Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Severe acute respiratory syndrome (SARS) adalah penyakit infeksi virus
yang baru muncul di awal tahun 2003. Menurut WHO, kasus “suspek” SARS
adalah mereka yang suspect bila menderita panas > 38 C ditambah adanya
gejala respiratorik, baik berupa batuk, atau sesak napas, atau kesulitan
bernapas, dengan riwayat kunjungan/tinggal ke affected area, atau ada kontak
erat dengan penderita SARS. Selain itu, mereka yang meninggal karena
penyakit infeksi respiratorik setelah 1 November 2002 tanpa sebab yang jelas
dan padanya tidak dilakukan otopsi dengan riwayat kunjungan / tinggal di
affected area, atau ada kontak erat dengan penderita SARS. Sementara kasus
“probable” SARS adalah kasus suspect yang pada gambaran radiologik
menunjukkan adanya infiltrat yang konsisten dengan gambaran pneumonia
atau respiratory disstress syndrome (RDS), atau kasus suspect yang
pemeriksaan virologiknya menemukan virus SARS, atau kasus suspect yang
meninggal tanpa sebab yang jelas yang gambaran otopsinya konsisten dengan
gambaran patologi SARS. Pada tulisan ini juga disampaikan beberapa data
epidemiologik SARS di Indonesia, di mana antara periode 1 Maret sampai 9
Juli 2003 tercatat 2 kasus probable dan 7 kasus suspek SARS, dan tidak ada
lagi kasus SARS setelah saat itu. Bagaimana perkembangan SARS di masa
datang masih akan jadi kajian para ahli, dan kita harus bersiap untuk
menghadapi berbagai kemungkinan di masa datang

B. Tujuan
1. untuk mengetahui penyakit SARS
2. untuk mengetahui Askep SARS

1
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
Sever acute respiratory syndrome coronavirus (SARS) merupakan suatu
penyakit yang serius dan disebabkan oleh infeksi virus pada paru yang bersifat
mendadak dan menunjukan gejala gangguan pernafasan pada pasien yang
mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS (Widoyono).

B. Etiologi

Dua virus yang pertama sekali dicurigai sebagai penyebab SARS adalah
paramyxovirus dan coronavirus. Dan terakhir hanya coronavirus yang diduga
sebagai penyebab SARS. Proses penularan sars adalah berdasarkan droplet dan
kontak. Penularan fecal-oral juga mungkin terjadi melalui diare. SARS juga bisa
menyebar jika seseorang menyentuh secret atau permukaan/obyek yang
terinfeksius dan kemudian secara langsung menyentuh mata, hidung atau mulut,
juga melalui batuk atau bersin dari pasien SARS. Setelah masuk ketubuh manusia
coronavius ini dapat menimbulkan infeksi saluran pernapasan atas dan juga bawah
sehingga mengakibatkan sistem imunitas pernapasan menjadi turun dan berakibat
batuk yang lama dan akan mengakibatkan kerusakan epitel dan gerakan silia
berkurang jika diteruskan akan mengakibatkan infeksi bertambah berat (Sumarno)

C. Manifestasi Klinis
1. Gejala umum seperti flu
2. Temperatur diatas 380C selama lebih dari 24 jam
3. Adanya batuk ringan sampai berat (batuk yang diasosiasikan dengan
SARS cenderung batuk kering)
4. .Satu/lebih gejala saluran pernapasan bagian bawah yaitu batuk, napas
pendek, kesulitan bernapas
5. .Sakit kepala, kaku otot, anoreksia,lemah,bercak merah pada kulit,
bingung dan diare.
6. Gejala khas seperti gejala diatas menjadi semakin berat dan cepat dan
dapat menjadi peradangan paru (pneumonia), jika terlambat dapat
meninggal. Masa inkubasi 2-10 hari.

