Anda di halaman 1dari 15

DRAF ANGGARAN RUMAH TANGGA

KOPERASI SIMPAN PINJAM


“AL-HIKMAH”
PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO

Sekretariat:
Jl. Tinaloga No.5 Kota Gorontalo
BAB I
PENDIRIAN
Pasal 1
(1) Koperasi ini bernama KOPERASI SIMPAN PINJAM ”AL-HIKMAH”
PENGADILAN TINGGI AGAMA GORONTALO disingkat KSP Al-
HIKMAH PTA GORONTALO dan untuk selanjutnya dalam Anggaran
Rumah Tangga ini disebut Koperasi.
(2) Koperasi ini berkedudukan di Kantor Pengadilan Tinggi Agama
Gorontalo Jl. Tinaloga No. 5 Kota Gorontalo.
(3) Koperasi ini termasuk dalam jenis Koperasi Simpan Pinjam.

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
(1) Untuk dapat menjadi anggota, seseorang harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Memiliki kemampuan penuh untuk melakukan tindakan
hukum (dewasa dan tidak berada dalam perwalian dan
sebagainya);
c. Bertempat tinggal di Provinsi Gorontalo dan sekitarnya;
d. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi
simpanan pokok dan simpanan wajib yang besarnya
berdasarkan hasil keputusan Rapat Anggota;
e. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
dan peraturan-peraturan khusus yang berlaku dalam koperasi;
f. Berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (Pegawai Negeri Sipil
atau Pegawai Kontrak) di Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo
dan Pengadilan Agama yang berada di Wilayah hukum
Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo; dan
g. Telah terdaftar dalam buku daftar anggota dan telah
menandatangani atau membubuhkan cap jempol buku daftar
anggota.
-2-

(2) Daftar anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf g, dapat
dibuat dalam bentuk elektronik dengan tetap melengkapi dokumen
permohonan menjadi anggota yang ditandatangani atau dibubuhi
cap jempol.

Pasal 3
Tata cara penerimaan anggota adalah sebagai berikut:
a. Calon anggota wajib mengisi formulir permohonan menjadi
anggota yang tanda tangani atau dibubuhi cap jempol.
b. Pengurus berwenang untuk menerima atau menolak calon
anggota menjadi anggota.
c. Calon Anggota yang diterima menjadi anggota oleh Pengurus
kemudian dicatat dalam daftar anggota.
d. Formulir permohonan menjadi anggota sebagaimana dimaksud
huruf a ditetapkan oleh Pengurus.

Pasal 4
(1) Keanggotaan berakhir apabila:
a. Anggota bersangkutan meninggal dunia;
b. Koperasi membubarkan diri atau dibubarkan oleh Pemerintah;
c. Berhenti atas permintaan sendiri;
d. Tidak lagi berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (Pegawai
Negeri Sipil atau Pegawai Kontrak) di Pengadilan Tinggi Agama
Gorontalo dan Pengadilan Agama yang berada di Wilayah
hukum Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo; dan
e. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi lagi
persyaratan keanggotaan dan atau melanggar ketentuan
Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan
lain yang berlaku dalam Koperasi.
(2) Dalam hal anggota meninggal dunia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, maka:
a. secara otomatis keanggotaan berakhir;
-3-

b. Seluruh simpanan dikembalikan kepada ahli waris setelah


dikurangi dengan jumlah pinjaman anggota yang bersangkutan;
dan
c. apabila jumlah pinjaman lebih besar dari jumlah simpanan,
maka pembebanan atas selisih dari jumlah tersebut dibebankan
kepada ahli waris.
(3) Dalam hal Anggota berhenti atas permintaaan sendiri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, maka:
a. Anggota tersebut wajib mengisi formulir pengunduran diri dari
keanggotaan koperasi;
b. Pengurus mengabulkan pengunduran diri tersebut setelah
pinjaman Anggota tersebut dilunasi;
c. Seluruh simpanan dikembalikan setelah pengurus menyetujui
pengunduran diri; dan
d. Anggota tersebut dapat kembali mengajukan permohonan
menjadi anggota koperasi setelah satu tahun kemudian
terhitung sejak tanggal persetujuan pengunduran diri oleh
Pengurus Koperasi.
(4) Formulir pengunduran diri dari keanggotaan koperasi sebagaimana
dimaksud ayat (3) huruf a ditetapkan oleh Pengurus;
(5) Anggota tidak lagi berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara di
Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo dan Pengadilan Agama yang
berada di Wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d apabila:
a. Pindah tugas ke instansi lain di luar Pengadilan Tinggi Agama
Gorontalo dan Pengadilan Agama yang berada di Wilayah
hukum Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo;
b. Pensiun;
c. Diberhentikan/minta berhenti sebagai Aparatur Sipil Negara;
(6) Anggota yang berakhir keanggotaannya karena tidak lagi berstatus
sebagai Aparatur Sipil Negara di Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo
dan Pengadilan Agama yang berada di Wilayah hukum Pengadilan
Tinggi Agama Gorontalo, seluruh simpanan dikembalikan setelah
-4-

dikurangi dengan jumlah pinjaman dan apabila jumlah pinjaman


lebih besar dari jumlah simpanan, maka selisih dari jumlah tersebut
wajib dilunasi oleh anggota yang bersangkutan.
(7) Anggota yang diberhentikan oleh Pengurus sebagaimana dimaksud
ayat (1) huruf e, dapat meminta pembelaan kepada Rapat Anggota.

Pasal 5
(1) Setiap Anggota berhak menerima Tunjangan Hari Raya Idul Fitri
yang besarannya ditetapkan oleh Rapat Anggota dalam rencana
anggaran pendapatan dan belanja koperasi.
(2) Pemberian Tunjangan Hari Raya Idul Fitri kepada Anggota
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memperhatikan kondisi
keuangan koperasi.

BAB III
SIMPANAN POKOK DAN SIMPANAN WAJIB
Pasal 6
(1) Setiap anggota wajib menyetorkan simpanan pokok sebesar
Rp100.000,-.
(2) Penyetoran simpanan pokok dapat dilakukan secara tunai atau
melalui pemotongan gaji oleh Bendahara Pengeluaran masing-
masing instansi.
(3) Simpanan pokok dikembalikan kepada anggota yang keanggotaanya
berakhir.

Pasal 7
(1) Setiap anggota wajib menyetorkan Simpanan Wajib setiap bulannya
sebesar Rp50.000,-.
(2) Penyetoran simpanan wajib dapat dilakukan secara tunai atau
melalui pemotongan gaji oleh Bendahara Pengeluaran masing-
masing instansi; dan
(3) Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi Anggota.
-5-

BAB IV
RAPAT ANGGOTA
Pasal 8
(1) Penyelenggara Rapat Anggota menyiapkan daftar hadir dan tata
tertib Rapat Anggota.
(2) Daftar hadir sebagaimana dimaksud ayat (1) paling sedikit memuat
data anggota peserta rapat, yaitu:
a. Nama;
b. Nomor Anggota;
c. Alamat;
d. Tanda tangan/cap jempol; dan
e. Pengesahan oleh pimpinan rapat.
(3) Tata tertib Rapat Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat :
a. Judul dan nama Rapat Anggota;
b. Waktu, hari, tanggal, jam dan tempat penyelenggaraan;
c. Dasar penyelenggaraan Rapat Anggota;
d. Maksud dan tujuan serta acara Rapat Anggota;
e. Peserta rapat dan jumlah kehadiran anggota;
f. Hak dan kewajiban peserta rapat;
g. Pimpinan rapat, serta hak dan kewajiban pimpinan rapat;
h. Tata cara pengambilan keputusan Rapat Anggota;Syarat–
syarat sahnya Rapat Anggota; dan
i. Lembar pengesahan Rapat Anggota oleh pimpinan dan
sekretaris rapat;
(4) Pengurus menyelenggarakan Rapat Anggota dengan mempersiapkan
sebagai berikut:
a. Waktu pelaksanaan dan agenda pembahasan dalam Rapat
Anggota;
b. Pembentukan panitia penyelenggara Rapat Anggota;
c. Penyusunan bahan rapat;
-6-

d. Untuk memperlancar pelaksanaan Rapat Anggota, pengurus


dapat melaksanakan pra-Rapat Anggota pada setiap kelompok
anggota;
e. Penetapan rancangan agenda dan tata tertib Rapat Anggota;
f. Konsep Berita Acara dan pengambilan keputusan Rapat
Anggota;
g. Buku laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas
pada periode Tahun Buku yang bersangkutan;
h. Undangan beserta agenda, tata tertib Rapat Anggota, buku
laporan pertanggung-jawaban pengurus dan pengawas dan
rencana kerja pengurus dan pengawas yang wajib diterima
peserta paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal
berlangsungnya Rapat Anggota; dan
i. Hal-hal yang sifatnya teknis, antara lain : gedung, ruangan,
tata letak, akomodasi dan konsumsi.
(5) Pengawas bertugas mempersiapkan :
a. Laporan hasil pengawasan pada tahun buku yang lampau; dan
b. Rencana kerja tahun berjalan.

