Anda di halaman 1dari 55

Mesin Listrik II

EL1234 (2 sks)

Firilia Filiana, S.T., M.T


OUTLINE

▰ Pendahuluan
▰ Prinsip Dasar Mesin Listrik
▰ Prinsip Dasar Medan Putar

2
1
Pendahuluan
3
PENDAHULUAN (Referensi)

▰ J. Chapman, “Electric Machinery Fundamentals”, McGraw-Hill, Inc., New York,St. Louis,


San Fransisco, Auckland, Bogotá, Caracas, Hamburg, Lisbon, London, Madrid, Mexico,
Milan, Montreal, New Delhi, Paris, San Juan, Sao Paolo, Singapore, Sydney, Tokyo,
Toronto, 1991.
▰ S.K. Sen, "Electrical Machinery” Khanna Publishers, New Delhi,1993.
▰ B.S. Guru & H.R. Hizirỏglu, " Electric Machinery and Transformers” Harcourt Brace
Javanovich, Publishers, Technology Publications, San Diego, New York, Chicago, Austin,
Washington DC, London, Tokyo, Toronto, 1988.
▰ Soebagio, "Teori Umum Mesin Elektrik” Penerbit Srikandi, 2008
▰ Soebagio, ” Transformator” Rencana diterbitkan th. 2009.
▰ Soebagio, ”Mesin Induksi Tiga-Fasa”, Diktat kuliah Jurusan Teknik Elaktro ITS, 2006.
▰ Soebagio, ”Mesin Sinkron”, Diktat kuliah Jurusan Teknik Elaktro ITS, 2006.
4
PENDAHULUAN (Kontrak Kuliah)

▰ Total pertemuan : 16 minggu (termasuk ujian)


▰ Tugas 30 %
▰ Kuis 10 %
▰ UTS 30 %
▰ UAS 30 %

5
PENDAHULUAN (Materi Mesin II)

▰ Pendahuluan Mesin listrik arus bolak balik


▰ Generator sinkron
▰ Mesin Sinkron
▰ Generator Induksi
▰ Mesin Induksi
▰ Mesin Induksi 1 fasa

6
PENDAHULUAN (Materi Mesin II)

Mengapa motor dan generator listrik sangat banyak


digunakan?

 Daya listrik adalah sumber energi yang ramah lingkungan


dan efisien dan juga sangat mudah di transmisikan pada
jarak yang jauh. Selain itu juga mudah dikontrol

 Tidak memerlukan ventilasi, ruang pembakaran dan bahan


bakar (jika dibandingkan dengan mesin bakar), tidak
menghasilkan bahan polusi seperti mesin bakar.

7
PENDAHULUAN (Klasifikasi Mesin Listrik)

Mesin Listrik

Berdasarkan sumber : DC dan AC

Berdasarkan fungsi: motor dan


generator
8
2
Prinsip Dasar Mesin
Listrik
9
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK

Medan elektromagnetik menghasilkan konversi energi,


proses dan transfernya adalah sebagai berikut.

Electrical System Coupling field Mechanical system

10
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK

▰ Mesin Listrik mengubah energi listrik


menjadi energi gerak atau sebaliknya
▰ Energi Listrik ⇾ Energi Gerak = Motor
Listrik
▰ Energi Gerak ⇾ Energi Listrik =
Generator Listrik

11
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK

▰ Kawat yang dialiri arus akan menghasilkan medan


magnet disekitarnya
▰ Medan magnet yang berubah terhadap waktu akan
menginduksi tegangan pada kumparan jika kumparan
melewatinya. (trafo)
▰ Kawat yang dialiri arus jika dihadapkan dengan
medan magnet akan menghasilkan gaya (motor)
▰ Kawat yang bergerak di dalam medan magnet akan
menginduksi kumparan disekitarnya (generator)

12
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK

Sebuah loop kawat sederhana yang berada pada sebuah


medan magnet seragam adalah mesin paling sederhana yang
dapat menghasilkan gelombang tegangan AC.

Namun tidak merepresentasikan kondisi mesin yang riil karena


pada kondisi riil medan magnet berubah-ubah baik dari sisi
besaran ataupun arah
13
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK

Misal ada sebuah magnet dengan garis – garis medan, Maka


medan dianggap mengarah dari utara ke selatan melalui sebuah
bidang (a’). Sebuah kawat gesiempat diletakkan di tengah dengan
sisi ab dan cd tegak lurus terhadap bidang dan sisi bc dan ab
sejajar dengan bidang 14
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Tegangan Terinduksi pada Loop Sederhana)

Jika rotor diputar, maka tegangan akan terinduksi pada loop kawat

Untuk menentukan total tegangan etot akan ditentukan


tegangan tiap segmen secara terpisah dan akan
dijumlahkan semua tegangan. 15
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Tegangan Terinduksi pada Loop Sederhana)

Tegangan terinduksi pada setiap sisi kawat


adalah:

𝑒𝑖𝑛𝑑 = (𝑣 × 𝐵) ∙ 𝑙

e = tegangan terinduksi

v = kecepatan kawat

B = kerapatan fluks
Vector Product

l = panjang kawat

16
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Tegangan Terinduksi pada Loop Sederhana)

Segmen ab

 Kecepatan kawat tangensial atau bersinggungan


dengan arah rotasi, sementara B ke arah kanan .

 Kuantitas v x B memiliki arah masuk ke halaman dan


sama (sejajar) dengan segmen ab.

Sehingga dihasilkan tegangan induksi :

𝑒𝑏𝑎 = 𝑣 × 𝐵 ∙ 𝑙 = 𝑣𝐵𝑙 sin 𝜃𝑎𝑏 (masuk ke halaman)


17
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Tegangan Terinduksi pada Loop Sederhana)

Segmen bc

 Pada setengah bagian pertama dari segmen, v x B


mengarah ke halaman, sementara setengah bagian yang
lain mengarah keluar dari halaman.

 v x B tegak lurus dengan l (pada kedua bagian segmen).

Sehingga dihasilkan tegangan induksi :

𝑒𝑐𝑏 = 0

18
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Tegangan Terinduksi pada Loop Sederhana)

Segmen cd

 Kecepatan kawat bersinggungan dengan arah rotasi,


sementara B ke arah kanan .

 Kuantitas v x B memiliki arah yang sama (sejajar) dengan


segmen cd.

Sehingga dihasilkan tegangan induksi :

𝑒𝑑𝑐 = 𝑣 × 𝐵 ∙ 𝑙 = 𝑣𝐵𝑙 sin 𝜃𝑐𝑑 (keluar dari halaman)

19
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Tegangan Terinduksi pada Loop Sederhana)

Segmen da
 Sama seperti segmen bc

 v x B tegak lurus dengan l (pada kedua bagian segmen).


Dengan demikian tegangan induksi pada segmen ini juga
bernilai 0.
𝑒𝑎𝑑 = 0
Total tegangan induksi
𝑒𝑖𝑛𝑑 = 𝑒𝑏𝑎 + 𝑒𝑐𝑏 + 𝑒𝑑𝑐 + 𝑒𝑎𝑑 𝜃𝑎𝑏 = 180° − 𝜃𝑐𝑑

𝑒𝑖𝑛𝑑 = 𝑣𝐵𝑙 sin 𝜃𝑎𝑏 + 𝑣𝐵𝑙 sin 𝜃𝑐𝑑 sin 𝜃 = sin(180° − 𝜃)

𝑒𝑖𝑛𝑑 = 2𝑣𝐵𝑙 sin 𝜃 20


PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Tegangan Terinduksi pada Loop Sederhana)
𝑒𝑖𝑛𝑑 = 𝑣 × 𝐵 ∙ 𝑙

𝑒𝑖𝑛𝑑 = 2𝑣𝐵𝑙 sin 𝜃

𝑒𝑖𝑛𝑑 = 2𝑟𝜔𝐵𝑙 sin 𝜔𝑡

𝑒𝑖𝑛𝑑 = 𝐴𝐵𝜔 sin 𝜔𝑡

𝑒𝑖𝑛𝑑 = Φ𝑚𝑎𝑥 𝜔 sin 𝜔𝑡
Hasil plot eind versus θ
21
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Torsi Terinduksi pada Loop Berarus)

22
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Torsi Terinduksi pada Loop Berarus)

𝐹 =𝑖 𝑙×𝐵
𝜏 = 𝑓𝑜𝑟𝑐𝑒 𝑎𝑝𝑝𝑙𝑖𝑒𝑑 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑐𝑢𝑙𝑎𝑟 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒
𝜏 = 𝐹 𝑟 sin 𝜃
𝜏 = 𝑟𝐹 sin 𝜃

i = arus pada tiap segmen Arah dari torsi searah jarum


B = kerapatan fluks jam jika torsi cenderung
menyebabkan putaran yang
l = panjang segmen, arah l didefinisikan searah jarum jam, begitupula
dari arah aliran arus sebaliknya.
θ = sudut antara vektor r dan vektor F
23
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Torsi Terinduksi pada Loop Berarus)

Segmen ab

 Pada segmen ini arus mengarah ke halaman, sementara B


mengarah ke kanan.
Torsi yang dihasilkan

𝜏𝑎𝑏 = 𝐹 𝑟 sin 𝜃𝑎𝑏

𝜏𝑎𝑏 = 𝑟𝑖𝑙𝐵 sin 𝜃𝑎𝑏 clockwise


𝐹 = 𝑖 𝑙 × 𝐵 = 𝑖𝑙𝐵 𝑑𝑜𝑤𝑛

24
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Torsi Terinduksi pada Loop Berarus)

Segmen bc

 Pada segmen ini arus sebidang dengan halaman ,


sementara B mengarah ke kanan.

Torsi yang dihasilkan

𝜏𝑏𝑐 = 𝐹 𝑟 sin 𝜃𝑏𝑐 = 0


𝐹 = 𝑖 𝑙 × 𝐵 = 𝑖𝑙𝐵 𝑖𝑛𝑡𝑜 𝑡ℎ𝑒 𝑝𝑎𝑔𝑒

25
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Torsi Terinduksi pada Loop Berarus)

Segmen cd

 Pada segmen ini arus mengarah keluar halaman , sementara B


mengarah ke kanan.

Torsi yang dihasilkan

𝜏𝑎𝑏 = 𝐹 𝑟 sin 𝜃𝑐𝑑

𝜏𝑎𝑏 = 𝑟𝑖𝑙𝐵 sin 𝜃𝑐𝑑 clockwise

𝐹 = 𝑖 𝑙 × 𝐵 = 𝑖𝑙𝐵 up
26
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Torsi Terinduksi pada Loop Berarus)

Segmen da

 Pada segmen ini arus sebidang dengan halaman , sementara B


mengarah ke kanan.

Torsi yang dihasilkan


𝜏𝑑𝑎 = 𝐹 𝑟 sin 𝜃𝑑𝑎 = 0
𝐹 = 𝑖 𝑙 × 𝐵 = 𝑖𝑙𝐵 out of the page

27
PRINSIP DASAR MESIN LISTRIK
(Torsi Terinduksi pada Loop Berarus)

Total Torsi:

𝜏𝑖𝑛𝑑 = 𝜏𝑎𝑏 + 𝜏𝑏𝑐 + 𝜏𝑐𝑑 + 𝜏𝑑𝑎


𝜏𝑖𝑛𝑑 = 𝑟𝑖𝑙𝐵 sin 𝜃𝑎𝑏 + 𝑟𝑖𝑙𝐵 sin 𝜃𝑐𝑑

𝜏𝑖𝑛𝑑 = 2𝑟𝑖𝑙𝐵 sin 𝜃



𝜏𝑖𝑛𝑑 = 𝐴𝑖𝐵 sin 𝜃

𝐺
Hasil plot Tind versus θ 𝜏𝑖𝑛𝑑 = 𝐴 𝐵𝑙𝑜𝑜𝑝 𝐵𝑆 sin 𝜃
𝜇

𝜏𝑖𝑛𝑑 = 𝑘𝐵𝑙𝑜𝑜𝑝 𝐵𝑆 sin 𝜃

28
𝜏𝑖𝑛𝑑 = 𝑘 𝐵𝑙𝑜𝑜𝑝 × 𝐵𝑆
3
Prinsip Dasar
Medan Putar
29
Rotating Magnetic Field

𝑖𝑎𝑎, 𝑡 = 𝐼𝑀 sin 𝜔𝑡 𝐴
𝑖𝑏𝑏, 𝑡 = 𝐼𝑀 sin 𝜔𝑡 − 120° 𝐴
𝑖𝑐𝑐 , 𝑡 = 𝐼𝑀 sin 𝜔𝑡 − 240° 𝐴

30
Rotating Magnetic Field

𝐻𝑎𝑎, 𝑡 = 𝐻𝑀 sin 𝜔𝑡 ∠ 0°

𝐵 = 𝜇𝐻

𝐵𝑎𝑎, 𝑡 = 𝐵𝑀 sin 𝜔𝑡 ∠0°

31
Rotating Magnetic Field

x
𝐻𝑏𝑏, 𝑡 = 𝐻𝑀 sin(𝜔𝑡 − 120°) ∠ 120°

𝐵 = 𝜇𝐻

𝐵𝑏𝑏, 𝑡 = 𝐵𝑀 sin(𝜔𝑡 − 120°) ∠120°

32
Rotating Magnetic Field

x 𝐻𝑐𝑐 , 𝑡 = 𝐻𝑀 sin(𝜔𝑡 − 240°) ∠ 240°



𝐵 = 𝜇𝐻

𝐵𝑐𝑐 , 𝑡 = 𝐵𝑀 sin(𝜔𝑡 − 240°) ∠240°

33
Rotating Magnetic Field

𝐵𝑛𝑒𝑡 𝑡 = 𝐵𝑎𝑎, 𝑡 + 𝐵𝑏𝑏, 𝑡 + 𝐵𝑐𝑐 , 𝑡


𝐵𝑛𝑒𝑡 𝑡 = 𝐵𝑀 sin 𝜔𝑡 ∠0° + 𝐵𝑀 sin(𝜔𝑡 − 120°) ∠120° + 𝐵𝑀 sin(𝜔𝑡 − 240°) ∠240° 𝑇

𝐵𝑛𝑒𝑡 𝑡 = 𝐵𝑎𝑎, 𝑡 + 𝐵𝑏𝑏, 𝑡 + 𝐵𝑐𝑐 , 𝑡


3 3
𝐵𝑛𝑒𝑡 𝑡 = 0 + − 𝐵 ∠120° + 𝐵 ∠240°
2 𝑀 2 𝑀
𝐵𝑛𝑒𝑡 𝑡 = 1,5𝐵𝑀 ∠ − 90°

34
Rotating Magnetic Field

𝐵𝑛𝑒𝑡 𝑡 = 𝐵𝑎𝑎, 𝑡 + 𝐵𝑏𝑏, 𝑡 + 𝐵𝑐𝑐 , 𝑡


𝐵𝑛𝑒𝑡 𝑡 = 𝐵𝑀 sin 𝜔𝑡 ∠0° + 𝐵𝑀 sin(𝜔𝑡 − 120°) ∠120° + 𝐵𝑀 sin(𝜔𝑡 − 240°) ∠240° 𝑇

35
Two Pole Stator Machine

36
Four Pole Stator Machine

37
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(MMF & Flux Distribution)

To produce a sinusoidal voltage in a machine, the magnitude of the flux


density must vary in a sinusoidal manner along the surface of the air
gap.

38
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Pole Pitch)

Pole pitch is angular distance


between adjacent poles on a
machine.
In mechanical degrees:
360°
𝜌𝑃 =
𝑃
P = number of poles

39
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Winding of Practical Machines)

40
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Winding of Practical Machines)

Fractional-pitch coils

41
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Distribution Factor of Practical Winding)

• Coils are distributed in slots divided in phase


groups.
• In one phase group, coils generate induced
voltage at different phase according to slot pitch
γ.
For example, γ = 20°
𝐸𝑎2 = 𝐸∠0° 𝑉
𝐸𝑎1 = 𝐸∠ − 20° 𝑉
𝐸𝑎3 = 𝐸∠20° 𝑉
42
Video medan putar

43
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Medan Putar Stator)

44
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Medan Putar Stator)

45
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Medan Putar Stator)

Fasa 1

Fasa 2

Sumber Tegangan akan


terbagi menjadi 8 tahap,
pada tiap tahap akan
dilihat arah medan magnet

46
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Medan Putar Stator)

Tegangan pada fasa ke-2


bernilai 0 sehingga tidak ada
arus yang mengalir di
kumparan fasa ke -2 dan tidak
timbul medan magnet

Tegangan pada fasa ke-1


bernilai maksimum (begitupula
arus) dan berada pada siklus
positif sehingga timbul medan
magnet sesuai gambar
47
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Medan Putar Stator)

Baik tegangan pada fasa ke-1


maupun tegangan fasa ke-2
berada di siklus positif
sehingga keduanya memiliki
medan magnet dengan arah
sesuai pada gambar.

48
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Medan Putar Stator)

Tegangan pada fasa ke-1


bernilai 0 sehingga tidak ada
arus yang mengalir di
kumparan fasa ke -1 dan tidak
timbul medan magnet

Tegangan pada fasa ke-2


bernilai maksimum (begitupula
arus) dan berada pada siklus
positif sehingga timbul medan
magnet sesuai gambar
49
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Medan Putar Stator)

Tegangan pada fasa ke-1


berada pada siklus negatif
sehingga terjadi perubahan
letak kutub sementara tegangan
fasa ke-2 masih berada di siklus
positif

50
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Medan Putar Stator)

Tegangan pada fasa ke-2


bernilai 0 sehingga tidak ada
arus yang mengalir di
kumparan fasa ke -2 dan tidak
timbul medan magnet

Tegangan pada fasa ke-1


berada pada siklus negatif
sehingga timbul medan magnet
sesuai gambar

51
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Medan Putar Stator)

Baik tegangan pada fasa ke-1


maupun tegangan fasa ke-2
berada di siklus negatif
sehingga keduanya memiliki
medan magnet dengan arah
sesuai pada gambar.

52
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Medan Putar Stator)

Tegangan pada fasa ke-1


bernilai 0 sehingga tidak ada
arus yang mengalir di
kumparan fasa ke -1 dan tidak
timbul medan magnet

Tegangan pada fasa ke-2


berada pada siklus negatif
sehingga timbul medan magnet
sesuai gambar

53
PRINSIP DASAR MEDAN PUTAR
(Medan Putar Stator)

Tegangan pada fasa ke-1


berada di siklus positif
sementara tegangan fasa ke-2
berada di siklus negatif

54
THANKS!

55

Anda mungkin juga menyukai