Anda di halaman 1dari 16

Tugas 6a Gelombang Medan

Bentuk Integral Hukum Ampere

Chapter 15 Buku Wangsness

Presentation By
Siti Zaenab
(2211388)
Derivasi dari Bentuk Integral
Bentuk Integral Hukum Ampere
𝐴. 𝐵 × 𝐶 = 𝐴 × 𝐵 . 𝐶

Dimana

Sehingga
Derivasi dari Bentuk Integral

• Misalkan titik P berada pada sirkuit C seperti


pada gambar
• Posisi P berubah menjadi Ω = Ω + 𝑑Ω. Jadi, 𝑑Ω

merupakan perubahan dalam sudut padat


yang diganti dengan 𝐶′ pada P sebagai hasil
dari perpindahan P oleh 𝑑𝑠
• Perpindahan yang sama namun berlawanan
arah (−𝑑𝑠)
• −𝑑𝑠 × 𝑑𝑠 ′ = 𝑑𝑎. = daerah naungan dengan sisi
− 𝑑𝑠 dan 𝑑𝑠 ′

• ൗ𝑅2 = sudut padat yang diubah pada P
𝑹
Derivasi dari Bentuk Integral

Sehingga
Derivasi dari Bentuk Integral
Ada 2 kasus:
1. Jalur 𝐶 tidak menghubungkan sirkuit 𝐶′ (Figure
15-2). 𝑑Ω = 0

2. Jalur 𝐶 menghubungkan sirkuit 𝐶′ dari normal 𝒏


ෝ′
ke permukaan yang dikelilingi oleh 𝐶′ ditentukan
dari arah 𝐼′ dengan standar aturan tangan kanan. ෡ adalah
b. Pada titik akhir A′. 𝑑𝒂′ dan 𝑹
෡ adalah Ψ𝐴 = 90° − 𝛿
a. Pada titik awal 𝑑𝒂′ dan 𝑹 Ψ𝐴 = 90° + 𝜖 , sudut padat
dimana 𝛿 adalah sangat kecil dan positif. ′
𝑑𝑎 cos (90°+𝜖)
ൗ𝑅2 dan akan negatif,
Ψ𝐴 (90°−𝛿)

𝑑𝑎 cos ൗ𝑅2 = 𝑑𝑎 cos ′ ൗ𝑅2 , 𝛿 => 0, Ω𝑓𝑜𝑟 𝐴 = Ω𝑖𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 = −2𝜋
Ω𝑓𝑜𝑟 𝐴 = Ω𝑖𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 = +2𝜋
Derivasi dari Bentuk Integral
Dari persamaan titik awal dan titik akhir

Jika ada lebih dari 1 arus, maka:

෡𝒊
𝜇𝑂 𝐼𝑖 𝑑𝒔𝒊 × 𝑹
𝑩 𝒓 =෍ ර 2
4𝜋 𝑅𝑖
𝑪

Arus 𝐼𝑖 akan berkontribusi 0 atau ±𝜇𝑂 𝐼𝑖


tergantung apakah 𝐼𝑖 melewati C atau tidak
Derivasi dari Bentuk Integral
- Melalui C atau tidak, - ∇ × 𝑩 tidak selalu nol
- 𝑩 pada permukaan diskontinu:

𝐼𝑒𝑛𝑐 adalah arus total tertutup oleh jalur


gabungan - Arus total ∆𝐼 melalui area ∆𝐼 = 𝐽ℎ∆𝑠
- Transisi menyusut hingga ketebalan
- 𝐼𝑒𝑛𝑐 dalam rapat arus J.
nol, ℎ → 0, arus total akan tertekan ke
dalam arus permukaan dengan
Teorema Stoke’s kerapatan 𝐾 dan konstan,∆𝐼 = 𝐾∆𝑠

- Karena C berubah
Derivasi dari Bentuk Integral
- ∆𝐼 dimana ℎ𝐽 → 𝐾

- Maka

- Dalam tangensial
1 – Arus panjang lurus tak berhingga
Beberapa Aplikasi Bentuk Integral

