Makalah K3 Manajemen Resiko
Makalah K3 Manajemen Resiko
Disusun Oleh :
Rombel : 02
2014
i
PRAKATA
Atas ridha Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami sehingga mendapat kemampuan untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan tema “Manajemen Resiko K3 pada Industri
Pertambangan”.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja yang diampu oleh Bapak Eko Supraptono. Dalam menyusun makalah
ini,kami telah mendapat bantuan dan bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepadaBapak Eko Supraptono selaku pengampu mata kuliah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang telah membimbing dan juga berterima kasih
kepada teman-teman yang sudah memberi dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sabagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran agar menjadi lebih baik dalam
menyusun makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penyusun dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ....................................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4
A. Pengertian Manajemen Resiko dalam Industri Pertambangan.......................................................... 4
B. Jenis Resiko pada Perusahaan Pertambangan .................................................................................. 4
C. Cara / Metode Pengelolaan Resiko Pada Perusahaan Pertambangan ............................................... 5
D. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di industri Pertambangan ........................................... 6
E. Manfaat Manajemen Resiko Pada Perusahaan Pertambangan.......................................................... 9
F. Kecelakaan Tambang ........................................................................................................................ 9
G. Faktor Kecelakaan Kerja pada Perusahaan Pertambangan ............................................................. 10
H. Teknik Pencegahan Ledakan .......................................................................................................... 12
BAB III ....................................................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................................................. 13
A. Simpulan ......................................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari Resiko
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan
pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3, diharapkan akan
tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga
akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian K3
sangat besar peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama
dapat mencegah korban manusia..
Dengan demikian untuk mewujudkan K3 diperusahaan perlu dilaksanakan dengan
perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak
pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun obyek perlindungan dimaksud
dengan memperhatikan banyaknya Resiko yang diperoleh perusahaan, mulai diterapkan
manajemen Resiko, sebagai inti dan cikal bakal SMK3. Penerapan ini sudah mulai
menerapkan pola preventif terhadap kecelakaan kerja yang akan terjadi.
Manajemen Resiko menuntut tidak hanya keterlibatan pihak manajemen tetapi juga
komitmen manajemen dan seluruh pihak yang terkait. Pada konsep ini, bahaya sebagai
sumber kecelakaan kerja harus harus teridentifikasi, kemudian diadakan perhitungan dan
prioritas terhadap Resiko dari bahaya tersebut dan terakhir adalah pengontrolan Resiko.
Ditahap pengontrolan Resiko, peran manajemen sangat penting karena pengontrolan
Resiko membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan,
karena pihak manajemen yang sanggup memenuhi ketersediaan ini. Semua konsep-konsep
utama tersebut semakin menyadarkan akan pentingnya kebutuhan pengelolaan K3 dalam
bentuk manajemen yang sistematis dan mendasar agar dapat terintegrasi dengan manajemen
perusahaan yang lain. Integrasi ini diawali dengan kebijakan dari perusahaan untuk
mengelola K3 menerapkan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3).
2
B. Rumusan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini bertujuan agar tidak melenceng dari sub pembahasan yang
ada, maka pemakalah merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini,
antara lain yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen resiko K3 pertambangan ?
2. Apa jenis Resiko yang ada di perusahaan pertambagan ?
3. Bagaimana teknik cara/metode pengelolaan resiko pada perusahaan pertambangan ?
4. Apa saja manfaat manajemen resiko pada perusahaan pertambangan?
5. Apa saja jenis kecelakaan kerja pada perusahaan pertambangan ?
6. Apa saja faktor yang menjadi penyebab kecelakaan kerja pada perusahaan tambang ?
7. Bagaimana teknik pencegahan ledakan yang ada pada perusahaan pertambangan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan serta menjabarkan pengertian manajemen resiko k3 pada
perusahaan pertambangan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan serta menjabarkan jenis resiko yang teradi paa
perusahaan pertambangan.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan serta menjabarkan tentang cara pengolahan resiko pada
perusahaan tambang.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan serta menjabarkan tentang manfaat manajemen K3 pada
perusahaan pertambangan.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan serta menjabarkan jenis kecelakaan kerja yang terjadi
pada perusahaan pertambangan.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan serta menjabarkan tentang factor yang menyebabkan
teradinya kecelakaan kerja pada perusahaan pertambangan.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan serta menjabarkan tentang cara pencegahan ledakan
yang ada pada perusahaan pertambangan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ledakan
Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai dengan nyala
api. Setelah itu akan diikuti dengan kepulan asap yang berwarna hitam. Ledakan
merambat pada lobang turbulensi udara akan semakin dahsyat dan dapat
menimbulkan kerusakan yang fatal.
2. Longsor
Longsor di pertambangan biasanya berasal dari gempa bumi, ledakan yang terjadi di
dalam tambang,serta kondisi tanah yang rentan mengalami longsor. Hal ini bisa juga
disebabkan oleh tidak adanya pengaturan pembuatan terowongan untuk tambang.
3. Kebakaran
Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam terowongan tambang bawah tanah
mengalami suatu getaran hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal, seperti gerakan
roda-roda mesin, tiupan angin dari kompresor dan sejenisnya, sehingga gas itu
terangkat ke udara (beterbangan) dan kemudian membentuk awan gas dalam kondisi
batas ledak (explosive limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan terjadi ledakan
yang diiringi oleh kebakaran.
4
C. Cara / Metode Pengelolaan Resiko Pada Perusahaan Pertambangan
Pengelolaan Resiko menempati peran penting dalam organisasi kami karena fungsi ini
mendorong budaya Resiko yang disiplin dan menciptakan transparansi dengan menyediakan
dasar manajemen yang baik untuk menetapkan profil Resiko yang sesuai. Manajemen Resiko
bersifat instrumental dalam memastikan pendekatan yang bijaksana dan cerdas terhadap
pengambilan Resiko yang dengan demikian akan menyeimbangkan Resiko dan hasil serta
mengoptimalkan alokasi modal di seluruh korporat. Selain itu, melalui budaya manajemen
Resiko proaktif dan penggunaan sarana kuantitatif dan kualitatif yang modern, kami
berupaya meminimalkan potensi terhadap kemungkinan Resiko yang tidak diharapkan dalam
operasional.
Pengelolaan K3 pertambangan dilakukan secara menyeluruh baik oleh pemerintah
maupun oleh perusahaan. Pengelolaan tersebut didasarkan pada peraturan sebagai berikut:
1. UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
2. UU No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
3. UU No. 27 tahun 2003 tentang Panas bumi
4. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
6. PP No. 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi
7. PP No.38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemprov dan Pemkab/Kota
8. PP No.19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan K3 di Bidang Pertambangan
9. Permen No.06.P Tahun 1991 tentang Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi,
Peralatan dan Teknik Migas dan Panas Bumi
10. Permen No.02 P. Tahun 1990 tentang Keselamatan Kerja Panas Bumi
11. Kepmen No.555.K Tahun 1995 tentang K3 Pertambangan Umum
12. Kepmen.No.2555.K Tahun 1993 tentang PIT Pertambangan Umum.
Pengendalian Resiko diperlukan untuk mengamankan pekerja dari bahaya yang ada di
tempat kerja sesuai dengan persyaratan kerja Peran penilaian Resiko dalam kegiatan
pengelolaan diterima dengan baik di banyak industri.Pendekatan ini ditandai dengan empat
tahap proses pengelolaan Resiko manajemen Resiko adalah sebagai berikut :
5
1. Identifikasi Resiko adalah mengidentifikasi bahaya dan situasi yang berpotensi
menimbulkan bahaya atau kerugian (kadang-kadang disebut ‘kejadian yang tidak
diinginkan’).
2. Analisis Resiko adalah menganalisis besarnya Resiko yang mungkin timbul dari
peristiwa yang tidak diinginkan.
3. Pengendalian Resiko ialah memutuskan langkah yang tepat untuk mengurangi atau
mengendalikan Resiko yang tidak dapat diterima.
4. Menerapkan dan memelihara kontrol tindakan adalah menerapkan kontrol dan
memastikan mereka efektif.
Manajemen Resiko pertambangan dimulai dengan melaksanakan identifikasi bahaya
untuk mengetahui faktor dan potensi bahaya yang ada yang hasilnya nanti sebagai bahan
untuk dianalisa, pelaksanaan identifikasi bahaya dimulai dengan membuat Standart
Operational Procedure (SOP). Kemudian sebagai langkah analisa dilakukanlah observasi dan
inspeksi. Setelah dianalisa,tindakan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah evaluasi Resiko
untuk menilai seberapa besar tingkat Resikonya yang selanjutnya untuk dilakukan kontrol
atau pengendalian Resiko. Kegiatan pengendalian Resiko ini ditandai dengan menyediakan
alat deteksi, penyediaan APD, pemasangan rambu-rambu dan penunjukan personel yang
bertanggung jawab sebagai pengawas. Setelah dilakukan pengendalian Resiko untuk
tindakan pengawasan adalah dengan melakukan monitoring dan peninjauan ulang bahaya
atau Resiko.
6
a. Program pengenalan dan peduli bahaya (Hazzard Recognition and
awareness Program)
b. Program komunikasi bahaya dan inventori bahan kimia ( Hazard
Communication and Chemical Inventory Program)
c. Program Pemantauan Higiena Perusahaan - Program Percontoh (Sampling
Program)
d. STOP Program
e. Program Penilaian Resiko (Risk Assesment Program)
f. Program Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
g. Audit Dasar Pihak Ketiga (Third Party Baseline Audit)
2. Menyusun Standart Kinerja Dan Sistem Pengukuran (Set Standart of Performance
and Measurement)
Di dalam langkah ini dipandang sangat penting untuk menmbuat standart,
prosedur atau kebijakan yang berkaitan dengan potensi bahaya yang telah
diketahui. Dalam penyusunan prosedur ini sebaiknya melibatkan semua tingkatan
managemen dan pelaksana di lapangan.
a. Program Penyusunan Kebijakan, Standart Kerja, Prosedur dengan tolok
ukur standart institusi international, pemerintah dan pabrik.
b. Program Review Prosedur Kritis (Critical Prosedur Review)
c. Program Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
d. Program Pertanggunggugatan Keselamatan Kerja (Safety Accountability
Program)
e. Program Pertemuan Keselamatan Kerja (Safety Meeting Program)
3. Menyusun Standart Pertangunggugatan (Set Standard of Accountability)
Langkah ini adalah untuk menetapkan sistem pertanggunggugatan untuk masing-
masing tingkatan manajemen. Program yang sering dijumpai berkaitan dengan
langkah ini adalah :
a. Program Standarisasi Penugasan (Assignment Standardization Program )
b. Program Standarisasi Pertanggunggugatan (Accountability Standardisation
Program)
c. Program Evaluasi Diskripsi Kerja (Job Description Evaluation Program)
7
d. Program KRA-KPI
4. Mengukur Kinerja Terhadap Standar yang Ditentukan (Measure Performance
against Standard)
Langkah ini untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja yang dipakai terhadap
standar yang ada. Beberapa program yang telah sangat dikenal dalam langkah ini
adalah :
a. Audit keselamatan kerja Internal dan Eksternal (Internal & External Safety
Audit)
b. Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
c. Program Analisa Kecelakaan (Accident Investigation Program)
d. NOSA Five Starrs Grading Audit
e. Housekeeping Evaluation
5. Mengevaluasi Hasil yang dicapai (Evaluate Outcome)
Termasuk dalam langkah ini adalah mengevaluasi adanya penyimpangan dari
peraturan perundangan dan standar internasional yang berlaku. Contoh program
dalam langkah ini antara lain:
a. Program statistik kecelakaan (Safety Statistic Program)
b. Program Pelaporan ke Pemerintah (Government Reporting )
c. Program Analisa Kecelakaan (accident Analysis Program)
d. Evaluasi Kesehatan Karyawan (Medical Evaluation)
e. Program Perlindungan Pendengaran dan Pernafasan
f. Audit Follow up
6. Melakukan Koreksi Terhadap Penyimpangan yang Ada (Correct Deviations and
Deficiencies )
Salah satu contoh yang amat dikenal dalam langkah ini adalah :
a. Program Penghargaan Safety (Safety Recognition Program)
b. Program Koreksi Tuntas (Correction –Close The Loop Program)
c. Program Pertemuan Kepala Teknik Tambang (Technical Manager
Meeting)
8
E. Manfaat Manajemen Resiko Pada Perusahaan Pertambangan
Secara umum manfaat Manajemen Resiko pada perusahaan pertambangan adalah sebagai
berikut :
1. Menimalkan kerugian yang lebih besar
2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan dan pemerintah kepada perusahaan
3. Meningkatkan kepercayaan karyawan kepada perusahaan
F. Kecelakaan Tambang
9
Berdasarkan cedera korban, yaitu :
a. Retak Tengkorak kepala, tulang punggung pinggul, lengan
bawah/atas,paha/kaki
b. Pendarahan di dalam atau pingsan kurang oksigen
c. Luka berat, terkoyak
d. Persendian lepas
c. Mati
Korban mati dalam waktu 24 jam dari waktu terjadinya kecelakaan
Pada dasarnya penyebab terjadinya suatu kecelakaan tambang memiliki beberapa faktor
yaitu:
1. Faktor langsung
Dalam faktor langsung ada dua hal penyebab terjadinya faktor langsung ini yaitu :
1) Tindakan tidak aman
Kemudian yang tergolong tindakan tidak aman yaitu :
a. Bekerja tanpa memperhatikan tanda-tanda
b. Bekerja dengan kecepatan berbahaya
c. Tidak memfungsikan alat pengaman (safety) yang dipakai
10
d. Menggunakan alat yang tidak aman
e. Penempatan barang tidak aman
f. Posisi kerja berbahaya
g. Mengganggu orang lain yang sedang bekerja
h. Tidak memakai alat proteksi
2) Keadaan tidak aman
yang tergolong kondisi tidak aman yaitu :
a. Mesin tanpa pengaman
b. Alat pengaan kurang sempurna
c. Mesin rusak atau aus
d. Desain mesin kurang baik
e. Tata letak mesin tidak aman
f. Pencahayaan tidak sempurna
g. Ventilasi tidak baik
h. Alat proteksi diri tidak berfungsi dengan baik
2. Faktor Penunjang
Faktor Penunjang dalam kecelakaan kerja yaitu meliputi :
a. Pengawas
b. Fisik pekerja
c. Mental pekerja
Dalam hal pengawas bentuk kejadiannya yaitu :
a. Tidak hadir
b. Tidak melakukan tugas dengan berbagai alasan
a. Sakit
b. Lelah
a. Mengantuk
b. Mabuk
11
c. Marah, Sedih, Takut
d. Tidak dapat berkonsentrasi dalam bekerja dengan berbagai alasan
12
Sesungguhnya kebakaran tambang dan ledakan gas tidak akan terjadi jika sistem ventilasi
tambang batubara bawah tanah itu cukup baik.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Manajemen Resiko Pertambangan adalah suatu proses interaksi yang digunakan oleh
perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi,mengevaluasi,dan menanggulangi bahaya
di tempat kerja guna mengurangi Resiko bahaya seperti kebakaran, ledakan, tertimbun
longsoran tanah, gas beracun, suhu yang ekstrem,dll.Jadi, manajemen Resiko merupakan
suatu alat yang bila digunakan secara benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang
aman,bebas dari ancaman bahaya di tempat kerja.
Adapun jenisResiko yang sering dijumpai pada Perusahaan Pertambangan adalah sebagai
berikut :
a) Ledakan
b) Longsor
c) Kebakaran
1. Identifikasi Resiko
2. Analisis Resiko
3. Pengendalian Resiko
Secara umum manfaat Manajemen Resiko pada perusahaan pertambangan adalah sebagai
berikut :
13
1. Menimalkan kerugian yang lebih besar
a. Faktor langsung
b. Faktor penunjang
B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca untul lebih memahami
tentang teori belajar kognitif dan mampu menerapkannya dalam proses pembelajaran.
14
DAFTAR PUSTAKA
15