Pasal 9
(1) Pertanggungjawaban Pengurus dalam Rapat Anggota meliputi antara
lain:
a. Laporan pertanggungjawaban tahunan Pengurus selama 1
(satu) tahun buku lampau yang dibagi dalam 3 (tiga) aspek
yaitu: aspek kelembagaan, aspek usaha dan aspek keuangan,
serta kejadian penting yang perlu dilaporkan kepada anggota;
b. Materi laporan pertanggungjawaban pengurus sekurang-
kurangnya memuat perkembangan kondisi organisasi, laporan
keuangan, perkembangan usaha, serta evaluasi
rencana/target dan pencapaian program; dan
c. Masalah-masalah lain terkait pengembangan koperasi yang
diajukan oleh Pengurus atau para anggota koperasi.
-7-

(2) Pertanggungjawaban Pengawas dalam rapat anggota meliputi antara


lain:
a. Laporan hasil pengawasan selama 1 (satu) tahun buku
lampau, yang didalamnya sekurang-kurangnya meliputi 3
aspek yaitu: aspek kelembagaan, aspek usaha dan aspek
keuangan;
b. Materi laporan pertanggungjawaban pengawas sekurang-
kurangnya memuat hasil pengawasan berkala, hasil
pengawasan tahunan, serta rekomendasi hasil pengawasan
yang dilakukan terhadap jalannya koperasi; dan
c. Masalah-masalah lain terkait pengawasan jalannya
pengelolaan koperasi yang diajukan oleh Pengawas atau para
anggota koperasi.

BAB V
PENGURUS
Pasal 10
(1) Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi serta diangkat
dalam Rapat Anggota;
(2) Jumlah Pengurus berjumlah 3 (tiga) orang terdiri dari:
a. Seorang Ketua;
b. Seorang Sekretaris; dan
c. Seorang Bendahara.
(3) Pengurus berhak menerima gaji dan tunjangan per bulan yang
jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota dalam rencana anggaran
pendapatan dan belanja koperasi.
(4) Pemberian gaji dan tunjangan kepada Pengurus sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) wajib memperhatikan kondisi keuangan
koperasi.
-8-

BAB VI
PENGAWAS
Pasal 11
(1) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota Koperasi serta diangkat
dalam Rapat Anggota;
(2) Pengawas berjumlah 3 (tiga) orang tediri dari:
a. seorang Koordinator merangkap anggota; dan
b. dua orang anggota.
(3) Pengawas diberi imbalan jasa setiap kali melakukan pemeriksaan
yang jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota dalam rencana
anggaran pendapatan dan belanja koperasi.
(4) Jumlah maksimal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) adalah empat kali dalam setahun.
(5) Pemberian imbalan jasa kepada Pengawas sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) wajib memperhatikan kondisi keuangan koperasi.

BAB VII
PENGELOLA
Pasal 12
Dalam mengelola koperasi Pengurus dapat mengangkat manajer sebagai
pengelola atau bertindak sebagai pengelola.

Pasal 13
(1) Pengangkatan pengelola oleh Pengurus diajukan pada rapat anggota
dan wajib memperhatikan kondisi keuangan koperasi.
(2) Pengelola usaha simpan pinjam koperasi wajib memiliki sertifikat
standar kompetensi pengelola usaha simpan pinjam yang
dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi yang telah memperoleh
lisensi sesuai peraturan perundang-undangan.
(3) Hubungan kerja antara pengelola usaha simpan pinjam dengan
pengurus adalah hubungan kerja atas dasar perikatan yang memuat
paling sedikit:
a. jangka waktu perjanjian kerja;
-9-

b. wewenang, tanggungjawab, hak dan kewajiban masing-masing


pihak; dan
c. penyelesaian perselisihan.

