Jurnal Mechanical Volume 1 Nomor 1maret 2010 Jurna PDF
Jurnal Mechanical Volume 1 Nomor 1maret 2010 Jurna PDF
10 Abstract
Pipe bends or elbows are of important component in a piping system. In addition to its
function for changing the direction of piping due to layout restriction, an elbow can accommodate
expansion because it is more flexible than an equivalent straight pipe with the same material and
15 dimension. However, and elbow can not be analyzed using the engineer theory of bending, because
its cross-section become oval under bending. This paper reports a result of finite element study of
bending behavior of a pipe elbow and its influence on limit moment. Limit moment was obtained
using nonlinear analysis and Newton-Raphson algorithm was employed. Material behavior of pipe
was treated as large strain, elastic-perfectly-plastic. The results show that a pipe elbow under in-
20 plane opening bending is stiffer than those under in-plane closing bending, indicated by their limit
load – 4.83 times yield stress for in-plane opening bending and 1.34 times the yield stress for in-
plane closing bending.
40
Gambar 1. In-pane opening bending.
70
Gambar 3. Pipa yang mengalami bending, (a)
pipe bend, (b) pipa lurus ekivalen.
37
Jurnal Mechanical, Volume 1, Nomor 1,Maret 2010
Hubungan antara momen bending dan sudut Persamaan (6) tetap dipakai dalam state of the
rotasi pada bagian ujung pipa lurus dengan art piping code, lihat ASME B31.1 dan B31.3
panjang eqivalen L = Rα adalah: [6, 7].
1
40
2
M 1 Pemodelan dan Analisis Elemen Hingga
(2) Data untuk dimensi model diambil
EI L R
berdasarkan ASME B16.9-1993 tentang typical
5 dimana, commercial 90° long radius butt welding
R = jari-jari kelengkungan pipe bend, mm 45 elbows, dan data material properti yang
α, Δα = sudut total, perubahan sudut digunakan adalah data titanium alloy sesuai
k = faktor flexibilitas ASTM B265. Dimensi model dibuat
berdasarkan data ASME B16.9 untuk pipe
Fleksibilitas dari pipe bend dapat bend dengan ukuran diameter luar pipa
10 ditentukan dengan pembagian perubahan sudut 50 nominal standar dan pipa nominal extra strong
rotasi ujung pipe bend dengan rotasi ujung pipa yang sama, namun memiliki ketebalan dinding
lurus yang ekivalen akibat momen bending pipa yang berbeda. Sudut kelengkungan yang
yang sama: dipilih adalah 90° mengikuti sudut
kelengkungan yang umum digunakan, dengan
c 55 asumsi penampang pipa adalah lingkaran
k 1 (3)
s sempurna. Ketebalan pipa ditentukan
berdasarkan ukuran shell tipis (t/r < 0,1) dan
15 dimana, Δαc = rotasi ujung pipe bend, derajat
diasumsikan ketebalannya seragam di
Δαs = rotasi ujung pipa lurus, derajat
sepanjang pipa. Dimensi model pipa dan sifat-
60 sifat material selengkapnya diberikan pada
Faktor fleksibilitas k pertama kali Tabel 1.
dikembangkan oleh Von Karman pada tahun
1911 melalui pendekatan solusi deret Fourier.
Tabel 1. Data input model pipa elbow.
20 Kemudian dilanjutkan melalui pengkajian
No. Parameter Simbol Nilai
secara eksperimen oleh Hovgaard. Persamaan 1. Nominal Pipe NPS 18 in
yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Size
2 2. Outside OD 18 in
12 10
k (4) Diameter
2
12 1 3. Inside Diameter ID 17,25 in
4. Radius pipa r 8,8125 in
dimana λ disebut parameter pipe bend atau 5. Bend radius rho 26,4375 in
25 faktor pipa yang dihitung dari persamaan: 6. Tebal dinding t 0,375 in
tR pipa
(5)
2 7. Rasio tebal dan t/r 0,04
r
jari-jari
dimana, t = tebal pipa, mm 8. Bend angle ф 90°
R = jari-jari kelengkungan, mm 9. Elastic section Z 89,6 in3
R = jari-jari penampang, mm modulus
10. Rasio bend b Rho/r = 3
30 Formula Karman-Hovgaard (persamaan
radius dan jari-
5) telah digunakan secara umum untuk in-
jari
plane maupun out-of-plane bending sampai
11. Panjang pipa L 120 in
dengan pertengahan abad yang lalu, dan baru
lurus
pada tahun 1951 Clark dan Reissner
12. Tegangan luluh syield 827 MPa
35 mempublikasikan hasil berikut:
13. Plastic modulus pmod 100 MPa
1.65
k (6) 65
Properti material model pipa dipilih
38
Jurnal Mechanical, Volume 1, Nomor 1,Maret 2010
1.34σY untuk in-plane closing dan 4.83σY untuk bertambahnya beban kekakuan bending
in-plane opening. Gambar 6 dan 7 30 bertambah. Ovalisasi penampang saat limit
memperlihatkan keadaan tegangan hoop pada momen dicapai ditunjukkan pada Gambar 8
saat limit momen dicapai masing-masing untuk dan 9. Garis putus-putus pada kedua gambar
5 in-plane closing dan opening bending. tersebut menunjukkan penampang yang tak
terdeformasi dan garis solid menunjukkan
35 ovalisasi penampang pada saat limit momen
dicapai.
300
undeformed
deformed
200
100
0
-300 -200 -100 0 100 200 300
-100
-200
-300
10 Gambar 6. Kondisi tegangan hoop untuk Gambar 8. Ovalisasi penampang untuk closing
closing bending. bending.
40
300
undeformed
deformed
200
100
0
-300 -200 -100 0 100 200 300
-100
-200
-300
sedangkan pada kasus in-plane closing bending 50 [7] ASME B31.3, 2003, “Proses Piping
sumbu mayor tegak lurus bidang bending. Code”. American Society of Mechanical
Arah sumbu ini mempengaruhi momen inersia Engineers.
penampang dan kekakuan pipa elbow. Untuk
5 itu dalam merancang perpipaan, sedapat
mungkin dibuat layout sehingga pipa elbow 55
lebih cenderung mengalami opening bending.
10 Daftar Pustaka 60
42