Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KEGIATAN ORIENTASI

RSUD AJIBARANG

Oleh:
dr. Coraega Gena Ernestine
dr. Tessa Septian Anugrah
dr. Nurul Setiawan

Pendamping:
dr. Rizki Oktarifa

PEMERINTAHAN KABUPATEN BANYUMAS


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJIBARANG
BAGIAN DIKLAT RUMAH SAKIT
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas orientasi sebagai karyawan baru di RSUD
Ajibarang dan karena hidayah-Nya pula saya dapat menyelesaikan Laporan Orientasi Dokter
Pegawai Non PNS RSUD Ajibarang, yang merupakan bentuk tanggungjawab saya mengenai
keadaan dan situasi di RSUD Ajibarang pada umumnya, serta di ruang IGD pada khususnya.
Saya menyadari tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut tanpa bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu tidak ada kata lain selain ucapan terima kasih khusunya kepada
direktur RSUD Ajibarang, Kasi Keperawatan, dan dokter pembimbing kami serta teman-
teman sejawat dokter dan perawat yang telah memberikan arahan dan bimbingan, dukungan
secara fisik maupun mental sehingga penulis dapat menyelasaikan orientasi ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada diri saya dan juga dalam
penyususnan laporan ini, untuk itu penulis meminta maaf dan juga sumbang saran dan kritik
yang bersifat membangun agar yang buruk menjadi baik, yang baik menjadi lebih baik dan
mempertahankan di waktu mendatang.
Semoga laporan orientasi ini sebagi gambaran keadaan pelayanan kesehatan di ruang
IGD dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, Karyawan maupun staf RSUD Ajibarang, serta
semua pihak yang terkait.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………..…………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………..……………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. iii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………..………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………… 1
B. Tujuan …………………………………………………………………………………….. 3
C. Ruang Lingkup ……..…………………………………………………………………….. 4
BAB 2 GAMBARAN UMUM .………………………..…………………………………… 5
A. Definisi Kerusakan Lingkungan …………………………………………………………. 5
B. Penyebab Kerusakan Lingkungan ……………………………………………………….. 7
C. Dampak Kerusakan Lingkungan …………………………………………………………. 8
D. Contoh Kasus Kerusakan Lingkungan …………………………………………….……. 10
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………………. 14
BAB 4 PENUTUP …………………………………………………………………………. 14
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….. 14
B. Saran …………………………………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Instalasi Gawat Darurat adalah suatu unit kerja fungsional yang memiliki system
kerja yang berbeda dengan unit-unit kerja/unit lain. Instalasi Gawat Darurat RSUD
Ajibarang terpisah dari unit lain, namun berhubungan erat dengan unit kerja Keperawatan,
mengingat tenaga bidan dan perawat dari unit kerja Keperawatan yang memberikan
pelayanan di Instalasi Gawat Darurat.
Informasi tentang Instalasi Gawat Darurat tidak dapat dimengerti bila tidak
dilaksanakan kegiatan pengenalan atau orientasi tentang kegiatan di Instalasi Gawat
Darurat kepada setiap pegawai terutama pegawai yang baru ditempatkan di Instalasi
Gawat Darurat. Program orientasi diartikan sebagai suatu kegiatan pengenalan sistem
dan lingkungan tempat kerja serta prosedur pelayanan penderita Instalasi Gawat Darurat
kepada pegawai baru di Instalasi Gawat Darurat RSUD Ajibarang. Keseluruhan
informasi tentang Instalasi Gawat Darurat diberikan secara terencana, sistematis dan
berkelanjutan hingga pegawai baru mengenal dan mengerti akan hak dan tanggung jawab
yang harus dilaksanakan.
Dengan diadakannya program orientasi kepada seluruh pegawai baik pegawai
yang baru di RSUD Ajibarang, maka diharapkan setiap pegawai yang bekerja di Instalasi
Gawat Darurat dan ruang pelayanan dapat bekerja jauh lebih baik dan bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya sehingga mampu mewujudkan Visi, Misi dan Motto RSUD
Ajibarang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar pegawai baru dapat mengenal sistem dan lingkungan kerja sehingga
dapat melaksanakan pelayanan penderita gawat darurat sesuai dengan prosedur dan
tatalaksana manajemen Instalasi Gawat Darurat RSUD Ajibarang.

2. Tujuan Khusus
Dari kegiatan orientasi ini, peserta diharapkan :
a. Mengenal dan memahami standar operating procedure Instalasi Gawat Darurat
RSUD Ajibarang, mengenal dan memahami prosedur tetap tindakan pelayanan
Instalasi Gawat Darurat RSUD Ajibarang.
b. Mengenal dan memahami prosedur tetap manejemen Instalasi Gawat Darurat
RSUD Ajibarang, mengenal dan memahami fasilitas ruang dan peralatan Instalasi
Gawat Darurat RSUD Ajibarang.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan terhadap kasus yang sering
dilayani di Instalasi Gawat Darurat RSUD Ajibarang.

C. Ruang Lingkup
1. IGD
2. Ruang Pelayanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Rumah Sakit

Rumah sakit dalam perjalanan sejarahnya mengalami perkembangan yang

berpengaruh terhadap fungsi dan perannya. Rumah sakit berfungsi untuk

mempertemukan dua tugas prinsip yang membedakan dengan lembaga lainnya

yang melakukan kegiatan pelayanan jasa. Pada prinsipnya rumah sakit merupakan

institusi yang mempertemukan tugas yang didasari oleh dalil-dalil etik medik,

karena merupakan tempat bekerjanya para profesional para penyandang lafal

sumpah medik yang diikat dali-dalil Hipocrates dalam melakukan tugas

profesionalnya. Selain itu, rumah sakit juga bertindak sebagai institusi yang

bergerak dalam hubungan-hubungan hukum dengan masyarakat atau pasien yang

tunduk pada norma hukum dan norma etik masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam Kode Etik Rumah Sakit

Indonesia 2001 ditegaskan, bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan

merupakan unit sosio ekonomi, yang harus mengutamakan tugas kemanusiaan dan

mendahulukan fungsi sosialnya dan bukan mencari keuntungan semata. Yang

dimaksud dengan fungsi sosial rumah sakit adalah bagian dari tanggung jawab

yang melekat pada setiap rumah sakit, yang merupakan ikatan moral dan etik dari

rumah sakit dalam membantu pasien khususnya yang kurang/tidak mampu

memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan

Pada dasarnya rumah sakit merupakan salah satu sarana atau fasilitas

pelayanan kesehatan yang tugas utamanya adalah melayani kesehatan perorangan


di samping pelayanan lainnya. Selanjutnya yang dimaksud dengan fasilitas

pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau

masyarakat (Pasal 1 angka 7 UU K No. 36 Tahun 2009). Dalam kaitan ini yang

dimaksud dengan rumah sakit menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UU RS No. 44

Tahun 2009 adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap,

rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna yang dimaksud

adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif. Pelayanan tugas kesehatan perorangan secara paripurna tersebut, pada

dasarnya rumah sakit mempunyai fungsi menyelenggarakan pelayanan pengobatan

dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

Fungsi utama rumah sakit menurut ketentuan Pasal 5 UU RS No. 44

Tahun 2009 adalah:

a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit;

b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam


rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan

d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;


Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan paripurna tingkat kedua

adalah upaya kesehatan perorangan tingkat lanjut dengan mendayagunakan

pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik. Selanjutnya, yang dimaksud

dengan pelayanan kesehatan paripurna tingkat ketiga adalah upaya kesehatan

perorangan tingkat lanjut dengan mendayagunakan pengetahuan dan teknologi

kesehatan subspesialistik.

Konsil Kesehatan Indonesia memberikan pengertian rumah sakit sebagai

sarana pelayanan kesehatan yang memiliki sarana rawat inap. Picard

mengemukakan bahwa rumah sakit pada masa dahulu merupakan tempat untuk

mengatasi penyakit atau sebagai suatu lembaga dimana calon tenaga medis

meningkatkan kemahirannya. Azrul Azwar dalam bukunya Pengantar Administrasi


Kesehatan mengenai batasan rumah sakit dapat dikemukakan

sebagai berikut:

a. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional

yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan

pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,

diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita pasien.

b. Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima

pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk

mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan

lainnya yang diselenggarakan.

c. Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat,

pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan.


Selanjutnya Sofwan Dahlan, mengemukakan bahwa yang dimaksud

dengan rumah sakit adalah:

1. Sebuah tempat kerja, yang sangat padat dengan masalah, oleh karenanya

perlu ada problem solving system.

2. Sebuah fasilitas publik yang esensial, yang merepresentasikan investasi

sumber daya manusia, modal dan sumber daya lainnya guna memberikan

layanan penting (critical services) bagi masyarakat.

3. Sebuah proses kerja organisasi, yang inputnya berupa personil, peralatan,

dana, informasi, dan pasien untuk diolah melalui kerja organisasi, alokasi

sumber daya, koordinasi, integrasi psikologi sosial dan manajeman, yang

hasilnya diserahkan kembali kepada lingkungan kerja dalam bentuk finished

outputs. Disamping itu rumah sakit harus dapat mempertahankan identitas

dan integritas sebagai sebuah sistem sepanjang waktu.

Berdasarkan pendapat di atas, pada hakikatnya rumah sakit adalah suatu

lembaga atau organisasi yang membutuhkan sarana dan prasarana, sumber daya,

memiliki visi sosial, serta padat akan masalah hukum.

B. Jenis Rumah Sakit

Rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yakni

(Kemenkes, 2010):

4. Berdasarkan kepemilikanya

← Rumah sakit publik, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah

dan badan hukum lain yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik
meliputi rumah sakit milik Departemen Kesehatan, Pemerintah

(provinsi dan kabupaten), TNI, Polri, dan BUMN.

← Rumah sakit privat, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum

dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero,

rumah sakit privat meliputi rumah sakit milik yayasan, perusahaan,

penanam modal (dalam negeri dan luar negeri), dan rumah sakit

berbadan hukum lainnya.

5. Berdasarkan jenis pelayanan

← Rumah sakit umum, merupakan rumah sakit yang memberikan

pelayanan dalam semua bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat

pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan spesialistik, dan

pelayanan kesehatan subspesialistik.

← Rumah sakit khusus, merupakan rumah sakit yang memberikan

pelayanan kesehatan berdasarkan jenis pelayanan tertentu.


3. Berdasarkan kelas

a. Rumah sakit umum kelas A, merupakan rumah sakit yang mampu

memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh

pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan

rujukan tertinggi (top referral hospital).

b. Rumah sakit umum kelas B, merupakan rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis minimal sebelas

spesialistik dan subspesialistik terbatas.

c. Rumah sakit umum kelas C, merupakan rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik

dasar.

d. Rumah sakit umum kelas D, merupakan rumah sakit umum yang

mempunyai fasilitas kesehatan dan kemampuan pelayanan kesehatan

dasar.

e. Rumah sakit umum kelas E, merupakan rumah sakit khusus (special

hospital) yang menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran

saja.

C. Jenis Pelayanan di Rumah Sakit


Upaya kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan

penyakit, dan pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu,

dan berkesinambungan (Regaletha, 2009). Pelayanan yang diberikan oleh rumah

sakit dapat dikelompokan sebagai berikut:


1. Kelompok pelayanan medis, meliputi enam jenis pelayanan, yakni pelayanan

rawat jalan, pelayanan rawat darurat, pelayanan rawat inap, pelayanan bedah

sentral, pelayanan rawat intensif, dan pelayanan rehabilitasi medis.

2. Kelompok pelayanan penunjang medis, mencakup tiga jenis pelayanan, yakni

pelayanan radiology dan imaging, pelayanan laboratorium, dan pelayanan

farmasi.

3. Kelompok penunjang non medis, mencakup enam jenis pelayanan, yakni

pelayanan gizi rumah sakit, pelayanan pemulangan jenazah, pelayanan binatu,

pelayanan pemeliharaan dan perbaikan sarana, pelayanan pelatihan, serta

pelayanan sosial.

D. Rumah sakit Tipe C

Menurut Pasal 36 Permenkes No. 56 Tahun 2014 Pelayanan yang diberikan

oleh Rumah Sakit Umum kelas C paling sedikit meliputi: pelayanan medik; pelayanan

kefarmasian; pelayanan keperawatan dan kebidanan; pelayanan penunjang klinik;

pelayanan penunjang nonklinik; dan pelayanan rawat inap. Sumber daya manusia

Rumah Sakit Umum kelas C terdiri atas: tenaga medis; tenaga kefarmasian; tenaga

keperawatan; tenaga kesehatan lain; tenaga nonkesehatan. Tenaga medis yang

dimaksud paling sedikit terdiri atas: 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik

dasar; 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut; 2 (dua) dokter

spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar; 1 (satu) dokter spesialis

untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang; dan 1 (satu) dokter gigi

spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut. Pelayanan Medik

Umum rumah sakit umum tipe c terdiri dari Pelayanan Medik Dasar,Pelayanan Medik

Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana. Pelayanan Gawat

Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 jam dan 7 (tujuh) hari
seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat.

Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan

Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut rumah

sakit umum tipe c minimal 1 (satu) pelayanan. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik

terdiri dari Pelayanan. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan

asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari

Perawatan intensif, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam

Medik. Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa

Boga / Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang,

Ambulance, Komunikasi, Kamar Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas

Medik dan Penampungan Air Bersih. Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan

dengan jenis dan tingkat pelayanan spesialis setiap pelayanan dengan 2 orang dokter

spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda. Perbandingan tenaga

keperawatan dan tempat tidur rumah sakit umum tipe c adalah 2:3 dengan kualifikasi

tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit. Tenaga penunjang

berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit. Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi

standar yang ditetapkan oleh Menteri. Peralatan radiologi harus memenuhi standar

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Jumlah tempat tidur minimal

100 (seratus) buah. Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata

laksana. Struktur organisasi tersebut memuat paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah

Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur

penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum

dan keuangan. Tata laksana sebagai syarat rumah sakit umum tipe c meliputi

tatalaksana organisasi, standar pelayanan, standar operasional prosedur(SPO), Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMS) dan hospital by laws dan Medical Staff by

laws.
E. Standar Kompetensi IGD

Klasifikasi Pelayanan Instalasi Gawat Darurat terdiri dari:

← Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level IV sebagai standar minimal untuk Rumah
Sakit Kelas A.

← Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level III sebagai standar minimal untuk Rumah
Sakit Kelas B.

← Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar minimal untuk Rumah
Sakit Kelas C.

← Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar minimal untuk Rumah
Sakit Kelas D.

← 1. Target pencapaian standar

← Target pencapaian IGD Rumah Sakit secara nasional adalah maksimal 5 tahun dari
tanggal penetapan SK. Setiap Rumah Sakit dapat menentukan target pencapaian
lebih cepat dari target maksimal capaian secara nasional. Rencana pencapaian dan
penerapan IGD Rumah Sakit dilaksanakan secara bertahap berdasarkan pada
analisis kemampuan dan potensi daerah.
2. Jenis pelayanan

