Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KELUARGA DENGAN ANAK PRA SEKOLAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : VERA MONICA

NIM : PO.71.20.3.16.055

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


I. KONSEP KELUARGA

A. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakay terdiri atas kepala
keluarga, serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes, 2012).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan
ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
material yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang
selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya.

B. Ciri-Ciri Keluarga
Ada beberapa ciri-ciri keluarga menurut Nasrul Effendi (2007)
sebagai berikut:
1. Diikat dalam satu perkawinan
2. Ada ikatan batin
3. Ada tanggung jawab masing anggota
4. Ada pengambilan keputusan
5. Kerjasama di antara anggota keluarga
6. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

C. Tipe/Bentuk Keluarga
Bentuk-bentuk keluarga antara lain: (Zaidin Ali, 2009)
1. Keluarga Inti (Nuclear Family), keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
2. Keluarga Besar (Ekstended Family. adalah keluarga inti di tambah dengan
sanak saudara, misal: nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dan sebagainya.
3. Single parent family, adalah satu keluarga yang di kepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung
kepadanya.
4. Nuclear dyed, Adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa
anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
5. Blended Family, Adalah suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan
pasangan, yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil
perkawinan terdahulu.
6. Three Generation Family, Adalah keluarga yang terdiri dari tiga generasi,
yaitu kakek, nenek, bapak, ibu dan anak-anak dalam satu rumah
7. Single adult living alone, Adalah bentuk keluarga yang hanya terdiri dari
satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
8. Middle age atau Elderly Couple , Adalah keluarga yang terdiri dari
sepasang suami istri paruh baya.

D. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga antara lain: (Zaidin Ali, 2009; 11-12)
1. Fungsi biologis, kebutuhan meliputi:
a. Sandang, Pangan dan papan
b. Hubungan seksual suami istri
c. Reproduksi atau pengembangan keturunan
2. Fungsi ekonomi, Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban
menafkahi keluarganya (istri dan anaknya)
3. Fungsi pendidikan, Disini keluarga berfungsi sebagai (transmiter budaya
atau mediator sosial budaya bagi anak)
4. Fungsi sosialisasi, Keluarga merupakan penyamaan bagi masyarakat masa
depan dan lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang sangat
mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang
5. Fungsi perlindungan, Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota
keluarga dari gangguan, ancaman atau kondisi yang menimbulkan
ketidaknyamanan (fisik, psikologis) para anggotanya.
6. Fungsi rekreasi, Keluarga diciptakan sebagai lingkungan yang memberi
kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan penuh semangat bagi anggotanya
7. Fungsi agama (religius), Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai
agama kepada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar.
E. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada.

F. Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan (Duval)


(Sociological Perspective)
1. Keluarga baru menikah
a. Membina hubungan Intim
b. Bina hubungan, dengan keluarga lain : teman dan kelompok
sosial
2. Keluarga dengan anak baru lahir
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi keluarga baru, interaksi keluarga, hubungan seksual
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
a. Memenuhi kebututuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan luar
d. Pembagian tanggung jawab.
e. Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
a. Membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat
5. Keluarga dengan anak remaja
a. Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
b. Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga
c. Komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan
d. Persiapan perubahan sistem peran
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
a. Perluas jaringan keluarga dari keluarga inti ke extended
b. Pertahnakan keintiman pasanagan
c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
d. Penataan kembali peran orang tua
7. Keluarga dengan usia pertengahan
a. Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
b. Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia tua
a. Mertahankan suasana saling menyenangkan
b. Berdapatasi dengan perubahan : kehilangan pasangan, kekuatan fisik,
dan penghasilan
c. Pertahankan keakraban pasangan
d. Melakukan life review masa lalu

G. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga


1. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ayah
2. Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ibu
3. Equalilitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan
ibu
H. Peranan Keluarga
1. Peranan keluarga, menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dalam keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Peranan Ayah, Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
berperan sebagai pencari nafkah, pendidikan, pelindung dan pemberi rasa
aman sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
3. Peranan Ibu, Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai salah satu kelompok
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung serta sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya
4. Peranan Anak, Anak-anak melaksanakan peranan spikososial sesuai
dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
II. KONSEP TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK PRASEKOLAH

A. Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Prasekolah


1. Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun
prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun
hanya sedikit mendekati 90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD
meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmH. Berat badan anak
meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun
adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah
bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat
panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci
pada ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan
penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran
orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara
jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih
banyak otot dan kurang jaringan lemak.
Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6
tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi. Konsumsi
karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat besar dari makanan yang
berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah
dalm kondisi sangat lapar. Orang tua dan penberi pelayanan perlu
membuat asaha secara sadar untuk membantu anak prasekolah
mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi
dan kelebihan.
2. Perkembangan
Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin
besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi,
makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB,Mulai memahami waktu,
penggunaan tangan primer terbentuk.
3. Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )
Fase berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk pada fase
falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh
yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan
mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.
4. Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )
Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatf
vs rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji
lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya.
Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif
berkembang dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa
meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang
diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya.
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi,
lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan
sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
5. Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase
praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini
didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat,
dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.
Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Prokonseptual ( 2- 4 tahun ), Anak mengembangkan kemampuan
berbahasa untuk berkomunikasi dan bermasyarakat. Anak mulai
mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan
benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbulkata-kata, mengingat
masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
b. Intuitive thuoght ( 4-7 tahun ), Anak mampu bermasyarakat namun
masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak
meniru perilaku orang dewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada
tindakan yang dilakukan.
6. Perkembangan Moral ( Kahlberg )
Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase
prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui
budaya sebagai dasra peletakan nilai moral.

B. Anak Prasekolah
Anak prasekolah adalah anak dengan usia 3 – 5 tahun
1. Ciri fisik anak pra sekolah, penampilan maupun gerak gerik prasekolah
mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumya :
a. Anak prasekolah umumnya aktif
Mereka telah memiliki penguasaan dan control terhadap tubuhnya dan
sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
b. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat
yang cukup, sering kali anak tidak menyadari bahwa mereka harus
beristirahat cukup.
c. Otot – otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari control
terhadap jari dan tangan. Olehy karma itu biasanya anak belum
terampil, belum biasa melakukan kegiatan yang rumit misalnya
mengikat tali sepatu.
d. Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan
pandangannya pada objek – objek yang kecil ukurannya, itulah
sebabnya koordinasi tangan masih belum sempurna.
e. Walaupun tubuh anak lentur tapi tengkorak kepala yang melindungi
otak masih lunak.
f. Walaupun anak laki – laki lebih besar, anak perempuan lebih terampil
dalam tugas yabg bersifat praktis, khusubya dalam tugas motorik halus.

2. Ciri sosial anak prasekolah


a. Umumnya anak pada tahap ini memiliki sati atau dua sahabat, sahabat
yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian
berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
b. Kelompok bermain cenderung kecil dan tida terorganisasi dengan baik,
oleh karena kelompok tersebut cepat berganti – ganti.
c. Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang
lebih besar.

3. Ciri emosional pada anak prasekolah


a. Anak prasekolah cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas
dan terbuka., sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia
tersebut.
b. Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali
memperebutkan perhatian guru.

4. Ciri kognitif anak prasekolah


a. Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari
merekla senang berbicara khususnya dalam klelompoknya.
b. Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi minat,
kesempatan, interaksi, mengagumi dan kasih sayang.

C. Cara Yang Dilakukan Agar Anak Berkembang Menjadi Kompeten


1. Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
2. Tunjukan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
3. Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan
kesempatan dalam banyak hal.
4. Berikan kesempatan dan dorongan untuk melakukan kegiatan secara
mandiri.
5. Tentukan batas – batas tingkah laku yang diperoleh oleh lingkungannya.
6. Kagumilah apa yang dilakukan anak.
III. Konsep Teoritis Asuhan Keperawatan Keluarga Prasekolah

