PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Pemahaman islam yang masih sempit menjadi salah satu bibit munculnya
permusuhan terhadap sesamanya. Apakah permusuhan sesama manusia merupakan
sikap yang dibenarkan oleh islam?
Ada perbedaan yang mendasar antara umat yang berbeda agama didunia
(pluralitas agama), namun apakah antara keduanya tidak saling memerlukan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Mewujudkan kesadaran dan menjalin hubungan pribadi yang akrab dalam
menghadapi masalah bersama.
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pentingnya kerukunan antar umat
beragama.
3. Memotivasi dan mendinamisasikan umat beragama khususnya umat islam agar
dapat ikut serta dalam upaya menjalin tali silaturahmi.
1
BAB II
ISLAM AGAMA RAHMATAN LIL ALAMIN
Setiap agama di dunia kebanyakan mengambil nama dari penemunya atau tempat
dimana agama tersebut dilahirkan dan dikembangkan, sebagaimana agama Nasrani yang
mengambil nama dari tempat Nazareth, agama Budha yang berasal dari nama pendirinya
Budha Gautama. Tetapi tidaklah demikian untuk agama Islam, agama Islam tidak
mempunyai hubungan dengan orang, tempat, atau masyrakat tertentu dimana agama ini
dilahirkan atau disiarkan.
Agama Islam adalah agama yang allah turunkan sejak manusia pertama,yaitu
Nabi Adam as kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada Nabi atau
Rosul berikutnya. Akhir dari penurunan agama Islam itu terjadi pada masa kerosulan
Muhammad Saw pada abat ke VII masehi.
Ketika Islam mulai disampaikan oleh Rosulullah Saw kepada masyarakat Arab,
beliau mengajak masyarakat untuk menerima dan mentaati ajaran Islam, tanggapan yang
mereka sampaikan pada Rosulullah adalah sikap heran dan aneh. Islam dianggapnya
sebagai ajaran yang menyimpang dari tradisi leluhur yang telah mendarah daging bagi
masyrakat Arab, yang telah mereka taati secara turun menurun, dan mereka tidak mau
tahu apakah tradisi tersebut salah atau benar, di dalam hadist (Qs. Al Baqarah : 170) juga
digambarkan bahwa “Islam datangnya dianggap asing dan akan kembali diaggap asing,
namun berbahagialah orang yang dianggap asing tersebut”.
Kata Islam berarti damai, selamat, selamat, penyerahan diri, tunduk dan patuh.
Pengertian tersebut menunjukan bahwa agana Islam adalah agama yang mengandung
ajaran untuk menciptakan kedamaian, kerukunan, keselamatan, dan kesejahteraan bagi
kehidupan umat manusia pada khususnya dan semua makhluk Allah pada umumnya,
bukan untuk mendatangkan dan membuat bencana atau kerusakan di muka bumi.
Fungsi Islam sebagai Agama Rahmatan Lil Alamin tidak tergantung pada
peneriman atau penilaian manusia, substansi rahmat terletak pada fungsi ajaran
tersebut,dan fungsi itu baru akan terwujud dan dapat dirasakan oleh manusia sendiri
maupun oleh makhluk-makhluk yang lain , apabila manusia sebagai pengemban amanat
2
Allah telah dapat mentaati dan menjalankan aturan-aturan ajaran Islam dengan benar dan
khaffah.
Fungsi Islam juga sebagai rahmat dan bukan sebagai agama pembawa bencana,
dijelaskan oleh Allah dalam Alqur’an surat Al Anbiya’: 170 yang artinya:”Dan tidaklah
Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat sebagai semesta
alam.” Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu adalah:
1. Islam menunjukan Manusia jalan hidup yang benar.
2. Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah, baik
mereka muslim maupaun non muslim.
3. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan professional.
4. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang
diberikan oleh Allah secara tanggung jawab, dll.
3
BAB III
UKHUWAH
4
manusia harus dapat memposisikan atau memandang orang lain dengan penuh
rasa kasih sayang, selalu melihat kebaikannya bukan kejelekannya.
Ukhuwah Insaniyah ini harus dilandasi oleh ajaran bahwa semua orang
umat manusia adalah makhluk Allah, sekalipun Allah memberikan kebebasan
kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan atas pertimbangan
rasionya. Jika ukhuwah insyaniyah tidak dilandasi dengan ajaran agama keimanan
dan ketaqwaan, maka yang akan muncul adalah jiwa kebinatangan yang penuh
keserakahan dan tak kenal halal dan haram bahkan dapat bersikap kanibal
terhadap sesama.
3. Ukhuwah Wathoniyah
Yaitu persaudaraan yang diikat oleh jiwa nasionalisme tanpa membedakan
agama, suku, warna kulit, adat istiadat dan budaya dan aspek-aspek yang lainnya.
Semua itu perlu untuk dijalin karena kita sama-sama satu bangsa yaitu Indonesia.
Mengingat pentingnya menjalin hubungan kebangsaan ini Rosulullah bersabda
“Hubbui wathon minal iman”, artinya: Cinta sesama saudara setanah air termasuk
sebagian dari iman.
Sebagai seorang muslim, harus berupaya semaksimal mungkin untuk
mengaktualisasikan ketiga macam ukhuwah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila ketiganya terjadi secara bersama, maka ukhuwah yang harus kita
prioritaskan adalah ukhwah Islamiyah, karena ukhuwah ini menyangkut
kehidupan dunia dan akherat.
5
menegakkan ukhuwah terhadap sesamanya, memperbanyak persmaan dan
memperkecil perbedaan. Jika umat Isam sering bermusuhan maka Islam akan
lemah dan tidak mempunyai kekuatan.
2. Ukhuwah merupakan bagian terpenting dari iman.
Iman tidak akan sempurna tanpa disertai dengan ukhuwah dan ukhuwah
tidak akan bermakna tanpa dilandasi keimanan. Manakala ukhuwah lepas kendali
iman, maka yang menjadi perekatnya adalah kepentingan pribadi, kelompok
kesukuan, maupun hal-hal lain yang bersifat materi yang semuanya itu bersifat
semu dan sementara.
3. Ukhuwah merupakan benteng dalam menghadapi musuh Islam.
Orang-orang non Islam mempunyai misi yang sama yaitu memusuhi dan
menghancurkan Islam,dan mereka selalu bersama-sama antara yang satu dengan
yang lain. Realitanya seperti sekarang ini Islam selalu “diobok obok” dan selalu di
kambing hitamkan oleh mereka. Oleh karena itu umat Islam jangan mudah
terpengaruh dan jangan mudah terprofokasi dengan mereka kita harus
menghadapi dengan barisan ukhuwah yang rapi dan teratur, jika kita bermusuhan
maka mereka akan mudah memecah belah dan menghancurkan Islam.
4. Ukhuwah yang solid,dapat memudahkan membangun masyarakat madani.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang ideal yang memiliki
karakteristik dan mejujung tinggi kedamaian, kerukunan, dan saling tolong
menolong. Nilai-nilai tersebut akan mudah terwujud manakala manusia memiliki
ketulusan dan kemauan yang tinggi untuk merajut dan membangun simpul
ukhuwah yang sudah terpoyak.
6
Berbagai pertentangan atau permusuhan diantara sesama yang sering terjadi
adalah dikarenakan oleh pemahaman umat Islam sendiri yang masih dangkal.
Umat Islam masih parsial dalam mengkaji Islam belum integral, belum kaffah,
sehingga mereka cenderung untuk mencari perbedaan-perbedaan yang tidak
prinsip dari kesamaannya. Karena pemahaman Islam yang masih sempit inilah
yang menjadi salah satu embrio atau bibit munculnya permusuhan terhadap
sesama umat beragama.
2. Ta’asub atau fanatisme yang berlebihan.
Sikap fanatik yang berlebihan dengan mengagung-agungkan kelompokya,
menganggap kelompoknya paling benar, paling baik dan meremehkan kelompok
lain, padahal masih satu agama itu pun merupakan perbuatan tidak terpuji dan
tidak dibenarkan dalam islam, karena dapat merusak tali ukhuwah.
3. Suka bermusuhan antar umat beragama.
Ini adalah merupakan masalah yang dapat menghancurkan ukhuwah Islam
yang sangat berbahaya, jika dala hati manusia sudah dirasuki sifat hasut, dengki,
iri hati maka yang ada dalam hatinya hanyalah dendam dan permusuhan. Jika hal
ini kita akhiri maka ukhuwah akan damai dan tentram.
4. Kurangnya toleransi atau tasamuh.
Kurangnya sikap toleransi atau sikap saling menghargai dan menghormati
terhadap peredaan-perbedaan pendapat yang terjadi, sehingga menutup pintu
dialog secara terbuka dan kreatif, juga dapat penghalang dalam merajut kembali
ukhuwah. Oleh karena itu perlu kita optimalkan secara terus menerus untuk
mengembangkan sikap toleransi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
7
1. Secara terus-menerus melakukan kegiatan dakwah Islamiah terhadap umat Islam,
tentang pentingnya menjalin ukhuwah terhadap sesamanya dan menjelaskan pada
mereka tentang bahayanya jika kita saling bermusuhan. Tentunya dengan metode
yang teratur dan sistematis, baik melalui dakwal bil lisan, dakwal bil hal dan
dakwal bil qolam.
2. Berusaha meningkatkan frekuensi silaturrahmi, saling mengunjungi, saling
bertegur sapa baik dalam forum formal maupun informal terutama kepada mereka
yang memutuskan hubungan baik dengan kita. Silaturrahmi ini di samping dapat
merajut ukhuwah, juga banyak segi manfaatnya bagi pelaku silaturahm,
sebagaimana di sabdakan oleh rosulullah SAW yang artinya: “Barang siapa yang
ingi dilapangkan rizqinya dan di panjangkan umumnya maka yang senang
silaturahmi”.
3. Memperbanyak dialog internal maupun antar umat beragama untuk menyamakan
persepsi terhadap setiap permasalahan yang fundamental dalam arti mencari
persamaan bukan perbedaa, untuk mengantisipasi terhadap perbedaan pendapat
yang mengarah pada konflik kontroversial, menahan diri dari komentar-komentar
yang belum jelas, tidak mudah emosional dan senantiasa mengedepankan rasional
dan pertimbangan akal sehat dan pada akhirnya tercipta budaya dialog yang sehat
yang mengarah mempererat tali ukhuwah dan terciptanya kerukunan.
4. Meningkatkan lembaga-lembaga lintas organisasi dan lembaga-lembaga
pemerintahan untuk terus menerus melakukan berbagai macam kegiatan yang
berorientasi pada upaya merajut simpul ukhuwah agar tercapai tatanan
masyarakat penuh kerukunan dan kedamaian sebagaimana yang kita cita-citakan
bersama.
5. Menghimbau kepada semua umat manusia terutama umat Islam untuk berupaya
semaksimal mungkin meningkatkan kualitas iman dan takwanya, karena iman dan
takwanya berkulitas dan sempurna, maka mereka mempunyai kecenderungan
untuk melakukan kebaikan dan kebenaran termasuk dalam hal mengaktualisasi
ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari.
8
BAB IV
KERUKUNAN DAN KEBERSAMAAN DALAM PLURALITAS
AGAMA
9
Bila dilihat, eksistensi manusia dalam kerukunaan dan kebersamaan ini,
diperoleh pengertian bahwa arti sesungguhnya dari manusia bukan terletak pada
akunya, tetapi pada kitanya atau pada kebersamaannya. Kerukunan dan kebersamaan
ini bukan hanya harus tercipta intern seagama tetapi yang lebih penting adalah
”antar umat beragama didunia” (pluralitas Agama).
Kerukunan dan kebersamaan yang didambakan dalam islam bukanlah yang
bersifat semu, tetapi yang dapat memberikan rasa aman pada jiwa setiap manusia.
Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah mewujudkannya
dalam setiap diri individu, setelah itu melangkah pada keluarga, kemudian
masyarakat luas pada seluruh bangsa di dunia ini dengan demikian pada akhirnya
dapat tercipta kerukunan, kebersamaan dan perdamaian dunia.
Itulah konsep ajaran Islam tetang “Kerukunaan Antar Umat Beragama”,
kalaupun kenyataannya berbeda dengan realita, bukan berarti konsep ajarannya yang
salah, akan tetapi pelaku atau manusianya yang perlu dipersalahkan dan selanjutnya
diingatkan dengan cara-cara yang hasanah dan hikmah.
10
memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negarimu, dan
membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka
sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.
2. Kufur Zimmy
Dalam suatu perintah Islam, tidaklah akan memaksa masyarakat untuk
memeluk Islam dan Islam hanya dismpaikan melalui dakwah (seruan) yang
merupakan kewajiban bagi setiap muslim berdasarkan pemikiran wahyu yang
menyatakan : “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam”. Kufur Zimmy
adalah sekelompok individu bukan Islam, akan tetapi mereka tidak membenci
Islam, t\idak membuat kerusakan, dan tidak menghalangi dakwah Islam. Mereka
harus dihormati oleh pemerintah Islam dan diperlakukan seperti umat Islam dalam
pemerintahan serta berhak diangkat sebagai tentara dalam melindungi daerah
Darul Muslim. Adapun agama dan keyakinan Kufur Zimmy adalah diserahkan
kepada mereka sendiri dan umat Islam tidak diperbolehkan mengganggu
keyakinan mereka. Adapaun pemikiran Alqur’an mengenai Kufur Zimmy seperti
dalam surat Al Muntahanah: 8 yang artinya: “Allah tiada melarang kamu untuk
berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu
karena agama dan tidak (pula) mebgusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
3. Kufur Musta’man
Kufur Musta’man adalah pemeluk agama lain yang meminta perlindungan
keselamatan dan keamanan terhadap diri dan hartanya. Kepada mereka
pemerintah Islam tidak memberlakukan hak dan hukum negara. Diri dan harta
kaum musta’man harus dilindungi dari segala kerusakan dan kebinasaan serta
bahaya laiinya, selama mereka di bawah perlindungan pemerintah Islam.
4. Kufur Mu’ahadah
Kufur Mu’ahadah adalah negara bukan Negara Islam yang membuat
perjanjian damai dengan pemerintah Islam, baik disertai perjanjian tolong-
menolong dan bela-membela atau tidak.
11
Kerukunan intern umat Islam di Indonesia harus berdasarkan atas semangat
ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim) sesuai dengan firman-Nya dalam
surat Al-Hujurat: 10. Kesatuan dan persatuan intern umat Islam diikat oleh kesamaan
akidah (keimanan), akhlak, dan sikap beragamanya didasarkan atas Alqur’an dan Al-
Hadits.
Adanya perbedaan di antara umat Islam adalah rahmat asalkan perbedaan
pendapat itu tidak membawa perpecahan dan permusuhan.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari makalah yang berjudul “Kerukunan Antar Umat Beragama” ini dapat
diambil kesimpulan:
1. Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah, baik
mereka muslim maupun nonmuslim.
2. Dalam agama Islam mewajibkan penganutnya untuk menjaga kerukunan
antarumat beragama.
3. Umat Islam diwajibkan untuk memelihara ukhuwah islamiyah.
4. Perbedaan merupakan suatu kenikmatan dari Allah SWT yang patut di syukuri,
karena dengan perbedaan, manusia dapat lebih menghargai hidup dan
memperkuat persatuan dan kesatuan suatu bangsa.
5.2 Saran
1. Jalinlah persaudaraan sesama umat beragama dan antarumat beragama, yang
merupakan salah satu cara bertakwa kepada Allah SWT.
2. Sebagai umat beragama, harus bisa memahami perbedaan guna mencapau
kerukunan dan kebersamaan sebagai sesama manusia.
13
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Tim Dosen Agama Islam ITS. Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam. 2005.
Surabaya: ITS Pers.
Sumber lain:
http://www.google.com
http://www.wikipedia.com
14