Anda di halaman 1dari 47

KAMUS KOMPETENSI TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL

PENATA ANASTESI & ASISTEN PENATA ANESTESI

Urusan Pemerintahan : Kesehatan

1. PELAYANAN ASUHAN KEPENATAAN PRE-ANESTESI


Kode Kompetensi : T.01
Nama Kompetensi : PELAYANAN ASUHAN KEPENATAAN PRE-
ANESTESI
Definisi : Kemampuan penata anestesi dan asisten penata
anestesi dalam mempersiapkan pasien, dokumen,
alat-alat anestesi, mesin anestesi, dan obat-
obatan sebelum dilakukan tindakan anestesi
Level Deskripsi Indikator Perilaku
1 Mampu 1.1. Mampu mengidentifikasi kebutuhan
mempersiapkan persiapan pasien seperti pemeriksaan
kebutuhan tanda-tanda vital pasien pre anestesi
persiapan pre anestesi, keadaan umum, dll.
anestesi 1.2. Mampu mengidentifikasi kebutuhan
persiapan alat-alat anestesi mesin
anestesi dan obat-obat anestesi.
1.3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan
dokumen yang diperlu dalam
pemeriksaan pre anestesi.
1.4. Mampu mengidentifikasi tersedianya
sarana prasarana anestesi berdasarkan
jadwal, waktu dan jenis anestesi dan
operasi tersebut.
2 Mampu melakukan 2.1 Mampu melakukan persiapan pasien
persiapan pre meliputi : pengkajian, melakukan
anestesi. pemeriksaan tanda-tanda vital dan
mendokumentasikan hasil pengkajian.
2.2 Mampu melakukan komunikasi efektif
kepada pasien dan tim terkait tentang
tindakan anestesi yang akan
dilakukan.
2.3 Mampu menyiapkan dokumen, dan
pengecekan administrasi yang
dibutuhkan seperti formulir
pemeriksaan pre anastesi, informed
consent, formulir pemakaian bahan dan
alat, formulir cek list keselamatan
pasien operasi, dll.
2.4 Mampu menyiapkan alat-alat, obat-
obatan, mesin anestesi yang
diperlukan sesuai tindakan anastesi
yang akan dilakukan.
3 Mampu menganalisa 3.1 Mampu menganalisa tersedianya
hasil persiapan pre sarana prasarana anestesi berdasarkan
operasi. jadwal, waktu dan jenis operasi
tersebut sudah sesuai/belum sesuai
dengan perencanaan.
3.2 Mampu melakukan analisis kebutuhan
pre medikasi dan induksi pasien.
3.3 Mampu melakukan evaluasi dan
analisa (pemeriksaan dan penilaian)
status fisik pasien pasca pemberian
obat premedikasi.
3.4 Mampu menganalisa tindakan yang di
lakukan dalam pelayanan asuhan pre
anestesi dan melakukan evaluasi
semua tindakan yang telah dilakukan
selama pre anestesi.
4 Mampu 4.1 Mampu melakukan komunikasi efektif
memutuskan kepada pasien, keluarga, tim operasi
pemasalahan yang dan bedah tentang tindakan anestesi
terjadi pada asuhan yang akan di lakukan
pra anestesi 4.2 Mampu melakukan pengecekan ulang,
kelengkapan dokumen, tanda-tanda
vital dan resiko pasien pre anestesi
untuk memastikan atatus ASA pasien,
alat, obat-obatan anastesi sesuai
kondisi pasien dan teknik anestesi
yang digunakan.
4.3 Mampu memutuskan alat dan mesin
anastesi yang dibutuhkan dalam
keadaan siap pakai sesuai kondisi
pasien, jenis pembedahan dan teknik
anestesi yang digunakan.
4.4 Mampu melakukan inventarisasi,
penyusunan daftar permintaan
kebutuhan alat, obat, bahan anestesi
habis pakai, dan mampu melakukan
penyusunan rencana kebutuhan alat
anestesi, obat dan bahan habis pakai
sesuai program waktu yang ditentukan.
5 Mampu 5.1 Mampu menyusun pedoman teknis
mengembangkan persiapan pasien pre anastesi,
dan melakukan melakukan pembaharuan sesuai
inovasi dalam bidang perkembangan ilmu pengetahuan dan
pelayanan asuhan standard yang ada.
kepenataan pre 5.2 Mampu membuat dan mengembangkan
anestesi sebuah aplikasi khusus dengan
menggunakan media internet/online
yang dapat digunakan untuk
menunjang persiapan dan pemecahan
masalah pasien pre anestesi.
5.3 Mampu melakukan monitoring,
evaluasi di bidang pelayanan asuhan
kepenataan pre anestesi dan
melakukan revisi, membuat
rekomendasi, menentukan tindak
lanjut kesimpulan hasil evaluasi.
5.4 Mampu melaksanakan supervisi di
bidang pelayanan kepenataan anestesi
5.5 Mampu mengintegrasikan informasi-
informasi penting hasil diskusi dengan
pihak terkait untuk mendapatkan
pemahaman yang sama demi
peningkatan pelayanan pre anestesi
dan mampu berbagi informasi dengan
pemangku kepentingan untuk tujuan
meningkatkan kinerja secara
keseluruhan.

2. PELAYANAN ASUHAN KEPENATAAN INTRA-ANESTESI


Kode Kompetensi : T.02
Nama Kompetensi : PELAYANAN ASUHAN KEPENATAAN INTRA-
ANESTESI
Definisi : Kemampuan penata anetesi dan asisten penata
anestesi dalam memberikan pelayanan asuhan
intra anestesi.
Level Deskripsi Indikator Perilaku
1 Mampu 1.1 Mampu mengidentifikasi rencana/
mempersiapkan tindakan operasi, kebutuhan mesin
kebutuhan anestesi, alat, obat obatan dan
pelayanan yang kelengkapan dokumen yang
diperlukan pada dibutuhkan intra anestesi.
masa intra anestesi 1.2 Mampu menyiapkan kebutuhan intra
anestesi berupa kesiapan mesin, alat,
obat-obatan dan kelengkapan
dokumen yang dibutuhkan.
1.3 Mampu mengidentifikasi perubahan
tanda-tanda vital intra anestesi,
identifikasi keadaan umum pasien,
dan identifikasi kesiapan alat, mesin
dan obat intra anestesi.
1.4 Mampu mengidentifikasi pencatatan
dan pelaporan intra anestesi yang
diperlukan dan melakukan evaluasi
tindakan yang sudah dilakukan.
2 Mampu 2.1 Mampu melakukan pemasangan alat
melaksanakan monitoring tanda vital, akses intra
asuhan kepenataan vena line, menjaga kepatenan jalan
intra anestesi nafas, mampu menggunakan mesin
anestesi dan pendukungnya
(ventilator, respirator, nebulizer dll)
sesuai standar yang ada.
2.2 Mampu melakukan komunikasi efektif
dengan tim yang terkait, melakukan
tindakan kolaboratif/ mandiri dalam
pemberian obat dan pengelolaan
cairan sesuai spesialis terkait dan
disiplin ilmu lain.
2.3 Mampu melaksanakan pengelolaan
jalan nafas intra anestesi, mampu
menggunakan alat bantu pernafasan
sesuai kondisi pasien selama intra
anestesi.
2.4 Mampu melakukan monitoring efek
obat anestesi, kedalaman anestesi,
pemeliharaan kedalaman anestesi,
dan mampu mendokumentasikan
keadaan umum pasien, tindakan yang
telah dilakukan selama intra anestesi.
3 Mampu 3.1 Mampu menganalisa kebutuhan
menganalisa dan mesin, alat, gas anestesi, obat-obat
mengambil anestesi dan mampu melakukan
tindakan yang analisa kesesuaian persiapan yang
diperlukan selama telah dilakukan dengan kondisi pasien
intra anestesi intra anestesi.
3.2 Mampu menganalis kebutuhan
pemeliharaan dan kecukupan cairan
elektrolit intra anestesi dan mampu
melakukan komunikasi efektif dengan
tim terkait untuk mengatasi
permasalahan yang timbul.
3.3 Mampu menganalisa efek dari obat-
obatan, pemasangan alat dan tindakan
yang dilakukan selama intra anestesi
dan mampu melakukan tindakan
kolaboratif/mandiri yang diperlukan.
3.4 Mampu menganalisa dokumentasi dan
pelaporan yang telah dilakukan
selama intra anestesi dan mampu
mengkomunikasikan hasil evalusi
dokumentasi intra anestesi dengan tim
terkait.
4 Mampu mengambil 4.1 Mampu melakukan pemasangan alat
keputusan asuhan monitor invasive dan pendampingan
kepenataan pemasangan alat monitor non invasive.
anestesi yang 4.2 Mampu melakukan premedikasi,
diperlukan sesuai induksi, maintenance, dan asistensi
dengan kondisi regional/general anestesi sesuai
pasien intra instruksi dokter anestesi.
anestesi 4.3 Mampu melakukan pemeliharaan
kedalaman anestesi, pemberian obat–
obatan, pemasangan alat ventilasi
sesuai instruksi dokter anestesi.
4.4 Mampu melakukan pengakhiran
anestesi sesuai instruksi dokter
anestesi dan penilaian kesadaran.
5 Mampu 5.1 Mampu melakukan penyusunan
mengembangkan panduan, laporan perencanaan
metode tindakan intra anestesi, melakukan
perencanaan, revisi sesuai standard yang ada.
pelaksanaan 5.2 Mampu melakukan pengembangan
tindakan, format dokumentasi intra anestesi
pemantauan,doku sesuai standard dan melakukan revisi
mentasi intra jika diperlukan.
anestesi dalam 5.3 Mampu menyusun laporan kajian dan
bentuk Standard melakukan tindak lanjut
Operating pengembangan metode asuhan
Prosedure (SOP) kepenataan intra anestesi, menyusun
dan/atau memutuskan konsep
penyelesaian masalah yang
melibatkan beberapa/seluruh fungsi
dalam organisasi.
5.4 Mampu menyusun program
pengembangan asuhan kepenataan
intra anestesi, bersama-sama dengan
pihak terkait menyusun kerjasama
pelayanan kesehatan termasuk
didalamnya penetapan tujuan,
bimbingan, penugasan dan
pengalaman lainnya, serta
mengalokasikan waktu untuk
mengikuti pelatihan/ pendidikan/
pengembangan kompetensi dan karir.

3. PELAYANAN ASUHAN KEPENATAAN PASCA-ANESTESI


Kode Kompetensi : T.03
Nama Kompetensi : PELAYANAN ASUHAN KEPENATAAN PASCA-
ANESTESI
Definisi : Kemampuan penata anestesi dan asisten penata
anetesi dalam memberikan pelayanan asuhan
kepenataan anestesi setelah tindakan anestesi
Level Deskripsi Indikator Perilaku
1 Mampu 1.1 Mampu mengidentifikasi kebutuhan
mempersiapkan alat, obat, dokumentasi yang
pelayanan asuhan diperlukan pasca anestesi.
kepenataan pasca 1.2 Mampu mengidentifikasi tingkat
anestesi kesadaran pasien, kegawatan, dan
identifikasi kelayakan pemindahan
pasien ke recovery room/ ICU/
ruangan.
1.3 Mampu mengidentifikasi
pemeliharaan peralatan yang
diperlukan agar peralatan anestesi
siap untuk dipakai pada tindakan
anestesi selanjutnya.
1.4 Mampu mengidentifikasi
pendokumentasian semua tindakan,
obat-obatan, serta alat kesehatan
yang dipakai dalam pelayanan
anestesi.
2 Mampu melakukan 2.1 Mampu melakukan pencatatan dan
pelayanan asuhan pelaporan selama pasca anestesi dan
kepenataan pasca melakukan serah terima dengan
anestesi petugas.
2.2 Mampu melakukan penilaian
kesadaran, pemantauan tanda-tanda
vital, dan serah terima pemindahan
pasien dari recovery room ke ICU atau
ruang perawatan.
2.3 Mampu melakukan pemeliharaan
kepatenan jalan nafas, pemberian
oksigenasi, penilaian dan penanganan
nyeri, dalam rangka pemulihan
kesadaran dan mengatasi masalah
yang terjadi pasca anestesi.
2.4 Mampu melakukan komunikasi efektif
dengan pasien, keluarga dan tim
terkait dalam melakukan asuhan
kepenataan pasca anestesi.
3 Mampu melakukan 3.1 Mampu melakukan analisa kondisi
analisa pelayanan pasien, alat, obat dan analisa
asuhan kepenataan dokumentasi yang telah dilakukan
pasca anestesi dan mengkomunikasikan hasilnya
dengan tim terkait (dokter anestesi,
dokter bedah, petugas ruangan dll).
3.2 Mampu melakukan analisa tindakan
asuhan pelayanan manajemen nyeri,
monitor tanda-tanda vital,
pemasangan alat bantu nafas, sesuai
instruksi dokter spesialis anestesi.
3.3 Mampu melakukan analisa
kemungkinan masalah yang timbul,
melakukan tindakan dalam mengatasi
kondisi tersebut.
3.4 Mampu melakukan analisa
pendokumentasian semua tindakan
yang pasca anstesi dan mampu
melakukan analisis data yang
diperoleh.
4 Mampu membuat 4.1 Mampu membuat keputusan dalam
keputusan yang melakukan pemeliharaan jalan nafas,
diperlukan untuk mengatasi kesulitan jalan nafas,
menjamin pelayanan terapi oksigenasi.
keselamatan pasien 4.2 Mampu membuat keputusan dalam
pasca anestesi melakukan tindakan asuhan
dalam lingkup pelayanan manajemen nyeri sesuai
pelayanan asuhan instruksi dokter spesialis anestesi.
kepenataan 4.3 Mampu membuat keputusan dalam
anestesi melakukan penilaian kegawatan dan
mampu melakukan penanganan
mengatasi kondisi gawat yang terjadi.
4.4 Mampu membuat keputusan dalam
melakukan pendokumentasian semua
tindakan yang dilakukan dalam
pelayanan pasca anestesi.
5 Mampu 5.1 Mampu menyusun pedoman teknis
mengembangkan asuhan kepenataan pasca anastesi,
atau berkreasi laporan pemakaian bahan dan alat
dalam pelayanan kesehatan, mampu menginvetarisir
asuhan kepenataan masalah dan kendala yang ada
pasca anestesi melakukan pembaharuan/revisi yang
diperlukan.
5.2 Mampu menyusun/ melakukan
pembaharuan laporan dokumentasi
di bidang pelayanan pasca anestesi.
5.3 Mampu menyusun program
pengembangan asuhan kepenataan
pasca anestesi, bersama-sama dengan
pihak terkait melakukan evaluasi dan
revisi.
5.4 Mampu melakukan evaluasi
pengelolaan pasien pasca anestesi,
evaluasi pengelolalan ruang pulih
sadar, dan melakukan kajian teknis
untuk meningkatkan mutu pelayanan
pasca anestesi.

4. PELAYANAN ASUHAN KEPENATAAN DIBAWAH PENGAWASAN ATAS


PELIMPAHAN WEWENANG SECARA MANDAT DARI DOKTER
SPESIALIS ANESTESI
Kode Kompetensi : T.04
Nama Kompetensi : PELAYANAN ASUHAN KEPENATAAN DIBAWAH
PENGAWASAN ATAS PELIMPAHAN WEWENANG
SECARA MANDAT DARI DOKTER SPESIALIS
ANESTESI
Definisi : Kemampuan penata anestesi dan asisten penata
anetesi melakukan pelayanan asuhan kepenataan
dibawah pengawasan atas pelimpahan wewenang
secara mandat dari dokter spesialis anestesi yang
meliputi asuhan kepenetaan perianestesi
(merupakan gabungan yang berurutan dari
pelayanan pra anestesi, intra anestesi, dan
pelayanan pasca anestesi)
Level Deskripsi Indikator Perilaku
1 Mampu 1.1 Mampu mengidentifikasi perlunya
mengidentifikasi pemasangan alat monitoring non
tugas pelayanan invasive dan monitor invasive.
asuhan kepenataan 1.2 Mampu mengidentifikasi indikasi dan
perianestesi kontra indikasi pemberian obat
dibawah anestesi.
pengawasan atas 1.3 Mampu mengidentifikasi teknik
pelimpahan pemeliharaan jalan napas dan
wewenang secara penanganannya jika terjadi masalah
mandat dari dokter jalan nafas.
spesialis anestesi. 1.4 Mampu mengidentifikasi data yang
diperlukan dalam pendokumentasian
pada rekam medis.
2 Mampu melakukan 2.1 Mampu melaksanakan anestesi sesuai
tugas pelayanan dengan instruksi dokter spesialis
asuhan kepenataan anestesi.
perianestesi 2.2 Mampu mengatasi penyulit yang
dibawah timbul.
pengawasan atas 2.3 Mampu memasang alat ventilasi
pelimpahan mekanik.
wewenang secara 2.4 Mampu melakukan pengakhiran
mandat dari dokter tindakan anestesi.
spesialis anestesi.
3 Mampu 3.1. Mampu menganalisa pemasangan alat
menganalisa monitoring non invasif /alat
tugas pelayanan monitoring invasif dan mampu
asuhan kepenataan melakukan komunikasi yang efektif
perianestesi kepada dokter anestesi.
dibawah 3.2. Mampu menganalisis kebutuhan
pengawasan atas mesin, alat, obat untuk tindakan
pelimpahan anestesi dan menyiapkan data
wewenang secara penunjang yang diperlukan.
mandat dari dokter 3.3. Mampu menganalisa kedalaman
spesialis anestesi. anestesi, mempertahankan kedalaman
anestesi, dan melakukan pengakhiran
anestesi sesuai instruksi dokter
anestesi.
3.4. Mampu menganalisa keadaan umum
pasien, data penunjang, dan data lain
yang diperlukan untuk
dikomunikasikan dengan dokter
anestesi dalam menentukan tindakan
anestesi.
4 Mampu mengambil 4.1 Mampu melakukan persiapan mesin,
keputusan dalam obat dan alat anestesi sesuai dengan
tugas pelayanan teknik anestesi yang akan digunakan.
asuhan kepenataan 4.2 Mampu melakukan premedikasi,
perianestesi induksi, pemeliharaan, pengakhiran
dibawah anestesi sesuai instruksi dokter
pengawasan atas anestesi.
pelimpahan 4.3 Mampu melakukan tindakan
wewenang secara mengatasi kegawatan sebagai akibat
mandat dari dokter tindakan anestesi yang dilakukan
spesialis anestesi. terhadap pasien.
4.4 Mampu melakukan dokumentasi
tindakan anestesi dan melakukan
evaluasi bersama dokter anestesi.
5 Mampu 5.1 Mampu mengembangkan format
mengembangkan / laporan pelaksanaan anestesi sesuai
berkreasi dalam kebutuhan.
tugas pelayanan 5.2 Mampu memberikan saran dan
asuhan kepenataan pertimbangan teknik anestesi yang
perianestesi akan dilakukan.
dibawah 5.3 Mampu mengembangkan kajian dan
pengawasan atas telaah peraturan yang berhubungan
pelimpahan dengan kebijakan pelayanan anestesi.
wewenang secara 5.4 Mampu mengembangkan format
mandat dari dokter evaluasi pelayanan anestesi yang
spesialis anestesi efektif efisien.

5. PELAYANAN ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI DAN KEGAWAT


DARURATAN BENCANA (KESEHATAN MATRA)
Kode Kompetensi : T.05
Nama Kompetensi : PELAYANAN ASUHAN KEPENATAAN
KEGAWATAN ANESTESI DAN KEGAWAT
DARURATAN BENCANA (KESEHATAN MATRA)
Definisi : Kemampuan penata anestesi dan asisten penata
anestesi dalam mempersiapkan pasien, dokumen,
alat alat anestesi, mesin anestesi dan obat-obatan
dalam keadaaan yang mengancam jiwa karena efek
obat, tindakan, pemasangan alat anestesi dan
keadaaan kegawat daruratan yang mengancam
jiwa sebagai efek dari bencana yang terjadi.
Level Deskripsi Indikator Perilaku
1 Mampu 1.1. Mampu mengidentifikasi kegawatan
mengidentifikasi yang mungkin terjadi selama tindakan
pelayanan asuhan anestesi.
kepenataan 1.2. Mampu mengidentifikasi kebutuhan
kegawatan anestesi alat, mesin, dan obat-obatan yang
dan kegawat diperlukan jika terjadi kegawatan
daruratan bencana anestesi.
1.3. Mampu mengidentifikasi tingkat
kesadaran pasien jika terjadi
kegawatan anestesi, resusitasi jantung
paru, dan identifikasi kelayakan
pemindahan pasien ke ruangan ICU.
1.4. Mampu melakukan
pendokumentasian kondisi kegawatan
anestesi dan kegawat daruratan
bencana.
2 Mampu melakukan 2.1 Mampu melakukan komunikasi efektif
pelayanan asuhan dengan pasien/keluarga dan tim
kepenataan terkait dalam melakukan asuhan
kegawatan anestesi asuhan kepenataan kegawatan
dan kegawat anestesi dan kegawat daruratan
daruratan bencana bencana.
2.2 Mampu melakukan pencatatan dan
pelaporan selama kegawat daruratan
dan melakukan serah terima dengan
petugas.
2.3 Mampu melakukan penilaian
kesadaran, pemantauan tanda-tanda
vital, resusitasi jantung paru,
pemeliharaan kepatenan jalan nafas,
dan pemberian oksigenasi dalam
rangka mengatasi masalah yang
terjadi.
2.4 Mampu melakukan kegiatan
bantuan/partisipasi dalam bidang
kesehatan, partisipasi dalam keadaan
bencana, melaksanakan kesehatan
terpadu dan membina peran serta
masyarakat.
3 Mampu melakukan 3.1 Mampu melakukan analisa kondisi
analisa pelayanan pasien, mesin, alat, obat dan analisa
asuhan kepenataan dokumentasi yang telah dilakukan
kegawatan anestesi dan mengkomunikasikan hasilnya
dan kegawat dengan tim terkait (dokter anestesi,
daruratan bencana dokter bedah, petugas ruangan dll).
3.2 Mampu melakukan analisa
kemungkinan kegawatan yang timbul,
melakukan tindakan dalam mengatasi
kondisi kegawatan.
3.3 Mampu melakukan analisa tindakan
asuhan pelayanan anestesi,
pemantauan tanda-tanda vital,
resusitasi jantung paru, pemeliharaan
kepatenan jalan nafas sesuai instruksi
dokter spesialis anestesi.
3.4 Mampu melakukan analisa
pendokumentasian semua tindakan
kegawat daruratan dan mampu
melakukan analisis data yang
diperoleh.
4 Mampu membuat 4.1 Mampu membuat keputusan dalam
keputusan yang melakukan analisa kondisi pasien,
diperlukan untuk mesin, alat, obat dan analisa
menjamin dokumentasi yang telah dilakukan
keselamatan pasien serta mengkomunikasikan hasilnya
dalam kepenataan dengan tim terkait.
kegawatan anestesi 4.2 Mampu membuat keputusan jika ada
dan kegawat kemungkinan kegawatan yang timbul,
daruratan bencana melakukan tindakan dalam mengatasi
kondisi kegawatan.
4.3 Mampu membuat keputusan dalam
melakukan penilaian kesadaran,
pemantauan tanda-tanda vital,
resusitasi jantung paru, pemeliharaan
kepatenan jalan nafas, dan pemberian
oksigenasi dalam rangka mengatasi
masalah yang terjadi.
4.4 Mampu membuat keputusan dalam
kerjasama lintas bidang, lintas
sektoral mengatasi dan
menanggulangi kegawatan jika terjadi
bencana alam, kecelakaan, atau
bencana karean disebabkan faktor
lain (bencana karena kecelakaan
kerja, kebakaran dll).
5 Mampu 5.1 Mampu menyusun pedoman teknis
mengembangkan asuhan kepenataan kegawat
konsep, teori, dan daruratan, laporan pemakaian bahan
kebijakan dan alat kesehatan, menginvetarisir
pengelolaan dalam masalah dan kendala yang ada
pelayanan asuhan melakukan pembaharuan/revisi yang
kepenataan diperlukan.
kegawatan anestesi 5.2 Mampu mengembangkan konsep dan
dan kegawat pengelolaan kerjasama lintas bidang,
daruratan bencana lintas sektoral mengatasi dan
menanggulangi kegawatan jika terjadi
bencana alam, kecelakaan, atau
bencana karean disebabkan faktor lain
(bencana karena kecelakaan kerja,
kebakaran dll).
5.3 Mampu melakukan modifikasi sarana
dan prasarana yang diperlukan untuk
mengatasi kegawatan.
5.4 Mampu melakukan evalusai dan
berperan serta dalam pembuatan
materi/ pedoman teknis, panduan,
dan evaluasi penanganan kegawatan
anestesi dan bencana alam.
UNIT KOMPETENSI TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENATA ANASTESI

No. Unit Kompetensi Kamus Kompetensi Ket


Level
1. Menyusun rencana kerja harian Pelayanan asuhan 3,4,5
kepenataan pre anestesi
2. Menyusun rencana kerja bulanan Pelayanan asuhan 3,4,5
kepenataan pre anestesi
3. Menyusun rencana kerja tahunan Pelayanan asuhan 3,4,5
kepenataan pre anestesi
4. Menyusun rencana kebutuhan alat Pelayanan asuhan 3,4,5
anestesi, obat dan bahan anestesi kepenataan pre anestesi
habis pakai harian
5. Menyusun daftar permintaan Pelayanan asuhan 3,4,5
kebutuhan alat, obat dan bahan kepenataan pre anestesi
anestesi habis pakai bulanan
6. Menyusun daftar permintaan Pelayanan asuhan 3,4,5
kebutuhan alat, obat dan bahan kepenataan pre anestesi
anestesi habis pakai tahunan
7. Melakukan kajian penatalaksanaan Pelayanan asuhan 3
pra anestesi kepenataan pre anestesi
8. Mendokumentasikan hasil Pelayanan asuhan 3,4,5
anamnesis/pengkajian kepenataan pre anestesi
9. Melakukan evaluasi pasca pemberian Pelayanan asuhan 3
obat pre medikasi kepenataan pre anestesi
10. Melakukan pendokumentasian Pelayanan asuhan 3,4,5
sebelum masuk ke ruang operasi kepenataan pre anestesi
11. Melakukan komunikasi efektif Pelayanan asuhan 3,4,5
kepada pasien tentang tindakan kepenataan pre anestesi
anestesi yang akan dilakukan (jika
pasien sadar)
12. Pendokumentasian semua tindakan Pelayanan asuhan 3,4,5
yang dilakukan dalam pelayanan kepenataan pre anestesi
anestesi
13. Melakukan pemeriksaan dan Pelayanan asuhan 4
penilaian status fisik pasien kepenataan pre anestesi
14. Melakukan pengecekan ulang tanda Pelayanan asuhan 4
vital, untuk memastikan status ASA kepenataan pre anestesi
(American Society of Anesthesiologist )
pasien.
15. Mengkompilasi peraturan Pelayanan asuhan 4
perundang-undangan di bidang kepenataan pre anestesi
pelayanan anestesi
16. Melaksanakan sosialisasi peraturan Pelayanan asuhan 4
di bidang pelayanan anestesi kepenataan pre anestesi
17. Analisis hasil pengkajian dan Pelayanan asuhan 5
merumuskan masalah pasien kepenataan pre anestesi
18. Evaluasi tindakan penatalaksanaan Pelayanan asuhan 3
pra anestesi, mengevaluasi secara kepenataan pre anestesi
mandiri maupun kolaboratif
19. Menyusun rekomendasi materi Pelayanan asuhan 3
teknis bahan perumusan peraturan kepenataan pre anestesi
perundang-undangan di bidang
pelayanan anestesi
20. Menyusun naskah akademik Pelayanan asuhan 3
peraturan di bidang pelayanan kepenataan pre anestesi
anestesi
21. Merancang materi teknis peraturan Pelayanan asuhan 3
pelaksanaan di bidang pelayanan kepenataan pre anestesi
anestesi
22. Menelaah peraturan di bidang Pelayanan asuhan 3
pelayanan anestesi kepenataan pre anestesi
23. Menganalisis peraturan di bidang Pelayanan asuhan 3
pelayanan anestesi kepenataan pre anestesi
24. Menyusun pedoman di bidang Pelayanan asuhan 3
pelayanan anestesi kepenataan pre anestesi
25. Menyusun petunjuk teknis di bidang Pelayanan asuhan 3
pelayanan anestesi kepenataan pre anestesi
26. Menyusun panduan di bidang Pelayanan asuhan 5
pelayanan anestesi kepenataan pre anestesi
27. Menyiapkan bahan bimbingan teknis Pelayanan asuhan 3
di bidang pelayanan anestesi kepenataan pre anestesi
28. Melaksanakan supervisi di bidang Pelayanan asuhan 3
pelayanan anestesi kepenataan pre anestesi
29. Melaksanakan penyusunan profil Pelayanan asuhan 3
pelayanan anestesi kepenataan pre anestesi
30. Melakukan oksigenasi pra anestesi Pelayanan asuhan 3
kepenataan intra anestesi
31. Melakukan tindakan intubasi Pelayanan asuhan 3
kepenataan intra anestesi
32. Melakukan pencatatan dan Pelayanan asuhan 3
pelaporan selama tindakan anestesi kepenataan intra anestesi
33. Pendokumentasian pemakaian obat- Pelayanan asuhan 3
obatan dan alat kesehatan yang kepenataan intra anestesi
dipakai
34. Melakukan pencatatan pelaporan Pelayanan asuhan 3
selama proses anestesi kepenataan intra anestesi
35. Melakukan kolaborasi dengan dokter Pelayanan asuhan 4
spesialis terkait dan disiplin ilmu kepenataan intra anestesi
lain
36. Melakukan induksi pada pasien Pelayanan asuhan 4
elektif/terencana kepenataan intra anestesi
37. Melakukan asistensi tindakan Pelayanan asuhan 4
anestesi regional kepenataan intra anestesi
38. Melakukan asistensi tindakan Pelayanan asuhan 4
anestesi umum kepenataan intra anestesi
39. Melakukan pemberian anestesi Pelayanan asuhan 4
umum dengan pernafasan kontrol kepenataan intra anestesi
40. Melaksanakan pemantauan di Pelayanan asuhan 4
bidang pelayanan asuhan kepenataan intra anestesi
kepenataan anestesi
41. Melaksanakan asistensi di bidang Pelayanan asuhan 3
pelayanan anestesi kepenataan intra anestesi
42. Melakukan tindakan asuhan Pelayanan asuhan 3
pelayanan manajemen nyeri sesuai kepenataan pasca anestesi
instruksi dokter spesialis anestesi
43. Melakukan pelayanan terapi Pelayanan asuhan 4
oksigenasi kepenataan pasca anestesi
44. Menyusun laporan kajian di bidang Pelayanan asuhan 3
pelayanan anestesi kepenataan pasca anestesi
45. Melakukan tindakan anestesi sesuai Pelayanan asuhan 3
dengan instruksi dokter spesialis kepenataan anestesi di
anestesiologi bawah pengawasan atas
pelimpahan wewenang secara
mandat oleh dr SpAn
46. Melakukan pendampingan dokter Pelayanan asuhan 3
dalam pemasangan alat monitoring kepenataan anestesi di
invasif bawah pengawasan atas
pelimpahan wewenang secara
mandat oleh dr SpAn
47. Melakukan pemasangan alat Pelayanan asuhan 3
ventilasi mekanik kepenataan anestesi di
bawah pengawasan atas
pelimpahan wewenang secara
mandat oleh dr SpAn
48. Melakukan pelayanan terapi inhalasi Pelayanan asuhan 3
kepenataan anestesi di
bawah pengawasan atas
pelimpahan wewenang secara
mandat oleh dr SpAn
49. Melakukan Informed Consent Pelayanan asuhan 4
Tindakan Anestesi kepenataan anestesi di
bawah pengawasan atas
pelimpahan wewenang secara
mandat oleh dr SpAn
50. Melakukan pelayanan kepenataan Pelayanan asuhan 4
anestesi terapi inhalasi kepenataan anestesi di
bawah pengawasan atas
pelimpahan wewenang secara
mandat oleh dr SpAn
51. Mengatasi faktor penyulit yang Pelayanan asuhan 4
timbul kepenataan anestesi di
bawah pengawasan atas
pelimpahan wewenang secara
mandat oleh dr SpAn
52. Pengakhiran tindakan anestesi Pelayanan asuhan 4
kepenataan anestesi di
bawah pengawasan atas
pelimpahan wewenang secara
mandat oleh dr SpAn
53. Melakukan tindakan Resusitasi Pelayanan asuhan 3,4,5
Jantung Paru (RJP) kepenataan kegawatan
anestesi dan kegawat
daruratan bencana
54. Memberikan pelayanan kesehatan Pelayanan asuhan 3,4,5
matra kepenataan kegawatan
anestesi dan kegawat
daruratan bencana
55. Melakukan tindakan dalam Pelayanan asuhan 3,4,5
mengatasi kondisi gawat darurat kepenataan kegawatan
anestesi dan kegawat
daruratan bencana
56. Menemukan teknologi tepat guna Pelayanan asuhan 3,4,5
dalam bidang anestesi kepenataan peri anestesi
(pre, intra, dan pasca
anestesi)
57. Melakukan penyuluhan tentang Pelayanan asuhan 3,4,5
pelayanan anestesi kepenataan peri anestesi
(pre, intra, dan pasca
anestesi)
58. Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Pelayanan asuhan 3,4,5
Terpadu kepenataan peri anestesi
(pre, intra, dan pasca
anestesi)
STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENATA ANASTESI

1. Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Madya


Formulir standar kompetensi jabatan fungsional madya adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan : Penata Anestesi Madya
Kelompok Jabatan : Jabatan Fungsional Kesehatan
Urusan Pemerintah : Kementerian Kesehatan
Kode Jabatan : ............................... *4)

JABATAN FUNGSIONAL MADYA


I. IKHTISAR JABATAN
Ikhtisar Jabatan ……………………………. *5)
…………………………....
II. STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Level Diskripsi Indikator Kompetensi
A. Manajerial
1. Integritas 5 Mampu menciptakan situasi kerja 1.1.Menciptakan situasi kerja yang
mendorong seluruh pemangku
yang mendorong kepatuhan pada
kepentingan mematuhi nilai, norma,
nilai, norma, dan etika organisasi dan etika organisasi dalam segala
situasi dan kondisi.
1.2.Mendukung dan menerapkan
prinsip moral dan standar etika
yang tinggi, serta berani
menanggung konsekuensinya.
1.3.Berani melakukan koreksi atau
mengambil tindakan atas
penyimpangan kode etik/nilai-nilai
yang dilakukan oleh orang lain,
pada tataran lingkup kerja setingkat
instansi meskipun ada resiko.
2. Kerjasama 5 Membangun komitmen tim, sinergi 2.1.Membangun sinergi antar unit kerja
di lingkup instansi yang dipimpin;
2.2.Memfasilitasi kepentingan yang
berbeda dari unit kerja lain
sehingga tercipta sinergi dalam
rangka pencapaian target kerja
organisasi;
2.3.Mengembangkan sistem yang
menghargai kerja sama antar unit,
memberikan dukungan / semangat
untuk memastikan tercapainya
sinergi dalam rangka pencapaian
target kerja organisasi.
3. Komunikasi 5 Mampu mengemukakan pemikiran 3.1.Mengintegrasikan informasi-
multidimensi secara lisan dan informasi penting hasil diskusi
tertulis untuk mendorong dengan pihak lain untuk
kesepakatan dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang
meningkatkan kinerja secara sama; Berbagi informasi dengan
keseluruhan pemangku kepentingan untuk
tujuan meningkatkan kinerja secara
keseluruhan;
3.2.Menuangkan pemikiran/konsep
yang multidimensi dalam bentuk
tulisan formal;
3.3.Menyampaikan informasi secara
persuasif untuk mendorong
pemangku kepentingan sepakat
pada langkah-langkah bersama
dengan tujuan meningkatkan
kinerja secara keseluruhan.
4. Orientasi pada 5 Mendorong unit kerja mencapai 4.1.Mendorong unit kerja di tingkat
target yang ditetapkan atau melebihi instansi untuk mencapai kinerja
hasil
hasil kerja sebelumnya yang melebihi target yang
ditetapkan;
4.2.Memantau dan mengevaluasi hasil
kerja unitnya agar selaras dengan
sasaran strategis instansi;
4.3.Mendorong pemanfaatan sumber
daya bersama antar unit kerja
dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pencaian
target organisasi
5 Pelayanan 5 Mampu memonitor, mengevaluasi, 5.1.Memahami dan memberi perhatian
memperhitungkan dan kepada isu-isu jangka panjang,
Publik
mengantisipasi dampak dari isu-isu kesempatan atau kekuatan politik
jangka panjang, kesempatan, atau yang mempengaruhi organisasi
kekuatan politik dalam hal dalam hubungannya dengan dunia
pelayanan kebutuhan pemangku luar, memperhitungkan dan
kepentingan yang transparan, mengantisipasi dampak terhadap
objektif, dan profesional
pelaksanaan tugas-tugas pelayanan
publik secara objektif, transparan,
dan professional dalam lingkup
organisasi;
5.2.Menjaga agar kebijakan pelayanan
publik yang diselenggarakan oleh
instansinya telah selaras dengan
standar pelayanan yang objektif,
netral, tidak memihak, tidak
diskriminatif, serta tidak
terpengaruh kepentingan
pribadi/kelompok/partai politik;
5.3.Menerapkan strategi jangka panjang
yang berfokus pada pemenuhan
kebutuhan pemangku kepentingan
dalam menyusun kebijakan dengan
mengikuti standar objektif, netral,
tidak memihak, tidak diskriminatif,
transparan, tidak terpengaruh
kepentingan pribadi/kelompok
6 Pengembangan 5 Menyusun program pengembangan 6.1.Menyusun program pengembangan
diri dan orang jangka panjang dalam rangka jangka panjang bersama-sama
lain mendorong manajemen dengan bawahan, termasuk
pembelajaran didalamnya penetapan tujuan,
bimbingan, penugasan dan
pengalaman lainnya, serta
mengalokasikan waktu untuk
mengikuti pelatihan / pendidikan /
pengembangan kompetensi dan
karir;
6.2.Melaksanakan manajemen
pembelajaran termasuk evaluasi
dan umpan balik pada tataran
organisasi;
6.3.Mengembangkan orang-orang
disekitarnya secara konsisten,
melakukan kaderisasi untuk posisi-
posisi di unit kerjanya
7. Mengelola 5 Memimpin perubahan pada unit 7.1.Mengarahkan unit kerja untuk lebih
kerja siap dalam menghadapi perubahan
Perubahan
termasuk memitigasi risiko yang
mungkin terjadi;
7.2.Memastikan perubahansudah
diterapkan secara aktif di lingkup
unit kerjanya secara berkala;
7.3.Memimpin dan memastikan
penerapan program-program
perubahan selaras antar unit kerja
8. Pengambilan 5 Menyelesaikan masalah yang 8.1.Menyusun dan/atau memutuskan
mengandung risiko tinggi, konsep penyelesaian masalah yang
Keputusan
mengantisipasi dampak keputusan, melibatkan beberapa/seluruh
membuat tindakan pengamanan; fungsi dalam organisasi.
mitigasi risiko 8.2.Menghasilkan solusi dari berbagai
masalah yang kompleks, terkait
dengan bidang kerjanya yang
berdampak pada pihak lain.
8.3.Membuat keputusan dan
mengantisipasi dampak
keputusannya serta menyiapkan
tindakan penanganannya (mitigasi
risiko)
B Sosial
Kultural
9. PerekatBangsa 5 Mendayagunakan perbedaan secara 9.1.Menginisiasi dan merepresentasikan
konstruktif dan kreatif untuk pemerintah di lingkungan kerja dan
meningkatkan efektifitas organisasi masyarakat untuk senantiasa
menjaga persatuan dan kesatuan
dalam keberagaman dan menerima
segala bentuk perbedaan dalam
kehidupan bermasyarakat;
9.2.Mampu mendayagunakan
perbedaan latar belakang,
agama/kepercayaan, suku, jender,
sosial ekonomi, preferensi politik
untuk mencapai kelancaran
pencapaian tujuan organisasi.
9.3.Mampu membuat program yang
mengakomodasi perbedaan latar
belakang, agama/kepercayaan,
suku, jender, sosial ekonomi,
preferensi politik
C. Teknis
10. Pelayanan 5 Mampu mengembangkan dan 10.1 Mampu menyusun pedoman teknis
melakukan inovasi dalam bidang persiapan pasien pre anastesi,
Kepenataan
pelayanan asuhan kepenataan pre melakukan pembaharuan sesuai
Pre Anastesi anestesi perkembangan ilmu pengetahuan
dan standard yang ada.
10.2 Mampu membuat dan
mengembangkan sebuah aplikasi
khusus dengan menggunakan
media internet/online yang dapat
digunakan untuk menunjang
persiapan dan pemecahan masalah
pasien pre anestesi.
10.3 Mampu melakukan monitoring,
evaluasi di bidang pelayanan
asuhan kepenataan pre anestesi
dan melakukan revisi, membuat
rekomendasi, menentukan tindak
lanjut kesimpulan hasil evaluasi.
10.4 Mampu melaksanakan supervisi di
bidang pelayanan kepenataan
anestesi
10.5 Mampu mengintegrasikan
informasi-informasi penting hasil
diskusi dengan pihak terkait
untuk mendapatkan pemahaman
yang sama demi peningkatan
pelayanan pre anestesi dan
mampu berbagi informasi dengan
pemangku kepentingan untuk
tujuan meningkatkan kinerja
secara keseluruhan.
11. Pelayanan 5 Mampu mengembangkan metode 11.1. Mampu melakukan penyusunan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, panduan, laporan perencanaan
Kepenataan
pemantauan,dokumentasi intra tindakan intra anestesi,
Intra Anastesi anestesi dalam bentuk Standard melakukan revisi sesuai standard
Operating Prosedure (SOP) yang ada.
11.2. Mampu melakukan
pengembangan format
dokumentasi intra anestesi
sesuai standard dan melakukan
revisi jika diperlukan.
11.3. Mampu menyusun laporan kajian
dan melakukan tindak lanjut
pengembangan metode asuhan
kepenataan intra anestesi,
menyusun dan/atau
memutuskan konsep
penyelesaian masalah yang
melibatkan beberapa/seluruh
fungsi dalam organisasi.
11.4. Mampu menyusun program
pengembangan asuhan
kepenataan intra anestesi,
bersama-sama dengan pihak
terkait menyusun kerjasama
pelayanan kesehatan termasuk
didalamnya penetapan tujuan,
bimbingan, penugasan dan
pengalaman lainnya, serta
mengalokasikan waktu untuk
mengikuti pelatihan/ pendidikan/
pengembangan kompetensi dan
karir.
12. Pelayanan 5 Mampu mengembangkan atau 5.5 Mampu menyusun pedoman
berkreasi dalam pelayanan asuhan teknis asuhan kepenataan pasca
Kepenataan
kepenataan pasca anestesi anastesi, laporan pemakaian
Pasca bahan dan alat kesehatan,
mampu menginvetarisir masalah
Anastesi
dan kendala yang ada melakukan
pembaharuan/revisi yang
diperlukan.
5.6 Mampu menyusun/ melakukan
pembaharuan laporan
dokumentasi di bidang
pelayanan pasca anestesi.
5.7 Mampu menyusun program
pengembangan asuhan
kepenataan pasca anestesi,
bersama-sama dengan pihak
terkait melakukan evaluasi dan
revisi.
12.1 Mampu melakukan evaluasi
pengelolaan pasien pasca
anestesi, evaluasi pengelolalan
ruang pulih sadar, dan
melakukan kajian teknis untuk
meningkatkan mutu pelayanan
pasca anestesi.
13. Pelayanan 5 Mampu mengembangkan/ berkreasi 1.1 Mampu mengembangkan format
Asuhan dalam tugas pelayanan asuhan laporan pelaksanaan anestesi
Kepenataan kepenataan perianestesi dibawah sesuai kebutuhan.
Dibawah pengawasan atas pelimpahan 1.2 Mampu memberikan saran dan
Pengawasan wewenang secara mandat dari pertimbangan teknik anestesi
Atas dokter spesialis anestesi yang akan dilakukan.
Pelimpahan 1.3 Mampu mengembangkan kajian
Wewenang dan telaah peraturan yang
Secara berhubungan dengan kebijakan
Mandat Dari pelayanan anestesi.
Dokter 1.4 Mampu mengembangkan format
Spesialis evaluasi pelayanan anestesi yang
Anestesi efektif efisien.
14. Pelayanan 5 Mampu mengembangkan konsep, 5.5 Mampu menyusun pedoman
Asuhan teori, dan kebijakan pengelolaan teknis asuhan kepenataan
Kepenataan dalam pelayanan asuhan kegawat daruratan, laporan
Anestesi dan kepenataan kegawatan anestesi dan pemakaian bahan dan alat
Kegawat kegawat daruratan bencana kesehatan, menginvetarisir
Daruratan masalah dan kendala yang ada
Bencana melakukan pembaharuan/revisi
(Kesehatan yang diperlukan.
Matra) 5.6 Mampu mengembangkan konsep
dan pengelolaan kerjasama lintas
bidang, lintas sektoral mengatasi
dan menanggulangi kegawatan
jika terjadi bencana alam,
kecelakaan, atau bencana karean
disebabkan faktor lain (bencana
karena kecelakaan kerja,
kebakaran dll).
5.7 Mampu melakukan modifikasi
sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk mengatasi
kegawatan.
14.1 Mampu melakukan evalusai dan
berperan serta dalam pembuatan
materi/ pedoman teknis,
panduan, dan evaluasi
penanganan kegawatan anestesi
dan bencana alam.
III. PERSYARATAN JABATAN
Tingkat pentingnya thd
Jenis Persyaratan Uraian jabatan
Mutlak Penting Perlu
A Pendidikan 1 Jenjang D IV / S1
2 Bidang Ilmu Keperawatan Anestesiologi
B. Pelatihan 1 Manajerial Leadership, Managerial and √
Capacity Building
2 Teknis Pelatihan Anestesi lanjut, √
BTCLS, ATCLS, Patien Safety,
PPI
3 Fungsional Diklat Jabfung Penata √
Anestesi Keahlian
C. Pengalaman kerja Minimal 10 tahun √
D. Pangkat Pembina, IV/a
Pembina Tk. I, IV/b
Pembina Utama Muda, IV/c
E. Indikator Kinerja 1. Survey kepuasan pelanggan/pasien …. %
2. Zero eror accident selama pelayanan pra, intra, pasca anestesi dengan bukti
Jabatan
kinerja …. %

2. Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Muda


Formulir standar kompetensi jabatan fungsional muda adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan : Penata Anestesi Muda
Kelompok Jabatan : Jabatan Fungsional Kesehatan
Urusan Pemerintah : Kementrian Kesehatan
Kode Jabatan : ............................... *4)

JABATAN FUNGSIONAL MUDA


I IKHTISAR JABATAN
Ikhtisar ……………………………. *5)
Jabatan …………………………....

II STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Level Diskripsi IndikatorKompetensi
A. Manajerial
1. Integritas 4 Mampu memastikan, 1.1.Memastikan anggota yang dipimpin
menanamkan keyakinan bersama bertindak sesuai dengan nilai,
agar anggota yang dipimpin norma, dan etika organisasi dalam
bertindak sesuai nilai, norma, segala situasi dan kondisi.
dan etika organisasi, dalam 1.2.Mampu untuk memberi apresiasi
lingkup formal dan teguran bagi anggota yang
dipimpin agar bertindak selaras
dengan nilai, norma, dan etika
organisasi dalam segala situasi dan
kondisi.
1.3.Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap penerapan sikap integritas
di dalam unit kerja yang dipimpin.
2. Kerjasama 4 Efektif membangun tim kerja 2.1.Melihat kekuatan/kelemahan
untuk peningkatan kinerja anggota tim, membentuk tim yang
organisasi tepat, mengantisipasi kemungkinan
hambatan, dan mencari solusi yang
optimal;
2.2.Mengupayakan dan mengutamakan
pengambilan keputusan
berdasarkan usulan-usulan anggota
tim/kelompok, bernegosiasi secara
efektif untuk upaya penyelesaikan
pekerjaan yang menjadi target
kinerja kelompok dan/atau unit
kerja;
2.3.Membangun aliansi dengan para
pemangku kepentingan dalam
rangka mendukung penyelesaian
target kerja kelompok.
3. Komunikasi 4 Berkomunikasi secara asertif, 3.1.Menyampaikan suatu informasi
terampil berkomunikasi lisan/ yang sensitif/rumit dengan cara
tertulis untuk menyampaikan penyampaian dan kondisi yang
informasi yang sensitif/ rumit/ tepat, sehingga dapat dipahami dan
kompleks diterima oleh pihak lain;
3.2Menyederhanakan topik yang rumit
dan sensitif sehingga lebih mudah
dipahami dan diterima orang lain;
3.3.Membuat laporan
tahunan/periodik/naskah/dokume
n/proposal yang kompleks;
Membuat surat resmi yang
sistematis dan tidak menimbulkan
pemahaman yang berbeda;
membuat proposal yang rinci dan
lengkap;
4. Orientasi pada 4 Menetapkan target kerja yang 4.1.Menetapkan target kinerja unit
menantang bagi unit kerja, yang lebih tinggi dari target yang
hasil
memberi apresiasi dan teguran ditetapkan organisasi;
untuk mendorong kinerja 4.2.Memberikan apresiasi dan teguran
untuk mendorong pencapaian hasil
unit kerjanya;
4.3.Mengembangkan metode kerja yang
lebih efektif dan efisien untuk
mencapai target kerja unitnya.
5. Pelayanan 4 Mampu memanfaatkan kekuatan 5.1.Memahami, mendeskripsikan
kelompok serta memperbaiki pengaruh dan hubungan/kekuatan
Publik
standar pelayanan publik di kelompok yang sedang berjalan di
lingkup unit kerja organisasi (aliansi atau persaingan),
dan dampaknya terhadap unit kerja
untuk menjalankan tugas
pemerintahan secara profesional
dan netral, tidak memihak;
5.2.Menggunakan keterampilan dan
pemahaman lintas organisasi untuk
secara efektif memfasilitasi
kebutuhan kelompok yang lebih
besar dengan cara-cara yang
mengikuti standar objektif,
transparan, profesional, sehingga
tidak merugikan para pihak di
lingkup pelayanan publik unit
kerjanya;
5.3. Mengimplementasikan cara-cara
yang efektif untuk memantau dan
mengevaluasi masalah yang
dihadapi pemangku
kepentingan/masyarakat serta
mengantisipasi kebutuhan mereka
saat menjalankan tugas pelayanan
publik di unit kerjanya.
6 Pengembangan 4 Memberikan umpan balik, 6.1.Memberikan tugas-tugas yang
diri dan orang membimbing menantang pada bawahan sebagai
lain media belajar untuk
mengembangkan kemampuannya;
6.2.Mengamati bawahan dalam
mengerjakan tugasnya dan
memberikan umpan balik yang
objektif dan jujur; melakukan
diskusi dengan bawahan untuk
memberikan bimbingan dan umpan
balik yang berguna bagi bawahan;
6.3.Mendorong kepercayaan diri
bawahan; memberikan kepercayaan
penuh pada bawahan untuk
mengerjakan tugas dengan caranya
sendiri; memberi kesempatan dan
membantu bawahan menemukan
peluang untuk berkembang.
7. Mengelola 4 Membantu orang lain mengikuti 7.1.Membantu orang lain dalam
Perubahan perubahan, mengantisipasi melakukan perubahan;
perubahan secara tepat 7.2.Menyesuaikan prioritas kerja secara
berulang-ulang jika diperlukan;
7.3.Mengantisipasi perubahan yang
dibutuhkan oleh unit kerjanya
secara tepat. Memberikan solusi
efektif terhadap masalah yang
ditimbulkan oleh adanya
perubahan.
8. Pengambilan 4 Membandingkan berbagai 8.1.Membandingkan berbagai alternatif
Keputusan alternatif, menyeimbangkan tindakan dan implikasinya,
risiko keberhasilan dalam 8.2.Memilih alternatif solusi yang
implementasi terbaik, membuat keputusan
operasional mengacu pada alternatif
solusi terbaik yang didasarkan pada
analisis data yang sistematis,
seksama, mengikuti prinsip kehati-
hatian.
8.3.Menyeimbangkan antara
kemungkinan risiko dan
keberhasilan dalam
implementasinya.
B Sosial Kultural
9. Perekat 4 Mempromosikan, engembangkan 9.1.Mempromosikan sikap menghargai
sikap toleransi dan persatuan perbedaan di antara orang-orang
Bangsa
yang mendorong toleransi dan
keterbukaan.
9.2.Melakukan pemetaan sosial di
masyarakat sehingga dapat
memberikan respon yang sesuai
dengan budaya yang berlaku.
Mengidentifikasi potensi kesalah-
pahaman yang diakibatkan adanya
keragaman budaya yang ada
9.3.Menjadi mediator untuk
menyelesaikan konflik atau
mengurangi dampak negatif dari
konflik atau potensi konflik
C. Teknis
10. Pelayanan 4 Mampu memutuskan 10.1Mampu melakukan komunikasi
Kepenataan Pre pemasalahan yang terjadi pada efektif kepada pasien, keluarga, tim
Anastesi asuhan pra anestesi operasi dan bedah tentang
tindakan anestesi yang akan di
lakukan
10.2Mampu melakukan pengecekan
ulang, kelengkapan dokumen,
tanda-tanda vital dan resiko pasien
pre anestesi untuk memastikan
atatus ASA pasien, alat, obat-
obatan anastesi sesuai kondisi
pasien dan teknik anestesi yang
digunakan.
10.3Mampu memutuskan alat dan
mesin anastesi yang dibutuhkan
dalam keadaan siap pakai sesuai
kondisi pasien, jenis pembedahan
dan teknik anestesi yang
digunakan.
10.4Mampu melakukan inventarisasi,
penyusunan daftar permintaan
kebutuhan alat, obat, bahan
anestesi habis pakai, dan mampu
melakukan penyusunan rencana
kebutuhan alat anestesi, obat dan
bahan habis pakai sesuai program
waktu yang ditentukan.
11. Pelayanan 4 Mampu mengambil keputusan 11.1Mampu melakukan pemasangan
Kepenataan Intra asuhan kepenataan anestesi alat monitor invasive dan
Anastesi yang diperlukan sesuai dengan pendampingan pemasangan alat
kondisi pasien intra anestesi monitor non invasive.
11.2Mampu melakukan premedikasi,
induksi, maintenance, dan
asistensi regional/general anestesi
sesuai instruksi dokter anestesi.
11.3Mampu melakukan pemeliharaan
kedalaman anestesi, pemberian
obat–obatan, pemasangan alat
ventilasi sesuai instruksi dokter
anestesi.
11.4Mampu melakukan pengakhiran
anestesi sesuai instruksi dokter
anestesi dan penilaian kesadaran.
12. Pelayanan 4 Mampu membuat keputusan 12.1Mampu membuat keputusan
Kepenataan yang diperlukan untuk menjamin dalam melakukan pemeliharaan
Pasca keselamatan pasien pasca jalan nafas, mengatasi kesulitan
anestesi dalam lingkup jalan nafas, pelayanan terapi
Anastesi
pelayanan asuhan kepenataan oksigenasi.
anestesi 12.2Mampu membuat keputusan
dalam melakukan tindakan asuhan
pelayanan manajemen nyeri sesuai
instruksi dokter spesialis anestesi.
12.3Mampu membuat keputusan
dalam melakukan penilaian
kegawatan dan mampu melakukan
penanganan mengatasi kondisi
gawat yang terjadi.
12.4Mampu membuat keputusan
dalam melakukan
pendokumentasian semua
tindakan yang dilakukan dalam
pelayanan pasca anestesi.
13 Pelayanan 4 Mampu mengambil keputusan 13.1Mampu melakukan persiapan
Asuhan dalam tugas pelayanan asuhan mesin, obat dan alat anestesi
Kepenataan kepenataan perianestesi dibawah sesuai dengan teknik anestesi yang
pengawasan atas pelimpahan akan digunakan.
Dibawah
Pengawasan wewenang secara mandate dari 13.2Mampu melakukan premedikasi,
Atas dokter spesialis anestesi. induksi, pemeliharaan,
Pelimpahan pengakhiran anestesi sesuai
instruksi dokter anestesi.
Wewenang
13.3Mampu melakukan tindakan
Secara mengatasi kegawatan sebagai
Mandat Dari akibat tindakan anestesi yang
Dokter dilakukan terhadap pasien.
Spesialis 13.4Mampu melakukan dokumentasi
Anestesi tindakan anestesi dan melakukan
evaluasi bersama dokter anestesi.
14 Pelayanan 4 Mampu membuat keputusan 14.1 Mampu membuat keputusan
Asuhan yang diperlukan untuk menjamin dalam melakukan analisa kondisi
Kepenataan keselamatan pasien dalam pasien, mesin, alat, obat dan
kepenataan kegawatan anestesi analisa dokumentasi yang telah
Anestesi dan
dan kegawat daruratan bencana dilakukan serta
Kegawat mengkomunikasikan hasilnya
Daruratan dengan tim terkait.
Bencana 14.2 Mampu membuat keputusan jika
(Kesehatan ada kemungkinan kegawatan yang
Matra) timbul, melakukan tindakan
dalam mengatasi kondisi
kegawatan.
14.3 Mampu membuat keputusan
dalam melakukan penilaian
kesadaran, pemantauan tanda-
tanda vital, resusitasi jantung
paru, pemeliharaan kepatenan
jalan nafas, dan pemberian
oksigenasi dalam rangka
mengatasi masalah yang terjadi.
14.4 Mampu membuat keputusan
dalam kerjasama lintas bidang,
lintas sektoral mengatasi dan
menanggulangi kegawatan jika
terjadi bencana alam, kecelakaan,
atau bencana karean disebabkan
faktor lain (bencana karena
kecelakaan kerja, kebakaran dll).
III PERSYARATAN JABATAN
Tingkat pentingnyathdjabatan
Jenis Persyaratan Uraian
Mutlak Penting Perlu
A. Pendidikan 1 Jenjang D IV/S1
2 Keperawatan Anestesiologi
BidangIlmu
B. Pelatihan 1 Manajerial Leadership, Managerial and Capacity √
Building
2 Teknis Pelatihan Anestesi lanjut, BTCLS, ATCLS, √
Patien Safety, PPI
3 Fungsional Diklat Jabfung Penata Anestesi Muda √
C. Pengalamankerja ≥ 4 Tahun √
D. Pangkat Penata, III/c
Penata Tk. I, III/d
E. Indikator Kinerja Jabatan 1. Survey kepuasan pelanggan/pasien …. %
2. Zero eror accident selama pelayanan pra, intra, pasca anestesi dengan
bukti kinerja …. %

3. Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pertama


Formulir standar kompetensi jabatan fungsional pertama adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan : Penata Anestesi Pertama

Kelompok Jabatan : Jabatan Fungsional Kesehatan

Urusan Pemerintah : Kementerian Kesehatan

Kode Jabatan : ............................... *4)

JABATAN FUNGSIONAL PERTAMA


I. IKHTISAR JABATAN
Ikhtisar Jabatan ……………………………. *5)
…………………………....
II. STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Level Diskripsi IndikatorKompetensi
A. Manajerial
1. Integritas 3 Mampu mengingatkan, mengajak 1.1. Mengingatkan rekan kerja untuk
rekan kerja untuk bertindak bertindak sesuai dengan nilai,
sesuai nilai, norma, dan etika norma, dan etika organisasi
organisasi dalam segala situasi dan kondisi;
Mengajak orang lain untuk
bertindak sesuai etika dan kode
etik.
1.2. Menerapkan norma-norma secara
konsisten dalam setiap situasi,
pada unit kerja terkecil/kelompok
kerjanya
1.3. Memberikan informasi yang dapat
dipercaya sesuai dengan etika
organisasi
2. Kerjasama 3 Menumbuhkan tim kerja yang 1.1. Membantu orang lain dalam
partisipatif dan efektif menyelesaikan tugas-tugas
mereka untuk mendukung
sasaran tim;
1.2. Berbagi informasi yang relevan
atau bermanfaat pada anggota
tim; mempertimbangkan masukan
dan keahlian anggota dalam
tim/kelompok kerja serta bersedia
untuk belajar dari orang lain;
1.3. Membangun komitmen yang
tinggi untuk menyelesaikan tugas
tim.
3. Komunikasi 3 Aktif menjalankan komunikasi 1.1. Menggunakan gaya komunikasi
secara formal dan informal ; informal untuk meningkatkan
Bersedia mendengarkan orang hubungan profesional;
lain, menginterpretasikan pesan 1.2. Mendengarkan pihak lain secara
dengan respon yang sesuai, aktif; menangkap dan
mampu menyusun materi menginterpretasikan pesan-pesan
presentasi, pidato, naskah, dari orang lain, serta memberikan
laporan, dll respon yang sesuai;
1.3. Membuat materi presentasi,
pidato, draft naskah, laporan dll
sesuai arahan pimpinan
4. Orientasi pada 3 Berupaya meningkatkan hasil 4.1. Menetapkan dan berupaya
kerja pribadi yang lebih tinggi dari mencapai standar kerja pribadi
hasil
standar yang ditetapkan, mencari, yang lebih tinggi dari standar
mencoba metode alternatif untuk kerja yang ditetapkan organisasi;
peningkatan kinerja 4.2. Mencari, mencoba metode kerja
alternatif untuk meningkatkan
hasil kerjanya;
4.3. Memberi contoh kepada orang-
orang di unit kerjanya untuk
mencoba menerapkan metode
kerja yang lebih efektif yang
sudah dilakukannya.
5. Pelayanan Publik 3 Mampu 1.1. Menunjukan sikap yakin dalam
mensupervisi/mengawasi/menyeli mengerjakan tugas-tugas
a dan menjelaskan proses pemerintahan/pelayanan publik,
pelaksanaan tugas tugas mampu menyelia dan
pemerintahan/pelayanan publik menjelaskan secara obyektif bila
ada yang mempertanyakan
secara transparan
kebijakan yang diambil;
1.2. Secara aktif mencari informasi
untuk mengenali kebutuhan
pemangku kepentingan agar
dapat menjalankan pelaksanaan
tugas pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan
publik secara cepat dan tanggap;
1.3. Mampu mengenali dan
memanfaatkan kebiasaan,
tatacara, situasi tertentu sehingga
apa yang disampaikan menjadi
perhatian pemangku kepentingan
dalam hal penyelesaian tugas-
tugas pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan
publik.
6. Pengembangan 3 Meningkatkan kemampuan .1. Meningkatkan kemampuan
bawahan dengan memberikan bawahan dengan memberikan
diri dan orang lain contoh dan penjelasan cara contoh, instruksi, penjelasan dan
melaksanakan suatu pekerjaan petunjuk praktis yang jelas
kepada bawahan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan;
.1. Membantu bawahan untuk
mempelajari proses, program atau
sistem baru;
.1. Menggunakan metode lain untuk
meyakinkan bahwa orang lain
telah memahami penjelasan atau
pengarahan.
7. Mengelola 3 Proaktif beradaptasi mengikuti 7.1. Menyesuaikan cara kerja lama
perubahan dengan menerapkan
Perubahan
metode/proses baru selaras
dengan ketentuan yang berlaku
tanpa arahan orang lain;
7.2. Mengembangkan kemampuan diri
untuk menghadapi perubahan;
7.3. Cepat dan tanggap dalam
menerima perubahan.
8. Pengambilan 3 Menganalisis masalah secara 8.1. Melakukan analisis secara
mendalam mendalam terhadap informasi
Keputusan
yang tersedia dalam upaya
mencari solusi.
8.2. Mempertimbangkan berbagai
alternatif yang ada sebelum
membuat kesimpulan;
8.3. Membuat keputusan operasional
berdasarkan kesimpulan dari
berbagai sumber informasi sesuai
dengan pedoman yang ada.
B Sosial Kultural
9. PerekatBangsa 3 Aktif mengembangkan sikap saling 9.1. Menampilkan sikap dan perilaku
menghargai, menekankan yang peduli akan nilai-nilai
persamaan dan persatuan keberagaman dan menghargai
perbedaan;
9.2. Membangun hubungan baik antar
individu dalam organisasi, mitra
kerja, pemangku kepentingan;
9.3. Bersikap tenang, mampu
mengendalikan emosi, kemarahan
dan frustasi dalam menghadapi
pertentangan yang ditimbulkan
oleh perbedaan latar belakang,
agama/kepercayaan, suku,
jender, sosial ekonomi, preferensi
politik di lingkungan unit
kerjanya
C. Teknis
10.Pelayanan 3 Mampu menganalisa hasil 10.1 Mampu menganalisa tersedianya
sarana prasarana anestesi
Kepenataan Pre persiapan pre operasi.
berdasarkan jadwal, waktu dan
Anastesi jenis operasi tersebut sudah
sesuai/belum sesuai dengan
perencanaan.
10.2 Mampu melakukan analisis
kebutuhan pre medikasi dan
induksi pasien.
10.3 Mampu melakukan evaluasi dan
analisa (pemeriksaan dan
penilaian) status fisik pasien
pasca pemberian obat
premedikasi.
10.4 Mampu menganalisa tindakan
yang di lakukan dalam pelayanan
asuhan pre anestesi dan
melakukan evaluasi semua
tindakan yang telah dilakukan
selama pre anestesi.
11.Pelayanan 3 Mampu menganalisa dan 11.1 Mampu menganalisa kebutuhan
mengambil tindakan yang mesin, alat, gas anestesi, obat-
Kepenataan Intra
diperlukan selama intra anestesi obat anestesi dan mampu
Anastesi melakukan analisa kesesuaian
persiapan yang telah dilakukan
dengan kondisi pasien intra
anestesi.
11.2 Mampu menganalis kebutuhan
pemeliharaan dan kecukupan
cairan elektrolit intra anestesi dan
mampu melakukan komunikasi
efektif dengan tim terkait untuk
mengatasi permasalahan yang
timbul.
11.3 Mampu menganalisa efek dari
obat-obatan, pemasangan alat
dan tindakan yang dilakukan
selama intra anestesi dan mampu
melakukan tindakan
kolaboratif/mandiri yang
diperlukan.
11.4 Mampu menganalisa dokumentasi
dan pelaporan yang telah
dilakukan selama intra anestesi
dan mampu mengkomunikasikan
hasil evalusi dokumentasi intra
anestesi dengan tim terkait.
12.Pelayanan 3 Mampu melakukan analisa 12.1 Mampu melakukan analisa
pelayanan asuhan kepenataan kondisi pasien, alat, obat dan
Kepenataan Pasca
pasca anestesi analisa dokumentasi yang telah
Anastesi dilakukan dan
mengkomunikasikan hasilnya
dengan tim terkait (dokter
anestesi, dokter bedah, petugas
ruangan dll).
12.2 Mampu melakukan analisa
tindakan asuhan pelayanan
manajemen nyeri, monitor tanda-
tanda vital, pemasangan alat
bantu nafas, sesuai instruksi
dokter spesialis anestesi.
12.3 Mampu melakukan analisa
kemungkinan masalah yang
timbul, melakukan tindakan
dalam mengatasi kondisi tersebut.
12.4 Mampu melakukan analisa
pendokumentasian semua
tindakan yang pasca anstesi dan
mampu melakukan analisis data
yang diperoleh.
13.Pelayanan Asuhan 3 Mampu menganalisa tugas 13.1 Mampu menganalisa pemasangan
pelayanan asuhan kepenataan alat monitoring non invasif /alat
Kepenataan
perianestesi dibawah pengawasan monitoring invasif dan mampu
Dibawah atas pelimpahan wewenang secara melakukan komunikasi yang
Pengawasan Atas mandate dari dokter spesialis efektif kepada dokter anestesi.
anestesi 13.2 Mampu menganalisis kebutuhan
Pelimpahan
mesin, alat, obat untuk tindakan
Wewenang Secara anestesi dan menyiapkan data
penunjang yang diperlukan.
Mandat Dari
13.3 Mampu menganalisa kedalaman
Dokter Spesialis anestesi, mempertahankan
kedalaman anestesi, dan
Anestesi
melakukan pengakhiran anestesi
sesuai instruksi dokter anestesi.
13.4 Mampu menganalisa keadaan
umum pasien, data penunjang,
dan data lain yang diperlukan
untuk dikomunikasikan dengan
dokter anestesi dalam
menentukan tindakan anestesi.
14.Pelayanan Asuhan 3 Mampu melakukan analisa 14.1 Mampu melakukan analisa
pelayanan asuhan kepenataan kondisi pasien, mesin, alat, obat
Kepenataan
kegawatan anestesi dan kegawat dan analisa dokumentasi yang
Anestesi dan daruratan bencana telah dilakukan dan
mengkomunikasikan hasilnya
Kegawat
dengan tim terkait (dokter
Daruratan anestesi, dokter bedah, petugas
ruangan dll).
Bencana
14.2 Mampu melakukan analisa
(Kesehatan Matra) kemungkinan kegawatan yang
timbul, melakukan tindakan
dalam mengatasi kondisi
kegawatan.
14.3 Mampu melakukan analisa
tindakan asuhan pelayanan
anestesi, pemantauan tanda-
tanda vital, resusitasi jantung
paru, pemeliharaan kepatenan
jalan nafas sesuai instruksi
dokter spesialis anestesi.
14.4 Mampu melakukan analisa
pendokumentasian semua
tindakan kegawat daruratan dan
mampu melakukan analisis data
yang diperoleh.
III. PERSYARATAN JABATAN
Tingkat pentingnya thd
Jenis Persyaratan Uraian jabatan
Mutlak Penting Perlu
A. Pendidikan 1 Jenjang DIV/S1
2 Bidang Ilmu Keperawatan Anestesiologi
B. Pelatihan 1 Manajerial Leadership, Managerial and √
Capacity Building
2 Teknis Pelatihan Anestesi lanjut, √
BTCLS, ATCLS, Patien
Safety, PPI
3 Fungsional Diklat Jabfung Penata √
Anestesi Pertama
C. Pengalamankerja Minimal 1 tahun √
D. Pangkat Penata Muda, III/a
Penata Muda Tk. I, III/b
E. IndikatorKinerjaJabatan 1. Survey kepuasan pelanggan/pasien …. %
2. Zero eror accident selama pelayanan pra, intra,
pasca anestesi dengan bukti kinerja …. %

Anda mungkin juga menyukai