Anda di halaman 1dari 22

SARS

Etiologi

Dua virus yang pertama sekali dicurigai


sebagai penyebab SARS adalah paramyxovirus
dan coronavirus. Dan terakhir hanya coronavirus
yang diduga sebagai penyebab SARS.
•Manifestasi Klinis
•Gejala umum seperti flu
•Temperatur diatas 380C selama lebih dari 24 jam
•Adanya batuk ringan sampai berat (batuk yang diasosiasikan
dengan SARS cenderung batuk kering)
•.Satu/lebih gejala saluran pernapasan bagian bawah yaitu
batuk, napas pendek, kesulitan bernapas
•.Sakit kepala, kaku otot, anoreksia,lemah,bercak merah pada
kulit, bingung dan diare.
•Gejala khas seperti gejala diatas menjadi semakin berat dan
cepat dan dapat menjadi peradangan paru (pneumonia)
, jika terlambat dapat meninggal. Masa inkubasi 2-10 hari.
•Satu/lebih keadaan berikut (dalam 10 hari terakhir )
-Ada riwayat kontak erat dengan seseorang yang diyakini
menderita SARS
-Sebelum sakit punya riwayat berpergian kedaerah geografis
yang tercatat sebagai daerah dengan penularan penyakit SARS
-Tinggal didaerah dengan transmisi lokal SARS
• Suspek case SARS jika foto dada terbukti ditemukan
infiltrate yang sesuai dengan pneumonia atau
• syndrome distress pernapasan akut Pemeriksaan
laboratorium ditemukan hasil :
-Limfoma, leucopenia dan trombositonia : pada
pemeriksaan sederhana menunjukkan hitung leukosit
kurang dari 3,5 x / L dan limfopenia kurang dari 1x/L
-Hiponatremia dan hipokalemia ringan
-Peningkatan LDH, ALT dan kadar transaminase hepar
eningkatan kadar kreatinin kinase ( CK )
•Infeksi SARS-CoV tidak dapat dipastikan ( unconfirmed )
jika :
Dalam serum pada masa konvalesens ( serum yang
diambil 28 hari atau lebih setelah awitan gejalanya ) tidak
ditemukan antibody terhadap SARS-CoV
Tes laboratorium tidak dikerjakan atau tidak lengkap
•Penegakan Diagnosa Medis
•Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop,
terdengar bunyi pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing).
•Rontgen dada ( Menunjukan adanya penimbunan cairan ditempat yang
seharusnya terisi udara)
•CT -scan toraks menunjukan gambaran bronkiolitis obleterans
organizing pneumonia (BOOP).
•Pemeriksaan laboratorium :
-Pemeriksaan darah perifer lengkap
-Pemeriksaan SGOT / SGPT untuk mengetahui fungsi hati.
-Pemeriksaan tes antibody (IgG/IgM)
-Pemeriksaan molecular (PCR) pada spesimen dahak, feses dan darah per
-Pemeriksaan deteksi antigen dan kultur virus.
Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan Kasus Suspect SARS


•Kasus dengan gejala SARS melewati triase ( petugas sudah memakai
masker N95 ). Untuk segera dikirim keruangan pemeriksaan atau
bangsal yang sudah disiapkan.
•Berikan masker bedah pada penderita.
•Petugas yang masuk keruang pemeriksaan sudah memakai penggunaan
alat proteksi perorangan ( PAPP )
•Catat dan dapatkan keterangan rinci mengenai tanda klinis,
riwayat perjalanan, riwayat kontak termasuk riwayat munculnya
gangguan pernapasan pada kontak sepuluh hari sebelumnya.
•Pemeriksaan fisik
•Lakukan pemeriksaan foto toraks dan darah tepi lengkap
•Bila foto toraks normal lihat indikasi rawat atau tetap dirumah,
anjurkan untuk melakukan kebersihan diri, kurangi aktifitas,
dan anjurakan menghindari menggunakan angkutan umum selama belu
Yang harus diperhatikan terhadap penderita SARS

1. Di rumah sakit,ruangan perawatan penderita suspect SARS


harus dibedakan dengan ruangan penderita probable SARS.
Saat memeriksa dan merawat penderita SARS,petugas
medis harus memakai penggunaan alat proteksi perorangan
(PAPP).
2. Penderita suspect SARS dengan gejala klinis ringan tidak
dirawat inap di rumah sakit,akan tetapi dirawat dirumah
(home isolation).
Masalah yang lazim muncul

•Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d inflamasi dan


obstruksi jalan napas
•Kekurangan volume cairan b.d intake oral tidak adekuat,
takipneu, demam
•Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor
biologis
•Nyeri akut b.d agen injury biologi (kerusakan organ)
•Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi
(RR >24x/menit) atau hipoventilasi (RR<16x/menit)
Discharge Planning
•Biasakan hidup bersih dan cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
•Penderita harus memakai masker 14 hari setelah 2 hari bebas panas dan
terus berada dirumah. Dan keluarga memakai masker setiap berdekatan
dengan penderita 9sekitar 2 meter).
•Jika ada keluarga yang menderita demam saat penderita masih sakit
maka segera rujuk kerumah sakit.
•Jika memiliki peliharaan jagalah kebersihan dan kesehatan peliharaan.
•Hindari kontak langsung dengan penderita yang menderita SARS. Serta
hindari berpergian daerah yang endemic penyakit tersebit sebelum
disterilkan serta selalu memakai masker.
•Hindari menggunakan barang atau tempat makan yang sama dengan
penderita.
•Desinfeksi kamar tidur dan kamar mandi penderita secara berkala
sampai sembuh. Serta membakar sampah penderita untuk menghindari
penularan.
•Selalu menutup mulut apabila batuk dan bersin serta tidak meludah di sem
•Ketahui gejala dan penyebabnya serta cara menghindarinya
Diagnosa Keperawatan

•Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d inflamasi dan


obstruksi jalan napas
•Kekurangan volume cairan b.d intake oral tidak adekuat,
takipneu, demam
•Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor
biologis
•Nyeri akut b.d agen injury biologi (kerusakan organ)
•Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi (RR >24x/menit
atau hipoventilasi (RR<16x/menit)
Perencanaan/Intervensi

Menurut Carpenito (2000), rencana tindakan adalah rencana


yang disusun oleh perawat untuk kepentingan keperawatan
bagi perawat yang menuliskan dan perawat lainnya.
Rencana tindakan medis biasanya difokuskan pada kegiatan
yang berhubungan dengan diagnostik dan pengobatan
berdasarkan kondisi klien.
Tinja droplet, udara Kontak/invasi Masuk kesaluran
( terkontaminasi korona V ) saluran pernapasan pernapasan bawah

Resiko kekurangan cairan Reaksi pertahanan


batuk, bersin

Metabolisme tubuh meningkat masuk Aktifan antibodi

Suhu tubuh meningkat Reaksi inflamasi Antigen antibody

Proses reflikasi cepat Sekresi mukus Pelepasan mediator


kimia

Proses radang Tidak seimbang suplai O² Ketidakefektifan


bersihan jalan napas

Kerusakan pertukaran gas Intoleransi aktifitas


No Diagnosa Keperawatan Intervensi/NIC Tujuan/kriteria hasil

1.
Bersihan jalan nafas tidak  Airway 1. NOC
efektif berhubungan dengan Management
peningkatan sekret 2. Respiratory status : Ventilation
 Buka jalan nafas,gunakan tehnik
chinlift atau jaw thrust bila perlu 3. Respiratory status : airway
Posisikan pasien untuk patency
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya Kriteria hasil :
pemasangan alat jalan nafas buatan  Mendemonstrasikan batuk
Lakukan fisioterapi dada jika perlu efektif dan suara nafas yang
Auskultasi suara nafas,catat adanya bersih, tidak ada sianosis dan
suara tambahan dyspneu ( mampu
Atur intake untuk cairan mengeluarkan sputum, mampu
mengoptimalkan keseimbangan bernafas dengan mudah, tidak
Monitor respirasi dan status O2 ada pursed lips )
Oxygen therapy  Menunjukkan jalan nafas yag
paten ( klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara
abnormal )
 Mampu mengidentifikasikan
dan mencegah faktor yang
dapat menghambat jalan nafas
No Diagnosa Keperawatan Intervensi/NIC Tujuan/kriteria hasil

2. Volume cairan 1. Fluit mangement NOC


berhubungan dengan intake 2. pertahankan cairan intake dan 1. Fluid balance
kurang output yang akurat 2. Hydration
monitor status hidrasi(kelembaban 3. Nutritional status : food and
membran mukosa,nadi fluid
adekuat,tekanan darah ortostatik),jika 4. Intake
diperlukan Kriteria Hasil :
monitor vital sign  Mempertahankan urine output
monitor masukan makanan/cairan sesuai dengan usia dan BB, BJ
dan hitung intake kalori harian urine normal, HT normal
kolaborasi pemberian cairan IV  Tekanan darah, nadi suhu
monitor status nutrisi tubuh dalam batas normal
berikan cairan IV pada suhu ruangan  Tidak ada tanda-tanda
dorong masukan oral dehidrasi
berikan penggantian nesogatrik  Elastissitas turgor kulit baik,
sesuai output membran mukosa lembab,
dorong keluarga untuk membantu tidak ada rasa haus yang
pasien makan berlebihan
kolaborasi dengan dokter
No Diagnosa Keperawatan Intervensi/NIC Tujuan/kriteria hasil

3. Nutrisi kurang dari 1nnurtition management NOC


kebutuhan tubuh Kaji adanya alergi makanan 1. Nutritional Status : food and
berhubungan dengan intake Kolaborasi dengan ahli gizi untuk fluid
kurang menentukan jumlah kalori dari 2. Intake
nutrisi yang dibutuhkan pasien 3. Nutritional status : nutrient
Berikan makanan yang terpilih(sudah intake
dikonsultasikan kepada ahli gizi) 4. Weight control
Monitor jumlah jumlah kondisi dan Kriteria Hasil :
kandungan kalori  Berat badan ideal sesuai
Berikan informasi tentang kebutuhan dengan tinggi badan
nutrisi  Mampu mengidentifikasi
Kaji kemampuan pasien untuk kebutuhan nutrisi
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan  Tidak ada tanda-anda
malnutrisi
 Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dari
menelan
 Tidak terjadi penurunan berat
bada yang berarti
No Diagnosa Keperawatan Intervensi/NIC Tujuan/kriteria hasil

4. Nyeri berhubungan dengan Pain management NOC


peningkatan asam laktat Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Pain Level
komprehensif termasuk 2. Pain Control
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi, 3. Comfort level
kualitas dan faktor prespitasi Kriteria hasil :
Observasi reaksi non verbar dari  Mampu mengontrol nyeri (
ketidaknyamanan tahu penyebab nyeri, mampu
Gunakan tehnik komunikasi menggunakan tehnik
terapeutik untuk mengetahui nonfarmakologi untuk
pengalaman nyeri pasien mengurangi nyeri, mencari
Kontrol lingkungan yang dapat bantuan
mempengaruhi nyeri seperti suhu  Melaporkan bahwa nyeri
ruangan,pencahayaan dan kebisingan berkurang dengan
Ajarkan tentang tehnik non menggunakan manajemen
farmakologi nyeri
Berikan analgetik untuk mengurangi  Mampu mengenali nyeri (
nyeri skala, intensitas, frekuensi, dan
Kolaborasi dengan dokter jika ada tanda nyeri )
keluhan dan tindakan nyeri tidak  Menyatakan rasa nyaman
berhasil setelah nyeri berkurang
Monitor penerimaan pasien tentang
management nyeri
No Diagnosa Keperawatan Intervensi/NIC Tujuan/kriteria hasil

5. Pola nafas tidak efektif Airway management 1. NOC


berhubungan dengan Buka jalan nafas,gunakan tehnik chin 2. Respiratory status : ventilation
perubahan respirasi rate lift atau jaw thrust bila perlu 3. Respiratory status : airway
Posisikan klien untuk patency
memaksimalkan ventilasi 4. Vital sign status
Identifikasi pasien perlunya Kriteria hasil :
pemasangan alat jalan nafas buatan  Mendemontrasikan batuk
Berikan brokodilator jika perlu efektif dan suara nafas yang
Monitor respirasi dan status O2 bersih, tidak ada sianosis dan
Oxygen therapy dispneu ( mampu
mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dngan mudah, tidak
ada pursed lips )
 Menunjukkan jalan nafas yang
paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas
abnormal )
 Tanda-tanda vital dalam
rentang normal 9 tekanan
darah, nadi, pernafasan )
No Diagnosa Keperawatan Intervensi/NIC Tujuan/kriteria hasil

5. Pola nafas tidak efektif Airway management 1. NOC


berhubungan dengan Buka jalan nafas,gunakan tehnik chin 2. Respiratory status : ventilation
perubahan respirasi rate lift atau jaw thrust bila perlu 3. Respiratory status : airway
Posisikan klien untuk patency
memaksimalkan ventilasi 4. Vital sign status
Identifikasi pasien perlunya Kriteria hasil :
pemasangan alat jalan nafas buatan  Mendemontrasikan batuk
Berikan brokodilator jika perlu efektif dan suara nafas yang
Monitor respirasi dan status O2 bersih, tidak ada sianosis dan
Oxygen therapy dispneu ( mampu
mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dngan mudah, tidak
ada pursed lips )
 Menunjukkan jalan nafas yang
paten (klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas
abnormal )
 Tanda-tanda vital dalam
rentang normal 9 tekanan
darah, nadi, pernafasan )
Pelaksanaan/Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan


Pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan emosional.
Evaluasi Keperawatan

Menurut Griffict & Christensen (1986), evaluasi sebagian


yang direncanakan, dan perbandingan yang sistematik pada
status kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien
dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat bisa menentukan
efektifitas keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai