Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GERONTIK DENGAN ASAM URAT


PUSKESMAS JANTI

OLEH :
KELOMPOK 5
1. BAMBANG
2. EKO S.
3. ERMI DESI N.
4. MAYLINDA

POLTEKKES RUMKIT TK II DR. SOEPRAOEN MALANG


PRODI KEPERAWATAN
MALANG
2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gangguan Sistem Muskuloskeletal


Pokok Bahasan : Artritis Gout pada Lansia
Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaan Diit pada Lansia dengan
Penyakit Artritis Gout
Sasaran : Klien Lansia dengan Artritis Gout
Waktu dan Tempat :
 Hari / tanggal : Jum’at 27 Desember 2012
 Tempat : Puskesmas Janti
 Pukul : 07.30 - 08.00
Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta
mengerti dan mampu memahami tentang penyakit Artritis
gout
Tujuan Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan peserta mampu
 Menyebutkan pengertian Artritis Gout .
 Menyebutkan penyebab penyakit Artritis Gout
 Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Artritis Gout
 Menyebutkan cara penatalaksanaan diit yang tepat pada penyakit Artritis Gout.
Media : Leaflet
Metode Penyuluhan : Ceramah dan Tanya Jawab

Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode dan


Kegiatan Media
Pendahulu 5 menit 1. Salam dan 1. Mendengarkan Ceramah
an perkenalan dengan
2. Menyamakan seksama
persepsi 2. Menjawab
3. Mengemukakan pertanyaan
tujuan dari ruang yang diajukan
lingkup penyuluh.
pembicaraan .
Penyajian 15 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan Ceramah
pengertian Artritis dengan dan Tanya
Gout. seksama Jawab
2. Menjelaskan tanda 2. Bertanya
dan gejala penyakit tentang materi
Artritis Gout. yang tidak di
3. Menjelaskan pahami dan
penyebab penyakit dimengerti.
Artritis Gout.
4. Menjelaskan cara
penatalaksanaan
diit yang tepat bagi
klien Artritis Gout
5. Memberi
kesempatan klien
untuk bertanya
6. Menjawab
pertanyaan dari
klien
Penutup 10 menit 1. Memberikan 1. Memperhatika Ceramah
kesimpulan pada n dengan dan
materi yang perasaan puas Leaflet
disampaikan. dan mengerti
2. Evaluasi dengan
jawaban yang
singkat
3. Tindak lanjut dan
harapan setelah
kegiatan
4. Mengucapkan
salam penutup
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN ARTRITIS GOUT


Artritis Gout atau apa yang disebut Asam Urat merupakan penyakit metabolik yang
mempunyai sekelompok gangguan atau sindrom klinis metabolik yang ditandai dengan
meningkatnya konsentrasi asam urat (Hiperurisemia). Masalah akan timbul jika
terbentuk kristal-kristal urat pada sendi- sendi dan jaringan sekitarnya. Dimana kristal
tersebut berbentuk seperti jarum yang akan mengakibatkan reaksi peradangan, jika
berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat dan kerusakan pada sendi dan jaringan lunak.

B. PENYEBAB
Penyebab utamanya ialah peningkatan kadar asam urat yang berlebihan serta
penurunan ekresi asam urat melalui ginjal karena suatu proses penyakit lain atau
penggunaan obat-obatan tertentu. Hal yang penting diketahui bahwa asam urat sendiri
tidak akan menimbulkan apa-apa tetapi rasa sakit yang dirasakan terjadi akibat
terbentuknya kristal yang mengendap.

C. TANDA DAN GEJALA


Penyakit ini mempunyai 4 tahap dari perjalanan klinis penyakitnya yaitu :
 Tahap I
Ditandai dengan peningkatan asam urat serum yang tanpa disertai gejala- gejala
kelainan.
 Tahap II
Adalah Artritis Gout yang berlanjut menjadi akut. Pada tahap ini terjadi
pembengkakan dan nyeri biasanya pada sendi pergelangan kaki dan tangan.
Selanjutnya diikuti penbentukan tofi ( timbunan Natrium - urat ). Biasanya terjadi
demam dan leukositosis.
 Tahap III
Adalah tahap intertitis. Pada tahap ini tidak terdapat gejala-gejala klinis yang dapat
berlangsung beberapa bulan sampai dengan beberapa tahun.
 Tahap IV
Adalah Gout kronik. Terjadi peradangan kronik akibat kristal- kristal asam urat.
Sehingga mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi
yang bengkak. Komplikasi jika tidak tertangani akan terjadi kerusakan pada ginjal
sehingga ekskresi asam urat akan bertambah buruk.

D. CARA PENATALAKSANAAN DIIT YANG TEPAT PADA PENYAKIT GOUT


ARTRITIS
 Faktor- faktor yang berperan atau mempengaruhi dalam perjalanan klinis dari Artritis
Gout ini adalah salah satunya diit atau konsumsi makanan (tinggi purin) yang dapat
menyebabkan peningkatan kadar asam urat.
 Tujuan penatalaksanaan diit pada penyakit Artritis Gout :
1. Menurunkan pembentukan asam urat.
2. Menurunkan berat badan dalam batas normal
3. Mencegah kekambuhan kembali
4. Mengendalikan kadar asam urat serum
 Syarat-syarat makanan yang bisa dikonsumsi :
1. Rendah purin
2. Cukup kalori, protein, vitamin dan mineral
3. Karbohidrat tinggi untuk memudahkan ekskresi asam urat
4. Lemak sedang untuk mengurangi pembentukan asam urat
5. Konsumsi cairan ditingkatkan untuk meningkatkan ekskresi asam urat
 Makanan yang tidak diperbolehkan :
Jeroan (jantung, limpa, otak, hati), ikan sarden, kerang, daging bebek, angsa, burung
atau ayam kalkun dan kaldu daging.
 Makanan berikut diperbolehkan tetapi dibatasi konsumsinya (mengandung purin 50-
150 mg/100 gr bahan makanan):
1. Daging ayam, ikan tongkol, tenggiri, bandeng sebanyak 50 gr / hari
2. Semua macam kacang-kacangan kering 25 gr / hari dan hasil olahannya seperti
tempe, tahu, oncom 50 gr / hari
3. Kacang kapri, kacang buncis, kembang kol, bayam, jamur maksimum 50 gr / hari
4. Nangka muda, emping, sawi dan kubis
5. Minyak dalam jumlah terbatas
 Bahan makanan yang boleh diberikan (mengandung purin 0-15 mg / 100 gr bahan
makanan) :
1. Beras, kentang, singkong, roti, mie, bihun, tepung-tepungan biskuit.
2. Susu skim, telur
3. Semua sayuran kecuali yang dibatasi
4. Semua buah-buahan
5. Teh, kopi, minuman yang mengandung soda
6. Semua macam bumbu
 Indikasi diit : pada penderita Gout dan batu ginjal asam urat

Contoh Menu Sehari


 Pagi
- Nasi
- Telur dadar
- Cah kangkung
- Jam 10.00 : bubur kacang ijo
 Siang
- Nasi
- Pepes ikan
- Tahu isi kukus
- Urapan
- Pepaya
- Jam 16.00 : selada buah
 Malam
- Nasi
- Daging bumbu bali
- Tempe bacem
- Sayur asem
- Pisang
DAFTAR PUSTAKA

Asfawan. M, Dkk. 1988. Gizi dan Kesehatan Manula (Manusia Lanjut Usia). Jakarta : PT

Mediyatama Sarana Prakarsa

Lueckenofte, 1998. Pedoman Praktis Pengkajian Gerontologi Edisi 2. Jakarta : EGC

Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC

Watson, R. 2003. Perawatan pada Lansia. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai