Kuis 3 Beton Lanjut
Kuis 3 Beton Lanjut
Dosen:
Prof. Ir. R. Bambang Boediono ME, Ph.D.
Disusun oleh:
Ulayya Sarfina
15015003
SOAL 1
Diketahui pelat dua arah seperti pada gambar di bawah ini. Dua tumpuan AB dan AC pada
pinggir pelat adalah tumpuan jepit, sedangkan tumpuan BC adalah tumpuan bebas (tidak
ditumpu). Tulangan isotropik dengan momen ultimate sama untuk arah X dan arah Y serta
positif dan negatif.
𝑚𝑢𝑥 + = 𝑚𝑢𝑦 + = 𝑚𝑢𝑥 − = 𝑚𝑢𝑦 − = 𝑚𝑢 = 20 𝑘𝑁 − 𝑚/𝑚
Hitung beban ultimate (qu) minimum yang dapat menyebabkan pelat tersebut runtuh.
PENYELESAIAN
Analisis yield line dilakukan dengan metoda kerja maya (titik D pada pelat diberi
perpindahan maya sebesar δ). Dari perpindahan maya tersebut dapat dihitung kerja luar dan
kerja dalam pada pelat sehingga dari prinsip kerja maya (kerja luar = kerja dalam).
Ld sin(β – α)
G β-α
Ld 3,6 m
4,8 m - x
1. Perhitungan β
β adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi pelat yang tertumpu.
𝐵𝐶 4,8
𝑆𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝐴𝐵𝐶 → 𝛽 = tan−1 = tan−1 = 53,13°
𝐴𝐶 3,6
2. Perhitungan α
α adalah sudut yang dibentuk oleh garis leleh positif dengan sisi pelat AC.
𝐷𝐶 𝑋
𝑆𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝐴𝐷𝐶 → 𝛼 = tan−1 = tan−1
𝐴𝐶 3,6
4. Perhitungan panjang Ld
𝐴𝐶 3,6 𝟑, 𝟔
𝑆𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 𝐴𝐷𝐶 → 𝛼 = cos −1 = cos −1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑳𝒅 =
𝐿𝑑 𝐿𝑑 𝐜𝐨𝐬 𝜶
5. Perhitungan panjang AB
̅̅̅̅
𝐴𝐵 = √̅̅̅̅
𝐴𝐶 2 + ̅̅̅̅
𝐵𝐶 2 = √3,62 + 4,82 = 6 𝑚
Perpindahan maya ini diakibatkan oleh putaran sudut pada pelat yang tegak lurus
dengan garis leleh negatif pada sisi pelat AB dan AC, yaitu garis GDE pada
gambar. Berikut ilustrasi perpindahan maya yang dihasilkan oleh garis leleh negatif
tersebut.
G
θAB θAC
Ld sin(β – α) X
𝛿
𝜃𝐴𝐶 =
𝑥
𝛿
𝜃𝐴𝐵 =
𝐿𝑑 sin(𝛽 − 𝛼 )
b. Akibat garis leleh positif
Perpindahan maya ini diakibatkan oleh putaran sudut pada pelat yang tegak lurus
dengan garis leleh positif (Ld), yaitu garis FDE pada gambar. Berikut ilustrasi
perpindahan maya yang dihasilkan oleh garis leleh positif tersebut.
θ1 θ2
θ
𝛿
𝜃1 =
𝑏
𝛿
𝜃2 =
𝑎
𝛿 𝛿 1 1
𝜃 = 𝜃1 + 𝜃2 = + = 𝛿 ( + )
𝑏 𝑎 𝑎 𝑏
𝐼𝑊 + = (𝑚𝑏 + × 𝐿𝑑 ) × 𝜃
1 1
𝐼𝑊 + = (𝑚𝑏 + × 𝐿𝑑 ) × 𝛿 ( + )
𝑎 𝑏
1 1
𝐼𝑊 + = 20 × 𝐿𝑑 × 𝛿 ( + ) 𝑘𝑁⁄𝑚2
𝑎 𝑏
b. Akibat garis leleh negatif pada sisi pelat AC (IWAC-)
Sehingga,
1 1 𝛿 𝛿
𝐼𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼𝑊+ + 𝐼𝑊− = 20𝐿𝑑 𝛿 ( + ) + 72 ( ) + 120 ( )
𝑎 𝑏 𝑋 𝐿𝑑 sin(𝛽 − 𝛼)
1 1 72 120
20𝐿𝑑 ( + ) + + = 2,88 × 𝑞𝑢
𝑎 𝑏 𝑋 𝐿𝑑 sin(𝛽 − 𝛼 )
1 1 1 1
20𝐿𝑑 ( + ) + 72 ( ) + 120 ( )
𝑎 𝑏 𝑋 𝐿𝑑 sin 𝛽 − 𝛼)
(
𝑞𝑢 =
2,88
Beban ultimate minimum yang dapat menyebabkan pelat runtuh dapat dihitung dengan
mengiterasi nilai x sehingga didapatkan nilai qu minimum. Berikut contoh perhitungan
untuk percobaan pertama x = 1 m.
