Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL

TUGAS MODUL III (PENYEDERHANAAN FUNGSI BOOLEAN)

Dosen : I Gusti Ngurah Anom Cahyadi Putra, S.T., M. Cs

Oleh :
Kadek Nanda Banyu Permana 1808561050 (C)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
BAB I
LANDASAN TEORI

1.1 Penyederhaan dengan Aksioma-Aksioma dan Teorema-Teorema Boolean


Seperti yang telah dipelajari pada modul sebelumnya, suatu fungsi Boolean dapat
disederhanakan dengan untuk melakukan optimalisasi terhadap semua fungsi tersebut.
Penyederhanaan fungsi-fungsi tersebut dapat menggunakan aksioma-aksioma dan

(A1) X = 0 if X ≠ 1 (A1’) X = 1 if X ≠ 0
(A2) If X = 0, then X’ = 1 (A2’) if X = 1, then, X’ = 0
(A3) 0 . 0 = 0 (A3’) 1 + 1 = 1
(A4) 1 . 1 = 1 (A4’) 0 + 0 = 0
(A5) 0 . 1 = 1 . 0 = 0 (A5’) 1 + 0 = 0 + 1 = 1
(T1) X + 0 = X (T1’) X . 1 = X (Identities)
(T2) X + 1 = 1 (T2’) X . 0 = 0 (Null elements)
(T3) X + X = X (T3’) X . X = X (Idempotency)
(T4) (X’)’ = X (Involution)
(T5) X + X’ = 1 (T5’) X . X’ = 0 (Complements)
(T6) X + Y = Y + X (T6’) X . Y = Y . X (Commutativity)
(T7) (X + Y) + Z = X + (Y + Z) (T7’) (X . Y) . Z = X . (Y . Z) (Associativity)
(T8) X . Y + X . Z = X . (Y + Z) (T8’) (X + Y) . (X + Z) = X + Y . Z (Distributivity)
(T9) X + X . Y = X (T9’) X . (X + Y) = X (Covering)
(T10) X . Y + X . Y’ = X (T10’) (X + Y) . (X + Y’) = X (Combining)
(T11) X . Y + X’. Z + Y . Z = X . Y + X’ . Z
(T11’) (X + Y) . ( X’ + Z) . (Y + Z) = (X + Y) . (X’ + Z) (Consensus)
(T12) X + X + . . . + X = X (T12’) X . X . . . . . X = X (Generalized idempotency)

(T13) (X1 . X2 . . . . . Xn)’ = X1’ + X2’ + . . . + Xn’

(T13’) (X1 + X2 + . . . + Xn)’ = X1’ . X2’ . . . . . Xn’ (DeMorgan’s theorems)

(T14) [F(X1, X2, . . ., Xn, +, .)]’ = F(X1’, X2’, . . ., Xn’, . , +) (Generalized DeMorgran’s theorem)

teorema-teorema seperti dibawah yang sudah dijelaskan pada modul sebelumnya.


Contoh penyederhanaan fungsi menggunakan Aksioma-aksioma dan Teorema-teorema :
1. X+X’Y = (X+X’)(X+Y) (Distributivity dan Complements)
 = 1(X+Y) (Identities)
 = X+Y
2. X’Y’Z+X’YZ+XY’ = X’Z(Y+Y’)+XY’ (Distributivity dan Complements)
 = (X’Z)1+XY’ (Identities)
 = X’Z+XY’
Selain dengan aksioma dan teorema penyederhaan fungsi Boolean juga dapat
dilakukan dengan peta Karnaugh.

1.2 Peta Karnaugh


Peta Ini Digunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean, Dengan cara memetakan
tabel kebenaran dalam kotak-kotak segi empat yang jumlahnya tergantung dari jumla
peubah (variabel) masukan. Penyederhanaan untuk setiap “1” yang bertetanggaan
2,4,8,16… menjadi suku minterm yang sederhana.
Berikut beberapa jenis peta karnaugh sesuai dengan peubah fungsi yang akan
disederhanakan :
• Peta Karnaugh Dua Peubah

• Peta Karnaugh Tiga Peubah

Contoh : f = m (0,1,2,4,6)

• Peta Karnaugh Empat Peubah


Contoh : f = m (0,2,8,10,12,14 )
• Peta Karnaugh Lima Peubah
Peletakan posisi suku Minterm

Contoh : f = m (0,7,8,15,16,23,24 )

• Peta Karnaugh Enam Peubah


Peletakan posisi Minterm

Contoh : f = m (0, 4, 10, 11, 18, 21, 22, 23, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 36, 50, 53, 54,
55, 58, 61, 62, 63)
1.3 Peta Karnaugh dengan Sukumax
Dilakukan dengan cara memetakan tabel kebenaran dalam kotak-kotak segi empat
yang jumlahnya tergantung dari jumlah peubah (variabel) masukan. Penyederhanaan
untuk setiap “0” yang bertetanggaan 2,4,8,16… menjadi suku maxterm yang sederhana.
Contoh : g = π M(1,3,4,5,6,7,9,11,13,15)

1.4 Penilikan Kesamaan


Peta Karnaugh dapat digunakan untuk menilik kesamaan dua buah fungsi boolean.
Contoh :
• Buktikan kesamaan

Dapat dilihat kedua fungsi memiliki peta karnaugh yang sama.


