Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI KINERJA TENAGA PENDIDIK

Oleh: Rudi Cahyono

Pendahuluan
Pendidikan merupakan hal yang paling vital dalam perkembangan sebuah
bangsa. Mutu pendidikan semakin lama wajib untuk ditingkatkan secara
berkelanjutan. Sektor sekolah merupakan hal yang yang mendasar dalam
pengembangan ilmu pendidikan. Karena sekolah ialah salah satu dan merupakan hal
yang utama untuk peserta didik menerima pendidikan secara formal. Hal ini haruslah
di sadari oleh semua kalangan agar tahu dan mengerti bahwa guru merupakan ujung
tombak pendidikan. Profesi sebagai guru memiliki peran, fungsi serta kedudukan
yang penting dalam tercapainya tujuan pendidikan untuk menciptakan generasi yang
cerdas dan kompetitif.
Guru merupakan sebuah profesi kependidikan. Karenanya seorang guru
haruslah mampu untuk menjalankan profesi tersebut secara profesional. Seorang guru
dikatakan profesional apabila ia mampu berpegang teguh pada etika profesi,
independen, produktif, efektif, efisien dan inovatif serta berdasarkan pada prinsip-
prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau teori yang
sistematis, kewenangan profesional, pengakuan masyarakat dan kode etik yang
regulatif.
Tugas utama guru pada dasarnya ialah mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Dalam melaksanakan
tugas tersebut guru menerapkan keahlian, kemahiran yang memenuhi standar mutu
atau norma yang diperolehnya melalui pendidikan tertentu.
Pemberdayaan guru yang dilakukan pemerintah yang merupakan tindakan
kepedulian pemerintah terhadap profesi guru ialah dengan adanya program sertifikasi
guru dalam jabatannya. Bagi guru yang telah bersertifikasi berhak untuk memperoleh
penghasilan yang melebihi kebutuhan hidup minimum. Diantaranya gaji pokok,
tunjangan gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus dan
penghargaan khusus atas dasar prestasi. Hal tersebut merupakan realisasi dari apa
yang tercantum dalam Dikti tahun 2006 tentang sertifikasi, yaitu: (1) menentukan
kelayakan sesorang dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran; (2)
peningkatan mutu proses dan hasil pendidikan dan (3) peningkatan profesionalisme
guru.
Pemberdayaan tersebut hendaknya juga di imbangi dengan adanya
profesionalitas yang layak oleh para guru. Guru wajib untuk terus berkembang sesuai
perkembangan zaman dan iptek. Program sertifikasi guru tak hanya sebagai program
peningkatan kesejahteraan guru namun poin terpenting ialah peningkatan sistem
pendidikan. Hal ini juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sumber daya
manusia yang berkualitas.
Dalam makalah/artikel ini saya akan membahas beberapa poin tentang
evaluasi kinerja tenaga pendidik. Diantaranya apakah yang dimaksud dengan evaluasi
kinerja tenaga pendidik, bagaimanakah konsep dasar evaluasi kinerja tenaga pendidik
dan bagaimanakah prosedur evaluasi kinerja tenaga pendidik.

Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik


Penilaian/evaluasi adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data sebagai bahan pengambilan keputusan. Evaluasi diperlukan untuk
mengetahui tingkatan suatu objek yang dievaluasi tersebut. Dalam konteks evaluasi
guru /tenaga pendidik, yang menjadi objek evaluasi ialah guru/tenaga pendidik
tersebut. Evaluasi tersebut menganalisis seberapa besar persentase kinerja guru dalam
melaksanakan tugasnya.
Pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 mengatakan bahwa penilaian kinerja guru
adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru
dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Evaluasi kinerja
guru/tenaga pendidik merupakan sebuah sistem pengelolaan kinerja berbasis guru
yang di buat untuk menilai/mengevaluasi tingkat kinerja guru secara individu dalam
rangka mencapai kinerja sekolah secara maksimal yang berdampak pada peningkatan
prestasi peserta didik.
Pada umumnya tujuan pelaksanaanya evaluasi kinerja guru/tenaga pendidik
ialah sebagai berikut:
1. Menentukan tingkat kompetensi seorang guru.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja guru dan sekolah.
3. Menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan dalam
mekanisme penetapan efektif atau kurang efektifnya kinerja guru.
4. Menyediakan landasan untuk program pengembangan keprofesian
berkelanjutan bagi guru.
5. Menjamin bahwa guru melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya
serta mempertahankan sikap-sikap yang positif dalam mendukung
pembelajaran peserta didik untuk mencapai prestasinya.
6. Menyediakan dasar dalam sistem peningkatan promosi dan karir guru
serta bentuk penghargaan lainnya.
Dengan demikian diharapkan evaluasi kinerja tenaga pendidik dapat menjadi
pedoman yang berdasar untuk penentuan keputusan dan kebijakan dalam rangka
meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru/tenaga pendidik.