Level IV Level III Level II Level I

Memberikan Memberikan Memberikan Memberikan


Pelayanan pelayanan sebagai pelayanan sebagai pelayanan sebagai
sebagai berikut: berikut: berikut: berikut:
1. Diagnosis & 1. Diagnosis & 1. Dianosis & 1. Dianosis &
penanganan: penanganan penanganan: penanganan:
Permasalahan Permasalahan Permasalahan Permasalahan
pd A,B,C dgn pada A,B,C pada jalan nafas pd
alat lengkap dengan alat yg (airway problem), A: jalan nafas
Termasuk lebih lengkap ventilasi (airway
Ventilator tmsk ventilator pernafasan problem),
2. Penilaian 2. Penilaian (breathing B: ventilasi
disability, disability, problem) dan pernafasan
Penggunaan Penggunaan sirkulasi (breathing
obat, EKG, obat, EKG, 2. Penilaian problem)
Defibrilasi defibrilasi disability, dan
3. Observasi 3. HCU/resusitasi Penggunaan C: sirkulasi
HCU/ 4. Bedah sito obat, EKG, pembuluh
R Resusitasi- defibrilasi(observ darah(circulation
ICU asi HCU) problem)
4. Bedah sito 3. Bedah sito 2. Melakukan
stabilisasi dan

evakuasi

4. Sumber Daya Manusia


IGD

Kualifikasi Level IV Level III Level II Level I


Tenaga

Dokter Subspesialis  Semua - - -


jenis on
call


Dokter Spesialis  4 Besar +  Bedah,Obsgin, Bedah,Obgyn -
Anastesi Anak, Penyakit , Anak,
on site. Dalam on site Penyakit
(dokter Dalam on
 (dr

spesialis lain call.


Spesialis
on call)

lain on
call)

Dokter PPDS On site 24 On site 24 jam - -


Jam (RS Pendidikan)

Dokter Umum
(+pelatihan kegawat On site 24 On site
On site 24 jam On site 24 jam
daruratan)GELS,ATL
S, Jam 24 jam
ACLS, dll
IGD
Kualifikasi Level IV Level III Level II Level I
Tenaga

Perawat Kepala
S1 Jam Jam kerja / Jam kerja Jam
DIII kerja/Diluar diluar jam kerja Kerja
(+Emergency Nursing) jam kerja

Perawat (+Pelatihan On site 24 On site 24 jam On site 24 jam On site


Emergency Nursing) Jam 24 jam

Non Medis
Bagian Keuangan On site 24 On site 24 jam On site 24 jam On site
Kamtib(24jam) Jam 24 jam
Pekarya(24jam)

4. Ketentuan Umum Sarana

a. Ketentuan umum Fisik Bangunan:

1) Luas bangunan IGD disesuaikan dengan beban kerja RS dengan


memperhitungkan kemungkinan penanganan korban massal/bencana.

2) Lokasi gedung harus berada dibagian depan RS, mudah dijangkau oleh
masyarakat dengan tanda–tanda yang jelas dari dalam dan dari luar Rumah
sakit.
3) Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu utama
(alur masuk kendaraan/pasien tidak sama dengan alur keluar) kecuali pada
klasifikasi IGD level 1 dan 2.

4) Ambulans/kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan pintu


yang areanya terlindung dari panas dan hujan (catatan: untuk lantai IGD yang
tidak sama tinggi dengan jalan ambulans harus membuat ramp).

5) Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brankar.

6) Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung lebih dari 2
ambulans (sesuai dengan beban RS).

7) Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar dan
tidak ada “cross infection”, dapat menampung korban bencana sesuai dengan
kemampuan RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh
perawat kepala jaga.

8) Area dekontaminasi ditempatkan didepan / diluar IGD atau terpisah dengan


IGD.

9) Ruang triase harus dapat memuat minimal 2 (dua) brankar.

6. Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien.


f. Apotik 24 Jam tersedia dekat IGD.

g. Memiliki ruang untuk istirahat petugas (dokter dan perawat). b. Sarana

KELAS /
No RUANG LEVEL 4 LEVEL 3 LEVEL 2 LEVEL 1 KET

1 RUANG PENERIMAAN

a. R. Tunggu
(Public Area)

- Informasi + + + -

- Toilet + + + +

- Tlpn Umum + + - -

- ATM + - - -

- Kafetaria + - - -

- Keamanan + + - -

b. R. Administrasi

- Pendaftaran + +
pasien baru/ + -
Rawat

- Keuangan + + - -

+ + Tergantung IT
- Rekam Medik + +
Sistem

Bisa
+ + + bergabung
c. R. Triase dengan
ruangan
lain

d. R. Penyimpanan + + +
-

Strecher

e. R. Informasi dan + + +/-


-
Komunikasi
RUANG
2 TINDAKAN

a. R. Resusitasi + + + +

b. R. Tindakan

- Bedah + + +

- Non Bedah / + + +
Bisa
Medical

bergabung

- Anak +

Bisa bergabung

- Kebidanan +

Bagi IGD yg
berada dekat
c. R.Dekontaminasi + +/- +/- +/- industri harus

memiliki ruang
ini.
RUANG
3 OPERASI + + +/- Bisa
bergabung
atau terpisah
dan dapat
- diakses 24 jam
No KELAS / RUANG LEVEL 4 LEVEL 3 LEVEL 2 LEVEL 1 KET

4 RUANG + + + Bisa
OBSERVASI bergabung
dengan
ruangan

lain

5 RUANG KHUSUS

a. R. Intermediate /
HCU

. Umum + + + - Bisa

. Cardiac + + - - bergabung

. Pediatric + +/- - - atau terpisah

. Neonatus + +/- - - dan dapat

b. R. Luka Bakar + +/- - - diakses 24 jam

c. R. Hemodialisis + +/- - -

d. Isolasi + +/- - -

c. Fasilitas/Prasarana Medis
Fasilitas dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh kelas IGD
rumah sakit dan jumlah kasus yang di tangani.

No KELAS/RUANG LEVEL 4 LEVEL 3 LEVEL 2 LEVEL 1 KET

A. RUANG TRIASE
 Kit
Pemeriksaan + + + +
Minimal 2

Sederhana

 Brankar Penerimaan + + + + Rasio


Pasien (Cross
Sectional)

 Pembuatan rekam (perlu


medik khusus dibuatkan
form)

 Label (pada saat + + + +


korban massal)
B. RUANG
TINDAKAN

1 Ruang Resusitasi

PERALATAN MEDIS

 Nasopharingeal tube + + + + Minimal 1


setiap no

 Oropharingeal tube + + + + Minimal 1


setiap no

 Laringoscope set Anak + + + + Minimal 1


setiap no

 Laringoscope set + + + + Minimal 1


Dewasa setiap no

 Nasotrakheal tube + + + + Minimal 1


setiap no

 Orotracheal + + + + Minimal 1
setiap no

 Suction + + + + Sesuai
jumlah TT

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan ini terdiri dari beberapa bagian yang akan dibahas yaitu:
a) Penerapan proses keperawatan
b) Penerapan prosedur-prosedur tindakan keperawatan
c) Kedisiplinan karyawan (kehadiran, seragam dan atributnya)
d) Peralatan dan inventarisnya
e) Pelimpahan tugas antar shif (operan keliling/meeteng morning)
f) Hubungan antar karyawan
g) Kerjasama antar tim
h) Hubungan perawat dengan pasien
i) Koordinasi dengan Unit lain (farmasi, laboratorium, komite medis, fisioterapi, intstalasi gizi,
dll)
Adapun penjelasan dari tiap-tiap bagian yaitu:
A. Penerapan Proses Keperawat
Diruang Anggrek proses keperawatan sudah berjalan dengan baik dan dilakukan
secara sistematis dari pengkajian, analisa masalah, perumusan/ penegakan masalah,
penutupan tujuan, perumusan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan
evaluasi.
Pengkajian yang dilakukan dimulai dari proses pendekatan keperawatam kemudian
dilanjutkan dengan pengumpulan identitas, keluhan pasien dan data biopsikososial spriritual.
Dari pengkajian tersebut dapat dianalisis masalah yang ada. Tahap berikutnya adalah
penetapan tujuan (berdasarkan masalah yang muncul) dan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan maka disusunlah rencana keperawatan. Rencana keperawatan inilah yangmenjadi
acuan dalam melakukan tindakan keperawatan dan setelah dilakukan tindakan kemudian
dilakaukan evaluasi. Apabila hasil evaluasi menunjukan ada tujuan yang belum tercapai/
masalah yang bel;um teratasi maka proses keperawatan dilakukan kembali.
B. Penerapan Prosedur-prosedur Tindakan Keperawatan
Setiap ruangan di RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalingga dilengkapi dengan
prosedur-prosedur tindakan keperawatan. Prosedur-prosedur keperawatan tersebut merupakan
standar acuan dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Di ruang Anggrek sebagian besar
tindkan keperawatan yang dilkukan telah sesuai dengan prosedur keperawatan yang ada.
Apabla terdapat prosedur keperawatan yang baru diruang Anggrek maka semua perawat
akan berusaha untuk melaksanakannya dengan baik.
C. Kedisiplinan Karyawan (kehadiran, seragam dan atributnya)
Disiplin merupakan hal penting dalam bekerja dan tidak bisa dipisahkan dari seorang
perawat/Pegawai. Diruang Anggrek dalam hal kedisplinan masuk dan pulang kerja ,
karyawan sudah cukup baik dilihat dari kehadiran. Mengenai seragam ataupun atribut yang
dikenakan oleh seluruh karyawan yang bekerja di ruang Anggrek, sudah sesuai dengan tata
tertib dari RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalingga.
Terdapat emat belas karyawan yang bekerja diruang Anggrek yang terdiri dari 10
orang perawat (termasuk kepala ruang), 1 petugas administrasi, 2 orang Asper dan 1 orang
hygiene servis. Dari 14 orang karyawan yang ada, kesemuanya telah memiliki kedisiplinana
kerja yang baik, melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi masing-masing .
D. Peralatan dan Inventarisnya
Peralatan merupakan bagian penting dalam bekerja apalagi bagi seorang perawat,
karena sebagian besar tindakan yang dilakukan membutuhkan suatu peralatan. Di ruang
Anggrek peralatan yang ada sudah cukup memadai dan pelaksanaan inventarisasi alat sudah
dilaksanakan dengan baik. Begitu juga mengenai perawatan dan pemiliharan peralatan
medis di ruang Anggrek sudah cukup baik. Dalam segi administrasi, semua barang dan alat
yang ada dirung Anggrek dicatat dalam buku inventars, sehingga lebih memudahkan dan
mendukung kinerja seluruh staf dan karyawan di ruang Anggek RSUD Goeteng
Tarunadibrata Purbalingga.
E. Pelimpahan Tugas Antar Shif (operan keliling /meeteng morning
Pelaksanana proses keperawatan tentu harus dilaksankan secara menyeluruh dan
berkesinambungan sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Di RSUD
