RSUD AJIBARANG
Oleh:
dr. Coraega Gena Ernestine
dr. Tessa Septian Anugrah
dr. Nurul Setiawan
Pendamping:
dr. Rizki Oktarifa
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas orientasi sebagai karyawan baru di RSUD
Ajibarang dan karena hidayah-Nya pula saya dapat menyelesaikan Laporan Orientasi Dokter
Pegawai Non PNS RSUD Ajibarang, yang merupakan bentuk tanggungjawab saya mengenai
keadaan dan situasi di RSUD Ajibarang pada umumnya, serta di ruang IGD pada khususnya.
Saya menyadari tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut tanpa bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu tidak ada kata lain selain ucapan terima kasih khusunya kepada
direktur RSUD Ajibarang, Kasi Keperawatan, dan dokter pembimbing kami serta teman-
teman sejawat dokter dan perawat yang telah memberikan arahan dan bimbingan, dukungan
secara fisik maupun mental sehingga penulis dapat menyelasaikan orientasi ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada diri saya dan juga dalam
penyususnan laporan ini, untuk itu penulis meminta maaf dan juga sumbang saran dan kritik
yang bersifat membangun agar yang buruk menjadi baik, yang baik menjadi lebih baik dan
mempertahankan di waktu mendatang.
Semoga laporan orientasi ini sebagi gambaran keadaan pelayanan kesehatan di ruang
IGD dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, Karyawan maupun staf RSUD Ajibarang, serta
semua pihak yang terkait.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………..…………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………..……………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. iii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………..………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………… 1
B. Tujuan …………………………………………………………………………………….. 3
C. Ruang Lingkup ……..…………………………………………………………………….. 4
BAB 2 GAMBARAN UMUM .………………………..…………………………………… 5
A. Definisi Kerusakan Lingkungan …………………………………………………………. 5
B. Penyebab Kerusakan Lingkungan ……………………………………………………….. 7
C. Dampak Kerusakan Lingkungan …………………………………………………………. 8
D. Contoh Kasus Kerusakan Lingkungan …………………………………………….……. 10
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………………. 14
BAB 4 PENUTUP …………………………………………………………………………. 14
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….. 14
B. Saran …………………………………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Gawat Darurat adalah suatu unit kerja fungsional yang memiliki system
kerja yang berbeda dengan unit-unit kerja/unit lain. Instalasi Gawat Darurat RSUD
Ajibarang terpisah dari unit lain, namun berhubungan erat dengan unit kerja Keperawatan,
mengingat tenaga bidan dan perawat dari unit kerja Keperawatan yang memberikan
pelayanan di Instalasi Gawat Darurat.
Informasi tentang Instalasi Gawat Darurat tidak dapat dimengerti bila tidak
dilaksanakan kegiatan pengenalan atau orientasi tentang kegiatan di Instalasi Gawat
Darurat kepada setiap pegawai terutama pegawai yang baru ditempatkan di Instalasi
Gawat Darurat. Program orientasi diartikan sebagai suatu kegiatan pengenalan sistem
dan lingkungan tempat kerja serta prosedur pelayanan penderita Instalasi Gawat Darurat
kepada pegawai baru di Instalasi Gawat Darurat RSUD Ajibarang. Keseluruhan
informasi tentang Instalasi Gawat Darurat diberikan secara terencana, sistematis dan
berkelanjutan hingga pegawai baru mengenal dan mengerti akan hak dan tanggung jawab
yang harus dilaksanakan.
Dengan diadakannya program orientasi kepada seluruh pegawai baik pegawai
yang baru di RSUD Ajibarang, maka diharapkan setiap pegawai yang bekerja di Instalasi
Gawat Darurat dan ruang pelayanan dapat bekerja jauh lebih baik dan bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya sehingga mampu mewujudkan Visi, Misi dan Motto RSUD
Ajibarang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar pegawai baru dapat mengenal sistem dan lingkungan kerja sehingga
dapat melaksanakan pelayanan penderita gawat darurat sesuai dengan prosedur dan
tatalaksana manajemen Instalasi Gawat Darurat RSUD Ajibarang.