Konsep Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik


Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja tenaga pendidik dibutuhkan adanya
rambu-rambu/konsep evaluasi. Konsep evaluasi disini mencakup syarat sistem
evaluasi, prinsip pelaksanaan, aspek yang dinilai dalam evaluasi dan perangkat
pelaksanaan evaluasi.
Syarat-syarat sistem evaluasi kinerja tenaga pendidik diperlukan untuk
memperoleh hasil evaluasi yang benar dan tepat. Syarat-syarat tersebut antara lain:
1. Valid. Aspek yang dinilai benar-benar mengukur komponen-komponen
tugas tenaga pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, pembimbingan,
dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah.
2. Reliable. Mempunyai tingkat kepercayaan tinggi bila proses yang
dilakukan memberikan hasil yang sama untuk seorang tenaga pendidik
yang devaluasi kinerjanya oleh siapapun dan kapanpun.
3. Praktis. Dapat dilakukan oleh siapapun dengan relatif mudah, dengan
tingkat validitas dan reliabilitas yang sama dalam semua kondisi tanpa
memerlukan persyaratan tambahan.
Prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi kinerja tenaga pendidik digunakan agar
hasil pelaksanaan dan evaluasi kinerja tenaga pendidik dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun prinsip-prinsipnya diantaranya:
1. Berdasarkan ketentuan. Evaluasi kinerja tenaga pendidik harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mengacu pada peraturan yang
berlaku.
2. Berdasarkan kinerja. Aspek yang dinilai dalam evaluasi kinerja tenaga
pendidik adalah kinerja yang dapat diamati dan dipantau sesuai dengan
tugas guru/tenaga pendidik sehari-hari dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran, pembimbingan, dan/atau tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah.
3. Berlandaskan dokumen PK Guru. Penilai, guru/tenaga pendidik yang
dinilai, dan unsur lain yang terlibat dalam proses evaluasi kinerja tenaga
pendidik harus memahami semua dokumen yang terkait dengan sistem
evaluasi kinerja tenaga pendidik, terutama yang berkaitan dengan
pernyataan kompetensi dan indikator kinerjanya secara utuh, sehingga
penilai, guru/tenaga pendidik dan unsur lain yang terlibat dalam proses
evaluasi mengetahui dan memahami tentang aspek yang dinilai serta
dasar dan kriteria yang digunakan dalam evaluasi.
4. Dilaksanakan secara konsisten. Dilaksanakan teratur setiap tahun
diawali dengan penilaian formatif di awal tahun dan penilaian sumatif di
akhir tahun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Objektif. Evaluasi kinerja tenaga pendidik dilaksanakan secara
objektif sesuai dengan kondisi nyata guru/tenaga pendidik dalam
melaksanakan tugas sehari hari.
2. Adil. Evaluator/penilai kinerja tenaga pendidik memberlakukan
syarat, ketentuan, dan prosedur standar kepada semua guru/tenaga
pendidik yang dievaluasi.
3. Akuntabel. Hasil pelaksanaan evaluasi dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Bermanfaat. Evaluasi kinerja tenaga pendidik bermanfaat bagi
guru/tenaga pendidik dalam rangka peningkatan kualitas kinerjanya
secara berkelanjutan, dan sekaligus pengembangan karir profesinya.
5. Transparan. Proses evaluasi kinerja tenaga pendidik
memungkinkan bagi evaluator/penilai, guru/tenaga pendidik yang
devaluasi dan pihak lain yang berkepentingan, untuk memperoleh
akses informasi atas penyelenggaraan evaluasi tersebut.
6. Berorientasi pada tujuan. Evaluasi berorientasi pada tujuan yang
telah ditetapkan.
7. Berorientasi pada proses. Evaluasi kinerja tenaga pendidik tidak
hanya terfokus pada hasil, tetapi juga perlu memperhatikan proses,
yakni bagaimana guru/tenaga pendidik dapat mencapai hasil
tersebut.
8. Berkelanjutan. Evaluasi-evaluasi kinerja tenaga pendidik
dilaksanakan secara periodik, teratur, dan berlangsung secara terus
menerus selama seseorang menjadi guru/tenaga pendidik.
9. Rahasia. Hasil evaluasi hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak
terkait yang berkepentingan.
Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja tenaga pendidik ada beberapa aspek yang
dievaluasi, sehubungan dengan peranan guru/tenaga pendidik sebagai pendidik
profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan
formal. Maka dalam evaluasi kinerjanya terdapat beberapa unsur yang perlu
dievaluasi, antara lain:
1. Evaluasi guru mata pelajaran/guru kelas.
Aspek evaluasinya meliputi empat domain kompetensi, yaitu:
1. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
2. Mengevaluasi dan menilai.
3. Menganalisis hasil penilaian.
4. Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian.
Dalam menerapkan empat domain kompetensi tersebut, guru/tenaga
pendidik wajib menguasai dua puluh empat kompetensi yang digolongkan
dalam empat kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional
(Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru).
2. Evaluasi guru BK/Bimbingan Konseling.
Evaluasinya meliputi empat domain kompetensi, yaitu:
1. Merencanakan dan melaksanakan pembimbingan.
2. Mengevaluasi dan menilai hasil bimbingan.
3. Menganalisis hasil evaluasi bimbingan.
4. Melaksanakan tindak lanjut hasil bimbingan.
Penerapannya konselor/guru bimbingan konseling diwajibkan menguasai
empat ranah kompetensi yang mencakup tujuh belas kompetensi
(Permendiknas No 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Konselor).

Selain tugas utama seorang pendidik juga memungkinkan memiliki tugas-tugas


lain yang relevan dengan fungsi sekolah. Pelaksanaan tugas tambahan ini
dikelompokkan menjadi dua, yaitu tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar
tatap muka dan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka. Tugas tambahan
yang mengurangi jam mengajar tatap muka, yaitu:
1. Menjadi kepala sekolah per tahun.
Kompetensi kepala sekolah meliputi:
1. Kepribadian dan sosial.
2. Kepemimpinan.
3. Pengembangan sekolah.
4. Pengelolaan sumber daya.
5. Kewirausahaan.
6. Supervisi Pembelajaran.
2. Menjadi wakil kepala sekolah per tahun.
Kompetensi wakil kepala sekolah meliputi:
1. Kepribadian dan sosial.
2. Kepemimpinan.
3. Pengembangan sekolah.
4. Kewirausahaan.
5. Akademik.
6. Kesiswaan.
7. Sarana dan prasarana.
8. Hubungan masyarakat.
3. Menjadi ketua program keahlian/program studi atau yang sejenisnya.
Kompetensi Kaprodi meliputi:
1. Kepribadian.
2. Sosial.
3. Perencanaan.
4. Pengelolaan pembelajaran.
5. Pengelolaan SDM.
6. Pengelolaan sarana dan prasarana.
7. Pengelolaan keuangan.
8. Evaluasi dan pelaporan.
4. Menjadi kepala perpustakaan.
Kompetensi kepala perpustakaan meliputi:
1. Perencanaan kegiatan perpustakaan.
2. Pelaksanaan program perpustakaan.
3. Evaluasi program perpustakaan.
4. Pengembangan koleksi perpustakaan.
5. Pengorganisasian layanan jasa informasi perpustakaan.
6. Penerapan teknologi, informasi dan komunikasi.
7. Promosi perpustakaan dan literasi informasi.
8. Pengembangan kegiatan perpustakaan sebagai sumber belajar
kependidikan.
9. Kepemilikan integritas dan etos kerja.
10. Pengembangan profesionalitas kepustakawanan.
5. Menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yang
sejenisnya. Kompetensinya meliputi:
1. Kepribadian.
2. Sosial.
3. Pengorganisasian guru, laboran/teknisi.
4. Pengelolaan program dan administrasi.
5. Pengelolaan, pemantauan dan evaluasi.
6. Pengembangan dan inovasi.
7. Lingkungan dan K3.
Sedangakan tugas tambahan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Tugas tambahan minimal satu tahun (misalnya menjadi wali kelas, guru
pembimbing program induksi, dan sejenisnya).
2. Tugas tambahan kurang dari satu tahun (misalnya menjadi pengawas
penilaian dan evaluasi pembelajaran, penyusunan kurikulum, dan
sejenisnya).
Selain syarat, prinsip dan aspek yang dievaluasi. Hal lain yang perlu
dipertimbangkan dan diperhatikan dalam pelaksanaan evaluasi kinerja tenaga
pendidik ialah perangkat pelaksanaan. Perangkat pelaksanaan digunakan dengan
tujuan agar evaluasi yang dilaksanakan memperoleh hasil yang objektif, akurat, tepat,
valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun beberapa perangkat pelaksanaanya
sebagai berikut:
1. Pedoman Pelaksanaan Evaluasi. Pedoman tersebut mengatur tentang
tata cara evaluasi dan ketentuan yang harus digunakan oleh
evaluator/penilai, guru/tenaga pendidik yang devaluasi, serta unsur lain
yang terlibat dalam proses evaluasi.
2. Instrumen Evaluasi. Jenis instrumen evaluasi kinerja tenaga pendidik
merupakan paket instrumen yang dilengkapi dengan rubrik evaluasi untuk
masing-masing indikator kinerja dari setiap tugas utama guru/tenaga
pendidik.

Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik


Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik setidaknya dilaksanakan satu tahun sekali
pada tiap sekolah. Evaluasi tersebut dilaksanakan oleh kepala sekolah atau
orang/panitia yang ditunjuk/dibentuk langsung oleh kepala sekolah.
Pada saat penelitian, petugas peneliti sidak ke tempat pengajaran guru terkait.
Dengan membawa lembar instrumen evaluasi yang berisi tentang poin-poin
berdasarkan kompetensi guru yang diuji. Hasil penelitian di-coding ke lembar
instrumen tersebut dalam bentuk skor-skor.
Setelah hasil tersebut telah terisi semua, hasil dalam lembar instrumen
selanjutnya di-display ke dalam lembar laporan evaluasi. Dalam bentuk laporan
tersebut dapat dilihat secara jelas kinerja tenaga pendidik yang telah di evaluasi.
Penutup
Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik merupakan upaya pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data tenaga pendidik sebagai acuan dalam
pengambilan langkah selanjutnya. Dalam pelaksanaan evaluasi, kegiatan tersebut
memerlukan syarat-syarat dan prinsip yang perlu di penuhi sebelum kegiatan
dilaksanakan.
Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik dilaksanakan oleh kepala sekolah atau
orang/panitia yang ditunjuk atau dibentuk langsung oleh kepala sekolah. Kegiatan ini
setidaknya dilakukan satu tahun sekali.
Diharapkan hasil evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dan
menambah kualitas peserta didik.

Daftar Pustaka
KemenDikBud. 2012. Pembinaan Dan Pengembangan Profesi Guru (Buku 2),
Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru.
KemenDikBud, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan, 2012. Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah.

---------, Aspek yang Dinilai Dalam PK Guru 2012, http://penilaian-kinerja-


guru.blogspot.com/2011/12/aspek-yang-dinilai-dalam-pk-guru-2012.html (di
akses pada 2 januari 2014).

*) Rudi Cahyono, penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris kelas C. Makalah disusun untuk memenuhi tugas individu
pada matakuliah Manajemen Pendidikan tahun akademik 2013/2014 dengan dosen
pengampu Bpk Afid Burhanuddin, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai