Ir. H. Soekarno1 (ER, EYD: Sukarno. Saat lahir, Soekarno diberi nama Koesno
1945–1966.
Dalam
Soekarno tidak mau bekerjasama dengan Belanda. Negara penjajah hanya memntingkan
Perjuangan
1.Soekarno
Belanda.
2.Soekarno
Agustus 1945.
3.Soekarno
merupakan orang yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai
4.Pada tanggal
9 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat
kemerdekaan Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia).
Dalam
perjuangannya membela negara, ada beberapa hal yang patut dicontoh dari seorang
a.Selalu
kepentingan pribadi.
negara.
tuduhan menghasut rakyat untuk memberontak, pada akhir Desember 1929 Soekarno
yang melibatkan banyak tokoh diantaranya Soekarno. Beliau berjuang keras tanpa
kenal menyerah dengan tulus ikhlas, tanpa pamrih dan penuh semangat untuk
sedang dalam keadaan yang kurang sehat, dan ditambah lagi saat itu beliau
sedang berpuasa Ramadhan. Tetapi karena beliau merasa bertanggung jawab dalam
10Filipina dan Indonesia. Pada bab ketiga ini penulis akan menjelaskan akhir dari
perjuangan yang dilakukan Jose Rizal dengan dihukum mati oleh pemerintah
Spanyol karena dianggap sebagai pemberontak dan membahayakan hingga pada 30
Desember 1896. Walaupun demikian perjuangan Jose Rizal yang selau
mengedepankan jalan damai sangat berpengaruh besar bagi terciptanya suatu
nasionalisme dan mewujudkan kemerdekaan Filipina untuk tahun-tahun
kedepannya.Selain itu jugapengaruhdari perjuangan Jose Rizal yaitu munculnya
gerakan revolusi. Sebab sebelumnya Jose Rizal hanya menuntut sebuah pembaruan
atau reformasi kebijakan pemerintah Spanyol tetapi perjuangannya tersebut belum
berhasil.F. Historiografi yang RelevanHistoriografi, dalam artian penulisan sejarah,
adalah klimaks dari kegiatan penelitian sejarah.18Dalam historiografi seorang
sejarawan dituntut untuk bisa merekonstruksi fakta-fakta yang telah berhasil
ditemukan untuk dirangkai menjadi sebuah kisah sejarah. Historiografi yang
relevan adalah karya ilmiah yang memiliki keterkaitan dengan penulisan sejarah
yang akan dilakukan. Historiografi yang relevan ini berfungsi untuk mengetahui
kedudukan penulisan yang akan dibuat dengan penulisan-penulisan yang sudah
ada.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biografi Tokoh Dunia:
Emilio
Aguinaldo", https://internasional.kompas.com/read/2018/03/22/18150071/biografi
-tokoh-dunia-emilio-aguinaldo?page=all.
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo
Masa Kecil Emilio Aguinaldo y Famy lahir pada 22 Maret 1869 di Cavite el Viejo
(sekarang Kawit) dari pasangan Carlos Jamir Aguinaldo dan Trinidad Famy-
Aguinaldo. Dipanggil Miong, Aguinaldo merupakan anak ketujuh dari delapan
bersaudara. Sang ayah wafat ketika dia baru berusia sembilan tahun. Oleh
Trinidad Famy, Aguinaldo dikirim ke sekolah umum Colegio de San Juan de
Letran di Manila. Namun, pendidikannya tidak tuntas setelah wabah kolera
merebak pada 1882. Aguinaldo kemudian pulang ke Kawit, dan mulai
berpartisipasi atas ketidakpuasan rakyat Filipina atas peraturan kolonial Spanyol.
Pada 1 Januari 1895, Aguinaldo menjadi Freemason dengan bergabung
bersama Pilar Lodge No 203, dan mendapat panggilan "Colon". Ketika dia
menjadi presiden, Aguinaldo sempat mengatakan kalau kemenangan dalam
Revolusi Filipina terjadi karena Masonry. 2. Kemerdekaan dari Spanyol 7 Maret
1895, Aguinaldo bergabung dengan Katipunan, sebuah organisasi rahasia yang
dipimpin oleh Andres Bonifacio, yang menitikberatkan kemerdekaan Filipina
melalui perjuangan bersenjata. Aguinaldo menggunakan nama perang Magdalo,
sebagai bentuk penghormatannya terhadap Maria Magdalena, dan membentuk
cabang Katipunan di Cavite bernama Sangguniang Magdalo. Revolusi Filipina
yang digencarkan Katipunan mulai terjadi pada Agustus 1896 di San Juan del
Monte. Di saat Bonifacio menempuh perjuangan gerilya, Aguinaldo dan
pengikutnya berhasil mengusir Spanyol dari Cavite lewat pertempuran terbuka.