Pasal 14
(1) Dalam hal Pengurus bertindak sebagai pengelola, pengurus dapat
mengangkat karyawan untuk membantu pengelolaan koperasi.
(2) Pengangkatan karyawan oleh pengurus sebagaimana dimaksud ayat
(1) diajukan pada Rapat Anggota.
(3) Jumlah maksimal karyawan yang dapat diangkat oleh pengurus
adalah tiga orang.
(4) Pengangkatan karyawan oleh Pengurus wajib memperhatikan beban
pekerjaan dan kondisi keuangan koperasi.
(5) Karyawan diberi honorarium per bulan yang jumlahnya ditetapkan
oleh Rapat Anggota dalam rencana anggaran pendapatan dan
belanja koperasi.

BAB VIII
KEGIATAN USAHA
Pasal 15
(1) Koperasi dapat menghimpun dana dari anggota dalam bentuk
Simpanan dan Tabungan yaitu:
a. Tabungan Rencana Pegawai; dan
b. Simpanan Berjangka.
(2) Ketentuan Tabungan Rencana Pegawai adalah sebagai berikut:
a. Tabungan Rencana Pegawai adalah simpanan anggota yang
penyetorannya dilakukan setiap bulan dengan nominal yang
tetap dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian.
b. Penarikan Tabungan Rencana Pegawai hanya dapat dilakukan
setelah jangka waktu perjanjian berakhir.
c. Jasa simpanan Tabungan Rencana Pegawai ditentukan oleh
Pengurus dengan ketentuan maksimal 1% per bulan.
-10-

d. Penarikan Tabungan Rencana Pegawai sebelum waktu perjanjian


berakhir tidak diberikan jasa simpanan.
(3) Ketentuan Simpanan Berjangka adalah sebagai berikut:
a. Simpanan berjangka adalah simpanan pada koperasi yang
penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara
penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan.
b. Jasa simpanan berjangka ditentukan oleh Pengurus dengan
ketentuan maksimal 1% per bulan.
c. Penarikan Simpanan Berjangka sebelum waktu perjanjian
berakhir tidak diberikan jasa simpanan.
(4) Tabungan Rencana Pegawai dan Simapanan Berjangka tidak
diperhitungkan dalam pembagian Sisa Hasil Usaha.
(5) Prosedur pembukaan Simpanan dan Tabungan oleh Anggota adalah
sebagai berikut:
a. Anggota mengisi formulir pembukaan Simpanan/Tabungan
dengan ketentuan bersedia mengikuti persyaratan penyetoran
dan penarikan simpanan/tabungan.
b. Format formulir pembukaan simpanan/tabungan ditetapkan
oleh Pengurus.
c. Prosedur lebih lanjut tentang pembukaan Simpanan dan
Tabungan oleh anggota diatur dalam Peraturan Khusus.

Pasal 16
(1) Koperasi memberikan pinjaman kepada anggota dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Jumlah pinjaman maksimal untuk Pegawai Negeri Sipil adalah
Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah);
b. Jumlah pinjaman maksimal untuk Pegawai Kontrak adalah
Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah);
c. Jumlah angsuran maksimal adalah 20 (dua puluh) kali untuk
Pegawai Negeri Sipil dan 12 (dua belas) kali untuk Pegawai
Kontrak;
-11-

d. Perhitungan jasa pinjaman adalah flat sebesar 1,5% per bulan;


e. Telah melunasi angsuran pinjaman minimal tiga bulan; dan
f. Biaya administrasi pinjaman sebesar Rp10.000,00.
(2) Prosedur Pemberian pinjaman kepada anggota adalah sebagai
berikut:
a. Anggota mengisi formulir permohonan pinjaman koperasi dan
surat pernyataan bersedia melunasi pinjaman dan
menyampaikannya kepada Pengurus.
b. Pengurus berhak untuk menyetujui atau menolak permohonan.
c. Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud huruf
b, pengurus wajib meminta penjelasan mengenai kinerja dan
keadaan keuangan pemohon kepada pejabat yang berwenang di
satuan kerja pemohon.
d. Format permohonan pinjaman ditetapkan oleh Pengurus.
e. Prosedur lebih lanjut pemberian pinjaman diatur dalam
Peraturan Khusus Koperasi.