Arus 𝐼 didistribusikan seragam pada penampang


melingkar dengan jari-jari a dari silinder panjang tak
terhingga

𝜌 dan 𝐵𝜑 (𝜌) adalah konstan pada lingkaran


1 – Arus panjang lurus tak berhingga
Beberapa Aplikasi Bentuk Integral

Di luar silinder, 𝜌 > 𝑎 dan 𝐶 melingkupi arus total, demikian


𝐼𝑒𝑛𝑐 = 𝐼

Induksi di luar suatu arus lurus panjang tak terhingga


adalah sama. Seperti arus filament sepanjang sumbu
silinder
𝜇 𝐼𝜌
Di dalam silinder, 𝜌 > 𝑎 dan 𝐶 tidak melingkupi seluruh 𝐵𝜑 𝜌 = 0 2 pada permukaan silinder
2𝜋𝑎
sehingga B terus menerus melewatinya
arus tetapi hanya area lingkungan yang dilingkupi 𝐶 dibagi
Tidak terdapat arus permukaan K pada
area penampang lintang total suatu silinder, demikian silinder
𝐼𝑒𝑛𝑐 𝜋𝜌2 𝜌2
ൗ𝐼 = ൗ𝜋𝑎2 , 𝐼𝑒𝑛𝑐 = 𝐼( ൗ𝑎2 )
2 – Arus lembar bidang seragam tak berhingga
Beberapa Aplikasi Bentuk Integral
• 𝑲 = 𝐾 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛, 𝐵 tegak lurus terhadap 𝐾, sejajar
terhadap bidang lembaran, dan berlawanan arah pada
dua sisi lembaran 𝐼𝑒𝑛𝑐 = 𝐾𝑙

• 𝐵 masih bergantung pada jarak normal D dari lembaran

• Pada sisi horizontal, 𝐵 sejajar dengan 𝑑𝑠 , sehingga


𝑩. 𝑑𝒔 = 𝐵 𝐷 𝑑𝑠 dan 𝐵 𝐷 adalah konstan

• Pada sisi vertikal, 𝐵 tegak lurus terhadap 𝑑𝑠 , sehingga


Sehingga
𝑩. 𝑑𝒔 = 0 dan tidak ada kondtribusi terhadap integral 1
𝐵 = 𝜇0 𝐾
2
3 – Solenoida ideal panjang tak berhingga
Beberapa Aplikasi Bentuk Integral

Jika 𝑛 berputar per satuan dan 𝐼 adalah arus pada lilitan,


arus per satuan panjang akan menjadi 𝑛𝐼 sehingga 𝐾 = 𝑛𝐼

𝑩 akan sejajar dengan sumbu silinder, 𝑩𝒊 adalah induksi


dalam solenoida, sedangkan 𝑩𝟎 adalah nilai di luar.
Keduanya tidak bergantung pada z karena panjangnya tak
berhingga

Sisi horizontal memiliki panjang 𝑑 + 𝐷; karena 𝑑𝑠 tegak


lurus dengan 𝑩 maka:

𝑫→~
3 – Solenoida ideal panjang tak berhingga
Beberapa Aplikasi Bentuk Integral

Untuk 𝑫 → ~, 𝑩𝟎 = 0

𝑩𝟎 = 0 (dimanapun)

Dapat disimpulkan

(dimanapun)

Induksi dibatasi seluruhnya pada interior dan seragam di seluruh


penampang, tidak bergantung pada jari-jari silinder
Perhitungan Langsung 𝜵 × 𝑩
Pada distribusi kontinu

Koordinat titik sumber 𝑩(𝑥 , 𝑦 , 𝑧′) sedangkan ∇ melibatkan turunan


′ ′

sehubungan dengan koordinat titik bidang (𝑥, 𝑦, 𝑧)


Perhitungan Langsung 𝜵 × 𝑩
Yang beroperasi pada 𝑱 akan menghasilkan nol karena 𝑱 hanya
′ ′

bergantung pada komponen 𝒓 ′

∇𝑓 𝑹 = −∇ 𝑓(𝑹), maka:


∇ .𝑱 ′ = 0, sehingga 𝑱 ′ 𝑟 ′ = 0 pada semua titik 𝑆 . Maka

Perhitungan Langsung 𝜵 × 𝑩
Komponen (sumbu) x dari ruas kanan persamaan ini memiliki persamaan
serupa dengan
1 ෡
𝑹 𝜌(𝒓)
′ ′
∇. 𝑬 = න 𝜌 𝒓 ∇. 2 𝑑𝜏 𝑑𝑎𝑛 ∇. 𝑬 =
4𝜋𝜖0 𝑅 𝜖0
𝜌
Dengan 𝜇0 𝐽𝑥 ′ menggantikan Τ𝜖0, sehingga

Hal tersebut juga berlaku pada komponen y dan z

Anda mungkin juga menyukai