Anda di halaman 1dari 28

ASSALAMU’ALAIKUM, WR.

WB

VERA MONICA
APLIKASI PEMBERIAN INFORMASI
PRA BEDAH TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN PADA ASUHAN
KEPERAWATAN PRA BEDAH
APENDIKTOMI DI RSUD
Latar Belakang

• Apendisitis adalah peradangan dari apendiks


vermiformis dan merupakan penyebab abdomen
akut yang paling sering terjadi (Dermawan &
Rahayuningsih, 2012).
• Data dari WHO (World Health Organization)
menyebutkan bahwa insiden apendisitis di Asia
dan Afrika pada tahun 2015 adalah 4,8% dan 2,6%
dari total populasi penduduk. Di Amerika Serikat,
sekitar 471 juta orang telah menjalani operasi
apendektomi setiap tahunnya.
Next.......
• Survey di 15 provinsi di Indonesia tahun 2014 menunjukan
jumlah apendisitis yang dirawat di rumah sakit sebanyak
4.351 kasus. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 3.236 orang.
• Berdasarkan Data dari World Health Organization (WHO)
pada tahun 2013. jumlah pasien pre operasi bertambah
dengan klien yang mengalami gangguan kecemasan
sebelum menjalakan tindakan operasi di Amerika Serikat
sekitar 20 %.
• Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Fatmawati tahun 2013, didapatkan bahwa 10% dari klien
yang akan menjalani pembedahan, terjadi penundaan
atau pembatalan proses operasi (Indra, 2013).
Next......

• Pemberian informasi adalah salah satu


komponen dari komunikasi terapeutik yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat
kecemasan pasien melalui pemenuhan
kebutuhan informasi mengenai pembedahan
(Anonim, 2012).
BAB II Konsep Teoritis

Pengertian Apendisitis
Appendisitis adalah peradangan dari appendiks
vermiformis, dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini
dapat mengenai semua umur baik laki-laki
maupun perempuan, tetapi lebih sering
menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30
tahun (Mansjoer, 2013).
Pengertian Apendiktomi

Apendektomi adalah pembedahan


untuk mengangkat apendiks dilakukan
sesegera mungkin untuk menurunkan
resiko perforasi. (Smeltzer Suzanne,
2013).
Etiologi

Apendisitis biasanya disebabkan oleh


penyumbatan lumen apendik
(Syamsyuhidayat, 2012) :
1. Hiperplasi folikel limfoid
2. Adanya fekalit dalam luman apendik.
3. Adanya benda asing (biji cabai, biji jambu,
dll)
4. Strikura karena fibrosis akibat
peradangan sebelumnya atau neoplasma.
Manifestasi klinis/Tanda dan Gejala
1. Nyeri di daerah umbilikus atau
periumbilikus yang berhubungan dengan
muntah
2. Dalam 2-12 jam nyeri akan beralih ke
kuadran kanan bawah, yang akan menetap
dan diperberat bila berjalan atau batuk
3. anoreksia, malaise, dan demam yang tidak
terlalu tinggi, diare mual dan muntah
4. Nyeri lepas dan spasme biasanya juga
muncul
5. Bila tanda Rovsing, psoas, dan obturator
positif, akan semakin meyakinkan diagnosis
klinis apendisitis (Arif Mansjoer,dkk 2012).
Patofisiologi
Apendisitis disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh
hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis
akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. Obstruksi tersebut
menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan.
Makin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitis dinding
apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan
peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut
akan menghambat aliran limfe yang yang mengakibatkan edema,
diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi
apendisitis akut lokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium (Arif
Mansjoer,dkk 2012).
Komplikasi

1. Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi


appendiks, yang dapat berkembang menjadi
peritonitis atau abses.
2. Abses sub frenikus
3. Fokal sepsis intraabdominal lain
5. Abses apendiks.
6. Tromboflebitis.
7. Fokal sepsis intra abdominal.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
pasien apendisitis menurut (Arif Mansjoer,dkk 2012)
yaitu :
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan laboratorium
Kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga sekitar
10.000-18.000/mm3. Jika terjadi peningkatan lebih
dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah
mengalami perforasi (pecah)
3. Pemeriksaan radiologi
• Ultrasonografi (USG). CT scan
• Kasus kronik dapat dilakukan rontgen foto
abdomen, USG abdomen dan apendikogram.
Penatalaksanaan
1.Pembedahan diindikasikan bila
diagnosa apendisitis telah ditegakkan.
2.Antibiotik dan cairan IV diberikan
sampai pembedahan dilakukan.
3.analgesik dapat diberikan setelah
diagnosa ditegakkan.
4.Apendektomi (pembedahan untuk
mengangkat apendiks) dilakukan
sesegera mungkin untuk menurunkan
resiko perforasi.
Konsep Teoritis Informasi Pra Bedah
• Pada pasien pra bedah sangat perlu
mendapatkan informasi yang sejelas-
jelasnya dan selengkapnya yaitu informasi
tentang perlunya tindakan medis yang
bersangkutan dan resiko yang
ditimbulkannya.
• Informasi yang harus diberikan adalah
tentang keuntungan dan kerugian atau
faktor resiko dari tindakan medis yang akan
dilaksanakan
KONSEP TEORITIS PRA BEDAH
Persiapan praoperatif/pra bedah
• Persiapan fisik
• Diet, sesuai dengan jenis tindakan yang akan
dilanjutkan
• Puasa berkisar antara 7-8 jam (biasanya puasa
dilakukan mulai pukul 24.00 WIB)
• Persiapan kebersihan diri seperti pencukuran
pada daerah operasi, mandi dan keramas
• Latihan nafas dalam, latihan batuk efektif, latihan
gerak sendi
• Persiapan Mental/Psikis
KONSEP TEORITIS KECEMASAN
Penatalaksanaan Kecemasan
• Penatalaksanaan farmakologi (Isaacs, 2013).
1. Obat benzodiazepine (jangka pendek)
2. Nonbenzodiazepine, seperti buspiron (Buspar)
dan berbagai antidepresan juga digunakan
• Penatalaksanaan non farmakologis (Potter & Perry,
2011)
1. Distraksi (dengan memberikan dukungan
spiritual)
2. Relaksasi
3. relaksasi meditasi, relaksasi imajinasi dan
visualisasi serta relaksasi progresif
Asuhan Keperawatan Teoritis

1. Pengkajian
2. Diagnosa yang muncul menurut SDKI
• Nyeri (akut) berhubungan dengan distensi
jaringan usus oleh inflamasi
• Ansietas berhubungan dengan proknosis
penyakit rencana pembedahan
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi kognitif mengenai penyakit
yang diderita
3. Intervensi
NIC :

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi


Manajemen Nyeri :
• Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik,onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
nyeri dan faktor pencetus.
• Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau
memperberat nyeri.
• Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi seperti relaksasi.
• Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan
nyeri.
Manajemen Obat
• Tentukan obat yang diperlukan dan kelola menurut resep
• Monitor pasien mengenai efek terapeutik obat
• Monitor tanda dan gejala toksisitas obat
• Ajarkan pasien/keluarga mengenai metode pemberian obat yang sesuai
2. Ansietas berhubungan dengan proknosis penyakit rencana
pembedahan
• Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
• Dorong keluarga untuk dampingi klien dengan tepat
• Berikan informasi yang faktual terkait diagnosis, perawatan dan
prognosis
• Tunjukkan dan praktikkan teknik, relaksasi, jika memungkinkan

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi


kognitif mengenai penyakit yang diderita
• Informasikan pada pasien dan keluarga untuk menjadwalkan
tanggal, waktu, dan lokasi operasi
• Informasikan pada pasien dan keluarga perkiraan lama operasi
• Kaji riwayat operasi sebelumnya, latar belakang, budaya dan
tingkat pengetahuan terkait operasi
• Jelaskan prosedur persiapan pre operasi (misalnya, jenis
anestesi, diit yang sesuai, pengosongan saluran cerna,
pemeriksaan lab yang dibutuhkan, persiapan area operasi, terapi
intravena, dll)
4. Implementasi

• Implementasi adalah pengelolaan dan


perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan. (Setiadi,2012).
Tujuannya :
a. Pengkajian ulang klien.
b. Memperbaharui data dasar.
c. Meninjau dan merevisi rencana
asuhan.
d. Melaksanakan intervensi
keperawatan yang telah
direncanakan.
5. Evaluasi
• Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencaan tentang kesehatan klien dengan tujuan
yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien,
keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
(Setiadi,2012)
• Kriteria yang harus dimiliki dari evaluasi yaitu:
1. Kemampuan memahami respon terhadap
intervensi keperawatan.
2. Kemampuan mengambarkan kesimpulan
tentang tujuan yang dicapai.
3. Kemampuan dalam menghubungkan tindakan
keperawatan pada kriteria hasil.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah case study
Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis
intervensi keperawatan yang telah dilakukan
yairu penerapan aplikasi pemberian informasi pra
bedah terhadap penrunan tingkat kecemasan
pada pasien pra bedah apendiktomi di RSUD kota
Lubuklinggau 2018.
Subjek Penelitian
• Subjek dalam penelitian ini adalah satu orang
pasien dengan diagnosa Apendiktomi yang
diberikan asuhan keperawatan pemberian
informasi pra bedah di RSUD kota Lubuklinggau.
• Kriteria inklusi subjek :
– Pasien yang bersedia menjadi responden
– Pasien yang tidak mengalami gangguan pendengaran
– Pasien yang kooperatif dengan perawat
• Kriteria ekslusi subjek :
Pasien pra bedah apendiktomi
Fokus studi
• Fokus studi dalam penelitian
ini adalah perubahan yang
dialami oleh pasien pra bedah
apendiktomi sesudah
intervensi keperawatan
dengan pemberian informasi
pra bedah
Definisi operasional
1. Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks
vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling
sering terjadi. Apendiks disebut juga umbai cacing (Andran &
Yessie. 2013).
2. Apendiktomi adalah pengangkatan terhadap apendik
terimplementasi dengan prosedur atau pendekatan endoskopi.
3. Informasi adalah pemberritahuan tentang sesuatu agar orang
dapat membentuk pendapat berdasarkan sesuatu yang diketahi.
4. Pembedahan merupakan tindakan yang menggunakan teknik
invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang
akan ditangani melalui sayatan dan diakhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka (Susetyowati dkk, 2010)
5. Kecemasan adalah perasaan kekhawatiran subjektif dan
ketegangan yang dimanifestasikan untuk tingkah laku psikologis
dan berbagai pola perilaku (Nettina &Ratih, 2012).
Tempat dan waktu
pennelitian

Penelitian ini akan dilakukan


di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Lubuklinggau tahun
2018.
Etika Studi Kasus
• Prinsip manfaat
Penelitian dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada
subjek, selain itu peneliti berhati-hati dalam mempertimbangkan
resiko dan keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada
setiap tindakan.
• Prinsip menghargai hak asasi manusia (respec human dignity).
Subjek dilakkan secara manusiawi yang mempunyai hak memutuskan
untuk bersedia menjadi subjek atau tidak, tanpa adanya sanksi
apapun atau yang dapat mengganggu kesembuhannya (right to self
determination)
• Prinsip keadilan (right to justice).
Subjek dilakukan secara adil, baik sebelum, selama, dan sesudah
keikutsertaan dalam penelitian tanpa adanya deskriminasi. Subjek
juga mempunyai hak agar data yang diberikan harus dirahasiakan,
untk itu perl adanya tanpa nama (anomimiti ) dan rahasia
(convidentiality).
Thank You

Anda mungkin juga menyukai