Bayi tampak terpasang
termasuk penggunaan otot alat bantu nafas
bantu pernafasan - Pernafasan lemah
15. Auskultasi bunyi nafas dan A:
catat adanya bunyi nafas Maslah belum teratasi
tambahan P:
16. Tinggikan kepala bayi dan Intervensi di lanjutkan
bantu mengubah posisi 1,2,3,4
Hiportermi b/d terpapar lingkungan 13. Mengobservasi KU dan suhu S:
dingin bayi O:
14. Menselimuti bayi dan - Suhu bayi 360c
menggunakan tutup kepala - KU jelek
15. Mengunakan pakaian hangat - Bayi dalam incubator
dan kering A:
16. Tempatkan bayi di inkubator Masalah belum teratsi
P:
Intervensi di lanjutlkan
1,2,3,4
Resiko infeksi b/d prosedur invasif 19. Membersihkan incubator S:
minimal 1x/hari O:
20. Membatasi pengunjung - Pengunjung dibatasi
21. Mengistrusikan pengunjung - Pengunjung mencuci
untuk mencuci tangan tangan
22. Meningkatkan intake nutrisi A:
23. Memandikan bayi Masalah belem teratasi
24. Memonitor tanda dan gejala P:
infeksi Intervensi di lanjutkan
1,2,3,4,5,6
BAB IV
PEMBAHASAN

Asfiksia pada bayi baru lahir menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) adalah
kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir
(Prambudi, 2013).Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir. Sering kali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan
mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu,
tali pusat, atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan (Depkes RI, 2009).
Berdasarkan hasil dari penerapan proses keperawatan yang penulis lakukan terhadap
By.Ny. S dengan asfixia di ruang perinatologi RSUD Achmat Mochtar Bukittinggi pada
tangal 04-10 maret 2019
Dalam waktu penerapan proses keperawatan penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk menerapkam proses keperawatan sesuai dengan teori yang ada, tetapi masih
ada kesenjangan-kesenjangan. Maka selanjutnya akan dibahas teori dan penerapan asuhan
keperawatan. Pembahasan ini diuraikan sesuai dengan tahap-tahap dalam proses keperawatan
yang meliputi pengkajian, diagnosa intervensi, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah salah satu kegiatan mengumpulkan dan mengkoordinasikan data
yang didapatkan dari berbagai sumber. Selain itu pengkajian merupakan dasar untuk
tindakan dan keputusan yang diambil pada tahap-tahap selanjutnya. Dalam pengkajian
harus memperhatikan data dasar klien, informasi laboratorium, tes diagnostic atau tim
kesehatan yang merupakan pengkajian data dasar.
Selam pengkajian penulis menemukan kesulitan, penulis dalam melakukan
pengumpulan data banyak di dapatkan dari status pasien karena tidak adanya keluarga
yang selalu ada di RS. Sedangkan pengumpulan data fisik biologis dengan pengukuran.
Untuk lebih jelasnya beberapa kesenjangan yang ditemukan selama melakukan
pengkajian, dengan membandingkan data teori dengan data yang diperoleh dalam
memberikan asuhan keperawatan atau dengan data yang didukung oleh klien dan
keluarga terhadap kasus Demam Kejang berdasarkan teoritis sebagi berikut:
1. Identitas
Nama klien By.Ny.S umur0 tahun 0 bulan 1 hari , jenis kelamin laki-laki, agama
islam, suku bangsa Minang Kabau, sikumbang tembok jor padang lua batu hampu
agam.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian dilakukan pada tanggal 4maret 2019 pukul 13.00 WIB, klien dirawat
diruang NICU dengan saat ini klien BBLR + labioplato skizis, sesak nafas, KU
jelek,asfixia dan tidak aktif suhu tubuh klien saat ini 35.5oC. Badan terasa dingin,
kulit klien tampak kebiruan, klien tampak menggigil. saat ini klien di dalam
incubator, klien repasang alat bantu pernagasan dengan oksigen 25, pasien
terpasang monitor.
b. Riwayat Kesehatan dahulu
Tidak ada
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan bahwa tidak ada kelurga yang mengalami sakit sma dengan
By.Ny.S sebelumnya.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum Pertama kali perhatikan keadaan umum vital : tingkat kesadaran,
tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Pada asfixia akan didapatkan pernafasan
sesak, pucat dan cianosis.hipotermi, nadi dalam batas normal yaitu 145x/m dan
pemberian O2 melalui sipeep sebanyank 25 dan saturasi 95, pernagasan kadang-
kadang sesak kadang-kadang lemah, nadi feriper lemah.
Pada kasus kelempok menemukan pada pemeriksaan fisik yaitu:
Kesadaran : Composmetis
Gcs : 15 (E4 M6 V5)
BB/TB : 1340 gram
KU : jelek
TTV : N : 135x/i
P : 25x/i
S : 36.2oC
Thorax : Paru paru Inspeksi: dada simestris kiri dan kanan warna kulit kelabu
pergerakan dada tidak normal ada nampak menggunakan otot bantu pernafasan, traktil
fremitus normal dan tidak ada odem, Palpasi : traktil fremitus normal dan tidak ada
odem, Palpasi : traktil fremitus normal dan tidak ada odem, Perkusi : sonor di daerah
batas paru, Auskultasi: suara nafas vesikuler. Ekstermitas Atas Inspeksi: simestris kiri
dan kanan tidak ada odem terpasang infus atau IVFD COGTIL ditangan kiri, Palpasi :
Akral dingin, tidak ada odem dan tidak ada nyeri tekan, Bawah Inspeksi: simestris kiri
dan kanan, kulit tampak kencang ,odem. Palpasi : Tidak terdapat odem dan tidak ada
nyeri tekan