Baca juga : Biografi Tokoh Dunia: Paul von Lettow-Vorbeck Pada 1897,
Bonifacio deksekusi sehingga Aguinaldo mengambil kekuasaan penuh dalam
revolusi menggulingkan Spanyol. Desember 1897, Aguinald mencapai
kesepakatan dengan Spanyol di Biak-na-Bato. Pemberontak berjanji untuk
melucuti senjatanya dan mengasingkan diri ke Hong Kong. Sebagai gantinya,
Spanyol harus memberi pengampunan, ganti rugi, serta memberi kebebasan
pemerintahan kepada Filipina. Meski begitu, kedua belah pihak nampaknya tidak
benar-benar menghormati perjanjian tersebut. Pemerintah Spanyol tidak
menepati seluruh janji yang mereka utarakan. Di sisi lain, kelompok pemberontak
tidak berniat untuk melucuti senjata mereka. Faktanya, Aguinaldo menggunakan
uang kompensasi yang diberikan Spanyol untuk membeli tambahan senjata.
Selain itu, dari Hong Kong, Aguinaldo juga membuat kesepakatan rahasia untuk
membantu AS dalam Pertempuran Spanyol-AS di 1898. Karena tidak ada tanda-
tanda Spanyol bakal memberi kemerdekaan, Aguinaldo kembali ke Cavite, dan
mulai membentuk pemerintahan provisional. Setelah bertemu dengan Kongres,
dan merumuskan konstitusi, pada 12 Juni 1898, Aguinaldo mendeklarasikan
berdirinya Republik Filipina. Deklarasi Aguinaldo mengakhiri masa penjajahan
Spanyol di Filipina selama 400 tahun. Kemudian di 23 Januari 1899, Aguinaldo
dilantik menjadi presiden pertama Filipina. Baca juga : Biografi Tokoh Dunia:
Johann Sebastian Bach 3. Perang AS-Filipina Meski memproklamasikan
kemerdekaan Filipina, perjuangan Aguinaldo masih belum selesai. Sebab, buntut
kekalahan Spanyol, dalam Perjanjian Paris 10 Desember 1898, Spanyol
menyerahkan Filipina, Guam, dan Puerto Rico ke AS. Negeri "Paman Sam" tidak
mengakui kemerdekaan Filipina, dan dua pekan setelah Aguinaldo dilantik,
tentara Filipina yang berada di pos Jembatan San Juan dibunuh oleh AS. 5
Februari 1899, Perang Manila berkecamuk. Perjuangan yang dilakukan pasukan
Filipina tidak bisa menembus pertahanan AS yang didukung senjata canggih.
Aguinaldo terpaksa menyingkir dari Manila menuju ke utara Luzon. Di 13
November 1899, dia mengumumkan Filipina bakal menggunakan taktik gerilya.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 23 Maret 1901, pasukan Pengintai
Macabebe di bawah pimpinan Jenderal Frederick Funston menangkap Aguinaldo
di Palanan, Provinsi Isabela. 19 April 1901, Aguinaldo menyatakan sumpah
kesetiaan kepada AS, sekaligus mengakhiri Republik Filipina, dan mengukuhkan
kedaulatan AS di sana. Baca juga : Papan Reklame Elektronik di Filipina Tak
Sengaja Tampilkan Film Porno 4. Pasca-lengser Selama masa pendudukan AS,
Aguinaldo tidak lupa dengan rekan-rekannya yang berjuang dalam revolusi
melawan Spanyol. Dia mendirikan Asosiasi Veteran Revolusi, yang membantu
anggotanya mendapat pensiun, atau ditempatkan sebagai abdi pemerintah.
Pada 1935, ketika Persemakmuran Filipina didirikan sebagai persiapan
mengembalikan kemerdekaan bagi Filipina, Aguinaldo mencalonkan diri. Namun,
dia kalah dalam pemilihan dari Manuel L Quezon. Enam tahun berselang,
keduanya berekonsiliasi ketika Presiden Quezon memutuskan memindahkan
Hari Bendera ke 12 Juni, untuk mengenang proklamasi kemerdekaan Filipina. Di
1950, Presiden Elpidio Quirino mendapuk Aguinaldo sebagai anggota Dewan
Negara Filipina seumur hidup. 5. Kematian Aguinaldo meninggal pada 6 Februari
1964 dalam usia 94 tahun di Quezon City karena serangan jantung. Setahun
sebelum wafat, Aguinaldo mengumumkan bakal mendonasikan rumah dan
segala barangnya kepada pemerintah. Manila kemudian menjadikan rumahnya
sebagai tempat sakral untuk mengenang segala jasa dan perjuangannya saat
Revolusi 1898.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biografi Tokoh Dunia:
Emilio
Aguinaldo", https://internasional.kompas.com/read/2018/03/22/18150071/biografi
-tokoh-dunia-emilio-aguinaldo?page=all.
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo
HCM
chulalongkorn
Mongkut
Ipad
Tindakan sederhana Gandhi itu memicu tindakan lain, ratusan ribu orang mulai
memanen garam, dan mendistribusikan sebagai komoditas mandiri di luar
pemerintah Inggris. Aksi boikot produksi garam itu membuat pabrik garam dan
perdagangan Inggris kacau balau. Dalam watu sebulan Inggris lagi-lagi menahan
Gandhi dan memenjarakan 60.000 orang yang tidak melawan sama sekali. Pada 20
Mei, dua ribu orang penganut prinsip ajaran Gandhi untuk tidak melakukan
kekerasan nekat mendekati pintu tambang garam Dharsana untuk mengambil
garam hak panen mereka.
Aksi damai tersebut berakhir dengan pemukulan oleh serdadu Inggris terhadap
ribuan penduduk sipil secara sepihak tanpa ada bentuk perlawanan. Kejadian ini
kembali menjadi sorotan dunia internasional yang mengecam
kebiadaban pemerintahan Inggris. Aksi ini terus bertambah, beribu-ribu orang lain
malah ikut bergabung dengan aksi protes damai itu. Dalam tahun itu, Inggris
memenjarakan lebih dari 100.000 orang India karena protes damai. Jutaan orang di
seluruh dunia mulai mendesak Inggris untuk meninggalkan India dan memberikan
kemerdekaan.
Karena tekanan dunia internasional yang semakin memuncak, pada Maret 1931
Inggris melepas semua tahanan politik, mengakui hak boikot pakaian rakyat India,
serta mencabut larangan atas produksi garam buatan sendiri. Mereka kemudian
mengundang Gandhi ke Inggris untuk sebuah konferensi untuk membahas
kemungkinan kemerdekaan bagi India. Gandhi pergi ke London selama 4 bulan
dan mendapat banyak sambutan positif di Eropa. Namun konferensi itu tidak
menghasilkan sebuah keputusan resmi apapun dan hanya bersifat seremonial oleh
pemerintah Inggris.
Namun demikian, bentrokan antar kelompok Hindu dan Muslim sudah terlanjur
merebak di beberapa daerah. Gandhi memutuskan untuk melakukan perjalanan di
berbagai wilayah India dari mulai yang termiskin, dimana kebanyakan kerusuhan
dan pembantaian brutal terjadi. Desa demi desa ia kunjungi untuk menyeruakan
misi perdamaian dalam setiap kelompok bentrokan. Keseluruhannya, dia
mengunjungi 49 desa dan cukup berhasil menjadi juru damai antar umat Muslim
dan Hindu di berbagai daerah.
Pemerintah Inggris yang baru memutuskan untuk memberi kemerdekaan kepada
India pada 15 Agustus 1947. Pada hari yang sama, negara India dengan Pakistan
Barat serta Pakistan Timur (Bangladesh) memerdekakan dirinya. Dalam proses
pengungsian antar wilayah tersebut, bentrokan antar warga Muslim dan Hindu
kembali terjadi. Hari-hari awal kemerdekaan India dan Pakistan diwarnai dengan
berbagai bentrokan dan kekacauan. Lagi-lagi Gandhi yang keras kepala
memutuskan sumpah untuk berpuasa sampai mati hingga kekerasan sepenuhnya
berhenti antar umat beragama. Ia memutuskan pindah ke rumah seorang Muslim
yang paling miskin di Calcutta dengan tingkat bentrokan paling buruk, untuk
berpuasa hingga mati di sana. Lagi-lagi Gandhi membuat ‘keajaiban’.
Dalam waktu kurang dari seminggu, bentrokan antar ribuan umat Hindu dan
Muslim berhenti, bahkan beberapa di antara mereka mulai berpawai dan berdoa
bersama. Ketika Gandhi hampir meninggal, Calcutta terdiam dan setiap orang
berdoa bagi perdamaian. Gandhi mengakhiri puasanya. Kekerasan telah berhenti
karena tak seorangpun menginginkannya menderita karena apa yang mereka
lakukan. Gandhi telah membuat sebuah mukjizat lagi. Namun demikian, tidak
semua pihak dari Muslim maupun Hindu mendukung aksi perdamaian
Gandhi. Sebagian umat Muslim di India masih banyak yang memandang sinis
kepada Gandhi karena bentuk aksi puasanya itu, sementara itu banyak umat Hindu
fanatik membencinya karena membela dan melindungi umat Muslim.