Anda di halaman 1dari 2

PERAWATAN POST OPERASI

Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan
ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya Tahap pasca-operasi dimulai dari
memindahkan pasien dari ruangan bedah ke unit pascaoperasi dan berakhir saat pasien pulang
(Uliyah & Hidayat, 2008).
Resiko setelah dilakukan operasi (Kuylalat, 2012):
1. Rasa nyeri dan tidak nyaman
Obat bius digunakan sebelum operasi untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman,
namun keduanya dapat terasa kembali ketika efek obat bius telah habis. Terkadang
tingkat nyeri bisa sangat parah sehingga memengaruhi pergerakan dan membatasi
aktivitas pasien.
2. Pendarahan
Pendarahan mungkin terjadi di sekitar luka, terutama ketika jahitan tidak terpasang
dengan baik atau tidak sengaja terlepas. Walaupun tidak selalu berbahaya, ada beberapa
kasus pendarahan yang menyebabkan pasien kehilangan banyak darah dan mematikan
jaringan yang penting. Kasus seperti itu membutuhkan pertolongan medis secepatnya.
3. Infeksi – komplikasi umum operasi lainnya adalah infeksi, yang dapat terjadi akibat
adanya bakteri pada fasilitas kesehatan.
Perawatan pasca bedah dirancang untuk membuat proses pemulihan senyaman dan secepat
mungkin dengan(Kuylalat, 2012):
1. Mengurangi atau menghilangkan resiko dan komplikasi
2. Mengajarkan pasien bagaimana merawat luka dan perawatan pasca bedah
3. Mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan dibutuhkan pasien
4. Menjalankan terapi untuk membantu pasien menjadi lebih mandiri
5. Memantau kemajuan proses penyembuhan

Peran Perawat Pada Pasien Post Operasi


Menurut Majid, (2011) peran perawat dalam merawat pasien post operasi adalah:
1. Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, tube/selang, dan
komplikasi.
2. Manajemen luka
Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan
abnormal.
3. Mobilisasi dini
Mobilisasi dini yang dapat dilakukan meliputi ROM (range of motion), nafas dalam dan
juga batuk efektif yang penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan
mengeluarkan sekret dan lendir.
4. Rehabilitasi
Rehabilitasi diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien kembali.
Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan untuk
memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala.
5. Discharge planning
Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan
kondisi/penyakitnya pasca-operasi.

Perawatan Post Operasi ORIF (Open Reduction Internal Fixation)


Dilakukan untuk meningkatkan kembali fungsi dan kekuatan pada bagian yang sakit. Dapat
dilakukan dengan cara:
1. Mempertahankan reduksi dan imobilisasi.
2. Meninggikan bagian yang sakit untuk meminimalkan pembengkak.
3. Mengontrol kecemasan dan nyeri (biasanya orang yang tingkat kecemasannya tinggi,
akan merespon nyeri dengan berlebihan)
4. Latihan otot
Pergerakan harus tetap dilakukan selama masa imobilisasi tulang, tujuannya agar otot
tidak kaku dan terhindar dari pengecilan massa otot akibat latihan yang kurang.
5. Memotivasi klien untuk melakukan aktivitas secara bertahap dan menyarankan keluarga
untuk selalu memberikan dukungan kepada klien.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. A. A., & Uliyah, M. (2008). Praktikum keterampilan dasar praktik klinik: Aplikasi
dasar-dasar praktik keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kulaylat MN, Dayton MT.(2012). Surgical Complications. in: Townsend CM, Beauchamp RD,
Evers BM, Mattox, KL, eds. Sabiston Textbook of Surgery. 19th ed. Philadelphia, PA:
Elsevier Saunders; 2012:chap 13.
Majid, A. et al. (2011). Keperawatan Perioperatif. Edisi 1. Yogyakarta: Goysen Publishing.
Prayitno. (2011). Hubungan Ambulasi Dini terhadap Aktifasi Peristaltik Usus pada Pasien Post
Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah dengan Anestesi Umum di Ruang Mawar II RS. DR
Moewardi Surakarta Tahun 2011. Jurnal KESMADASKA Vol. 4 No. 1 Januari 2013 .
http://jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/index.php/JK/article/view/59

Anda mungkin juga menyukai