Anda di halaman 1dari 12

CARA KERJA MIKROSKOP OPTIK DAN PROSES KERJA ETSA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Ilmu Logam

yang dibina oleh Rr. Poppy Puspitasari,S.Pd.,M.T.,Ph.D.

oleh
Galih Surya Adhyatma 160514610078
Hafid Ardiansyah 160514610041

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
Januari 2017
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,


kini telah banyak ditemukan alat bantu untuk menyelesaikan
permasalahan. Salah satu penemuan itu adalah mikroskop. Mikroskop
merupakan peranti yang terdiri dari susunan lensa untuk memperbesar
objek menjadi lebih dekat. Dengan demikian, mikroskop merupakan suatu
instrumen penelitian yang terdiri dari susunan lensa dengan fungsi utama
memperbesar objek pengamat yang tidak bisa dilihat mata telanjang. Kata
Mikroskop berasal dari bahasa latin, yaitu “mikro” yang berarti kecil dan
kata “scopein” yang berarti melihat. Benda kecil dilihat dengan cara
memperbesar ukuran bayangan benda tersebut hinga berkali-kali lipat.
Bayangan benda dapat dibesarkan 40 kali, 100 kali, 400 kali, bahkan 1000
kali, dan perbesaran yang mampu dijangkau semakin meningkat seiring
dengan perkembangan teknologi . Ilmu yang mempelajari objek-objek
berukuran sangat kecil dengan menggunakan mikroskop disebut
Mikroskopi. Mikroskop ditemukan oleh Anthony Van Leewenhoek,
penemuan ini sangat membantu peneliti dan ilmuan untuk mengamati
objek mikroskopis.

Dunia pendidikan sekarang ini makin dituntut untuk dapat


menghasilkan
sumber daya manusia yang handal, yang mampu menjawab dan
mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu
upaya peningakatan dan penyempurnaan dalam kemajuan teknologi adalah
“etsa”. Etsa adalah proses dengan menggunakan asam kuat untuk mengikis
bagian permukaan logam yang tak terlindungi untuk menciptakan desain
pada logam. Sebagai metode intaglio dalam seni grafis, bersama dengan
gravir, etsa merupakan teknik paling penting dalam sejarah karya seni
grafis Barat (old master prints) dan masih tetap banyak digunakan sampai
sekarang.
1.2 Rumusan masalah
2. Bagaimana cara kerja mikrosop optik
3. Bagaimana cara kerja etsa pada logam

1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja mikroskop optik
3. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja etsa pada logam

2. Isi dan Pembahasan


A. Mikroskop Optik

Mikroskop memiliki definisi: alat untuk melihat benda yang tidak


dapat dilihat dengan mata biasa (seperti kuman-kuman); kaca pembesar.
Mikroskop merupakan peranti yang terdiri dari susunan lensa untuk
memperbesar objek dekat. Dengan demikian, mikroskop merupakan suatu
instrumen penelitian yang terdiri dari susunan lensa dengan fungsi utama
memperbesar objek pengamat yang tidak bisa dilihat mata. Mikroskop
biasa digunakan untuk mengamati berbagai kehidupan mikro (selanjutnya
disebut mikroorganisme) yang tidak dapat diamati langsung dengan
mata.Mikroskop optik berarti mikroskop ini menggunakan gelombang
cahaya sebagai sumber cahaya. Selain cahaya, sumber sinar pada
mikroskop dapat berupa hal-hal lain.Mikroskop dengan elektron sebagai
sumber cahaya disebut mikroskop elektron. Mikroskop yang menggunakan
gelombang bunyi disebut scanning acoustic microscope.

Cara Kerja Mikroskop Optik

Sebuah mikroskop memanfaatkan fenomena refleksi, refraksi, dan


difraksi untuk memperbesar bayangan objek. Gambar di bawah
menjelaskan bagaimana proses pembentukanbayangan pada mikroskop.
Objek benda (O) dengan ketinggian h diproyeksikan pada bagian
retina mata di O’’. Lensa objektif (Lob) memproyeksikan bayangan nyata
dan terbalik dari objek O di mana bayangan ini diperbesar menjadi sebesar
O’ pada ruang bayangan mikroskop. Ini terjadi pada
jarak yang tetap fb + z’ di belakang lensa objektif. Pada gambar ini, fb
merepresentasikan jarak fokus dari lensa objektif dan z’ merepresentasikan
panjang badan optik mikroskop.Bayangan O’ yang terbentuk kemudian
kembali diperbesar oleh lensa okuler (Ley) dan menghasilkan bayangan O’’
yang terbalik pada retina pengamat.

Gambar Proses Pembentukan Bayangan pada Mikroskop

Perbesaran bayangan pada lensa objektif dihitung dengan


mempertimbangkan jarak antara objek (O) dengan lensa objektif (Lob),
serta jarak fokus lensa objektif pada bagiandepan lensa (f). Jarak objek (z)
diatur hingga dekat dengan jarak fokus bagian depan lensa objektif (f),
sehingga z+f=a. Bayangan O’ akan berada pada jarak b, dimana jarak b
sama dengan jarak fokus lensa objektif (fb) ditambah panjang badan optik
mikroskop (z’). Besarnya bayangan hasil lensa objektif adalah h’.
Besarnya h’ pada poin ini merupakan hasil perkalian panjang badan
mikroskop (b) dengan besar benda (h); kemudian dibagi
dengan jarak antara benda dengan lensa objektif (a): h’=(h×b)/a. Dari
pernyataan ini, dapat disimpulkan bahwa perbesaran bayangan yang
dihasilkan lensa objektif adalah faktor b/a (sama dengan f/z dan z’/fb),
yaitu jarak fokus lensa objektif dibagi dengan jarak benda dari lensa
objektif.
Bayangan nyata h’ kemudian kembali diperbesar dengan faktor 25
centimeter (jarak dekat mata) dibagi dengan jarak fokus lensa okuler.
Dengan demikian, perbesaran totalmikroskop adalah hasil perkalian
perbesaran lensa objektif dengan perbesaran lensa okuler. Bayangan yang
dilihat oleh pengamat akan tampak seolah-olah berjarak 25 centimeter
darimata pengamat.

Bagian dan Fungsi Mikroskop Optik

a. Lensa okuler
Lensa Okuler adalah lensa dari mana Anda melihat gambar.
Kekuatan lensa ini adalah sekitar 10x.
b. Tabung
Tabung menghubungkan lensa ke lensa objektif. Kita akan tahu
tentang lensa objektif nanti.

c. Illuminator
Untuk mengamati spesimen dengan hati-hati, cahaya alami
mungkin tidak cukup, sehingga mikroskop memiliki bola kecil dan cahaya
dari lampu ini diarahkan pada spesimen dengan cara cermin dipasang.

d. Kaki Mikroskop
Kaki Mikroskop digunakan untuk menstabilkan mikroskop dan
membuatnya mudah untuk memindahkan mikroskop dari satu tempat ke
tempat lain.

e. Lensa objektif
Lensa obyektif yang melekat pada ujung tabung. Biasanya, tiga
sampai empat lensa objektif dapat ditemukan di mikroskop. Kekuatan
pembesar dari lensa ini adalah dalam kisaran X. 4X sampai 100

f. Diafragma
Diafragma A digunakan untuk mengubah intensitas cahaya yang
diproyeksikan pada antarmuka.

g. Skrup
Skrup penyesuaian membantu dalam mengamati spesimen dalam
cara yang lebih baik, yaitu, mereka memungkinkan pengguna untuk
mendapatkan gambar yang sangat dibesar-besarkan. Ada tombol-tombol
penyesuaian dua di mikroskop. Sebuah tombol kasar penyesuaian dan
tombol penyesuaian halus. Tombol penyesuaian kasar membantu dalam
membawa spesimen dalam pesawat yang tepat fokus, sedangkan tombol
menyesuaikan baik membantu dalam menjelaskan gambar sebagian
terfokus.
h. Kondensor
Kondensor merupakan lensa gelas atau sistem lensa yang terletak pada atau di
bawahmeja preparat compound microscope. Fungsi utama kondensor adalah
mengumpulkan cahayadari sumber cahaya dan memfokuskan cahaya
tersebut menuju spesimen.

B. Etsa

Etsa adalah proses dengan menggunakan asam kuat untuk mengikis


bagian permukaan logam yang tak terlindungi untuk menciptakan desain
pada logam. Sebagai metode intaglio dalam seni grafis, bersama dengan
gravir, etsa merupakan teknik paling penting dalam sejarah karya seni
grafis Barat (old master prints) dan masih tetap banyak digunakan sampai
sekarang.

Logam dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Ferro

Logam ferro adalah adalah logam besi(Fe). Besi merupakan logam


yang penting dalam bidang teknik, tetapi besi murni terlalu lunak dan
rapuh sebagai bahan kerja, bahan konstruksi dll.

Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan
dasarnya adalah unsur besi (Fe) dan karbon ( C) , tetapi sebenarnya juga
mengandung unsur lain seperti : silisium, mangan, fosfor, belerang dan
sebagainya yang kadarnya relatif rendah.

2. Logam non ferro

Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak
mengandung unsur besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak
digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan logam lain, karena biasanya
sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang diinginkan. Kecuali logam non
ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah
memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik
yang baik serta cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan
murni. Tetapi karena harganya mahal, ketiga jenis logam ini hanya
digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik proses dan
laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan
sejenisnya.

Proses etsa terbagi menjadi 2, yaitu makro dan mikro

1. Makro
Bahan larutan yang digunakan untuk etsa makro adalah:
a) Hidrochoric, komposisinya 50% asam hydrochloric dalam air dengan suhu
antara 70o-80oC dan waktu yang dibutuhkan 1 jam. Pemakaiannya untuk
bahan baja dan besi.
b) Sulphuric, komposisinya 20% asam sulphuric dalam air dengan suhu 80oC
dan waktu yang diperlukan antara 10 hingga 20 detik. Pemakaiannya
untuk bahan besi dan baja.
c) Nitric, komposisinya 20% asam nitric dalam air, hanya saja nitric boleh
dingin jika cocok. Pemakaiannya untuk bahan besi dan baja.
d) Alcoholic feric chloride, komposisinya 96 cm3 ethyl alcohol, 59
gram feric chloride, dan 2 cm3 asam hydrochloric.
e) Bahan etsa, komposisinya copper ammonium chloride 9 gram dan air 91
ml, specimen untuk baja. Waktu etsa lebih lama daripada
etsa mikro struktur.
f) Untuk mengetsa baja agar didapat hasil etsa yang dalam dan tebal
lapisannya digunakan bahan etsa yang baik, yaitu hydrochloric acid (HCl)
140 ml, sulphuric acid (H2SO4) 3 ml, dan air 50 ml dengan waktu etsa
antara 15 hingga 20 menit.
g) Specimen alumunium atau campuran alumunium bahan etsa
adalah hydroflorideacid (HF) 10 ml, nitrid acid (HNO3) 1 ml, dan air 200
ml, waktu pengetsannya sangat singkat dan karena itu, jika terjadi lapisan
hitam yang tebal dapat dihilangkan dengan cara merendam pada asam
nitrat (HNO3). Waktu pengetsaan ini lebih lama daripada etsa
untuk mikro struktur.
Setelah melakukan pengetsaan, dapat dilihat bagian mana yang
bengkok atau mengambang dari serat (alur) benda kerja tersebut. Macro
test ini biasanya dilakukan pada benda yang pembuatannya ditempa,
dituang dan hasil pengerolan.

