1. Tujuan
Setelah dilakukan penyuluhan kanker serviks, remaja, ibu-ibu, dan keluarga yang
mengunjungi puskesmas dapat memahami tentang kanker serviks.
1. Materi Pembelajaran
1. Pengertian penyakit Kanker Serviks
2. Penyebab Kanker Serviks
3. Tanda dan gejala Kanker Serviks
4. Pemeriksaan diagnostik Kanker Seviks
5. Penatalaksanaan medis Kanker Serviks
6. Pencegahan Kanker Serviks
2. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Setting
1. Setting waktu
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 50 menit Mempersiapkan peserta, alat,
tempat, dan pemateri oleh
tim
10 menit Pembukaan acara oleh Mengikuti
moderator pembukaan
15 menit Penyampaian materi Peserta mengikuti
sesi penyampaian
1. Pengertian materi
2. Penyebab
3. Tanda dan gejala
4. Pemeriksaan
diagnosis
Pelaksanaan
5. Penatalaksanaan
medis
6. Pencegahan
1. Setting tempat
Keterangan :
= observer
= moderator
= penyaji
= fasilitator
= peserta
1. Media
1. LCD
2. Laptop
3. Sound System
4. Leaflet
5. Pengorganisasian
1. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1. Kesiapan panitia
2. Kesiapan media dan tempat
3. Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelumnya
4. Evaluasi proses
1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2. Peserta antusias terhadap penjelasan tentang materi kanker
serviks
3. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
4. Evaluasi hasil
Materi Penyuluhan
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat
dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di
sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Infeksi HPV risiko tinggi merupakan faktor etiologi kanker serviks, dari penelitian
didapatkan 8 tipe HPV yang banyak ditemukan, yaitu tipe 16, 18, 45, 31, 33, 52, 58 dan 35.
Dan virus yang paling mendominasi adalah tipe 16 dan18.
1. Faktor Genetik ( Onkogen, mutasi P53 dan Rb, Radiasi, mutasi gen supresor tumor)
2. Sanitasi lingkungan yang jelek, paparan radiasi, polusi, dan keracunan zat kimia.
3. Perilaku seksual(melakukan seks dini dan sering berganti pasangan)
Idealnya wanita melakukan seks dengan umur diatas 20tahun karena sel mukosanya sudah
matang.
1. Faktor resiko
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus
semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
1. Jumlah kehamilan dan partus
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin
besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda.
1. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai
faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
1. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata
diduga sebagai factor penyebab kanker serviks.
1. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor
sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada
golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini
mempengaruhi imunitas tubuh.
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya
belum dikhitan. Hal ini karena pada pria yang belum dikhitan, kebersihan penis tidak terawat
sehingga banyak kumpulan-kumpulan kotoran.
Indikasi :
Pap smear dapat mendeteksi kondisi kanker dan prakanker dalam serviks. Biopsi
(pengambilan jaringan) serviks umumnya dilakukan saat pap smear bila ada indikasi kelainan
signifikan, atau bila ditemukan kelainan selama pemeriksaan dalam rutin, untuk
mengidentifikasi kelainan tersebut. Hasil pap smear dinyatakan positif, bila menunjukkan
perubahan-perubahan sel serviks. Biopsi (pengambilan jaringan) mungkin tidak perlu
dilakukan segera, kecuali anda dalam kategori risiko tinggi. Untuk perubahan sel yang minor,
umumnya direkomendasikan untuk mengulang pap smear dalam 6 bulan ke depan.
1. Kolposkopi, tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak
normal pada serviks atau leher rahim.
2. Servikografi, dapat dikembangkan sebagai skrining kolposkopi. Dilengkapi dengan
kamera 35mm, Disebut negatif atau curiga jika tidak tampak kelainan abnormal.
3. Pemeriksaan visual langsung/ IV A. IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan
Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan
asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika
tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks.
4. Gineskopi, Teropong monocular, ringan, pembesaran 2.5 x (lebih sederhana dari
kolposkopi)
5. Pap net, sama seperti pap smear konvensional tetapi hasil tergambar lebih jelas.
6. Penatalaksanaan medis
1. Pembedahan(operasi), Pada kanker serviks yang telah terdeteksi dini
umumnya dilakukan operasi. Beberapa jenis operasi dapat dilakukan, namun
pilihan terakhir tergantung dari faktor yang dipertimbangkan oleh dokter,
terutama stadium dan ukuran kanker.
2. Terapi radiasi, Terapi radiasi (radioterapi) menggunakan x-ray energi tinggi
atau jenis radiasi lain untuk membunuh sel kanker dan menghentikan
perkembangannya. Terapi radiasi dapat menjadi pengobatan yang efektif
untuk kanker serviks stadium awal. Pada kanker serviks stadium awal, radiasi
lebih digunakan sebagai pengobatan tambahan setelah operasi untuk pasien
dengan resiko tinggi relaps. Dokter juga menggunakan radiasi untuk kanker
lebih besar dan stadium lebih tinggi. Kebutuhan terapi radiasi ditentukan oleh
stadium, pemeriksaan, dan waktu operasi.
3. Kemoterapi,
1) Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel kanker, contoh
pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan darah
seperti leukemia atau limfoma, disebut juga dengan pengobatan penyelamatan.
2) Kemoterapi Adjuvan
Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau radiasi, tujuannya
adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa atau metastase kecil yang ada
(micro metastasis).
3) Kemoterapi Primer
Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada kanker yang
bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum pengobatan yang lain misalnya
bedah atau radiasi.
4) Kemoterapi Neo-Adjuvan
1. Pencegahan
2. Lakukan pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena,
vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher
rahim.
3. Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat
meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
4. Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
5. Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan
menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
6. Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
7. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV. Vaksin HPV
dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan dapat diberikan mulai dari usia 9-26
tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan).
8. Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini
dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk
membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.
Daftar Pustaka
Rasjidi, Imam. 2010. Epidemiologi Kanker pada Wanita. Jakarta : Sagung Seto