BAB II
PEMBAHASAN DAN TUGAS

2.1 Permasalahan
1) Soal Pendahuluan
Sederhanakanlah fungsi :
a. AB + A’B + B
b. AB’C + B’C + A’B + A’B’C
c. WX’YZ + X’YZ’ + WX’Y’ + Y’Z
Gunakanlah Peta Karnough dan buatlah simulasi rangkaian untuk membuktikan
bahwa rangkaian awal dan hasil penyederhanaan tersebut sama!
2) Soal Modul – NIM Genap
1. Jelaskan secara detail apa yang dimaksud dengan kondisi tak acuh pada
Peta Karnaugh!
2. Tentukan pernyataan sederhana dalam bentuk jumlah hasilkali untuk
fungsi Boolean berikut :
a. F(x,y,z) = Σ (2,3,6,7)
b. F(A,B,C,D) = Σ (7, 13, 14, 15)
c. F(a,b,c,d) = M (4,6,7,15)
d. F (w,x,y,z) = M (2,3,11,13,14,15)
3. Untuk fungsi Boolean
a. PQ‟R + P‟Q + P‟QR‟
b. ABD + A‟C‟D + A‟B + A‟CD + AB‟D
c. XY‟Z + P‟WX‟Y + PW‟X + WX‟Z‟

4. Sederhanakanlah fungsi-fungsi berikut dalam bentuk hasilkali jumlah :


a. (A‟ + B‟ + C)(A + B + D‟)(C + D)(C‟+D)
b. (A‟ + B + D‟)(A + B‟ + C‟)(A + B„ + D‟)
c. WXY‟Z + WX‟Z + XY‟Z + XY‟Z
Catatan : semua fungsi disederhanakan dengan menggunakan Peta Karnaugh!
2.2 Pembahasan dan Tugas
1) Jawaban Soal Pendahuluan
a. S = AB + A’B + B = AB + A’B + AB + A’B = AB + A’B = m11 ,m1
• Karnaugh Map

1 1

S=B

• Truth Table

• Circuit

b. S = AB’C + B’C + A’B + A’B’C = AB’C + AB’C + A’B’C + A’BC + A’BC’


+ A’B’C = m1,m2,m3,m5
• Karnaugh Map

1 1 1

S = A’B + B’C
• Truth Table

• Circuit

B’C

A’B

c. S = WX’YZ + X’YZ’ + WX’Y’ + Y’Z = WX’YZ + WX’YZ’ + W’X’YZ’ +


WX’Y’Z + WX’Y’Z’ + WXY’Z + WX’Y’Z + W’XY’Z + WXY’Z =
m1,m2,m5,m8,m9,m10,m11,m13
• Karnaugh Map

1 1

1 1 1 1

S = AB’ + B’CD’ + C’D


• Truth Table

• Circuit

B’CD’

C’D
AB’

2) Jawaban Soal Modul – NIM Genap


1. Kondisi tak acuh pada peta Karnaugh
Angka 1 dan 0 dalam table kebenaran menunjukkan bahwa kombinasi variable
input akan membuat fungsi outputnya bernilai 1 atau 0. Dalam prakteknya, terdapat
kombinasi variable input yang tidak pernah ada. Sebagai contoh, kode BCD hanya
menggunakan kombinsi variable input 0000 sampai dengan 1001 (mengkodekan
angka decimal 0 sampai dengan 9), sedangkan 1010 sampai dengan 1111 tidak
boleh muncul dalam operasi normalnya. Sehingga keluaran dari fungsi 1010 sampai
dengan 1111 tidak perlu diperhatikan karena dijamin tidak akan pernah ada,
keadaan ini disebut dengan Keadaan Acuh (Don’t Care Condition).

Keadaan don’t care tersebut dimanfaatkan dalam Peta Karnaugh untuk


mendapatkan penyederhanaan lebih lanjut pada fungsinya. Untuk membedakan
keadaan don’t care ini dengan 1 dan 0, digunakan tanda silang (X). Dalam
pengelompokan peta Karnaugh, X hanya digunakan untuk menyumbang
pengelompokan angka 1 yang lebih luar. Sehingga X tidak perlu digunakan
jika tidak menyumbang untuk pengelompokan angka 1 yang lebih luas. Jadi,
pemilihannya hanya tergantung pada penyederhanaan yang paling
menguntungkan. Beberapa kondisi don't care yang penting untuk
diperhatikan adalah
1. Jika terdapat kondisi don't care dalam penyederhanaan K-Map, maka
kondisi ini bisa dianggap 1 (high) atau 0 (low) artinya bisa
dimasukkan ke dalam lingkaran dalam proses penyederhanaan atau
bisa tidak dimasukkan ke dalam lingkaran.
2. Dalam kondisi tertentu, jika terlalu banyak sel don't care yang
diabaikan, padahal memungkinkan untuk tidak diabaikan dan
dimasukkan ke lingkaran penyederhanan maka hal ini sangatlah
kurang optimal.
3. Dalam membuat lingkaran pada K-map, sebaiknya kita membuat
lingkaran sebanyak mungkin mengcover kondisi don't care.
2. Sederhana dalam bentuk jumlah hasil kali (SOP/minterm)
a. F(x,y,z) = Σ (2,3,6,7)

• Karnaugh Map

y’z’ y’z y’z yz’

x’ 1 1

x 1 1
F=y
• Truth Table

xyz
• Circuit

x y z

b. F(A,B,C,D) = Σ (7, 13, 14, 15)


• Karnaugh Map

1 1 1

• Truth Table

• Circuit
c. F(a,b,c,d) = π (4,6,7,15)
= Σ (0,1,2,3,5,8,9,10,11,12,13,14)

• Karnaugh Map

1 1 1 1

1
1 1 1
1 1 1 1

• Truth Table

• Circuit
d. F (w,x,y,z) = π (2,3,11,13,14,15)
= Σ (0,1,4,5,6,7,8,9,10,12)

• Karnaugh Map

yz

wx

F = wx’z’ + w’x + x’y’ + y’z’

• Truth Table

• Circuit

w x y z
wx’z’

w’x

x’y’

y’z’
3. Untuk fungsi Boolean
a. PQ’R + P’Q + P’QR’

QR

F = PQ’R + P’QR + P’QR’ + P’QR’


= Σ (2,3,5)
= PQ’R + P’Q
b. ABD + A’C’D + A’B + A’CD + AB’D

F = ABCD + ABC’D + A’BC’D + A’B’C’D + A’BCD + A’BC’D + A’BCD’


+ A’BC’D’ + A’BCD + A’B’CD + AB’CD + AB’C’D
= Σ (1,3,4,5,6,9,11,13,15)
= A’B + D
c. XY’Z + P’WX’Y + PW’X + WX’Z’
YZ P’ P
WX
F = PWXY’Z + P’WXY’Z +PW’XY’Z + P’W’XY’Z + P’WX’YZ +P’WX’YZ’
+ PW’XYZ + PW’XY’Z + PW’XYZ’ + PW’XY’Z’ + PWX’YZ’
P’WX’YZ’ PWX’Y’Z’ + P’WX’Y’Z’
= Σ (5,8,10,11,13,20,21,22,23,24,26,29)
= P’WX’Y + WX’Z’ + XY’Z + PW’X
4. Hasil kali jumlah (POS/maxterm)
a. (A’ + B’ + C)(A + B + D’)(C + D)(C’+D)
S = (A’+B’+C).(A+B).(D)

b. (A’ + B + D’)(A + B’ + C’)(A + B’ + D’)


S = (A+B’+D’).(A+B’+C’).(A’+B+D’)
c. WXY’Z + WX’Z + XY’Z + XY’Z
S = (W+X).(X’+Y’).(Z)
YZ

WX
BAB III
KESIMPULAN

Ketika mengerjakan soal-soal mengenai penyederhanaan fungsi Boolean dengan peta


karnough dapat disimpulkan bahwa Karnaugh Map dapat digunakan untuk menyederhanakan
rangkaian dengan cara yang lebih mudah di banding menggunakan aljabar boolean yang
memiliki cara yang panjang. Selain itu, karnaugh Map dapat digunakan untuk membuat
persamaan logika dari tabel kebenaran. Karnaugh Map berfungsi untuk menunjukkan hubungan
antara input logika dan output yang diinginkan.Karnaugh Map hanya cocok digunakan jika
fungsi Boolean mempunyai jumlah variable paling banyak 6 buah, jika variable yang terlibat
pada suatu fungsi Boolean lebih dari 6 buah maka penggunaan K-Map menjadi semakin sulit.

Anda mungkin juga menyukai