𝑥 =1𝑚
𝑋 1
𝛼 = tan−1 = tan−1 = 15,52°
3,6 3,6
(𝛽 − 𝛼 ) = 53,13° − 15,52° = 37,61°
3,6 3,6
𝐿𝑑 = = = 3,74 𝑚
cos 𝛼 cos 15,52°
𝑎 = 𝐿𝑑 tan 𝛼 = 3,74 tan 15,52° = 1,04 𝑚
𝑏 = 𝐿𝑑 tan(𝛽 − 𝛼 ) = 3,74 tan 37,61° = 2,88 𝑚
20 × 3,74 1 1 72 120
𝑞𝑢 = ( + )+ +
2,88 1,04 2,88 2,88 × 1 2,88 × 3,74 × sin 37,61°
𝑞𝑢 = 77,29 𝑘𝑁⁄𝑚2
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan qu dengan melakukan trial and error nilai
X dengan interval 0,1 m. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan nilai qu minimum
yang dapat menyebabkan keruntuhan pelat ialah sebesar 64,81 kN/m2 pada x = 1,8 m.
o o 2
x (m) α( ) β–α( ) Ld (m) a (m) b (m) qu (kN/m )
1 15.52 37.61 3.74 1.04 2.88 77.29
1.1 16.99 36.14 3.76 1.15 2.75 73.73
1.2 18.43 34.70 3.79 1.26 2.63 70.99
1.3 19.86 33.27 3.83 1.38 2.51 68.88
1.4 21.25 31.88 3.86 1.50 2.40 67.30
1.5 22.62 30.51 3.90 1.63 2.30 66.16
1.6 23.96 29.17 3.94 1.75 2.20 65.39
1.7 25.28 27.85 3.98 1.88 2.10 64.96
1.8 26.57 26.57 4.02 2.01 2.01 64.81
1.9 27.82 25.31 4.07 2.15 1.92 64.95
2 29.05 24.08 4.12 2.29 1.84 65.34
SOAL 2
Desain Pelat dengan Metoda Garis Leleh
Lakukan desain pelat di bawah ini dengan menggunakan metoda garis leleh. Pelat akan
menerima beban SIDL 1,21 kN/m2 dan LL 3,88 kN/m2.
A B
3m
D C
5,5 m
Akan digunakan beton dengan fc’ 28 MPa dan baja tulangan dengan fy 420 MPa.
PENYELESAIAN
1. Asumsi tebal pelat
Tebal pelat diasumsikan sebesar 200 mm.
𝐷𝐿 = 4,8 𝑘𝑁⁄𝑚2
b. Perhitungan qu
Pada kasus ini akan digunakan dua kombinasi beban berikut:
𝑞𝑢,1 = 1,4(𝐷𝐿 + 𝑆𝐼𝐷𝐿)
𝑞𝑢,2 = 1,2(𝐷𝐿 + 𝑆𝐼𝐷𝐿) + 1,6 𝐿𝐿
Sehingga,
𝑞𝑢,1 = 1,4(4,8 + 1,21) = 8,414 𝑘𝑁⁄𝑚2
Dari kedua kombinasi tersebut kemudian diambil nilai qu terbesar untuk dijadikan beban
rencana pada perencanaan pelat, sebesar 13,42 kN/m2.
5,5 m
Dengan β ≤ 1.
Sehingga perpindahan maya untuk masing-masing panel adalah sebagai berikut.
2.75 m 2.75 m
A B
θ
δ
1
𝛿
𝜃1 =
2,75
βx3m
θ2
δ
𝛿
𝜃2 =
𝛽×3
memiliki defleksi pada titik berat panel sebesar δ/3 dan dua bagian segiempat yang
memiliki defleksi pada titik berat panel sebesar δ/2.
δ δ
𝐸𝑊𝐼 = 2 (𝑞𝑢 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑆𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 × ) + 2 (𝑞𝑢 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑆𝑒𝑔𝑖𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 × )
3 2
5,5⁄ × 𝛽 × 3
2 δ 5,5 δ
𝐸𝑊𝐼 = 2 (13,42 × × ) + 2 (13,42 × × (3 − 𝛽 × 3) × )
2 3 2 2
b. Panel II
Panel II berbentuk segitiga, sehingga defleksi pada titik berat panel akan memiliki
besar δ/3.
δ
𝐸𝑊𝐼𝐼 = 𝑞𝑢 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑙 𝐼 ×
3
5,5 × 𝛽 × 3 δ
𝐸𝑊𝐼𝐼 = 13,42 × ×
2 3
𝐸𝑊𝐼𝐼 = 36,905𝛽δ 𝑘𝑁⁄𝑚2
Sehingga didapatkan:
𝐸𝑊 = 𝐸𝑊𝐼 + 𝐸𝑊𝐼𝐼 = 110,715δ − 73,81𝛽δ + 36,905𝛽δ = 110,715δ − 36,905𝛽δ
𝐸𝑊 = 36,905(3 − 𝛽 )δ 𝑘𝑁⁄𝑚2
Sedangkan momen lentur positif (m+) memiliki segmen yang tidak sejajar sumbu
x ataupun y sehingga keseluruhannya diproyeksikan ke sisi AD, jadi perhitungan
kerja dalam akibat garis leleh positif dapat dilakukan sebagai berikut.
𝛿
𝐼𝑊𝐼 + = 𝑚+ × ̅̅̅̅
𝐴𝐷 × 𝜃1 = 𝑚+ × 3 × = 1,091𝑚+ 𝛿 𝑘𝑁⁄𝑚2
2,75
Sehingga,
𝐼𝑊𝐼 = 2(𝐼𝑊𝐼 − + 𝐼𝑊𝐼 + ) = 2(1,091𝑚− 𝛿 + 1,091𝑚+ 𝛿 )
b. Panel II
Pada panel II akan bekerja momen positif sepanjang garis leleh DF dan FC serta
momen negatif sepanjang sisi pelat CD.
Momen lentur negatif (m-) memiliki arah sejajar sumbu x di sepanjang sisi AC,
sehingga perhitungan kerja dalam akibat garis leleh negatif adalah sebagai berikut.
𝛿 1,833 −
𝐼𝑊𝐼𝐼 − = 𝑚− × 𝐴𝐶
̅̅̅̅ × 𝜃2 = 𝑚− × 5,5 × = 𝑚 𝛿
𝛽×3 𝛽
Sedangkan momen lentur positif (m+) tidak sejajar sumbu x ataupun y sehingga
perlu diproyeksikan ke sisi CD, jadi perhitungan kerja dalam akibat garis leleh
positif adalah sebagai berikut:
𝛿 1,833 +
𝐼𝑊𝐼𝐼 + = 𝑚+ × ̅̅̅̅
𝐴𝐶 × 𝜃1 = 𝑚+ × 5,5 × = 𝑚 𝛿
𝛽×3 𝛽
Dari kedua perhitungan,
1,833 − 1,833 +
𝐼𝑊𝐼𝐼 = 𝐼𝑊𝐼𝐼 − + 𝐼𝑊𝐼𝐼 + = 𝑚 𝛿+ 𝑚 𝛿
𝛽 𝛽
1,833 −
𝐼𝑊𝐼𝐼 = (𝑚 + 𝑚+ )𝛿 𝑘𝑁⁄ 2
𝛽 𝑚
Sehingga,
1,833 −
𝐼𝑊 = 𝐼𝑊𝐼 + 𝐼𝑊𝐼𝐼 = 2,182(𝑚− + 𝑚+ )𝛿 + (𝑚 + 𝑚 + )𝛿
𝛽
1,833
𝐼𝑊 = (2,182 + ) (𝑚− + 𝑚+ )𝛿 𝑘𝑁⁄𝑚2
𝛽
pelat yang didesain memiliki kapasitas yang cukup untuk menerima beban luar yang ada.
Dalam hal ini diambil nilai ϕ sebesar 0.9.
∅𝐼𝑊 ≥ 𝐸𝑊
1,833
0,9 [(2,182 + ) (𝑚− + 𝑚+ )𝛿] ≥ 36,905 (3 − 𝛽 )δ
𝛽
1,833
0,9 [(2,182 + ) (𝑚− + 𝑚+ )] ≥ 36,905(3 − 𝛽 )
𝛽
41(3 − 𝛽 )
(𝑚 − + 𝑚 + ) ≥
1,833
(2,182 + 𝛽 )
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑑 = 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡 − 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 −
2
Selimut beton diambil 20 mm dan diameter tulangan yang akan digunakan adalah 10
mm.
10
𝑑 = 200 − 20 − = 175 𝑚𝑚
2
𝑗𝑑 = 0,925𝑑 = 161,875 𝑚𝑚
10,22 × 106
𝐴𝑠 = = 150,33 𝑚𝑚2 ⁄𝑚
420 × 161,875
Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan apakah nilai jd yang diasumsikan sudah benar
(> 0,925d).
𝐴𝑠 𝑓𝑦 150,33 × 420
𝑎= ′ = = 2,65 𝑚𝑚
0,85𝑓𝑐 𝑏 0,85 × 28 × 1000
Nilai b diambil 1000 mm karena perhitungan tulangan dilakukan untuk per meter lebar
pelat.
𝑎 2,65
𝑗𝑑 = 𝑑 − = 175 − = 173,67 > 161,875 → 𝑂𝐾!
2 2
Kemudian hitung nilai As yang sebenarnya dibutuhkan dengan menggunakan jd yang
baru
10,22 × 106
𝐴𝑠 = = 140,12 𝑚𝑚2 ⁄𝑚
420 × 173,67
Akan tetapi nilai As yang didapatkan perlu dibandingkan terlebih dahulu dengan As
minimum dan As maksimum yang perlu terpasang.
𝐴𝑠,min 1 = 0,0018𝑏ℎ = 0,0018 × 1000 × 200 = 360 𝑚𝑚2 ⁄𝑚
1,4 1,4
𝐴𝑠,min 2 = 𝑏𝑑 = × 1000 × 175 = 583,33 𝑚𝑚2 ⁄𝑚
𝑓𝑦 420
√𝑓𝑐 ′ √28
𝐴𝑠,min 3 = 𝑏𝑑 = × 1000 × 175 = 551,2 𝑚𝑚2 ⁄𝑚
4𝑓𝑦 4 × 420
0,85𝑓𝑐 ′ 𝑏𝑑 0,85 × 28 × 1000 × 175
𝐴𝑠,𝑚𝑎𝑥 = 0,75 = 0,75 = 7437,5 𝑚𝑚2 ⁄𝑚
𝑓𝑦 420
Karena As minimum lebih besar dari As yang dibutuhkan, maka As yang akan digunakan
untuk perhitungan selanjutnya adalah As minimum = 583,33 mm2/mm.
Dari besar luas tulangan minimum yang perlu dipasang, hitung jumlah tulangan yang
memenuhi As tersebut:
583,33
𝑛= = 7,43 ≈ 8 𝑏𝑢𝑎ℎ
0,25 × 𝜋 × 102
Ulayya Sarfina – 15015003 13
Tugas 4 - SI 4112 Struktur Beton Lanjut
Setelah mengetahui jumlah tulangan yang dibutuhkan, perlu dihitung spasi antar tulangan
yang akan dipasang sebagai berikut:
𝑏 1000
𝑠= = = 200 𝑚𝑚
𝑛 8
Setelah mengetahui spasi yang dibutuhkan, perlu dihitung batasan maksimum spasi antar
tulangan yang diizinkan sebagai berikut:
𝑠𝑚𝑎𝑥,1 = 5ℎ = 5 × 200 = 1000 𝑚𝑚
𝑠𝑚𝑎𝑥,2 = 450 𝑚𝑚
𝑠𝑚𝑎𝑥,𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = 450 𝑚𝑚 > 200 𝑚𝑚 → 𝑂𝐾!
Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah melakukan pengecekan asumsi nilai pi
yang digunakan.
𝑓𝑐 ′ − 28
𝛽1 = 0,85 − 0,05 = 0,85
7
𝑎 2,65
𝑐= = = 3,12 𝑚𝑚
𝛽1 0,85
𝑑−𝑐 175 − 3,12
𝜀= × 0,03 = = 0,16
𝑐 3,12
Karena ε > 0,005, maka asumsi bahwa pi = 0,9 benar.
Dari seluruh langkah perhitungan di atas, didapatkan kesimpulan bahwa konfigurasi
tulangan yang akan dipasang untuk menerima momen lentur negatif ataupun positif
adalah D10 – 125.