Goeteng Tarunadibrata Purbalingga pelaksanaan jam kerja karyawan dibagi dalam 3 sif
yaitu ; shift pagi jam 07.00 -14.00 WIB, sif sore jam 14.00 – 21.00 WIB dan sif malam jam
21.00 – 07.00 WIB. Dalam setiap pergantian shift tersebut dilakukan pelimpahan tugas atau
sering disebut dengan operan jaga, hal ini bertujuan agar tindakan keperawatan dapat
dilakukan secara berkesinambungan dan perkembangan keadaan pasien dapat terpantau
sedini mungkin.
Di ruang Anggrek pelimpahan tugas dilaksanakan di ruang perawat serta di ruang
perawatan atau kamar pasien. Di ruang perawat dilakukan pelimpahan tugas dari perawat
yang telah melaksanakan shif kepada perawat yang akan melaksanankan shift (meeting
morning). Perawat yang telah melaksankan shift menjelaskan mengenai jumlah pasien
diruang perawat dan perkembangan dari masing-masing pasien mulai dari keadaan umum ,
keluhan, tindakan yang telah dilakukan, tindakan yang belum dilakukan dan rencana tindakan
selanjutnya serta hal-hal lain yang menyangkut pasien tersebut. Pelimpahantugas shif tersebut
didokumentasikan pada buku laporan perawat sesuai dengan resep dokter yang
bertanggungjawab. Seteleh itu perawat akan berkeliling ke ruang-ruang kamar pasien dan
diruang kamar pasien perawat yang telah melaksankan tugas shifnya akan memperkenalkan
perawat yang bertugas pada shift berikutnya sehingga diharapakan pasien dapat mengenal
perawat yang akan merawatnya selama satu shif berikutnya
F. Hubungan Antar Perawat
Di ruang Anggrek dengan 14 karyawan telah memiliki hubungan dan suasana
keharmonisan telah tercipta dengan baik. Hal tersebut terlihat dari komunikasi antar
karyawan dan kekompakan dalam melaksanakan pekerjaan. Kesenjangan antar senior dan
junior hampir tidak tampak, antara yang tua dan yang muda tetap saling menghormati dan
saling berbagi informasi bila ada hal-hal yang baru.
G. Kerjasama Tim
Seorang perawat yang bekerja dirumah sakit dalam bekerja tidak bisa bekerja
sendirian, akan tetapi memerlukan kerjasama dengan perawat yang lain ataupun dengan
unit yang lain. Di ruang Anggrek semua perawat merasa bahwa mereka adalah bagian dari
suatu tim yang harus selalu bekerja sama. Dari keharmonisan antar karyawan yang telah
terbentuk akan tercipta kerjasama tim yang solid dan tim yang solid akan berpengaruh baik
bagi pelayanaan kesehatan kepada masyarakat (pasien).
H. Hubungan Perawat dengan Pasien (Keramahan)
Di ruang Anggrek hubungan perawat dengan pasien sudah baik,ini dapat dilihat dari
cara perawat dalam melayani pasien. Sebagai contoh saat pasien secara terbuka akan
mengungkapkan tentang keluhan atau masalah yang dirasakannya dan perawat
mendengarnya kemudian berusaha membantu dengan melakukan tindakan yang dapat
mengurangi keluhan pasien tersebut. Setelah itu bila ada masalah yang memerlukan
kolaborasi dengan dokter maka perawat akan segera melaporkan kepada dokter yang
bertugas.
I. Koordinasi dengan Unit Lain (Farmasi, Labortorium, Komite Medis , Fisioterapi, Instalasi
Gizi, dll)
Terciptanya tindakan /proses keperawatan yang menyeluruh tidak teerlepas dari
kerjasama dengan unit-unit lain. Kerjasama dengan unit-unit yang lain diperlukan untuk
membantu tercapainya tujuan dari tindakan keperawatan yaitu mengatasi masalah yang
dihadapi pasien. Kerjasama dengan unit-unit yang lain telah dilakukan oleh perawat-perawat
diruang Anggrek terbilang cukup memuaskan.

Kesimpulan dan aran


a) Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan di ruang Anggrek telah
berjalan sesuai dengan prosedur asuhan keperawatan. Dan dapat dikatan sudah cukup baik.
Mulai dari hubungan intern perawat dalam tim di dalam ruang Anggrek. Hubungan perawat
selaku pemberi pelayanan dengan pasien . Juga kerjasama atau koordinasi dengan unit-unit
lain dalam rumah sakit sudah berjalan dengan baik, tanpa ada kendala yang mengurangi
pelayanan terhadap pasien.
b) Saran
1. Pertahankan kekompakan dan kerjasama tim yang telah terbentuk demi memberikan
pelayanaan yang lebih baik untuk kepuasan pelayanan kesehatan kepada pasien
2. Jangan berpuas diri dari keadaan yang sudah baik. Namun terus menerus meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat tanpa memandang latar belakang, status sosial,
ekonomi maupun politik.

BAB IV
PENUTUP
BAB V
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai