Anda di halaman 1dari 9

Tugas Kelompok

SOP MEMBEBASKAN JALAN NAPAS


(MANUVER HEIMLICH)

NAMA DOSEN : SRI SUSANTI PAPUKE, S. Kep, Ns, M. Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V
AKMAL SAPUTRA MUHSIN : 751440117041
APRILIA WAHYUNINGSIH : 751440117042
DIAH AMALIA MIRZANTI DJAMIL : 751440117049
FADILAH DAUD : 751440117051
FIRNA NAPU : 751440117052
INKY MEIYANDI ILATO : 751440117055
SRI NIRMALA I. DULALIMO : 751440117075
YUDITYA SURYA PRATAMA GAFUR : 751440117079

IIB D III KEPERRAWATAN


POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
T.A 2018-2019
SOP Membebaskan Jalan Napas (Manuver Heimlich)

Pengertian:

Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan napas dari sumbatan.

Tujuan:

Membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru


secara normal sehingga menjamin kecukupan oksigenasi tubuh.

Tersedak atau tersumbatnya saluran napas dengan benda asing dapat


menjadi penyebab kematian. Biasanya saat seseorang mengalami tersedak, orang
lain dapat membantu saat korban masih sadar. Penanganan yang dilakukan
biasanya berhasil dan tingkat kelangsungan hidup dapat mencapai 95%.

Pada orang dewasa, tersedak paling sering terjadi ketika makanan tidak
dikunyah sempurna, serta makan sambil berbicara ataau tertawa. Pada anak-anak,
penyebab tersedak adalah tidak dikunyah makanan dengan sempurna dan makan
terlalu banyak pada satu waktu. Selain itu, anak-anak juga sering memasukan
benda-benda padat kecil ke dalam mulutnya.

Karena pengenalan tanda-tanda tersedak merupakan kunci dari keberhasilan


penangannan, pentiong bagi kita untuk dapat membedakan tersedak dengan
pingsan, serangan jantung, kejang, atau keadaan-keadaan lain yang juga dapat
memyebabkan kesulitan bernapas tiba-tiba, kebiruan, dan kehilangan kesadaran.

Benda asing dapat menyebabkan penyumbatan yang ringan atau berat.


Penyelamat harus segera melakukan penanganan jika korban tersedak menunjukan
tanda-tanda penyumbatan yang berat yaitu tanda-tanda pertukaran udara yang
buruk dan kesulitan bernapas, antara lain batuk tanpa suara, kebiruan,dan
ketidakmampuan untuk berbicara atau bernapas. Korban dapat sambil memegang
atau mencengkram lehernya. Hal itu merupakan tanda umum dari tersedak. Segera
ditanyakan? “ apa anda tersedak? ” Jik korban mengiyakan dengan bersuara dan
amsih dapat bernapas, ini dapat menunjukan korban mengalami sumbatan saluran
napas yang ringan. Jika korban mengiyakan dengan menganggukkan kepalanya
tanpa berbicara, ini dapat menunjukan korban mengalami sumbatan saluran napas
yang berat. Pada bayi yang tersedak, harus diperhatikan apakah ada sikap bayi
tersebut karena mereka belum bisa melakukan tanda umum tersedak. Perubahan
yang mungkin terlihat adalah kesulitan bernapas, batuk yang lemah, dan suara
tangisan lemah.

Ketika yang ditemukan adalah tanda-tanda penyumbatan ringan dan korban


dapat batuk, jangan menghalangi proses batuk dan usaha bernapas spontan
dari korban. Jika batuk pada korban menjadi tanpa suara, kesulitan bernapas dan
meningkat, dan disertai napas suara tanpa tidak baisa pada korban, atau jika korban
menjadi tidak sadarkan diri yang merupakan tanda-tanda penyumbatan berat,
segera diaktivasi SPGDT. Jika terdapat lebih dari satu penyelamat mengaktivasi
SPGDT dan satu penyelamat lagi membantu korban.

Prosedur:

Pertama kali yang harus dilakukan adalah:

 Pemeriksaan jalan napas dengan metode look, listen, feel


 Look: Lihat pergerakan napas ada atau tidak
 Listen: Dengarkan ada atau tidaknya suara napas tambahan yang keluar
 Feel: Rasakan adanya aliran udara atau napas yang keluar melalui mulut atau
hidung.
Jenis-jenis suara napas tambahan:

1. Snoring Suara seperti ngorok. Kondisi ini menandakan adanya


kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat. Jika terdengar suara ini
segera lakukan pengecekan dengan cross finger untuk membuka mulut
(menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk, dimana ibu jari
mendorong rahang atas dan jari telunjuk mendorong rahang bawah).
Lihatlah apakah ada benda yang mengangkut di tenggorokan korban.
2. Gargling Suara seperti berkumur. Kondisi ini menandakan sumbatan
terjadi karena cairan (misalnya darah) maka lakukan finger sweep
(menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk menyapu rongga
mulut dari cairan) dengan kepala pasien di miringkan (bila tidak ada
gangguan fraktur tulang leher) dan melakukan jaw thrust
3. Crowing Suara dengan nada tinggi, biasanya disebabkan karena
pembengkakkan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama lakukan
manuver head tilt dan chin lift atau jaw thrust.
 Cara head tilt manuver: letakkan satu
telapak tangan di dahi pasien dan tekan
ke bawah sehingga penyangga leher
tegang dan lidahpun terangkat kedepan
 Cara chin lift manuver: gunakan jari
tengah dan telunjuk untuk memegang
tulang dagu pasien kemudian di angkat
 Cara jaw thrust manuver: dorong sudut
rahang kiri dan kanan kea rah depan
sehingga barisan gigi bawah berada di
depan barisan gigi atas.
Terdapat beberapa maneuver yang terbukti efektif untuk menangani
tersedak, antara lain back blow (tepukan di punggung), abdominal thrust
(hentakan pada perut) disebut juga dengan manuver Heimlich, dan chest thrust
(bentakan pada dada).

Tepukan di punggung (back blow) dilakukan dengan memberikan 5 kali


tepukan di punggung korban. Berikut cara melakukan tepukan di punggung
(back blow)

1. Berdiri di belakang korban dan sedikit


bergeser ke samping
2. Miringkan korban sedikit ke depan dan
sangga dada korban dengan salah satu
tangan
3. Berikan 5 kali tepukan di punggung bagian
atas di antara tulang belikat menggunakan
tangan bagian bawah

Namun, untuk mempermudah, jika menggunakan ornag yang tersedak


disarankan untuk langsung melakukan manuver Heimlich (hentakan pada
perut) sampai sumbatan hilang. Yang perlu di ingat adalah manuver hentakan
pada perut hanya boleh dilakukan untuk anak berusia 1 tahun dan dewasa.
Manuver hentakan pada perut dapat membuat korban batuk yang diharapkan cukup
kuat untuk menghillangkan sumbatan pada saluran napas. Manuver hentakan pada
perut membuat tekanan (penekananan) pada patru-paru dan memaksa udara keluar.
Udara yang dipaksa keluar jugab akan memaksa keluar benda yang membuat
korban tersedak.
 Beikut cara melakukan manuver
Heimlich (hentakan pada perut):
1. Miringkan korban sedikit ke depan
dan berdiri di belakang korban dan
letakkan salah satu kaki di sela
kedua kaki korban.
2. Buat kepalan pada salah satu
tangan dengan tangan lain
menggunakan kepalan tangan
tersebut. Lingkarkan tubuh korban
dengan kedua lengan kita.
3. Letakkan kepalan tangan pada garis tengah tubuh korban tepat di bawah
tulang dada atau di ulu hati.
4. Buat gerakan ke dalam dan ke atas secara cepat dan kuat untuk membantu
korban membantukkan benda yang menyumbat saluran napasnya. Manuver
ini terus di ulang hingga korban dapat kembali bernapas atau hingga korban
kehilangan kesadaran.
 Cara dengan posis tergeletak (tidak sadar):
Korban harus di letakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas.
Penolong berlutut
di posisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban di garis
tengah sedikit ke atas pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum tangan
kedua di letakkan di atas tangan pertama. Penolong menekan kearah perut
dengan hentakan yang cepat kea arah atas.
Jika korban kehilangan kesadaran, baringkan korban secara perlahan
sehingga posisinya terlentang dan mulai lakukan RJP. Setiap saluran napas di
buka saat RJP, penyelamat harus memeriksa apakah terdapat benda sing pada
mulut korban dan mengambilnya apabila menemukannya.

Apabila korban tersedak sedang hamil atau mengalami kegemukan, manuver


heimlioch (hentakan pada perut) mungkin tidak efektif. Pada keadaan-keadaan
tersebut, dapat dilakukan manuver hentakan pada dada.

1. Letakkan tangan di bawah ketiak korban


2. Lingkari dada korban dengan lengan kita
3. Letakkan bagian ibu jari pada kepalan di
tengah-tengah tulang dada korban (sama
seperti temapt melakukan penekanan pada
dada RJP)
4. Genggam kepalan tangan tersebuit dengan
tangan satunya dan hentakan ke dalam
dan keatas.

Perlu diketahui bahwa manuver hentakan pada perut tidak di rekomendasikan


untuk bayi dengan usia di bawah 1 tahun karena dapat menyebabkan cedera pada
organ dalamnya sehingga untuk mengatasi tersedak dilakukan manuver tepukan di
punggung dan hentakan pada dada.

Berikut langkah-langkah manuver tepukan punggung dan hentakan dada pada


bayi:

1. Posisikan bayi menelungkup dan lakukan tepukan di punggung dengan


menggunakan pangkal telapak tangan sebanyak 5 kali.
2. Kemudian, dari posisi menelungkup,
telapak tangan kitayang bebas menopang
bagian belakang kepala bayi sehingga bayi
berada di antar kedua tangan kita (tangan
satu menopang bagian belakang kepala
bayi, dan satunya menopang mulut dan
wajah bayi)
3. Lalu, balikan bayi sehingga bayi berada
pada posisi menegadah dengan telapak
tangan yang berada di atas paha menopang
belakang kepala bayi dan bagian lainnya
bebas.
4. Lakukan manuver hentakan pada dada sebanyak 5 kali dengan menggunakan
jari tengah dan telunjuk tangan yang bebas di tempat yang sama dilakukan
penekanan dada saat RJP pada bayi
5. Jika korban menjadi tidak sadar, lakukan RJP.

Jika penyelamat tidak yakin dengan apa yang harus dilakukan, segera aktivasi
SPGDT. Jangann ditunda. Penyelamat mungkin dapat berhasil menghentikan
korban tersedak sebelum bantuan datang namun akan lebih baik jika korbann
ditangani oleh tenaga medis. Jika masih terdapat benda asing pada saluran napas,
tenaga medis yang datang dapat melakukan penanganan segera dan membawa
korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Cunha JP. Choking [Internet]. [updated 2014 May 23; cited 2015 Jun 26] Available at:
http://www.emedicinehealth.com/choking/page7_em.htm
ECC Guidelines. Part 3: Adult Basic Life Support. Circulation. 2000;102(Supplement 1):I-22-I-
59.
ECC Guidelines. Part 9: Pediatric Basic Life Support. Circulation. 2000;102(Supplement 1):I-
253-I-290.

AHA Guidelines. Part 3: Adult Basic Life Support. Circulation. 2000;102(Supplement 1):I-22-I-
59.
Medline Plus. Choking [Internet]. [updated 2015 June 24; cited 2015 June 30]; Available at:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/choking.html
Berg CRA, Hemphill R, Abella BS, Aufderheide TP, Cave DM, Hazinski MF, Lerner EB, Rea
TD, Sayre MR, Swor RA. 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Science Part 5: Adult Basic Life Support.
Circulation. 2010;122:S685-S705.

Anda mungkin juga menyukai