2. Tujuan Khusus
Dari kegiatan orientasi ini, peserta diharapkan :
a. Mengenal dan memahami standar operating procedure Instalasi Gawat Darurat
RSUD Ajibarang, mengenal dan memahami prosedur tetap tindakan pelayanan
Instalasi Gawat Darurat RSUD Ajibarang.
b. Mengenal dan memahami prosedur tetap manejemen Instalasi Gawat Darurat
RSUD Ajibarang, mengenal dan memahami fasilitas ruang dan peralatan Instalasi
Gawat Darurat RSUD Ajibarang.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan terhadap kasus yang sering
dilayani di Instalasi Gawat Darurat RSUD Ajibarang.
C. Ruang Lingkup
1. IGD
2. Ruang Pelayanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang melakukan kegiatan pelayanan jasa. Pada prinsipnya rumah sakit merupakan
institusi yang mempertemukan tugas yang didasari oleh dalil-dalil etik medik,
profesionalnya. Selain itu, rumah sakit juga bertindak sebagai institusi yang
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam Kode Etik Rumah Sakit
Indonesia 2001 ditegaskan, bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan
merupakan unit sosio ekonomi, yang harus mengutamakan tugas kemanusiaan dan
dimaksud dengan fungsi sosial rumah sakit adalah bagian dari tanggung jawab
yang melekat pada setiap rumah sakit, yang merupakan ikatan moral dan etik dari
Pada dasarnya rumah sakit merupakan salah satu sarana atau fasilitas
pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
masyarakat (Pasal 1 angka 7 UU K No. 36 Tahun 2009). Dalam kaitan ini yang
rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna yang dimaksud
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
kesehatan subspesialistik.
mengemukakan bahwa rumah sakit pada masa dahulu merupakan tempat untuk
mengatasi penyakit atau sebagai suatu lembaga dimana calon tenaga medis
sebagai berikut:
a. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional
b. Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima
1. Sebuah tempat kerja, yang sangat padat dengan masalah, oleh karenanya
sumber daya manusia, modal dan sumber daya lainnya guna memberikan
dana, informasi, dan pasien untuk diolah melalui kerja organisasi, alokasi
lembaga atau organisasi yang membutuhkan sarana dan prasarana, sumber daya,
(Kemenkes, 2010):
4. Berdasarkan kepemilikanya
← Rumah sakit publik, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah
dan badan hukum lain yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik
meliputi rumah sakit milik Departemen Kesehatan, Pemerintah
← Rumah sakit privat, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum
penanam modal (dalam negeri dan luar negeri), dan rumah sakit
dasar.
dasar.
saja.
rawat jalan, pelayanan rawat darurat, pelayanan rawat inap, pelayanan bedah
farmasi.
pelayanan sosial.
oleh Rumah Sakit Umum kelas C paling sedikit meliputi: pelayanan medik; pelayanan
pelayanan penunjang nonklinik; dan pelayanan rawat inap. Sumber daya manusia
Rumah Sakit Umum kelas C terdiri atas: tenaga medis; tenaga kefarmasian; tenaga
dimaksud paling sedikit terdiri atas: 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik
dasar; 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut; 2 (dua) dokter
spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar; 1 (satu) dokter spesialis
untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang; dan 1 (satu) dokter gigi
spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut. Pelayanan Medik
Umum rumah sakit umum tipe c terdiri dari Pelayanan Medik Dasar,Pelayanan Medik
Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana. Pelayanan Gawat
Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 jam dan 7 (tujuh) hari
seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat.
Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut rumah
sakit umum tipe c minimal 1 (satu) pelayanan. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
terdiri dari Pelayanan. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari
Perawatan intensif, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam
Medik. Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa
dengan jenis dan tingkat pelayanan spesialis setiap pelayanan dengan 2 orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda. Perbandingan tenaga
keperawatan dan tempat tidur rumah sakit umum tipe c adalah 2:3 dengan kualifikasi
berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit. Sarana prasarana Rumah Sakit harus memenuhi
standar yang ditetapkan oleh Menteri. Peralatan radiologi harus memenuhi standar
100 (seratus) buah. Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata
laksana. Struktur organisasi tersebut memuat paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah
Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur
penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum
dan keuangan. Tata laksana sebagai syarat rumah sakit umum tipe c meliputi
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMS) dan hospital by laws dan Medical Staff by
laws.
E. Standar Kompetensi IGD
← Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level IV sebagai standar minimal untuk Rumah
Sakit Kelas A.
← Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level III sebagai standar minimal untuk Rumah
Sakit Kelas B.
← Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar minimal untuk Rumah
Sakit Kelas C.
← Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar minimal untuk Rumah
Sakit Kelas D.
← Target pencapaian IGD Rumah Sakit secara nasional adalah maksimal 5 tahun dari
tanggal penetapan SK. Setiap Rumah Sakit dapat menentukan target pencapaian
lebih cepat dari target maksimal capaian secara nasional. Rencana pencapaian dan
penerapan IGD Rumah Sakit dilaksanakan secara bertahap berdasarkan pada
analisis kemampuan dan potensi daerah.
2. Jenis pelayanan
evakuasi
Dokter Spesialis 4 Besar + Bedah,Obsgin, Bedah,Obgyn -
Anastesi Anak, Penyakit , Anak,
on site. Dalam on site Penyakit
(dokter Dalam on
(dr
lain on
call)
Dokter Umum
(+pelatihan kegawat On site 24 On site
On site 24 jam On site 24 jam
daruratan)GELS,ATL
S, Jam 24 jam
ACLS, dll
IGD
Kualifikasi Level IV Level III Level II Level I
Tenaga
Perawat Kepala
S1 Jam Jam kerja / Jam kerja Jam
DIII kerja/Diluar diluar jam kerja Kerja
(+Emergency Nursing) jam kerja
Non Medis
Bagian Keuangan On site 24 On site 24 jam On site 24 jam On site
Kamtib(24jam) Jam 24 jam
Pekarya(24jam)
2) Lokasi gedung harus berada dibagian depan RS, mudah dijangkau oleh
masyarakat dengan tanda–tanda yang jelas dari dalam dan dari luar Rumah
sakit.
3) Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu utama
(alur masuk kendaraan/pasien tidak sama dengan alur keluar) kecuali pada
klasifikasi IGD level 1 dan 2.
6) Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung lebih dari 2
ambulans (sesuai dengan beban RS).
7) Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar dan
tidak ada “cross infection”, dapat menampung korban bencana sesuai dengan
kemampuan RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh
perawat kepala jaga.
KELAS /
No RUANG LEVEL 4 LEVEL 3 LEVEL 2 LEVEL 1 KET
1 RUANG PENERIMAAN
a. R. Tunggu
(Public Area)
- Informasi + + + -
- Toilet + + + +
- Tlpn Umum + + - -
- ATM + - - -
- Kafetaria + - - -
- Keamanan + + - -
b. R. Administrasi
- Pendaftaran + +
pasien baru/ + -
Rawat
- Keuangan + + - -
+ + Tergantung IT
- Rekam Medik + +
Sistem
Bisa
+ + + bergabung
c. R. Triase dengan
ruangan
lain
d. R. Penyimpanan + + +
-
Strecher
a. R. Resusitasi + + + +
b. R. Tindakan
- Bedah + + +
- Non Bedah / + + +
Bisa
Medical
bergabung
- Anak +
Bisa bergabung
- Kebidanan +
Bagi IGD yg
berada dekat
c. R.Dekontaminasi + +/- +/- +/- industri harus
memiliki ruang
ini.
RUANG
3 OPERASI + + +/- Bisa
bergabung
atau terpisah
dan dapat
- diakses 24 jam
No KELAS / RUANG LEVEL 4 LEVEL 3 LEVEL 2 LEVEL 1 KET
4 RUANG + + + Bisa
OBSERVASI bergabung
dengan
ruangan
lain
5 RUANG KHUSUS
a. R. Intermediate /
HCU
. Umum + + + - Bisa
. Cardiac + + - - bergabung
c. R. Hemodialisis + +/- - -
d. Isolasi + +/- - -
c. Fasilitas/Prasarana Medis
Fasilitas dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh kelas IGD
rumah sakit dan jumlah kasus yang di tangani.
A. RUANG TRIASE
Kit
Pemeriksaan + + + +
Minimal 2
Sederhana
1 Ruang Resusitasi
PERALATAN MEDIS
Orotracheal + + + + Minimal 1
setiap no
Suction + + + + Sesuai
jumlah TT
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laporan ini terdiri dari beberapa bagian yang akan dibahas yaitu:
a) Penerapan proses keperawatan
b) Penerapan prosedur-prosedur tindakan keperawatan
c) Kedisiplinan karyawan (kehadiran, seragam dan atributnya)
d) Peralatan dan inventarisnya
e) Pelimpahan tugas antar shif (operan keliling/meeteng morning)
f) Hubungan antar karyawan
g) Kerjasama antar tim
h) Hubungan perawat dengan pasien
i) Koordinasi dengan Unit lain (farmasi, laboratorium, komite medis, fisioterapi, intstalasi gizi,
dll)
Adapun penjelasan dari tiap-tiap bagian yaitu:
A. Penerapan Proses Keperawat
Diruang Anggrek proses keperawatan sudah berjalan dengan baik dan dilakukan
secara sistematis dari pengkajian, analisa masalah, perumusan/ penegakan masalah,
penutupan tujuan, perumusan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan
evaluasi.
Pengkajian yang dilakukan dimulai dari proses pendekatan keperawatam kemudian
dilanjutkan dengan pengumpulan identitas, keluhan pasien dan data biopsikososial spriritual.
Dari pengkajian tersebut dapat dianalisis masalah yang ada. Tahap berikutnya adalah
penetapan tujuan (berdasarkan masalah yang muncul) dan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan maka disusunlah rencana keperawatan. Rencana keperawatan inilah yangmenjadi
acuan dalam melakukan tindakan keperawatan dan setelah dilakukan tindakan kemudian
dilakaukan evaluasi. Apabila hasil evaluasi menunjukan ada tujuan yang belum tercapai/
masalah yang bel;um teratasi maka proses keperawatan dilakukan kembali.
B. Penerapan Prosedur-prosedur Tindakan Keperawatan
Setiap ruangan di RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalingga dilengkapi dengan
prosedur-prosedur tindakan keperawatan. Prosedur-prosedur keperawatan tersebut merupakan
standar acuan dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Di ruang Anggrek sebagian besar
tindkan keperawatan yang dilkukan telah sesuai dengan prosedur keperawatan yang ada.
Apabla terdapat prosedur keperawatan yang baru diruang Anggrek maka semua perawat
akan berusaha untuk melaksanakannya dengan baik.
C. Kedisiplinan Karyawan (kehadiran, seragam dan atributnya)
Disiplin merupakan hal penting dalam bekerja dan tidak bisa dipisahkan dari seorang
perawat/Pegawai. Diruang Anggrek dalam hal kedisplinan masuk dan pulang kerja ,
karyawan sudah cukup baik dilihat dari kehadiran. Mengenai seragam ataupun atribut yang
dikenakan oleh seluruh karyawan yang bekerja di ruang Anggrek, sudah sesuai dengan tata
tertib dari RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalingga.
Terdapat emat belas karyawan yang bekerja diruang Anggrek yang terdiri dari 10
orang perawat (termasuk kepala ruang), 1 petugas administrasi, 2 orang Asper dan 1 orang
hygiene servis. Dari 14 orang karyawan yang ada, kesemuanya telah memiliki kedisiplinana
kerja yang baik, melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi masing-masing .
D. Peralatan dan Inventarisnya
Peralatan merupakan bagian penting dalam bekerja apalagi bagi seorang perawat,
karena sebagian besar tindakan yang dilakukan membutuhkan suatu peralatan. Di ruang
Anggrek peralatan yang ada sudah cukup memadai dan pelaksanaan inventarisasi alat sudah
dilaksanakan dengan baik. Begitu juga mengenai perawatan dan pemiliharan peralatan
medis di ruang Anggrek sudah cukup baik. Dalam segi administrasi, semua barang dan alat
yang ada dirung Anggrek dicatat dalam buku inventars, sehingga lebih memudahkan dan
mendukung kinerja seluruh staf dan karyawan di ruang Anggek RSUD Goeteng
Tarunadibrata Purbalingga.
E. Pelimpahan Tugas Antar Shif (operan keliling /meeteng morning
Pelaksanana proses keperawatan tentu harus dilaksankan secara menyeluruh dan
berkesinambungan sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Di RSUD
Goeteng Tarunadibrata Purbalingga pelaksanaan jam kerja karyawan dibagi dalam 3 sif
yaitu ; shift pagi jam 07.00 -14.00 WIB, sif sore jam 14.00 – 21.00 WIB dan sif malam jam
21.00 – 07.00 WIB. Dalam setiap pergantian shift tersebut dilakukan pelimpahan tugas atau
sering disebut dengan operan jaga, hal ini bertujuan agar tindakan keperawatan dapat
dilakukan secara berkesinambungan dan perkembangan keadaan pasien dapat terpantau
sedini mungkin.
Di ruang Anggrek pelimpahan tugas dilaksanakan di ruang perawat serta di ruang
perawatan atau kamar pasien. Di ruang perawat dilakukan pelimpahan tugas dari perawat
yang telah melaksanakan shif kepada perawat yang akan melaksanankan shift (meeting
morning). Perawat yang telah melaksankan shift menjelaskan mengenai jumlah pasien
diruang perawat dan perkembangan dari masing-masing pasien mulai dari keadaan umum ,
keluhan, tindakan yang telah dilakukan, tindakan yang belum dilakukan dan rencana tindakan
selanjutnya serta hal-hal lain yang menyangkut pasien tersebut. Pelimpahantugas shif tersebut
didokumentasikan pada buku laporan perawat sesuai dengan resep dokter yang
bertanggungjawab. Seteleh itu perawat akan berkeliling ke ruang-ruang kamar pasien dan
diruang kamar pasien perawat yang telah melaksankan tugas shifnya akan memperkenalkan
perawat yang bertugas pada shift berikutnya sehingga diharapakan pasien dapat mengenal
perawat yang akan merawatnya selama satu shif berikutnya
F. Hubungan Antar Perawat
Di ruang Anggrek dengan 14 karyawan telah memiliki hubungan dan suasana
keharmonisan telah tercipta dengan baik. Hal tersebut terlihat dari komunikasi antar
karyawan dan kekompakan dalam melaksanakan pekerjaan. Kesenjangan antar senior dan
junior hampir tidak tampak, antara yang tua dan yang muda tetap saling menghormati dan
saling berbagi informasi bila ada hal-hal yang baru.
G. Kerjasama Tim
Seorang perawat yang bekerja dirumah sakit dalam bekerja tidak bisa bekerja
sendirian, akan tetapi memerlukan kerjasama dengan perawat yang lain ataupun dengan
unit yang lain. Di ruang Anggrek semua perawat merasa bahwa mereka adalah bagian dari
suatu tim yang harus selalu bekerja sama. Dari keharmonisan antar karyawan yang telah
terbentuk akan tercipta kerjasama tim yang solid dan tim yang solid akan berpengaruh baik
bagi pelayanaan kesehatan kepada masyarakat (pasien).
H. Hubungan Perawat dengan Pasien (Keramahan)
Di ruang Anggrek hubungan perawat dengan pasien sudah baik,ini dapat dilihat dari
cara perawat dalam melayani pasien. Sebagai contoh saat pasien secara terbuka akan
mengungkapkan tentang keluhan atau masalah yang dirasakannya dan perawat
mendengarnya kemudian berusaha membantu dengan melakukan tindakan yang dapat
mengurangi keluhan pasien tersebut. Setelah itu bila ada masalah yang memerlukan
kolaborasi dengan dokter maka perawat akan segera melaporkan kepada dokter yang
bertugas.
I. Koordinasi dengan Unit Lain (Farmasi, Labortorium, Komite Medis , Fisioterapi, Instalasi
Gizi, dll)
Terciptanya tindakan /proses keperawatan yang menyeluruh tidak teerlepas dari
kerjasama dengan unit-unit lain. Kerjasama dengan unit-unit yang lain diperlukan untuk
membantu tercapainya tujuan dari tindakan keperawatan yaitu mengatasi masalah yang
dihadapi pasien. Kerjasama dengan unit-unit yang lain telah dilakukan oleh perawat-perawat
diruang Anggrek terbilang cukup memuaskan.
BAB IV
PENUTUP
BAB V
Lampiran