2
7. Satu/lebih keadaan berikut (dalam 10 hari terakhir )
 Ada riwayat kontak erat dengan seseorang yang diyakini menderita
SARS
 Sebelum sakit punya riwayat berpergian kedaerah geografis yang
tercatat sebagai daerah dengan penularan penyakit SARS
 Tinggal didaerah dengan transmisi lokal SARS
8. Suspek case SARS jika foto dada terbukti ditemukan infiltrate yang sesuai
dengan pneumonia atau
9. syndrome distress pernapasan akut Pemeriksaan laboratorium ditemukan
hasil :
 Limfoma, leucopenia dan trombositonia : pada pemeriksaan
sederhana menunjukkan hitung leukosit kurang dari 3,5 x 109 / L
dan limfopenia kurang dari 1 x 109 / L
 Hiponatremia dan hipokalemia ringan
 Peningkatan LDH, ALT dan kadar transaminase hepar
 Peningkatan kadar kreatinin kinase ( CK )
10. Infeksi SARS-CoV tidak dapat dipastikan ( unconfirmed ) jika :
 Dalam serum pada masa konvalesens ( serum yang diambil 28 hari
atau lebih setelah awitan gejalanya ) tidak ditemukan antibody
terhadap SARS-CoV
 Tes laboratorium tidak dikerjakan atau tidak lengkap

Menurut pembagian stadium SARS dibagi dalam 2 yaitu : ( Sumarrno )

1. Stadium 1, dimulai dengan suatu gejala mirip flu yang mulai terjadi 2-
7 hari setelah inkubasi dan khas ditandai dengan gejala prodromial
berupa demam >38°C dengan tanpa menggigil, dapat disertai dengan
gejala yang tidak spesifik seperti malaise, sakit kepala, mialgia,
anoreksia, dan pada beberapa pasien juga dapat mengalami diare.
Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari.
2. Stadium 2, adalah fase gejala saluran pernapasan. Fase ini secara
tipikal dapat mulai terjadi 3 hari setelah inkubasi. Pasien mengalami
batuk kering, sesak napas, dan pada sebagian kasus dapat timbul

3
hipoksemia yang progresif. Gejala ini dapat berkembang menjadi
kegagalan pernapasan yang memerlukan intubasi dan ventilasi
mekanik.

SARS juga dapat dibagi menjadi 3 derajad : ( Sumarmo )

1. Derajad 1 : ( derajad ringan / klasik ) ditandai dengan demam > 3 hari,


batuk tidak produktif, foto dada tidak ada gambaran pneumonia dan
penderita sembuh dengan sendirinya.
2. Derajad 2 : ( derajad sedang ) gejala klasik ditambah kelainan diparu dan
penderita akan sembuh dengan baik atau justru jatuh kederajad berat.
3. Derajad 3 : ( derajad berat ) ditandai dengan gejala sukar bernapas dan
hipoksia

D. Penegakan Diagnosa Medis


1. Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi
pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah sering
kali rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan
(Sianosis, karena kekurangan oksigen).
2. Rontgen dada ( Menunjukan adanya penimbunan cairan ditempat yang
seharusnya terisi udara)
3. CT -scan toraks menunjukan gambaran bronkiolitis obleterans organizing
pneumonia (BOOP).
4. Pemeriksaan laboratorium :
 Pemeriksaan darah perifer lengkap
 Pemeriksaan SGOT / SGPT untuk mengetahui fungsi hati.
 Pemeriksaan tes antibody (IgG/IgM)
 Pemeriksaan molecular (PCR) pada spesimen dahak, feses dan
darah perifer
 Pemeriksaan deteksi antigen dan kultur virus.

4
E. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan Kasus Suspect SARS

1. Kasus dengan gejala SARS melewati triase ( petugas sudah memakai


masker N95 ). Untuk segera dikirim keruangan pemeriksaan atau bangsal
yang sudah disiapkan.
2. Berikan masker bedah pada penderita.
3. Petugas yang masuk keruang pemeriksaan sudah memakai penggunaan
alat proteksi perorangan ( PAPP )
4. Catat dan dapatkan keterangan rinci mengenai tanda klinis, riwayat
perjalanan, riwayat kontak termasuk riwayat munculnya gangguan
pernapasan pada kontak sepuluh hari sebelumnya.
5. Pemeriksaan fisik
6. Lakukan pemeriksaan foto toraks dan darah tepi lengkap
7. Bila foto toraks normal lihat indikasi rawat atau tetap dirumah, anjurkan
untuk melakukan kebersihan diri, kurangi aktifitas, dan anjurakan
menghindari menggunakan angkutan umum selama belu
8. Pengobatan dirumah diberikan antibiotik bila ada indikasi, vitamin, dan
makanan bergizi
9. Anjurkan pada pasien apabila keadaan memburuk segera hubungi dokter,
atau rumah sakit
10. Bila foto toraks menunjukkan gambaran infiltrat satu sisi atau dua sisi paru
dengan atau tanpa infiltrat interstial lihat penatalaksanaan kasus probable
suspek SARS yang dirawat, seperti :
 Isolasi
 Perhatikan :
a) Kesadaran umum
b) Kesadaran
c) Tanda vital ( tensi, nadi, frekuensi napas, suhu 0
 Terapi suportif

5
 Antibiotik : beta laktam atau beta laktam ditambah dengan anti beta
laktamase oral ditambah makrolid generasi baru oral (
roksitromisin, klaritromisin, azitromisin )

Penatalaksanaan Kasus Probable SARS :

1. Rawat dirumah sakit dalam ruang isolasi dengan kasus sejenis


2. Pengambilan darah untuk : darah tepi lengkap, fungsi hati, kreatin
fosfokinase, urea, elektrolit, C reaktif protein.
3. Pengambilan sempel untuk membedakan dari kasus pneumonia tipikal /
atipikal lainnya ;
a) Pemeriksaan usap hidung dan tenggorokan
b) Biakkan darah, serologi,
c) Urine
4. Pemantauan darah 2 hari sekali
5. Foto toraks diulang sesuai indikasi klinis
6. Pemberian pengobatan ;
a) Ringan / sedang
Antibiotik golongan beta laktam + anti beta laktamase ( intravena )
ditambah makrolit generasi baru oral atau sefalosporin G2,
sefalosporin G3 ( intravena ), ditambah makrolit generasi baru oral
/ fluoroquinolon respirasi (intravena) : moxifloxacin, levofloxacin,
gatifloxacin.
b) Berat
 Pasien yang tidak ada faktor resiko infeksi pseudomonas,diberikan
sefalosporin G3 non pseudomonas(intravena) ditambah makroloid
generasi baru oral atau fluorokuinolon respirasi
(intravena).Antibiotik untuk pasien dangan faktor resiko infeksi
pseudomonas,diberikan sefalosporin anti psuedomonas (seftazidim,
sefoperazon,sefipim)/karbapenem (intravena)ditambah,makrolid
generasi baru oral.
 Kortikosteroid;Hidrokortison (intravena) 4mg/kg BB tiap 8 jam
tapering atau metilprednisolon (intravena) 240±320 mg tiap hari

6
 Ribavirin 1,2 gr per oral tiap 8 jam atau 8 mg/kg BB intravena tiap
8 jam.

Indikasi Rawat

Penderita SARS yang dirawat inap adalah:

1) Suspect SARS dengan riwayat kontak erat (+)


2) Suspect SARS dengan gejala klinis berat,yaitu:
 Sesak nafa dengan frekuensi nafas 30 kali/menit
 Nadi lebih 100 kali/menit.
 Ada gangguan kesadaran
 Kondisi umum lemah
3) Indikasi rawat inap lain ditentukan oleh dokter yang memeriksa penderita.

Yang harus diperhatikan terhadap penderita SARS

1. Di rumah sakit,ruangan perawatan penderita suspect SARS harus


dibedakan dengan ruangan penderita probable SARS.saat memeriksa dan
merawat penderita SARS,petugas medis harus memakai penggunaan alat
proteksi perorangan (PAPP).
2. Penderita suspect SARS dengan gejala klinis ringan tidak dirawat inap di
rumah sakit,akan tetapi dirawat dirumah (home isolation).Tindakan yang
harus dilakukan selama home isolation atau isolasi dirumah adalah:
 Penderita harus dirumah sampai demam hilang dan selalu
menggunakan masker sampai 14 hari sesudah dua hari bebas
panas.
 Alat makan dan minumnya dipisahkan dari alat makan dan minum
anggota keluaraga yang lain
 Penderita harus diukur suhu tubuhnya setiap 8 jam sekali.Bila
dalam dua kali pengukuran terjadi kenaikan suhu tubuh mencapai
38◦C, maka penderita harus dikirim kerumah sakit.
 Minum obat yang diberikan sesuai petunjuk

7
 Anggota keluarga yang merawat penderita dan tinggal
serumah,harus memakai masker
 Anggota keluarga yang merawat penderita harus mencuci tangan
setelah merawat penderita
 Apabila ada anggota keluarga lain yang menderita yang menderita
demam selama penderita masih sakit sampai dengan 10 hari setelah
penderita dinytakan sembuh maka harus segera memeriksakan diri
ke rumah sakit dan selalu menggunakan masker.

Indikasi keluar dari rumah sakit.

1. Tidak panas selama 48 jam


2. Tidak batuk
3. Leukosit kembali normal
4. Trombosit kembali normal
5. CPK kembali normal
6. Uji fungsi hati kembali normal
7. Sodium plasma kembali normal
8. Perbaikan X-foto torak

F. Masalah yang lazim muncul


1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d inflamasi dan obstruksi jalan
napas
2. Kekurangan volume cairan b.d intake oral tidak adekuat, takipneu, demam
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis
4. Nyeri akut b.d agen injury biologi (kerusakan organ)
5. Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi (RR >24x/menit) atau
hipoventilasi (RR<16x/menit)

8
G. Discharge Planning

1. Biasakan hidup bersih dan cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
2. Penderita harus memakai masker 14 hari setelah 2 hari bebas panas dan
terus berada dirumah. Dan keluarga memakai masker setiap berdekatan
dengan penderita 9sekitar 2 meter).
3. Jika ada keluarga yang menderita demam saat penderita masih sakit maka
segera rujuk kerumah sakit.
4. Jika memiliki peliharaan jagalah kebersihan dan kesehatan peliharaan.
5. Hindari kontak langsung dengan penderita yang menderita SARS. Serta
hindari berpergian daerah yang endemic penyakit tersebit sebelum
disterilkan serta selalu memakai masker.
6. Hindari menggunakan barang atau tempat makan yang sama dengan
penderita.
7. Desinfeksi kamar tidur dan kamar mandi penderita secara berkala sampai
sembuh. Serta membakar sampah penderita untuk menghindari penularan.
8. Selalu menutup mulut apabila batuk dan bersin serta tidak meludah di
sembarangan tempat.
9. Ketahui gejala dan penyebabnya serta cara menghindarinya atau tindakan
pertama saat menemukan gejala dari SARS.

9
H. Wab Of Cautation

Tinja droplet, udara Kontak/invasi saluran Masuk kesaluran


pernapasan
( terkontaminasi korona V ) pernapasan bawah

Resiko kekurangan Reaksi pertahanan


cairan batuk, bersin

Metabolisme tubuh masuk Aktifan antibodi


meningkat

Suhu tubuh meningkat Reaksi inflamasi Antigen antibody

Proses reflikasi cepat Sekresi mukus Pelepasan mediator


kimia

Proses radang
Tidak seimbang suplai Ketidakefektifan
O² bersihan jalan napas

Kerusakan pertukaran gas Intoleransi aktifitas

Penurunan O² kejaringan Metabolim anaerob Asam laktat

Kelebihan CO² Predisposisi edema


cerebrsl

Asidosis respioratory
Penekanan SSP

Perubahan RR Penurunan kesadaran

Ketidakefektifan pola
napas

10

Anda mungkin juga menyukai