A. Pengkajian
Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat yaitu data
yang berhubungan dengan keluarga dan anak.
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
a. Identitas : nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks,
hubungan keluarga, pendidikan, pekerjaan ).
 Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga
 Suku bangsa : mengkaji asal / suku bangsa keluarga.
 Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
 Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh
anggota keluarga, aktivitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
 Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan
keluarga ditentukan oleh usia anak tertua dari keluraga inti.
 Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tugas
keluarga yang belum terpenuhi dan kendala yang dihadapi keluarga.
 Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti.
Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian
terhadap upaya pencegahan penyakit.
 Riwayat kesehatan keluarga suami istri yang menjelaskan riwayat
kesehatan generasi diatas, tentang riwayat penyakit keturunan ,
upaya generasi tersebut tentang upaya penanggulangan penyakit,
upaya kesehatan yang diperhatikan sampai saat ini.
c. Lingkungan
 Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi
luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi,
perletakan perabot rumah, sarana pembuangna air limbah dan MCK,
sarana air bersih danh minum yang digunakan.
 Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas
setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal
 Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga
dan anggita keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat.
 Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai
waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang adadan sejauh mana keluarga berinteraksi
d. Struktur keluarga
 Struktur peran yang menjelaskan peran masing – masing anggota
keluarga secara formal maupun informal baik dikeluarga maupun
dimasyarakat.
 Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.
 Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga berkomunikasi,
siapa pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota
keluarga dalam menciptakan komunikasi.
 Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk
mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
 Fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki anggota keluarga , dukunagn anggota keluarga,
hubungan psikososial dalam anggota keluarga, bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
 Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku
yang berlaku dikeluarga dan masyarakat.
 Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga
untuk mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan, merawat
anggota keluarga, memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan.
f. Stress dan koping keluarga
 Stressor jangka pendek dan panjang, stressor jangka pendek adalah
stressor yang dialami keluarga dan penyesuaian lebih kurang 6
bulan. Stressor jangka panjang memerlukan waktu penyesuaian lebih
6 bulan.
 Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor
 Strategi koping
 Strategi adaptasi disfungsional
g. Pemeriksaan kesehatan
h. Harapan keluarga

2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak prasekolah


a. Identitas anak
b. Riwayat kehamulan sampai kelahiran
c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
d. Kebiasaan saat ini ( pola perilaku dan kegiatan sehari – hari )
e. Pertumbuhan dan perkembangan saat ini ( termasuk kemampuan yang
telah dicapai ).
f. Periksaan kesehatan

3. Pengkajian fokus anak prasekolah


a. Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan adakah
sarana stimulasinya
b. Sudahkah anak dikutkan kegiatan play group
c. Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan
anak setiap hari
d. Siapakah orang – orang yang setiap hari dengan anak
e. Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini
f. Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini
g. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada anak berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah diare
2. Resiko gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurangnya
stimulasi perkembangan anak oleh keluarga
3. Resiko terjadinya gangguan tumbuh kembang pada anak berhubungan
dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah perkembangan
anak.

C. Rencana keperawatan
NO Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Memberikan penjelasan
keseimbangan keperawatan satu kali tentang diare kepada
cairan dan kunjungan rumah, keluarga
elektrolit pada anak diharapkan keluarga mampu 2. Membantu keluarga dalam
berhubungan memahami diare dan mengenal masalah diare
dengan melaksanakan tindakan 3. Membantu keluarga untuk
ketidakmampuan yang tepat pada anak diare mengambil tindakan
keluarga dalam terhadap penanganan diare
mengenal masalah 4. Membantu keluarga dalam
diare menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatkan
kesehatan untuk
mencegah diare
5. Membantu keluarga
memanfaatkan fasilitas
kesehatan di lingkungan
setempat untuk
pengobatan diare
2. Resiko gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan BHSP dengan
pemeliharaan keperawatan satu kali keluarga
kesehatan kunjungan rumah, 2. Kaji pengetahuan keluarga
berhubungan diharapkan keluarga mampu tentang
dengan kurangnya memahami dan stimulasi perkembangan
stimulasi melaksanakan stimulasi anak
perkembangan perkembangan anak, 3. Berikan dorongan keluarga
anak oleh keluarga tentang
stimulasi perkembangan
anak
4. Diskusikan dengan keluarga
tentang
stimulasi perkembangan
anak, meliputi:
•Pengertian
•Waktu
memantau perkembangan
•Periode kritis
•Manfaat
•Kemampuan anak usia
5. Akibat jika perkembangan
tidak terstimulas
6. Ajukan pertanyaan terbuka
mengenai
topik perkembangan anak

3. Resiko terjadinya Setelah dilakukan tindakan 1. Memberikan penjelasan


gangguan tumbuh keperawatan satu kali tentang hospitalisasi kepada

kembang pada anak kunjungan rumah, keluarga


2. Membantu keluarga dalam
berhubungan diharapkan keluarga mampu
mengenal masalah
dengan memahami dan mengenal
hospitalisasi
Ketidakmampuan masalah kesehatan
3. Membantu keluarga untuk
keluarga mengenal
mengambil tindakan
masalah terhadap penanganan
perkembangan 4. Membantu keluarga dalam
anak. menciptakan lingkungan
yang dapat meningkatkan
kesehatan

D. Implementasi

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana


keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. (Setiadi,2012).
Perawat melaksanakan rencana yang telah diidentifikasi. Implementasi untuk
melaksanakan intervensi keperawatan yang di rencanakan untuk membantu
klien mencapai tujuan.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencaan tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya. (Setiadi,2012).

Anda mungkin juga menyukai