4. Kebutuhan sehari-hari
Pada tinjauan kasus penulis menemukan kebutuhan sehari-hari klien dibantu
perawat.

B. Diagnosa Keperawatan
Pada teori sebulmnya menjelaskan patofisiologi dan kemungkinan diagnosa keperawatan
yang akan timbul yaitu:
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 b.d ekspansi yang kurang adekuat.
2. Hipertermi b.d transisi lingkungan ekstra uterin neonatus.
3. Penurunan kardiak out put b.d
4. Gangguan perfusi jaringan b.d kebutuhan Oksigen yang tidak adekuat.
5. Intoleransi aktifitas b.d
6. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang kondisi yang dialami dan proses
pengobatan.
7. Resiko tinggi terjadi infeksi

Setelah mengumpulkan semua data 5 diagnosa keperawatan yang ditegakkan sesuai


dengan masalah yang ada, dimana masalah tersebut telah diklasifikasi, di interprestasi,
diverivikasi dan dikomuntasikan sehingga tegak diagnosa keperawatan yang sebagian
terdapat pada BAB II yaitu:
Menurut Nanda Nic Noc 2013
1. bersihan jalan nafas tidak efektif b/d akumulasi sekret
2. pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi
3. hipotermi b/d terpapar lingkungan dingin
4. resiko infeksi b/d prosedur inuasif

C. Intervensi
1. Bersihan jalan nafas b/d tidak efektif b/d produksi mukus banyak.
Dalam tindakan keperawatan penulis memilih dari diagnosa Nanda NIC NOC sesuai
dengan kebutuhan kasus yaitu: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan di harapakan jalan nafas lancar: Tidak menunjukan demam, Tidak
menunjukakn cemas, Rata-rata respirasi dalam batas normal, Pengeluaran sputum
melalui jalan nafas, Tidak ada suara nafas tambahan. NIC:Tentukan kebutuhan oral/
suction tracheal,Auskultasi suara nafas belum dan sudah suction, Bersihan daerah
bagian tracheal setelah suction, Monitor status oksigen pasien, status hemodinamik
segera sebelm, selama dan sesudah suction
2. Pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapakan pola
nafas menjadi efektif KH: Pasien menunjukan pola nafas yang efektif, Ekspansi dada
simestris, Tindakan ada bunyi nafas tambahan, Kecepatan dan irama respirasi dalam
batas normal. NIC: Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan melakukan pengisapan
lendir, Pantau status pernafasan dan O2 sesuai dengan kebutuhan,Askultasi jalan
nafas untuk mengetahui adanya penurunan ventilasi, Kolaborasi dengan docter untuk
pemeriksaan AGD dan pemakaian alat bantu pernafasan, Berikan o2 sesuai kebutuhan

3. Kerusakan pertukaran gas b/d ketidak seimbangan perfusi ventilasi


Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan pertukaran gas teratasi dengan
KH: Tindakan sesak nafas, Fungsi paru dalam bats normal. NIC: Kaji bunyi paru,
frekuensi nafas, Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara, Pantau
hasil analisa gas darah.
4. Resiko cedera b/d anomali kongetal tidak terdeteksi pemajanan pada gen-gen
infeksius
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan di harapkan
resiko cidera dapat di cegah KH: Bebas dari cidera/ komplikasi, Mendeskripsikan
aktivitas yang tepat dari lever perkembangan anak, Mendeskripsikan teknik
pertolongan pertama.NIC: Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah merawat bayi,
Pakai sarung tangan steril, Lakukan pengkajian fisik secara rutin, Ajarkan kelurga
tanda dan gejala infeksi dan melaporkannyapada pemberian pelayanan kesehatan,
Berikan imunisasi sesuai indikasi
D. Implementasi
Pada tahap implementasi kelompok menginterpretasikan dari intervensi yang telah
disusun. Namun tidak semua rencana tindakan dapat dilakukan dalam kenyataan, maka
penulis harus mempertimbangkan hal-hal lain yaitu keadaan klien penulis harus
berpedoman pada waktu yang penulis lakukan berkisar selam 3 hari sesuai dengan
keadaan klien dan fasilitas yang ada dirumah sakit.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asfiksia pada bayi baru lahir menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) adalah
kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah
lahir (Prambudi, 2013).
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir. Sering kali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami
asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali
pusat, atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan (Depkes RI, 2009).
Asfiksia neonatrum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami
gagal nafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat
memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya.
Penyusun telah melakukan pengkajian terhadap klien untuk mendapatkan informasi
dengan data yang akurat. Berdasarkan data dari hasil pengkajian telah dapat
diinterpretasikan dan ditetapkan masalah keperawatan serta kebutuhannya, walaupun di
dalam masih terdapat kesenjangan dengan teori yang ada.

B. Sasaran
1. Bagi Rumah Sakit
Untuk mendapatkan pengalaman yang bernilai disarankan bagi institusi pelayanan
kesehatan agar lebih memperhatikan kendala dan masalah kesehatan yang terjadi di
masyarakat, khususnya masalah yang terkait dengan keperawatan neunatus, sehingga
dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.
2. Bagi Penyusun
Dengan melakukan penyusunan ini disarankan penyusun mampu memberikan asuhan
keperawatan neunatus sesuai standar.
Disarankan dengan penyusunan laporan kelompok ini penyusun laporan kelompok ini
penyusun dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik yang sesuai dengan
manajemen keperawatan neunatus.
DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily L dan Sowden, Linda L. 2013.Keperawatan Pediatrik, Edisi 3, EGC: Jakarta.

Johnson, M., Maas, M., 2012. Nursing Outcome Classification (NOC) 2nd ed. Mosby, Inc. St.
Louis, Missouri.

McCloskey, J., Bulechek, G., 2014. Nursing Interventions Classification (NIC), 4th ed.
Mosby, Inc. St. Louis, Missouri.

NANDA. 2013. Nursing Diagnosis: Definition and Classification 2005-2006. NANDA


International. Philadelphia.

Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. 2012. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam.
UKK Neurologi IDAI CDK 165/vol.35 no.6/September - Oktober 2008

Anda mungkin juga menyukai