1. Pengertian Perawatan Diri Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Hidayat, 2009). Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1998). Lansia perlu mendapatkan perhatian dengan mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung kepada orang lain dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga kesehatan diri, yang tentunya merupakan kewajiban dari keluarga dan lingkungannya. Dalam teori self care Dorothea Orem menganggap bahwa perawatan diri merupakan suatu kegiatan membentuk kemandirian individu yang akan meningkatkan taraf kesehatannya. Sehingga bila mengalami defisit, ia membutuhkan bantuan dari perawat untuk memperoleh kemandiriannya kembali (Hapsah, 2008). Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan keluarga akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 1997). Menurut Andarmoyo (2012), dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan klien. Praktek perawatan diri seseorang dipengaruhi oleh faktor pribadi, sosilbudaya. Jika seseorang sakit biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Sebagai seorang perawat hal yang penting yang perlu diperhatikan selama perawatan diri klien adalah memberikan kemandirian klien sebanyak mungkin, memperhatikan kemampuan klien dalam melakukan praktik perawatan diri, memberi privasi dan penghormatan, serta memberi kenyamanan fisik kepada klien.
2. Tingkat Kemampuan Perawatan Diri
Lansia Perubahan patofisiologis pada korteks serebri mengakibatkan lansia mengalami defisit perawatan diri. Sehingga perlu diupayakan penyusunan aktivitas sehari-hari yang lebih sederhana dan singkat yang dapat menimbulkan kepuasaan bagi lansia dalam melakukannya (Smeltzer, 2001). Dalam Nursalam (2009), klasifikasi tingkat kemampuan perawatan diri (tingkat ketergantungan klien) berdasarkan teori Orem terdiri dari butuh sedikit bantuan (minimal care), butuh bantuan sebagian dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri (partial care), dan butuh bantuan penuh dalam memenuhi perawatan diri (total care). Berdasarkan Activity Daily Living (ADL) Barthel, tingkat ketergantungan klien terdiri dari mandiri, ketergantungan ringan, ketergantungan sedang, ketergantungan berat, dan ketergantungan total.