Anda di halaman 1dari 5

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK atau "SIDIDITK") Anak

Tahapan Perkembangan Anak Balita dan Pra Sekolah


Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak
Menurut para ahli tumbuh kembang anak, periode 5 (lima) tahun pertama (sekarang dikatakan
1000 hari pertama) kehidupan anak merupakan "Masa emas" (golden period), jendela kesempatan
(window opportunity), dan sekaligus sebagai masa kritis (critical period)". Apakah artinya? Periode 5
(lima) tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang paling pesat pada otak manusia, periode ini merupakan masa yang sangat peka tapi juga kritis bagi
otak anak dalam menerima berbagai masukan/pembelajaran/pengaruh dari lingkungan di sekitarnya, dan
asupan gizi. Karena "Jendela Kesempatan," maka masa ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Pada
periode ini otak balita bersifat lebih plastis dibandingkan dengan otak orang dewasa, artinya anak balita
sangat terbuka dalam menerima berbagai macam pembelajaran dan pengkayaan baik yang bersifat
positif maupun negatif. Sisi lain dari fenomena ini yang juga perlu mendapat perhatian adalah otak balita
pada masa ini lebih peka terhadap asupan yang kurang mendukung pertumbuhan otaknya seperti
asupan gizi yang tidak adekwat, kurang stimulasi dan kurang mendapatkan pelayanan kesehatan yang
memadai.
Mengingat periode 5 tahun pertama merupakan masa yang 'relatif pendek' dan tidak akan
terulang kembali dalam kehidupan seorang manusia, maka orang tua/wali, pengasuh dan pendidik harus
memanfaatkan periode yang 'singkat' ini untuk membentuk anak ke arah yang positif sehingga anak
menjadi bagian dari generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas. Kewajiban orang tua, wali
dan pendidik adalah memanfaatkan 'masa emas' dalam kehidupan balita dengan sebaik-baiknya dengan
cara memberi masukan/pembelajaran dan nilai-nilai postiif, menghindari masukan yang bersifat negatif
dan sedapat mungkin memberikan asupan nutrisi/gizi seimbang dan adekuat, memberikan stimulasi yang
baik dan benar, serta memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi anak balita.

Pengertian pertumbuhan dan perkembangan


Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan diantara sel-sel,
dengan kata lain pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh. Misal: anak
bertambah tinggi badan, berat badan dan lingkaran kepalanya.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh (kemampuan) yang lebih
kompleks meliputi kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa, sosialisasi dan kemandirian.
Misal: kemampuan melakukan gerakan yang kompleks, berinteraksi dan berkomunikasi, kemampuan
kognitif, bersosialisasi, kreatifitas, dll.
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara bersamaan (simultan). Perkembangan
merupakan hasil interaksi kematangan susunan syaraf pusat dengan organ tubuh yang dipengaruhinya.
Misal: kemampuan bicara merupakan hasil dari perkembangan sistem syaraf yang mengendalikan
proses bicara.
Mengapa Tumbuh-kembang penting?

Kualitas generasi penerus banyak ditentukan oleh kualitas tumbuh kembang anak, terutama anak
berusia 0-5 tahun. Sesuai dengan hak anak untuk mendapatkan yang terbaik maka keluarga harus
mengupayakan agar anaknya tumbuh kembang optimal. Penyimpangan tumbuh kembang harus
dideteksi (ditemukan) sejak dini, terutama sebelum anak berumur 3 tahun supaya dapat segera di
intervensi (diperbaiki). Bila deteksi terlambat, maka penanganan terlambat sehingga penyimpangan sukar
diperbaiki.

Apa yang perlu dilakukan orang tua?

Lima tahun pertama kehidupan anak perlu dimanfaatkan oleh orang tua untuk meletakkan dasar-
dasar kesehatan fisik dan mental, kemampuan penalaran, pengembangan kepribadian nilai-nilai,
kemandirian dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosial budayanya secara benar agar
setelah dewasa menjadi manusia yang berkualitas tinggi sesuai harapan orang tua.
Ada 2 hal yang perlu dilakukan orang tua, pengasuh dan pendidik, yaitu: memenuhi kebutuhan
dasar anak untuk tumbuh kembang yang optimal dan melakukan pembinaan yang berkualitas dan
komprehensif bagi anak melalui kegiatan yang disebut Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) Anak. Dahulu program SDIDTK bernama 'Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK),'
sekarang SDIDTK disebut juga "SIDIDITK."
Prioritas pertama pembinaan anak adalah pendidikan agama (santapan rohani) sejak dini,
memenuhi kebutuhan dasar anak (Asuh, Asih dan Asah/stimulasi dini untuk memacu tumbuh-kembang
tubuh dan otaknya sejak dini), mendeteksi dan mengintervensi sejak dini untuk mengoreksi (bila ditemui)
adanya penyimpangan tumbuh-kembang anak.

Kegiatan SDIDTK yang meliputi:

Stimulasi dini yang memadai, yaitu merangsang otak balita agar perkembangan kemampuan
gerak, bicara, bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak berlangsung secara optimal sesuai usia anak.
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu melakukan skrining atau mendeteksi
sejak dini terhadap kemungkinan adanya penyimpangan tumbuh kembang anak balita.
Intervensi dini, yaitu melakukan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki
bila ada penyimpangan tumbuh kembang dengan tujuan agar pertumbuhan dan perkembangan anak
kembali kejalur normal dan penyimpangannya tidak menjadi lebih berat.
Rujukan dini, yaitu merujuk/membawa anak ke fasilitas kesehatan bila masalah penyimpangan tumbuh
kembang tidak dapat diatasi meskipun sudah dilakukan intervensi dini.

Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak

Stimulasi dini adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar anak
mencapai tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi yang dimilikinya. Anak usia 0-6 tahun perlu
mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus-menerus pada setiap kesempatan. Kurangnya
stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh-kembang yang bahkan dapat menyebabkan
gangguan yang menetap. Stimulasi kepada anak hendaknya bervariasi dan ditujukan terhadap
kemampuan dasar anak yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara
dan bahasa, kemampuan sosialisasi dan kemandirian, kemampuan kognitif, kreatifitas dan moral-
spiritual.

Siapa yang melakukan stimulasi?

Stimulasi perlu dilakukan menurut aturan yang benar seperti anjuran para ahli, stimulasi yang
salah dapat menyebabkan pembentukan anak yang menyimpang. Oleh karena itu stimulasi sebaiknya
dilakukan oleh orang-orang terdekat dengan anak yang telah mendapat pengertian tentang cara memberi
stimulasi yang benar, misal: ayah, ibu, pengasuh, anggota keluarga lain, petugas kesehatan dan
kelompok masyarakat tertentu, misal kader kesehatan atau kader pendidikan.

Prinsip-prinsip dasar dalam menstimulasi anak

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan para pendidik, pengasuh dan orang tua, yaitu:

1. Stimulasi dilakukan dengan cara-cara yang benar sesuai petunjuk tenaga kesehatan yang
menangani bidang tumbuh kembang anak.
2. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang terhadap anak.
3. Selalu menunjukkan perilaku yang baik karena anak cenderung meniru tingkah laku orang-orang
terdekat dengannya.
4. Berikan stimulasi sesuai kelompok umur anak.
5. Dunia anak dunia bermain, oleh karena itu lakukanlah stimulasi dengan cara mengajak anak
bermain, bernyanyi dan variasi lain yang menyenangkan, tanpa paksaan dan hukuman.
6. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak.
7. Menggunakan alat bantu/alat permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar kita.
8. Anak laki-laki dan perempuan diberikan kesempatan yang sama.
9. Lakukanlah stimulasi sesuai kondisi dan kemampuan anak, jangan sampai membuat anak stress
(misalnya: ketika mengajar anak menulis, biarlah anak mau melakukan dengan riang gembira,
hindari cara-cara memaksa yang membuat anak takut dan trauma)
Catatan: Selengkapnya tentang stimulasi bagi anak usia dini akan dibahas pada tulisan tersendiri.

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara
dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra-sekolah. Deteksi perlu dilakukan
secara dini sebab semakin dini ditemukan penyimpangannya maka semakin mudah dilakukan intervensi
untuk perbaikannya, selain itu tenaga kesehatn mempunyai waktu dalam menyusun rencana
tindakan/intervensi yang tepat. Bila penyimpangan terlambat diketahui maka intervensi untuk
perbaikannya lebih sulit dilakukan.
Ada 3 macam deteksi dini tumbuh kembang anak:

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, untuk mengetahui status gizi anak, misal: gizi kurang,
gizi buruk, gizi berlebih, dll.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, untuk mengetahui adanya gangguan perkembangan
anak, misal: gangguan bicara, gangguan daya dengar, gangguan daya lihat, dll.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, untuk mengetahui adanya masalah mental
emosional, autisme, gangguan pemusatan perhatian, hiperaktifitas, dll.

Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

Yang dimaksud intervensi dini adalah serangkaian tindakan tertentu yang dilakukan orang tua,
pengasuh atau pendidik pada anak usia dini yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena
tidak sesuai dengan usianya. Tujuan intervensi dini untuk mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi
masalah penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang optimal sesuai
dengan potensi yang dimilikinya.
Penyimpangan perkembangan anak dapat terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan dasar
anak yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa, serta
kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Intervensi dini dilakukan bila hasil pemeriksaan deteksi dini
perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Pertumbuhan (KPSP) didapatkan hasil yang
meragukan (M) yang mengindikasikan kemampuan anak tidak sesuai dengan usianya. Intervensi berupa
pemberian petunjuk kepada orang tua agar menyetimulasi anaknya dan mengajari cara melakukan
stimulasi yang benar serta menganjurkan melakukan pemeriksaan kesehatan anak untuk mencari
adanya penyakit yang dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak. Orang tua diminta
datang membawa anaknya 2 minggu kemudian. Setelah orang tua melakukan stimulasi di rumah selama
2 minggu, petugas melakukan penilaian kembali memakai KPSP serta evaluasi lainnya (tentang evaluasi
intervensi perkembangan akan dibahas pada tulisan tersendiri).
Waktu yang tepat untuk melakukan intervensi dini adalah sesegera mungkin setelah diketahui
anak memiliki penyimpangan tumbuh kembang karena waktu terbaik adalah ketika anak belum berusia
lima tahun, bila terlambat maka sulit mengoreksinya. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa masa lima
tahun pertama kehidupan anak (balita) merupakan "Masa Keemasan (golden period) atau Jendela
Kesempatan (window opportunity), atau Masa Kritis (critical period)", maka periode itu harus
dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memperbaiki penyimpangan.

Rujukan Dini Tumbuh Kembang Anak

Bila masalah penyimpangan tumbuh kembang anak tidak dapat diatasi di tingkat keluarga
meskipun sudah dilakukan intervensi dini, maka anak perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan/Puskesmas.
Rujukan dilakukan secara berjenjang, apabila Puskesmas belum menerapkan SDIDTK atau tidak mampu
menangani kasus tersebut maka harus dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat yang lebih tinggi, misalnya
RS tingkat kabupaten, bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke Rumah Sakit tingkat provinsi, tingkat
Pusat, dst. Di daerah perkotaan, bisa saja keluarga langsung membawa anaknya ke Rumah Sakit
terdekat tanpa melalui kader dan Puskesmas. Perlu diperhatikan dalam memilih Rumah Sakit, pilihlah
yang dapat melayani rujukan kasus-kasus tumbuh kembang anak atau yang memiliki Poli Tumbuh
Kembang Anak

Referensi

Departemen Kesehatan RI, 2009, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi, 2009, Materi presentasi pada 'Pelatihan Program Kesehatan Balita Bagi
Penanggung Jawab Program Kesehatan Anak', Bogor, 2009, Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Gangguan Tumbuh Kembang Balita.

Anda mungkin juga menyukai