0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
73 tayangan4 halaman
Ringkasan cerita pendek "Kukang yang Takut Gelap" dalam 3 kalimat:
Puku seekor kukang yang takut gelap bertemu dengan Niki kunang-kunang yang membantunya mencari makanan di hutan malam sambil menghilangkan ketakutannya pada kegelapan, lalu mereka menjadi sahabat dekat yang selalu bersama di malam hari.
Ringkasan cerita pendek "Kukang yang Takut Gelap" dalam 3 kalimat:
Puku seekor kukang yang takut gelap bertemu dengan Niki kunang-kunang yang membantunya mencari makanan di hutan malam sambil menghilangkan ketakutannya pada kegelapan, lalu mereka menjadi sahabat dekat yang selalu bersama di malam hari.
Ringkasan cerita pendek "Kukang yang Takut Gelap" dalam 3 kalimat:
Puku seekor kukang yang takut gelap bertemu dengan Niki kunang-kunang yang membantunya mencari makanan di hutan malam sambil menghilangkan ketakutannya pada kegelapan, lalu mereka menjadi sahabat dekat yang selalu bersama di malam hari.
Seni Bercerita Yang dibina oleh Ibu Puji Astuti, S.Pd.I, M.Pd.
Oleh :
Mifthaqhul Aminah (20162001271064)
INSTITUT AGAMA ISLAM ULUWIYAH MOJOKERTO
FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI Oktober 2018 KUKANG YANG TAKUT GELAP Malam yang sangat indah dihiasi dengan taburan bintang dan rembulan yang bersembunyi di balik awan. Angin yang lembut bertiup ditengah pepohonan dengan gelapnya malam membuat Puku enggan keluar rumahnya. Puku adalah seekor kukang yang sangat pemalu. Ia jarang bermain dengan teman-temannya di hutan. Disiang hari ia hanya berada di dalam rumah. Sehingga teman temannya mengira ia tidak suka bermain dan bercanda dengan penduduk hutan. Ia takut dengan gelap, padahal malam ini ia merasa sangat lapar dan ingin mencari makan Puku menahan rasa laparnya, namun rasa lapar itu membuatnya semakin tidak tahan. Karena disiang hari Ia tidak makan apapun. Pada akhirnya ia memutuskan untuk memberanikan diri keluar rumahnya untuk mencari makanan di sekitar rumahnya. Puku berjalan mengendap-ngendap sambil menoleh kanan dan kiri. Ia merasa sangat takut berjalan sendirian di hutan dalam keadaan gelap. Setelah beberapa langkah ia berjalan. Ia melihat setitik cahaya kuning berkedip-kedip dari kejauhan. Cahaya itu semakin mendekat padanya. Puku menjadi semakin takut, Ia hanya menutup mata dengan kedua telapak tangannya sambil berkata, “ Jangan, jangan menggangguku… Aku hanya ingin mencari makan…” Puku merengek menangis karena Ia merasa sangat takut dengan cahaya yang terbang dan terus mendekatinya. “Puku… Kenapa kau menangis aku tidak akan melukai mu… Namaku Niki, kunang-kunang yang selalu berkeliling hutan di malam hari untuk melihat dan membantu penduduk hutan di saat gelap” Kata Niki, mencoba menenangkan Puku yang sangat takut Puku pelan-pelan membuka tangan yang menutupi wajahnya. Raut wajah takut masih tergambar jelas padanya. “ Tenanglah, Puku… Jangan takut.. Aku memang memiliki cahaya di tubuhku… Ayo aku temani mencari makanan dengan cahaya ditubuhku, dengan begitu kamu tidak perlu khawatir dan Jangan takut gelap lagi ya…” Ucap Niki lembut menenangkan Puku yang tampak ketakutan dan takut kegelapan. Puku hanya mengangguk pelan. Sambil berjalan berdampingan dengan Niki. Ia merasa senang ada seseorang yang mau menemaninya. Karena Puku adalah penduduk baru di hutan itu. Mereka berjalan bersama sambil bercakap- cakap. Mereka berjalan bersama mencari makanan di hutan yang gelap dengan penerangan dari cahaya Niki. Sampai ditengah perjalanan Puku melihat sebuah pohon jambu yang berbuah sangat lebat. Warna merahnya terlihat mengkilap dengan cahaya dari tubuh Niki “ Puku… Lihatlah… Pohon jambu itu berbuah sangat lebat… Apakah kau tidak ingin mengambinya? “ Tanya Niki kepada Puku yang juga melihat pohon jambu air itu, “ Iya… Aku melihatnya, terimakasih Niki.. Cahaya dari tubuhmu membantuku untuk melihat dalam keadaan gelap. Kini aku sudah tidak takut gelap lagi di malam hari” Kata Puku sambil tersenyum kepada Niki. “Iya, Puku… aku senang bisa menemanimu berkelilinng hutan di malam hari. Sekarang tunggu apa lagi. Ayo kita petik beberapa buah jambu itu. Aku akan membantumu menerangi, kau yang petik ya...” Ajak Niki kepada Puku yang perutnya sudah terdengar keroncongan. Dengan hati-hati Puku memanjat pohon jambu air itu atas bantuan cahaya dari Niki, kunang kunang kecil yang baik hati. Puku memetik beberapa buah jambu air itu dan membawanya turun. Puku dan Niki makan jambu air bersama-sama hingga beberapa lama. Malam semakin larut. Puku dan Niki tampak asyik bercengkrama sambil makan jambu air hingga mereka merasa kenyang dan mengantuk. “Niki, malam semakin larut. Ayo kita pulang. Ayah dan Ibu pasti cemas jika kita terlalu lama disini” Kata Puku meminta izin kepada Niki. “Iya, Puku… Ibuku pasti sudah menunggu di rumah. Ayo Aku antar pulang ke rumahmu. Bukankah kau takut gelap ? aku akan menerangi perjalananmu sampai kau tiba di rumah.” Ajak Niki pulang. “Terimakasih, Niki.. Kau sangat baik..” Kata Puku yang semakin senang dengan teman barunya itu. Mereka menyusuri jalan di hutan bersama. Di perjalanan pulang Puku dapat melihat banyak hewan hewan yang masih terbangun di malam hari berkat cahaya dari tubuh Niki. Ia bertemu Pak Jangkrik dan Bu Jangkrik yang selalu berlatih bernyanyi dengan suara merdunya setiap hari. Ternyata malam hari tidaklah seram seperti yang dibayangkan Puku. Gelapnya malam justru terlihat indah dengan hiasan bintang-bintang dan rembulan yang sudah mulai tampak bersinar terang. Tak terasa, mereka telah sampai kembali di rumah Puku. Ternyata Ibu Puku sudah menantinya di depan rumah. Ibu Puku berterimakasih kepada Niki karena Ia telah mengantarkan anaknya pulang ke rumah. Niki segera berpamitan kepada keluarga Puku karena keluarga Niki pasti sudah menantinya pula di rumah. Sejak saat itu, Puku dan Niki bersahabat. Mereka selalu bercengkrama di malam hari menceritakan kegiatannya di siang hari ditemani dengan taburan bintang dan senyum rembulan setiap malam. Gelapnya malam hari kini tak membuat Puku takut, karena Ia tidak sendiri di hutan ini. Banyak teman-teman di hutan yang selalu menemaninya dan sangat baik padanya.