2. Mikro
Bahan larutan yang digunakan untuk etsa mikro adalah:
a) Asam nitrat, komposisinya asam nitrat 2 ml dan alkohol 95% atau 98 ml.
Pemakaiannya untuk bahan karbon, baja paduan rendah, dan baja paduan
sedang. Waktu yang diperlukan beberapa detik sampai menit.
b) Asam pikrat, komposisinya pikrat 4 gram, alkohol 95% atau 98 ml.
Pemakaiannya untuk baja karbon dalam keadaan normal, dilunakan,
dikeraskan (hardening) dan ditemper (tempering). Waktu pengetsannya
sampai sampai beberapa detik sampai 1 menit.
c) NH4OH H2O2, komposisinya NH4OH sebagai dasar dan H2O2 beberapa
tetes. Pemakaiannya untuk bahan tembaga dan paduannya. Waktu
pengetsannya sampai sampai bahan uji berwarna biru.
d) Bahan etsa adalah natal 2%, yaitu 2 ml asam nitrat (HNO3) dan 98
ml methyl alkohol dalam waktu 10-30 detik.
e) Bahan etsa menggunakan asam yang terdiri dari 10% ammonium
ferisulfat, 25% ammonium acrocide NH4(OH), dan 65% larutan
asam chroom dalam waktui 10-30 detik. Pemakaiannya untuk tembaga dan
campurannya.

Cara mengetsa:

Setelah bahan uji melalui beberapa tahapan, maka benda uji dapat
langsung dietsa, caranya tempatkan asam yang akan digunakan untuk
mengetsa pada sebuah cawan, kemudian celupkan permukaan benda uji
pada asam tersebuit dengan waktu yang telah ditetapkan , lalu cuci dengan
air hangat (alkohol) untuk menghentikan reaksi. Lalu keringkan dengan
udara (kompresor).
Pengaruh etsa:
Etsa larutan kimia sangat mempengaruhi bentuk permukaan benda
uji. Dengan kata lain, baik tidaknya hasil pengetsaan sedikit banyak
dipengaruhi oleh larutan kimia untuk pengetsaan. Setelah bahan uji dietsa,
diatas seluruh permukaan benda uji akan tampak garis-garis yang tidak
teratur. Garis-garis yang tampak itu menunjukkan adanya batas antar butir
kristal logam tersebut.

Untuk memperjelas bentuk dan corak butir-butir kristal yang


berbeda jenisnya itu, bisa diamati dengan menggunakan mikroskop.
Dengan mikroskop ini kita bisa menunjukkan adanya perbedaan beberapa
elemen yang terkandung dalam bahan uji tersebut meskipun begitu, tidak
semua proses pengetsaan menghasilkan hasil etsaan yang memuaskan.
Dengan kata lain, dalam satu proses pengetsaan terkadang kita tidak
berhasil mengetsa benda yang kita uji. Terjadinya kegagalan ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :

1) Benda kerja kotor karena terlalu lunak atau ada minyak.


2) Pada waktu mencuci, benda kerja tidak bersih.
3) Kurangnya waktu pengetsaan
4) Terlalu lama waktu yang digunakan dalam pengetsaan.
5) Salah memilih dan menggunakan cairan etsa (etcing
reagent).

3. Penutup
3.1 Kesimpulan
Mikroskop merupakan peranti yang terdiri dari susunan lensa
untuk memperbesar objek menjadi lebih dekat. Dengan demikian,
mikroskop merupakan suatu instrumen penelitian yang terdiri dari susunan
lensa dengan fungsi utama memperbesar objek pengamat yang tidak bisa
dilihat mata telanjang. Sebuah mikroskop memanfaatkan fenomena
refleksi, refraksi, dan difraksi untuk memperbesar bayangan objek.
Etsa adalah proses dengan menggunakan asam kuat untuk
mengikis bagian permukaan logam yang tak terlindungi untuk
menciptakan desain pada logam. Sedangkan etsa sendiri dibagi lagi
menjadi 2, yaitu : etsa makro dan etsa mikro.
3.2 Dafar Pustaka

Khair.2016.Penjelasan Lengkap Mengenai Mikroskop Cahaya,(Online),(


http://berkahkhair.com/mikroskop-cahaya/), diakses 31 Mei 2016.
Fariedpradhana.2012. Uji Kekerasan
Logam,(Online),(https://fariedpradhana.wordpress.com/tag/pengujian-
logam/),diakses 22 April 2012.

Anda mungkin juga menyukai