Anda di halaman 1dari 7

KONSEP CERITA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Interpersonal

Dosen Pengampu

Drs. Syarifuddin M.Pd.

Laily Nur Aisiyah, S.Pd., M.Pd.

Kelas B

Oleh

Niken Dwi Novita Sari (190210205029)


Putri Diana Ratih (190210205044)
Noverina Jayanti (190210205068)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020
KONSEP CERITA

Kategori Usia : 3-5 tahun (pahlawan)

Judul : Ruru dan Bogo

Tokoh :

- Ruru (rubah)
- Bago (bangau)
- Paman Kroko (buaya)
- Ibu Ruru (rubah)
- Ibu Bago (bangau)

Pesan Moral

“Tolonglah orang yang membutuhkan pertolongan, maka kamu akan dibantu di


saat menghadapi kesulitan. Dan kita harus menepati janji yang telah diucapkan.”

Setting

Waktu : Pagi hari, siang hari, dan sore hari

Tempat : Hutan, sungai, goa di dalam hutan, hilir sungai

Suasana : mengharukan dan menegangkan

Sinopsis Cerita : Pertemuan yang tidak disengaja antara Ruru si rubah dengan
Bogo si bangau menjadikan mereka berdua saling tolong menolong saat salah satu
dari mereka mengalami kesulitan.
NASKAH CERITA

Ruru dan Bogo

Pada suatu siang yang sangat terik, tidurlah seekor rubah yang masih kecil
bernama Ruru yang sedang tertidur pulas di bawah pohon. Di saat Ruru sedang
tertidur pulas tiba-tiba datang dari arah kanan seekor bangau kecil yang sedang
berlari terbirit-terbirit. Bangau kecil itu bernama Bogo. Karena Bogo sedang
ketakutan akibat dikejar seekor buaya besar bernama Paman Kroko yang tengah
kelaparan, ia tidak sengaja menabrak Ruru yang sedang tertidur pulas. Ruru pun
terbangun karena tidur siangnya terganggu.

“Hei bangau!!!!” teriak Ruru marah.

“Maafkan aku rubah, aku tidak sengaja menabrakmu yang sedang tertidur pulas.
Aku berlari kencang hingga menabrakmu karena aku sedang ketakutan” kata
Bago dengan nada yang panik sambil menangis.

“Kenapa kau berlari-lari dan siapa yang membuatmu ketakutan?” tanya Ruru.

“Tadi aku pergi ke sungai sendirian tanpa ibuku karena aku kehausan. Lalu tiba-
tiba muncul buaya besar bernama Paman Kroko yang sedang kelaparan ingin
memangsaku. Dan akupun berlari tak tentu arah untuk menyelamatkan diri hingga
aku menabrakmu dan aku tersesat disini” kata Bago masih sambil menangis.

“Ooo begitu, namaku Ruru dan siapa namamu? tanya Ruru penasaran.

“Namaku Bago. Ruru apakah aku boleh meminta tolong padamu? tanya Bago
penuh harap.

“Apa yang aku dapatkan ketika aku menolongmu Bago?” tanya Ruru dengan
angkuh.

“Jika kau mau menolongku menyelamatkan diri dari buaya itu dan
mengantarkanku pulang, maka suatu saat nanti aku akan menolongmu saat kau
butuh pertolongan” kata Bago penuh keyakinan.

“ Baiklah akan kupegang ucapanmu Bago” kata Ruru.

“ Terima kasih banyak Ruru, aku tidak akan melupakan ucapanku” kata Bago.

“ Baiklah sekarang ikutlah aku berlindung di rumahku. Aku dan ibuku tinggal di
goa tidak jauh dari sini kau akan aman sementara waktu di sana” ajak Ruru
Bago pun mengikuti Ruru untuk menuju goa tempat tinggal Ruru. Di sana
Ruru bercerita pada ibunya bahwa Bago habis dikejar oleh seekor buaya besar
yang sedang kelaparan dan Bago juga tersesat karena ia pergi ke sungai tidak
bersama ibunya.

“Hai Bago, dimanakah tempat tinggalmu? Tanya Ibu Ruru.

“ Aku tinggal di hilir sungai bersama ibuku, Bu” Jawab Bago

“ Baiklah Bago nanti sore Ibu dan Ruru akan mengantarmu pulang ke hilir. Dan
ingat lain kali kau tidak boleh pergi ke sungai sendirian tanpa ibumu karena di
sana banyak buaya yang kelaparan. Kata Ibu Ruru.

“ Baik bu, aku berjanji tidak akan pergi ke sungai sendirian.” Kata Bago

Sore pun telah tiba, Bago diantar pulang oleh Ibu Ruru dan Ruru sampai
ke hilir. Di tempat tinggal Bago, terlihat Ibu Bago sedang khawatir karena Bago
tak pulang-pulang sejak siang tadi. Bago pun menangis dan menyesal karena
memberanikan diri pergi ke sungai sendirian dan hampir saja menjadi mangsa
buaya yang kelaparan bernama Paman Kroko.

5 tahun kemudian, saat Bago tengah asyik bermain air di sungai saat pagi
hari, ia tidak sengaja mendengar teriakan kesakitan dari arah hulu. Bago pun
segera berlari menghampiri arah suara tersebut. Dan betapa terkejutnya ia saat
melihat ada seekor rubah yang sedang kesakitan karena ekornya digigit kepiting.

“ Ruru.. apakah itu kau? Apakah kau mengingatku? Tanya Bago dengan
semangat.

“ Apakah kau Bago? Yang dulu dikejar buaya itu? Jawab Ruru sambil berteriak
kesakitan.

“ Ya benar, aku Bago. Kenapa kepiting itu mencapit ekormu? Tanya Ruru
penasaran.

“ Tadi aku sedang mencari ikan di sungai dan aku tiba-tiba kepiting ini menggigit
ekorku.” Kata Ruru menjelaskan

“ Aku tidak bisa melepaskannya dari ekorku dan ini sungguh menyakitkan.
Apakah kau bisa meolongku? Tanya Ruru penuh harap.

“ Aku tidak akan melupakan ucapanku untuk menolongmu saat kau butuh
pertolongan” kata Bago.
Bago pun menggigit kepiting itu dengan paruhnya hingga capit kepiting
terlepas dari ekor Ruru.

“Terima kasih karena kau telah menolongku dan tidak melupakan ucapanmu” kata
Ruru.

Setelah kejadian tersebut, mereka berdua pun menjadi semakin akrab dan
sering bermain bersama dan mereka selalu tolong menolong apabila salah satu
dari mereka sedang mengalami kesulitan
MEDIA BERCERITA

Pertunjukkan ditampilkan pada cardboard box yang terbuat dari kardus


bekas. Lalu tokoh-tokoh dalam cerita diaplikasikan pada papan flanel terbuat dari
kardus atau karton bekas yang dilapisi dengan kain flanel ataupun kertas
berwarna. Tokohnya berbentuk bangau, rubah, dan buaya yang bisa dibuat dari
kain flanel ataupun kertas berwarna-warni yang ditempel pada papan
menggunakan perekat agar lebih hemat dan dapat dibongkar pasang.

Gambar papan flanel :

Gambar Cardbox :

a. Bahan boneka :
- Kain flanel/ kertas berwarna
- Perekat kain
- Gunting, penggaris, lem

b. Cardbox :
- Kardus yang tebal
- Cat warna
- Kain
c. Bahan hiasan lainnya :
- Kardus bekas
- Cat warna

Anda mungkin juga menyukai