Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa

hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sicknes normal

yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal

dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan (Varney, 2007).

Selama penulis melakukan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan

Hiperemesis gravidarum di Ruang KB Rawatan RSUD Achmad Mochtar

Bukittinggi pada tanggal 29-31 januari 2018 ada beberapa hal yang perlu dibahas

dan diperhatikan.

Dalam penerapan asuhan keperawatan tersebut penulis telah berusaha

mencoba menerapkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hiperemesis

gravidarum sesuai dengan teori-teori yang ada. Untuk melihat lebih jelas asuhan

keperawatan yang diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai, akan

diuraikan sesuai dengan tahap-tahap proses keperawatan di mulai dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam pengumpulan data

tentang individu, keluarga dan kelompok (Carpenito & Moyet, 2007). Dalam

melakukan pengkajian pada klien data di dapatkan dari klien, beserta

keluarga, catatan medis serta tenaga kesehatan lainnya.

48
1. Riwayat kesehatan sekarang

Dalam tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus tidak ada terdapat

kesenjangan pada saat dilakukan pengkajian. Pada tinjauan teori biasanya

klien mengeluh mual,muntah dan pada tinjauan kasus ditemukan klien

mengatakan mual, muntah.

2. Riwayat kesehatan dahulu

Terdapat kesenjangan dalam tinjauan biasanya klien ada riwayat hiperemis

gravidarum sedangkan berdasarkan hasil wawancara pada Ny. J tidak

ditemukan adanya riwayat hiperemis gravidarum maupun penyakit yang

lain.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada teoritis dan pada kasus sama karena pemeriksaan

fisik penting untuk menentukan keadaan pasien. Pemeriksaan fisik pada

teori mengacu pada pemeriksaan head to toe, pemeriksaan keadaan umum,

tingkatkesadaran serta TTV ( TD, P, N, S ) pada kasus penulis juga

melakukan pemeriksaan head to toe, pemeriksaan kesadaran, keadaan

umum.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan

mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan

resiko tinggi. Pada tinjauan teoritis ditemukan 7 diagnosa keperawatan

sedangkan pada tinjauan kasus ditemukan 3 diagnosa keperawatan . Diagnosa

yang ditemukanpada teori :

49
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

3. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang

berlebihan.

4. Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi

muntah yang sering.

5. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi

kehamilan.

6. Takut berhubungan dengan pengaruh hyperemesis terhadap kesehatan

janin

7. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan

berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.

Sedangkan pada kasus ditemukan 3 diagnosa yaitu :

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, intake tidak

adekuat.

2. Gangguan pola tidur b.d mual, muntah berlebih

3. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik

yangdiharapkan dari pasien dan tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.

Intervensi keperawatan dipilih untuk membantu pasien dalam mencapai

hasilpasien yang diharapkan dan tujuan pemulangan ( Doenges, 2000 : 10 ).

50
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan kepada klien

berdasarkanprioritas masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan

pada teori dapatditegakkan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada

tinjauan kasusdisesuaikan dengan keluhan dan keadaan pasien.

D. Implementasi

Setelah rencana tindakan ditetapkan, maka dilanjutkan dengan

melakukanrencana tersebut dalam bentuk nyata, dalam melakukan asuhan

keperawatan pada klien hiperemis gravidarum hal ini tidaklah mudah.

Terlebih dahulu penulis mengatur strategi agar tindakan keperawatan dapat

terlaksana, yang dimulai dengan melakukan pendekatan pada klien agar

nantinya klien mau melaksanakan apa yang perawat anjurkan, sehingga

seluruh rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan

masalah yang dihadapi klien. Dalam melakukan rencana tindakan, penulis

tidak menemukan kesulitan yang berarti, hal ini disebabkan karena :

1. Adanya faktor perencanaan yang baik dan sistematik sehingga

memudahkanuntuk melakukan tindakan keperawatan

2. Pendekatan yang dilakukan pada klien dan keluarga dengan baik

sehinggaklien merasa percaya pada penulis dan mudah dalam

pemberian sertapelaksanaan tindakan keperawatan

3. Adanya kerja sama yang baik dengan petugas ruangan, sehingga

penulismendapat bantuan dalam melalaksanakan tindakan

keperawatan.

51
E. Evaluasi

Dari 3 diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan apa yang

penulis temukan dalam melakukan studi kasus dan melakukan asuhan

keperawatan, kurang lebih sudah mencapai perkembangan yang lebih baik

dan optimal, maka dari itu dalam melakukan asuhan keperawatan untuk

mencapai hasil yang maksimal memerlukan adanya kerja sama antara penulis

dengan klien, perawat, dokter, dan tim kesehatan lainnya. Penulis

mendapatkan kesempatan melihat perkembangan selama 3 hari berturut-turut.

1. Pada diagnosa 1 yaitu Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,

muntah, intake tidak adekuat dianggap masalah teratasi sebagian karena

mual, muntah sudah berkurang.

2. Pada diagnosa 2 yaitu Gangguan pola tidur b.d mual, muntah berlebih

dianggap teratasi sebagian karena mual, muntah sudah berkurang.

3. Pada diagnosa 3 yaitu Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum dianggap

teratasi sebagian karena aktivitas pasien sudah tidak banyak dibantu.

52

Anda mungkin juga menyukai