BAB IX
SISA HASIL USAHA
Pasal 17
(1) Ketentuan pembagian Sisa Hasil Usaha adalah sebagai berikut:
a. Dana cadangan 20%;
b. Jasa pinjaman anggota 25%;
c. Jasa simpanan anggota 25%;
d. Dana pengurus dan karyawan 10%;
e. Dana pengawas 5%;
f. Dana pembangunan daerah kerja 5%;
g. Dana pendidikan perkoperasian kepada anggota 5%; dan
h. Dana sosial 5%.
(2) Sisa Hasil Usaha untuk anggota dibagikan paling lambat 1 bulan
setelah Rapat Anggota Tahunan dilaksanakan.
(3) Jasa Pinjaman Anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
b jumlah Sisa Hasil Usaha yang dibagikan kepada anggota secara
-12-

adil sebanding dengan besarnya jasa transaksi usaha masing-


masing anggota.
(4) Jasa Simpanan Anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf c jumlah Sisa Hasil Usaha yang dibagikan kepada anggota
untuk balas jasa yang terhadap modal yang berasal dari simpanan
pokok dan simpanan wajib.
(5) Dana Pembangunan Daerah Kerja diperuntukkan untuk membantu
pembangunan Daerah Kerja Koperasi terutama di lingkungan
Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo dan Pengadilan Agama di
wilayah hukum Pengadlan Tinggi Agama Gorontalo.
(6) Dana Pendidikan dipergunakan untuk usaha-usaha
mengembangkan pengetahuan anggota (pelatihan) dalam
berkoperasi dan dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun.
(7) Dana Sosial digunakan sebagai bentuk tanggung jawab sosial
koperasi untuk membantu anggota maupun non-anggota.
(8) Penggunaan Dana Pembangunan Daerah Kerja, Dana Pendidikan,
dan Dana Sosial ditetapkan dalam Rapat Anggota melalui rencana
kerja koperasi.

BAB X
AKUNTANSI KOPERASI
Pasal 18
(1) Komponen Laporan Keuangan terdiri dari
a. Neraca;
b. Laporan Perhitungan Hasil Usaha;
c. Laporan Perubahan Ekuitas;
d. Laporan Arus Kas; dan
e. Catatan atas Laporan Keuangan.
(2) Laporan keuangan disusun atas dasar akrual dan disajikan menurut
ketentuan yang berlaku.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Akuntansi Koperasi diatur dalam
Peraturan Khusus.
-13-

BAB XI
ASET DAN HUTANG
Pasal 19
(1) Pengurus dan pengelola wajib memiliki catatan kepemilikan aset
koperasi, yang paling sedikit menjelaskan status kepemilikan,
sumber, harga, tanggal perolehan dan spesifikasi harta yang dimiliki
beserta kondisi fisiknya.
(2) Pembelian aset harus sesuai dengan Rencana Kerja yang telah
disahkan oleh rapat anggota.

Pasal 20
(1) Hutang dengan tenggat waktu jangka pendek (tidak lebih dari satu
tahun) wajib mendapatkan persetujuan bersama Pengurus dan
Pengawas dan dilaporkan dalam rapat anggota.
(2) Hutang koperasi dengan tenggat waktu jangka panjang (lebih dari
satu tahun) wajib mendapat persetujuan rapat anggota.

BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 21
Perubahan anggaran rumah tangga dilakukan berdasarkan keputusan
rapat anggota.

BAB XIII
PERATURAN KHUSUS
Pasal 22
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga diatur lebih lanjut dalam Peraturan Khusus.
(2) Peraturan Khusus ditetapkan oleh Rapat Gabungan Pengurus dan
Pengawas dan isinya tidak boleh bertentangan dangan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
-14-

(3) Peraturan Khusus berlaku pada saat ditetapkan oleh Rapat


Gabungan Pengurus dan Pengawas dan wajib dilaporkan kepada
Rapat Anggota.

BAB XIV
KEPUTUSAN PENGURUS
Pasal 23
(1) Pengurus dapat menerbitkan keputusan pengurus untuk
menetapkan hal-hal yang dianggap perlu dan tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Peraturan
Khusus.
(2) Keputusan Pengurus berlaku pada saat ditetapkan oleh Rapat
Pengurus dan wajib dilaporkan kepada Pengawas dan Rapat
Anggota.

BAB XV
PENUTUP
Pasal 24
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku setelah mendapatkan pengesahan
dari Rapat Anggota.

DITETAPKAN DALAM RAPAT ANGGOTA


TANGGAL JANUARI 2019

PENGURUS KOPERASI

ABD. ADJIS J. ISMAIL, S.H. LUKMAN A. TOMAYAHU, S.E. AGUNG P. LAHATI, A.Md.
KETUA SEKRETARIS BENDAHARA

Anda mungkin juga menyukai